Anda di halaman 1dari 15

KL-4100 Lingkungan Laut

Tugas-03 Kharisma Jayatra 15513074


1.) Cari referensi mengenai jenis mineral yang terkandung dalam batuan keras dan prosentase
kandungannya. Uraikan pemahaman anda mengenai hal ini dengan narasi dan table dan/atau
sketsa dan/atau diagram dan/atau gambar.

Susunan kimia mineral dalam batuan adalah hal yang penting. Banyak hal yang
berhubungan dengan struktur kimia mineral, diantaranya: warna, berat jenis, sifat optik,
manfaat dan lainnya. Rata-rata persentase unsur di kulit bumi disajikan dalam tabel
dibawah.
Persentase total unsur-unsur itu adalah 99,5 %. Sisanya adalah tembaga, nikel, seng,
timbal, perak, emas, timah, air raksa, antimon dan arsen.
Mineral dibagi dalam dua belas kelas menurut ikatan kimianya:
1. Unsur: emas, perak, tembaga dan lainnya
2. Sulfida: kombinasi dengan belerang, misalnya galena (PbS)
3. Garam sulfo: dari timbal, perak, tembaga bersama belerang dan antimon, arsen,bismuth,
misalnya Cu3AsS4.
4. Oksida: oksida anhidro hematit (Fe2O3) dan oksida hidro, mengandung air atau gugusan
(OH-), misalnya diaspor - Al2O3.H2O.
Tabel Unsur dan Persentase Penyusun Kulit Bumi
Unsur
Oksigen
Silikon

Persentase
46,46
27,61

Unsur

Persentase

Hidrogen
Fosfor

0,14
0,12

Aluminium

8,07

Karbon

0,09

Besi

5,06

Mangan

0,09

Kalsium

3,64

Sulfur

0,06

Natrium

2,75

Klor

0,05

Kalium
Magnesium

2,58
2,07

Barium
Fluor

0,04
0,03

Titanium

0,62

Strontium

0,02

2.) Cari referensi mengenai proses penambangan sampai menghasilkan mineral jadi (misalnya
emas). Uraikan pemahaman anda mengenai hal ini dengan narasi dan table dan/atau sketsa
dan/atau diagram dan/atau gambar.

PENGOLAHAN BIJIH EMAS


Pengolahan Bijih Emas Diawali Dengan Proses kominusi kemudian dilanjutkan dengan proses yang di
sebut Metalurgy.
KOMINUSI
Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga yang mengandung emas dengan
tujuan untuk membebaskan ( meliberasi ) mineral emas dari mineral-mineral lain yang terkandung dalam
batuan induk.
Tujuan liberasi bijih ini antara lain agar :
Mengurangi kehilangan emas yang masih terperangkap dalam batuan induk.
Kegiatan konsentrasi dilakukan tanpa kehilangan emas berlebihan.
Meningkatkan kemampuan ekstraksi emas.
Proses kominusi ini terutama diperlukan pada pengolahan bijih emas primer, sedangkan pada bijih emas
sekunder bijih emas merupakan emas yang terbebaskan dari batuan induk yang kemudian terendapkan.
Derajat liberasi yang diperlukan dari masing-masing bijih untuk mendapatkan perolehan emas yang tinggi
pada proses ekstraksinya berbeda-beda bergantung pada ukuran mineral emas dan kondisi
keterikatannya pada batuan induk.
Proses kominusi ini dilakukan bertahap bergantung pada ukuran bijih yang akan diolah, dengan
menggunakan :

