id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
Oleh:
ELY RIYANI
NIM : K 3103009
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh :
ELY RIYANI
NIM : K. 3103009
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Jurusan Ilmu Pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing II
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Ely Riyani 2011. STUDI KASUS TENTANG ANAK YANG MEMILIKI
PERILAKU SOSIAL NEGATIF DI SEKOLAH ADA SISWA KELAS VI
SEKOLAH DASAR NEGERI I SEDAYU KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret surakarta, Januari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (I). mendapatkan gambaran realitas
tentang karakteristik atau gejala anak yang memiliki perilaku sosial negatif di
sekolah (2). Memperoleh infomasi secara rinci mengenai faktor-faktor yang
menjadi penyebab terjadinya perilaku sosial yang negatif di sekolah. (3).
Memperoleh gambaran dampak atau akibat yang terjadi pada anak yang memiliki
perilaku sosial yang neggatif di sekolah. (4). Mengetahui pandangan pihak-pihak
terkait tentang perilaku negatif tersebut..
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD
Negari I Sedayu Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2008/2009 yang memiliki perilaku sosial negatif di sekolah. Teknik pengumpulan
data menggunakan, sosiometri, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan deskriptif fenomenologis.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa bentuk perilaku sosial
negatif yang dilakukan subjek adalah membuat gaduh di kelas, mengganggu
teman di kelas, berkelahi, mengancam dan berkata-kata kotor serta menyontek
pekerjaan temannya. Faktor penyebab terjadinya perilaku sosial negatif yang
berasal dari factor internal yaitu rasa malas, tidak percaya diri, ingin diperhatikan
banyak orang,serta ingin menutupi kekurangannya. Penyebab dari factor eksternal
yaitu lingkungan keluarga, tayangan TV, paparan media, lingkungan sekolah serta
lingkungan masyarakat yang kurang mendukung. Selain hal tersebut subjek
terpengaruh oleh kebiasaan keluarga besarnya yang suka bertengkar.
Akibat dari perilaku sosial negatif subjek dapat menghambat tercapainya
prestasi yang obtimal, tidak diterima oleh kelompok sebaya dan di pandang
negative oleh guru.
Pandangan pihak terkait tentang perilaku sosial negatif di sekolah yang
dilakukan oleh siswa, yaitu:
a. Kepala sekolah berpandangan bahwa perilaku sosial negatif digolongkan
sebagai perilaku nakal dan karena pengaruh ketidakharmonisan keluarga.
b. Guru kelas memiliki pandangan bahwa perilaku sosial negatif perilaku sosial
negatif pada saat PBM berlangsung untuk menutupi kekurangan dan minta
perhatian dari guru dan temannya.
c. Guru agama memiliki pandangan bahwa perilaku sosial negatif sangat
mengganggu KBM dan membuat kesal guru.
d. Guru olah raga memiliki pandangan bahwa perilaku sosial negatif adalah
kenakalan siswa karena sangat merugikan.
e. Orang tua siswa memiliki pandangan bahwa perilaku sosial negatif karena
keteladanan orang tua yang rendah serta pendidikan dalam keluarga yang
commit to user
kurang.
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Mulai hari ini kembangkan rasa sabar, tidak mudah putus asa dan pantang
menyerah
Teruslah bersabar dan berdoa
Lakukan hal yang baik, yang terpuji, yang indah, yang patut di puji dan terhormat
(penulis)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Yuhan Yang Maha Esa, karena
atas Rahmat dan kasih-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk
memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Puji syukur berkat bantuan dari berbagai pihak atas segala bentuk
bantuanya, disampaikan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang
telah memberi kesempatan dan ijin untuk melakukan penelitian.
2. Bapak Drs. R. Indianto, M.Pd selaku, Ketua Jurusan
Ilmu Pendidikan
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Semoga semua amal kebaikan bapak, ibu dan saudara dapat diterima dan
mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pendidikan anak di sekolah dasar khususnya dalam memberi
bimbingan anak yang berperilaku sosial negatif.
Penulis
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
ii
iii
iv
vi
vii
KATA PENGANTAR..............................................................................
viii
xii
xiii
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................
29
33
35
35
36
37
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
39
39
40
BAB V
42
54
56
PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................
64
B. Implikasi ...........................................................................
65
C. Saran ................................................................................
65
67
LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel Hasil Pengamatan Terhadap Perilaku Sosial Negatif Subjek di
Kelas .......................................................................................
commit to user
xii
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1.
32
Bagan 2.
34
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
86
Surat
keterangan
telah
melakukan
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
dasar
merupakan
lembaga
pendidikan
dasar
yang
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bemain dan berolah raga, dan dapat memberikan kegembiraan. Sejak anak masuk
sekolah sampai masa puber, keinginan untuk bersama dan untuk diterima oleh
kelompok menjadi semakin kuat. Hal ini berlaku baik untuk anak laki-laki
maupun perempuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah segala sesuatu yang ingin dicapai dalam
penelitian ini. Fokus penelitian meliputi:
1. Gejala-gejala siswa yang memiliki perilaku sosial negatif di sekolah
2. Faktor-faktor yang menjadi penyebab perilaku sosial negatif di sekolah di
Kelas VI Sekolah Dasar Negeri I Sedayu Kecamatan Grobogan.
