Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Membran
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran
sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel bersifat selektif permeabel,
membran ini akan menyeleksi molekul-molekul apa saja yang boleh masuk ke dalam sel.
Beberapa molekul dapat lewat dengan mudah, namun yang lain harus melewati molekul
transport atau bahkan tidak bisa lewat sama sekali. Transportasi molekul keluar masuk sel
dibedakan menjadi tanspor pasif dan transpor aktif. Transpor pasif terjadi begitu saja tanpa
membutuhkan energi, sedangkan transport aktif membutuhkan energi.

2. Struktur membran plasma


Membran memiliki ketebalan antara 5 sampai 8 nm dengan komponen utama terdiri dari
lipid dan protein. Pada studi permeabilitas dandilihat dari gerakan protein dan
molekul lipid dalam membran dihasilkan sebuah model membran biologis
yang disebut dengan mozaik cair untuk menggambarkan struktur membran
biologis.

Model mozaik pada membran


Dalam model mosaik fluida, membran merupakan struktur yang bersifat fliud. Pada
model mozaik terdapat dua fospolipid yang membentuk bilayer dengan posisi kepala

fospolipid menghadap keluar dan ekor menghadap kedalam. Kepala dari fosfolipid
merupakan molekul fosfat sedangkan ekornya adalah lemak. Kepala fosfat bersifat polar
hidrofilik (suka air) sehingga terletak di luar, sedangkan bagian dalam bersifat nonpolar dan
hidrofobik (tidak suka air) sehingga terletak di tengah.
Membran memiliki komponen utama protein, dan protein yang terdapat pada
membran dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Protein integral
Protein integral terletak didalam dan menembus inti hidrofobik pada lipid blayer.
2. Protein periferal
Protein periferal atau protein tepi (peripheral protein) tidak tertanam dalam lapisan
ganda lipid sama sekali, melainkan berupa embelan yang terkat longgar kepermukaan
membran

3. Transport melalui membran


Mekanisme transpor pada membran adalah proses keluar masuknya molekul melewati
membran sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa, oksigen, dan karbondioksida
senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar-masuk sel dalam proses metabolisme.
Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaan
energinya, yakni transpor membran aktif yang memerlukan energi dan transpor membran
pasif yang tidak memerlukan energi.
a. Transport pasif
Transpor pasif adalah pergerakan molekul melalui membran plasma tanpa
mengeluarkan

energi

kimia. Membran

plasma

bersifat

selektif

permiabel,

yaitu

memungkinkan beberapa zat untuk melewati, tetapi tidak yang lain. Jika membran plasma
kehilangan selektivitas maka sel tidak lagi mampu menopang dirinya sendiri dan akan
hancur.
Pergerakan molekul yang terjadi pada transport pasif yaitu dari konsentrasi tinggi
menuju konsentrasi yang lebih rendah. Transpor pasif memainkan peran penting dalam
sejumlah proses biologis dengan memungkinkan tubuh untuk menggerakan nutrisi dan bahan
limbah masuk dan keluar dari sel tanpa harus menggunakan energi untuk melakukannya.
Beberapa contoh yang terjadi pada transpo pasif adalah Difusi, osmosis, dan difusi difasilitasi

1. Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada
pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi terjadi akibat gerak termal yang
meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih
acak Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau
mencapai keadaan kesetimbangan.
Proses difusi dapat terjadi tanpa melalui membran maupun dengan melalui membran.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, di antaranya suhu dan zat yang
berdifusi. Dengan naiknya suhu, energi kinetik yang dimiliki molekul suatu zat menjadi lebih
tinggi sehingga pergerakan molekul zat menjadi lebih cepat.
Sebagai contoh: setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam
medium udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelas
meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut
merata.

Mekanisme difusi sederhana


Zat yang memiliki berat molekul kecil akan lebih cepat berdifusi dibandingkan zat dengan
berat molekul besar. Oleh karena itu, zat yang paling mudah berdifusi adalah gas. Cairan
relatif lebih lambat berdifusi dibandingkan dengan gas. Tidak seluruh molekul dapat berdifusi
masuk ke dalam sel.

2. . Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi disebut juga difusi dipermudah. Pada proses difusi yang terfasilitasi
oleh protein, molekul-molekul seperti asam amino, gula, tidak dapat melalui membran
plasma. Akan tetapi, molekul tersebut melewati saluran yang dibentuk oleh suatu protein
membran yang disebut protein integral. Terdapat dua macam protein integral yang berperan
dalam proses difusi terfasilitasi, yaitu chanel protein dan protein pembawa (carrier protein).
Proses difusi terfasilitasi oleh protein pembawa (carrier protein) mirip dengan proses difusi
terfasilitasi oleh chanel protein, yaitu Protein pembawa berfungsi untuk transportasi substansi
yang tidak dapat menembus lipid bilayer. Kadang-kadang transportasi substansi ini
berlawanan arah dengan arah difusi alamiahnya, Letak perbedaannya terletak pada protein
yang membentuk saluran dan mengikat molekul yang ditranspor. Molekul yang ditranspor
seperti glukosa dan asam amino berdifusi dan menurun sesuai gradien konsentrasinya.

Gambar 3. Mekanisme difusi terfasilitasi.

3. Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan ion atau molekul air (dari kerapatan tinggi ke
kerapatan rendah dengan melewati satu membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai difusi
lewat membran.

Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan pergerakan air pada osmosis,
yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik. Suatu larutan dikatakan hipertonik jika memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan larutan pembandingnya. Dalam hal ini,
larutan pembanding akan bersifat hipotonik karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih
kecil. Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan
pembanding. Sedangkan larutan hipotonik adalah ketika konsentrasi larutan di dalam didalam
lebih tinggi daripada di lingkungan sehingga larutan akan keluar maka kondisi sel akan
mengkerut.
Osmosis yang terjadi pada sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan, yaitu:
a. Sel hewan
Hemolisia : Jika konsentrasi air dalam sel hewan lebih rendah dari lingkungan
(lingkungan hipotonik) akan menyebabkan air terus-menerus masuk ke dalam
sel dan sel akan pecah (hemolisis)
Krenasi : Jika konsentrasi air dalam sel hewan lebih tinggi dari lingkungan
(lingkungan hipertonik) akan menyebabkan air terus-menerus masuk keluar
dari sel dan sel akan mengkerut (krenasi)
b. Sel tumbuhan
Turgid : Jika konsentrasi air dalam sel tumbuhan lebih rendah dari lingkungan
(lingkungan hipotonik) akan menyebabkan air terus-menerus masuk ke dalam
sel, sel tumbuhan akan membengkak sampai selulosa tidak dapat direntangkan

lagi. Tetapi sel tersebut tidak akan pecah, keadaan ini disebut turgid
Plasmolisis : Jika konsentrasi air dalam sel tumbuhan lebih tinggi dari
lingkungan (lingkungan hipertonik) akan menyebabkan air terus-menerus
keluar dari vakuola, sitoplasma mengerut dan membran sel lepas dari dinding
sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis.

Kondisi sel hewan dan tumbuhan pada berbagai jenis larutan

Anda mungkin juga menyukai