Refractory ore processing, bijih dipanaskan pada suhu 100 110 0C, biasanya sekitar 10 jam sesuai dengan
moisture. Proses ini sekaligus mereduksi sulfur pada batuan oksidis.
Crushing merupakan suatu proses peremukan ore ( bijih ) dari hasil penambangan melalui perlakuan
mekanis, dari ukuran batuan tambang <40 cm menjadi 1%)
Milling merupakan proses penggerusan lanjutan dari crushing,hingga mencapai ukuran slurry dari hasil
milling yang diharapkan yaitu minimal 80% adalah -200#, misalnya dengan menggunakan Hammer Mill,
Ball Mill, Rod Mill, Disc Mill , dll.
Seteleah mengalami proses kominusi selanjutnya dihasilkan konsentrat yang selanjutnya di olah di dalam
proses yang di sebut Metalurgy, dalam proses metallurgy ada banyak metode yang di gunakan namun
dalam pengolahan emas kali ini menitik beratkan pada metode Sianida dan amalgamasi
Proses pemisahan Emas dari konsentrat
Cara memisahkan konsentrat yang di dalamnya ada kandungan Emas, Konsentrat ini wujudnya seperti
pasir.
Proses ini memakai 3 jenis furnace.
(1) Smelting Furnace,
(2) Slag cleaning Furnace,
(3) Converting Furnace, lalu masuk ke pembentuk anoda Cu (diesbut anoda furnace) lalu dicetak
bentuknya batangan anoda Cu.
Proses pertama :
(1) Smelting Furnace, konsetrat yang dihasilkan di freeport akan dilebur, disini sudah ditambahkan flux
SiO2 dan dihembus udara (biasanya udara bebas dengan kompresor diatur oksigennya 60%). Tujuannya
untuk mengoksidasi unsur pengotor utama berupa Fe (oksidasi jadi FeO, Fe3O4) dan mulai kurangi sulfur
dalam konsentrat (jadi SO2), lalu masuk furnace no (2)
(2) Slag Cleaning, sesuai namanya disini leburan Cu (masih dibilang Matte) kerena Sulfur masih banyak
akan dipisahkan dengan terak/slag yang terbentuk dari proses (1). disini pakai Electric arc furnace, jadi
matte yang lebih berat akan dibawah lalu terak/slag akan mengapung diatas sambil terus dipanaskan,
disini metal/slag sudah terpisah. Lanjut ke proses (3) untuk menghilangkan Sulfur.
(3) Converting Furnace, proses ini matte diblowing udara + pakai flux batukapur (CaCO3), tujuan utamanya
untuk mengoksidasi Sulfur, memakai kapur untuk menjaga komposisi slag (biar tidak kental, Fe3O4 solid
tidak bisa diblowing).
Setelah converting Furnace, Sulfur sudah low (0.8%) disebut gold blister (bukan lagi matte). lalu dilanjut
ke Furnace untuk cetak anoda Cu blister (sebab perlu elektrowining untuk tahap selanjutnya), dibeberapa
proses ada tambahan proses pemurnian untuk dioksidasikan S sampai light. Setelah dicetak jadi anoda,
Cu anoda akan benar-benar dimurnikan (pengotor S, Au, Ag, Pt, Co, Ni) masih ada dan harus
dielektrowining. Katodanya biasanya steel. Pakai larutan CuSulfat + Asam Sulfat + air, jangan lupa arus
harus searah, disini metal akan dipisahkan dengan perbedaan sifat kemurniannya (berdasarkan nilai E nolnya) makanya perlu memakai voltase DC yang tepat, biasanya Cu di (+)0.34V. Nah disini Cu di anode akan

larut dilarutan lalu akan menempel di katoda (puritynya bisa mencapai 99%); nah disini baru dibagi antara
Cu dan logam yang lebih mulia (Platina, Au, Ag). karena lebih mulia mereka tidak ikut larut, tetapi biasanya
membentuk endapan (disebut slime), slime biasanya tidak ikut menempel di katoda (karena tidak larut).
Selanjutnya slime ini yang harus diolah lagi. Slime harus dilebur lagi, lalu ++ flux lagi, borax biasanya untuk
ikat pengotor. Setelah cair digunakan metode Klorifikasi, dimana akan dipisahkan antara pengotor dengan
logam mulia AgCl, AuCl, dll.
Lalu dimasukkan lagi ke elektrowining cell dimana tegangannya diatur untuk memisahkan logam mulia
didalamnya, lalu dilebur lagi untuk mendapatkan purity sampai Au 99.99 %.

3.) Cari referensi mengenai dan uraikan contoh nyata penempatan tailing di darat. Lengkapi
jawaban anda dengan table dan/atau sketsa dan/atau diagram dan/atau gambar.

Tembaga yang ditambang oleh Freeport-Rio Tinto mengandung metal sulfida, terutama pyrite dan
chalcopyrite. Chalcopyrite paling banyak terdapat dalam proses penambangan tembaga di
pertambangan Grasberg. Mineral yang juga terkandung dalam buangan sulfur ini adalah besi dan
tembaga, dan sejumlah kecil logam berat lainnya. Sulfida sebenarnya stabil jika dia terkunci di
dalam bebatuan di bawah tanah, tapi ketika bebatuan digali, dihancurkan dan diuraikan dalam
elemen-elemennya, dia menjadi tidak stabil dan terurai menjadi elemen yang berbahaya bagi
lingkungan yang disebut Air Asam Batuan (Acid Rock Drainage - ARD). Terbukanya dinding
lubang pertambangan, penggalian bawah tanah, pembuangan batuan sisa tambang dan tailings
semuanya dapat menjadi sumber ARD jika mengandung mineral sulfida.
ARD adalah proses oksidasi yang menghasilkan asam dan melepas logam berat dari bentuk
mineral, memungkinkan polutan ini meninggalkan area pertambangan atau area pembuangan
tailings dan terbawa ke lingkungan sekitarnya seperti dasar sungai dan permukaan drainase air.
Dampak ARD bisa jadi tidak langsung muncul akibat pelannya perubahan keseimbangan dari

penghantar dan hasil reaksi ARD, dan bisa jadi dimanapun dilakukan penggalian batuan yang
mengandung asam akan terdapat dampak jangka panjang (Kempton 2003).

