DEFINISI
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran
darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2008: 56).
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya
fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau
menit) (Ginsberg, 2007: 89).
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya stroke adalah sebagai berikut (Batticaca, 2008: 56) :
1. Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak.
2. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak.
3. Adanya sumbatan bekuan darah di otak.
C. MANIFESTASI KLINIK
Stroke menyebabkan devisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), stroke akan meninggalkan gejala sisa seperti
karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah yang timbul mendadak.
3. Tonus otot lemah atau kaku.
4. Menurun atau hilangnya rasa
5. Ganguan lapang pandang.
6. Afasia (kesulitan berbicara).
7. Disaria (bicara pelo atau cadel).
8. Gangguan persepsi.
9. Gangguan status mental.
10. Vertigo mual mentah atau nyeri kepala.
D. PATOFISIOLOGI
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh
darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh
darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lmbat atau cepat)
pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh
karena
gangguan
umum
(hipoksia
karena
gangguan
paru
dan
jantung).
E. GAMBAR
F. PENATALAKSANAAN
1. Menstabilkan tanda-tanda vital dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
a) Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lender
yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
b) Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk untuk
usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
c) Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
d) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan
gerak pasif.
e) Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang
berlebihan,
2. Pengobatan Konservatif
a) Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan,
tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
b) Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
c) Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
d) Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/ memberatnya
trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler.
3. Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a) Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
b) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya
paling dirasakan oleh pasien TIA.
c) Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
d) Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
3.
Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi
arteri.
Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga mendeteksi,
melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh pemindaian CT).
CT scan
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark
5.
6.
jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik dalam jaringan otak.
Pemeriksaan laboratorium
Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan
yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna likuor masih
normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
a) Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
b) Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
c) gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsurrangsur turun kembali.
d) Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.