BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Produk sabun mandi telah berkembang menjadi kebutuhan primer di
masyarakat dunia saat ini. Produk tersebut dimanfaatkan setiap hari oleh semua
kalangan masyarakat, baik kelas atas, menengah, maupun bawah. Industri sabun mandi
pun berlomba-lomba menciptakan produk sabun mandi yang inovatif dan bermanfaat,
bervariasi baik dari segi bentuk, warna, maupun aroma. ( Nurhadi, 2012 ).
Sabun mandi cair adalah sediaan berbentuk cair yang digunakan untuk
membersihkan kulit, dibuat dari bahan dasar sabun dengan penambahan surfaktan,
penstabil busa, pengawet, pewarna dan pewangi yang diijinkan dan digunakan untuk
mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI,1996).
Sabun yang ada dipasaran saat ini memiliki ragam bentuk sediaannya seperti
sabun batang, sabun cair, sabun gel. Masing-masing memiliki kelebihannya tersendiri
baik dari segi bentuk, aroma, ataupun fungsinnya. Dibandingkan dengan produk sabun
padat, produk sabun cair lebih disukai oleh masyarakat saat ini, karena lebih praktis
dibawa kemena-mana, lebih higensis dalam penyimpanannya, tidak mudah
terkontaminasi dari suatu penyakit kulit oleh orang lain yang menggunakan sabun
tersebut yang sangat kita hindari, tidak mudah jatuh karena licin saat digenggam saat
digunakan yang menyebabkan sabun menjadi rusak atau kotor serta penampilan
kemasan yang ekslusif.
Sabun antibakteri mulai diminati masyarakat. Hal ini dikarenakan sabun cair
dapat mengankat lemak dan membersihkan kulit dengan sangat efektif serta didukung
oleh antibakteri yang dimilikiya. Salah satu bahan aktif yang memilki sifat antibakteri
ini adalah kulit buah manggis ( Garcinia Mangostana linn ).
Salah satu tanaman yang memiliki khasiat sebagai antibakteri yaitu manggis.
Selama ini masyarakat hanya memanfaatkan buahnya saja untuk dikonsumsi sedangkan
bagian kulitnya belum banyak dimanfaatkan. Padahal kulit manggis
banyak
mengandung zat-zat yang berkhasiat seperti flavonoid, xanton, tanin, terpenoid, dan
saponin yang bertindak sebagai antibakteri yang dapat membunuh bakteri
Staphylococcus aureus.
Kulit manggis dapat dibuat menjadi ekstrak yang memiliki khasiat sebagai
antibakteri. Telah dilakukan penelitian uji aktivitas antibakteri pada kulit manggis yang
dilakukan oleh Amin romas dkk ( 2015 ). Penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak
kental etanol kulit manggis pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40%, 60% dan 80% dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Kulit manggis di ekstrak dengan menggunakan
metode maserasi dengan pelarut etanol 95%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian formulasi sabun cair dari ekstrak kental
etanol etanol kulit manggis dengan konsentrasi 5% sebagai sabun cair antibakteri.
Bahan dasar utama dalam pembuatan sabun khususnya sabun mandi adalah
minyak atau trigliserida yang terdiri dari beberapa kandungan asam lemak. Minyak
tersebut direaksikan dengan suatu basa alkali seperti KOH atau NaOH (tergantung dari
jenis sabun yang akan dihasilkan). Crude palm oil (CPO) salah satu sumber minyak
yang diduga dapat digunakan dalam pembuatan sabun. CPO atau minyak kelapa sawit
mengandung karotenoid, tokoferol, dan tokotrienol yang berfungsi sebagai antioksidan
alami. Sabun yang mengandung karotenoid baik untuk kulit. Selain itu kandungan
tokoferol yang tinggi dapat membantu mencegah pembentukan kerutan dan mencegah
kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh sinar ultraviolet pada kulit. Sabun mandi
berbasis CPO masih sangat jarang digunakan sehingga peneliti ingin melakukan
formulasi sabun cair dengan variasi KOH ( Kalium Hidroksida ) dan CPO ( Crude Palm
Oil ).
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah ekstrak kental etanol kulit manggis ( Garcinia Mangostana linn ) dapat
dibuat sabun cair dengan variasi minyak sebagai pembentuk base sabun ?
2. Berapakah konsentrasi COP ( Crude Palm Oil ) dan KOH ( Kalium Hidroksida )
yang baik untuk menghasilkan sifat fisikokimia sabun cair dari ekstrak kental
etanol kulit manggis ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ekstrak kental etanol kulit manggis ( Garcinia
Mangostana linn ) dapat dibuat sabun cair.
2. Untuk mengetahui berapakah konsentrasi COP ( Crude Palm Oil ) dan KOH (
Kalium Hidroksida ) yang baik untuk menghasilkan sifat fisikokimia sabun cair
dari ekstrak kental etanol kulit manggis.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Membuktikan bahwa kulit manggis dapat dibuat sediaan sabun cair antibakteri.
2. Meningkatkan nilai guna dan nilai ekonomis dari kulit manggis.