4.) Cari referensi mengenai dan uraikan contoh nyata penempatan tailing di laut. Lengkapi
jawaban anda dengan table dan/atau sketsa dan/atau diagram dan/atau gambar.
Dampak negatif dari pembangunan khususnya kerusakan lingkungan pada sector pesisir dan kelautan di
NTB akan semakin panjang daftarnya. Ini terkait dengan adanya ancaman baru berupa
pembuangan tailing kelepas pantai selatan Sumbawa, oleh perusahaan pertambangan ribuan juta
ton tailing kedasar laut (Submarine Tailing Disposal) akan mengubur kehidupan bawah laut dan hal ini
jelas merupakan ancaman serius bagi kelestarian sumbaerdaya hayati laut dan pesisir.

Sebagaimana diketahui bahwa kekayaan potensi pesisir dan kelautan kita telah mampu memberikan
penghidupan bagi masyarakat pesisir, dan sector ini pada tahun 1990 mampu memberikan kontribusi
pembangunan terhadap GDP nasional mencapai 24% atau senilai Rp. 42 triliun. Selain itu sector ini juga
mampu memberikan sumbangan peningkatan kebutuhan gizi hewani bagi berjuta-juta penduduk
Indonesia dan bahkan dunia.

Oleh PT.NNT Tailing ini akan dialirkan dalam bentuk lumpur melalui system pemipaan (pipa berdiameter
900 mm) dari konsentrator kepantai Selatan Sumbawa diteluk Senunu dengan kecepatan aliran 2.010
6.163 ton /jam, dan sejauh 3,2 km dari garis pantai, tailing akan dialirkan melalui pipa bawah laut pada
kedalaman 100 m.

Kegiatan penambangan scala besar seperti yang dipraktekkan oleh PT.NNT harus dikontrol dengan ketat,
karena membawa dampak negative yang sangat komplek dan mempengaruhi micro cosmos disekitarnya.
Mengenai limbah, ada beragam jenis limbah yang dihasilkan oleh aktivitas pertambangan terbuka seperti
ini,antara lain limbah batuan, limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Limbah batuan yang

mengandung sulfida akan ditimbun disekitar Tongo Loka dengan kapasitas 1.500 juta ton, disebelah
utara Open Pit.

Dampak panting akibat limbah-limbah diatas pada tahap oprasi meliputi:

Perubahan iklim mikro pada tapak tambang terbuka, tempat penimbunan limbah batuan dan
tapak pabrik pengolahan.
Menurunnya kwalitas air sungai Sejorong.
Paras air yang lebih rendah di daerah sekitar tambang terbuka dengan akibat menurunnya
debit mata air.
Kemungkinan menurunnya kualitas air tanah disekitar tempat penimbunan limbah batuan
Tongoloka.
Tertimbunnya habitat-habitat sungai pada Brang Santong dan Brang katala dimana limba
batuan akan ditempatkan; pengenangan habitat sungai lain oleh waduk Santong.
Menurunnya kualitas habitat-habitat sungai pada daerah aliran Brang Sejorong, yang sebagian
diimbangi dengan terciptanya habitat waduk yang baru.
Menurunnya kualitas udara diakibatkan oleh emesi SO2, dan juga diakibatkan karena debu
yang dihasilkan oleh tambang dan sepanjang jalan-jalan proyek.

5.) Cari referensi mengenai dan jelaskan pemahaman anda mengenai tailing PT Freeport
Indonesia.
Salah satu volume limbah terbesar pada operasi pertambangan kami berbentuk tailing, pasir sisa dari hasil
pengolahan batuan bijih di pabrik pengolahan. volume tailing kering yang dihasilkan dari pabrik pengolah bijih selama
tahun 2012 adalah sekitar 58 juta metrik ton. proses pengolahan konsentrat kami merupakan sebuah proses fisik di
mana bijih dihancurkan kemudian dicampur dengan reagen di dalam bak flotasi. melalui proses ini, mineral yang
mengandung tembaga dan emas dipisahkan dari partikel batuan yang tidak bernilai ekonomis.

6.) Cari referensi mengenai dan jelaskan pemahaman anda mengenai tailing PT Newmont Nusa
Tenggara

1. Penambangan batuan 2. Pengangkutan batuan ke mesin penghancur 3. Mineral dihancurkan dengan


mesin penghancur disebut SAG mil dan Ball mill 4. Pemisahan mineral berharga dengan proses fisika
5. Mineral yang berharga disebut konsentrat 6. Penempatan tailing didasar laut
Untuk menjawab dan memberikan pengertian proses yang terjadi dalam dunia tambang sampai
menghasilkan tailing kepada masyarakat umum inilah kemudian membawa PT.NNT (Newmont Nusa
Tenggara) gencar mengundang stakeholders untuk bisa mengamati langsung proses produksi
tambangnya lebih dekat.
Salah satunya adalah Program Bootcamp Batu Hijau yang diselengarakan PT.NNT 12-20 Mei yang lalu
dengan mengundang masyarakat luas dan memberikan pegalaman kepada peserta tentang bagaimana
proses pertambangan terjadi (mining experience). Melalui proses bootcamp tersebut para peserta diajak
untuk mengamati dan melihat langsung mulai dari proses pengerukan, pengolahan yang kemudian
menghasilkan konsentrat hingga sampai proses penempatan ampas operasi (re:tailing) didasar laut.
Tailing yang berasal dari pabrik pengolahan PT.NNT sebenarnya adalah sisa batuan yang telah digiling
halus setelah mineral berharganya yang memiliki nilai ekonomis (konsentrat tembaga dan sebagian emas)
diambil. Proses tersebut bisa digambarkan sebagai berikut:
Penambangan: Penambangan dimulai dengan pengeboran dan peledakan, hasil peledakan tersebut
batuan terlepas dan kemudian dengan kendaraan besar (disebut shovel) dimuat kedalam truck
berkapasitas 240 ton yang kemudian diangkut untuk menuju mesin penghancur (crusher)
Penggilingan dan Penggerusan: Bijih batuan setelah dicampur dengan air laut kemudian digerus dengan
menggunakan mesin yang disebut Sag Mill dan Bal Mill. Setelah menjadi bubur bijih halus maka kemudian

dialirkan melalui tangki flotasi ntuk proses pemisahan konsentrat dan tailing. Pemisahan Konsentrat dan
Tailing: Pemisahan ini menggunakan proses fisikia, berbeda ketika menggunakan proses kimia maka akan
menimbulka efek-efek yang berbahaya. Proses fisika yang dilakukan adalah memisahkan mineral
menggunakan gelembung udara. Gelembung yang mengambang akan menghasilkan konsentrat dan akan
dikirim ke tangki penampungan. Sedangkan yang mengendap disebut tailing dan dialirkan kedalam laut.
Penempatan Tailing Bawah laut: Tailing mengalir ke palung laut di teluk Sununu sepanjang 3,4 km dan
memiliki kedalaman 125 meter dibawah permukaan laut. Jaringan pipa ini membentang didasar laut
sepanjang 3,4 km dari garis pantas sampai ke mulut pipa pembuangan. (baca juga artikel : Menengok
Penempatan Tailing Bawah Laut Tambang Batu Hijau)
Dalam proses tersebut bisa disimpulkan bahwa konsentrat adalah bagian ekonomis yang dihasilkan dari
proses penambangan yang kemudian akan dilempar kepasaranan. Dalam penambangan Batu Hijau
menurut hasil uji laboratorium dihasilkan konsentrat yang mengandung 67% tembaga, serta emas dan
perak 100 ppm (parts per million).
Sedangkan tailing sendiri merupakan bagian yang tersisa dari batuan yang telah digerus sampai halus dan
diambil kandungan bijih mineral berharganya. Dalam kesempatan Bootcamp ini kemudian peserta menjadi
tahu bahwa tailing yang dihasilkan dari proses pengolahan bijih tembaga dan emas PT. NNT tidak
berbahaya, tidak beracun dan secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan pasir di dasar
permukaan laut karena merupakan proses hasilan gerusan batuan dalam ukuran lebih kecil. Klaim tersebut
sudah berdasarkan bukti-bukti ilmiah dari lembaga-lembaga akademisi yang terpercaya seperti penelitian
IPB, LIPI dam lembaga internasional lainnya.

7.) Cari referensi mengenai dan jelaskan baku mutu air laut Indonesia.

Pada bab tersebut dijelaskan baku mutu air laut untuk peruntukannya masing-masing, pada bagian ini
diambil contoh baku mutu standar air laut untuk wisata bahari.
8.) Jelaskan dimana Teknik Kelautan dapat berperan dalam penempatan tailing di laut.
Seoraang sarjana teknik kelautan dapat berperan dalam pemodelan persebaran limbah tailing dalam laut,
pembuatan pipeline dalam penyaluran limbah tailing ke laut, dan analisis kerusakan yang disebabkan oleh
tailing ke dalam laut sehingga diperoleh dampak seminimal mungkin.

9.) Jelaskan bagaimana pemahaman anda setelah mengerjakan tugas butir 1 s.d 8, apakah dalam
perkara penempatan tailing di laut, iptek bisa mengendalikan lingkungan? Jika ya, jelaskan
aspek lingkungan apa saja yang dikendalikan. Jika tidak, lantas apa yang bias dilakukan iptek
dalam perkara ini.
Iptek tidak dapat mengendalikan secara penuh apa yang sudah menjadi konsekuensi alam, yang dapat
dilakukan adalah mereduksi kerusakan yang dihasilkan atau setidaknya menjauhkan aspek yang dianggap
berharga (manusia dan asetnya) dari dampak limbah yang dihasilkan.
10.) Cari referensi dan uraikan perangkat lunak apa yang bisa memodelkan variasi dalam ruang
dan waktu baku mutu air laut. Jelaskan input-output dari perangkat lunak tersebut.
Tailings Deposition adalah aplikasi pemodelan yang mengotomatisasi estimasi pengendapan tailing
untuk basin, bendungan, dan konfigurasi keran diberikan. Aplikasi ini sangat mengurangi jumlah waktu
yang diperlukan untuk merancang dan model rencana tailing mengisi. Aplikasi ini akan menghitung total
volume untuk siklus individu.

Tailing flow.

Input

Permukaan topografi lembah yang akan dimodelkan.


Informasi desain dalam bentuk poin keran, centrelines bendungan dan cekungan drainase
menguraikan.
Informasi tentang sifat-sifat tailing (density, persen padatan, dll) dan mengalir ke lembah dari
fasilitas pabrik

Cara Kerja
Elevasi tailing dievaluasi untuk setiap titik pada grid tergantung pada lokasi sehubungan dengan spigot
poin, bendungan, kolam dan permukaan topografi. Output grid dihasilkan dari yang kontur topografi atau
isopach dapat dihasilkan dengan SURPACVision alat contouring. Jarak dari keran adalah penentu utama
dari ketinggian tailing. Hal ini dihitung secara kumulatif sepanjang jalur aliran atau langsung ke keran,
tergantung pada pilihan pengguna.

A starting basin showing major contours, spigot locations, a dam centreline and a pond elevation definition.

Fitur lain

Perubahan tailing lereng di ketinggian kolam


Tailing akan mengalir di sekitar doglegs dan pulau-pulau
Tailing lereng dapat menjadi linier atau non-linear fungsi
Kontur permukaan akhir yang otomatis
Alternatif desain dapat diuji di menit
Isopachs dapat dihasilkan dari tailing
Grafik kapasitas air hujan dapat dihasilkan

Colour contoured tailings thickness at project completion.

Referensi:
http://www.conroygoldandnaturalresources.com/projects/clontibret
http://buroco121.blogspot.co.id/2011/11/mineral-penyusun-batuan.html
https://1902miner.wordpress.com/pengolahan-bahan-galian-pbg-part-i/pengolahan-bijih-emas/

http://gendovara.com/dampak-tailing-terhadap-ekosistem-pesisir-dan-kelautan/
http://ptfi.co.id/id/media/facts-about-feeport-indonesia/tailing
http://www.ptnnt.co.id/id/bootcamp/mining/mengenal-tailing-dan-konsentrat.aspx
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQ
FjAAahUKEwjC8N2y9-_IAhWh4KYKHWrqAfM&url=http%3A%2F%2Fwww.ppkkp3k.kkp.go.id%2Fver2%2Fmedia%2Fdownload%2FRE_keputusan-menteri-negara-lingkungan-hidupnomor-51-tahun2004_20141008143942.pdf&usg=AFQjCNF_BvSwvwLaLUpqosIB0zJkhYrTrA&sig2=au1IoHbaqphvAq1nvTAVg
http://www.nce.co.uk/modelling-tailings-dam-flux-boundary-conditions-with-3d-seepagesoftware/718531.article
http://www.minesolutions.com/products/tailings/tailings.html

Anda mungkin juga menyukai