3. Akibat-akibat apabila anak memiliki perilaku sosial negatif di Sekolah di
Kelas VI Sekolah Dasar Negeri I Sedayu Kecamatan Grobogan.
4. Pandangan pihak terkait tentang perilaku sosial negatif di sekolah di Kelas VI
Sekolah Dasar Negeri I Sedayu Kecamatan Grobogan.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi,
gambaran dan pengetahuan yang akurat tentang anak yang memiliki perilaku
sosial negatif di sekolah. sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendapatkan gambaran realitas tentang karakteristik atau gejala anak yang
memiliki perilaku sosial negatif di sekolah
2. Memperoleh infomasi secara rinci mengenai faktor-faktor yang menjadi
penyebab terjadinya perilaku sosial yang negatif di sekolah.
3. Memperoleh gambaran dampak atau akibat yang terjadi pada anak yang
memiliki perilaku sosial neggatif di sekolah pada siswa kelas VI di Sekolah
Dasar Negeri I Sedayu Kecamatan Grobogan.
4. Mengetahui pandangan pihak-pihak terkait tentang dampak anak yang
memiliki perilaku sosial negatif di sekolah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang anak yang memiliki perilaku negatif di sekolah pada
siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri I Sedayu Kecamatan Grobogan ini
diharapkan dapat memberi kegunaan bagi semua personal sekolah yang
berhubungan dengan bimbingan dan konseling di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Manfaat teoritis
a
Memberi masukan kepada guru secara konkrit tentang gejala anak yang
berperilaku negatif di sekolah.
2. Manfaat praktis
a
Bahan masukan dan pertimbangan para orang tua siswa agar dapat
membimbing putra-putrinya, sehingga dapat memecahkan masalah-maslah
yang dihadapi putra-putrinya di lingkungan keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Perkembangan Sosial Anak Sekolah Dasar
untuk
melangsungkan
kehidupan,
kebutuhan
untuk
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
anak dibekali berbagai pengalaman sosial, belajar,adat, norma sosial, dan nilai
moral, sehingga anak mampu mengembangkan pengetahuan dan sosialnya.
Perkembangan
sosial
dimaksudkan
sebagai
usaha
pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial antara individu satu dengan yang lain, dan
dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi dan moral atau agama. Perkembangan sosial
pada anak-anak sekolah dasar ditandai adanya perluasan hubungan sosial, di
samping dengan keluarga juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman
sebaya atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya lebih
bertambah luas. Pada usia anak sekolah anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri-sendiri atau egosentris kepada sikap yang kooperatif yaitu
bekerja sama atau mau memperhatikan kepentingan orang lain. Anak dapat
berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat
keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok, anak akan merasa
tidak senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya.
Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial dapat diperoleh
melalui pemberian tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga
fisik, maupun tugas yang membutuhkan pikiran serta tugas yang
membutuhkan kerjasama. Tugas-tugas kelompok memberikan kesempatan
kepada setiap peserta didik untuk menunjukkan prestasinya, tetapi juga
diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. dilaksanakannya tugas kelompok,
peserta didik dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama,
saling menghormati, bertenggang rasa dan bertanggungjawab.
a. Perkembangan Sosial Anak SD Kelas Rendah
1) Bentuk Sosialisasi Anak SD Kelas Rendah
T. Sutjihati Somantri (2006:43--45) menjelaskan bahwa bentuk
tingkah laku sosial yang dijumpai pada masa anak-anak dilandasi oleh pola
tingkah laku yang terbentuk pada masa bayi, tetapi beberapa diantaranya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
pada
kakak-adiknya
sebagai
pengganti
orang
tua,
dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
d) Menggoda
e) Persaingan
f) Kerja sama
g) Tingkah laku berkuasa
h) Mementingkan diri sendiri
i) Simpati
Pembangkangan yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan, tingkah laku
tersebut terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan
orangtua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Sikap
orangtua terhadap tingkah laku melawan pada anak hendaknya orang tua tidak
memandangnya sebagai perilaku yang negatif. Dalam hal ini, sebaiknya
orangtua dapat memahami tentang proses perkembangan anak, yaitu bahwa
secara naluriah anak itu mempunyai dorongan untuk berkembang dari posisi
ketergantungan ke posisi mandiri. Tingkah laku melawan merupakan salah
satu bentuk dari proses perkembangan setiap individu.
Agresi yaitu perilaku menyerang balik secara fisik maupun dengan kata-kata.
Agresi merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap rasa kecewa karena tidak
terpenuhi kebutuhan atau keinginannya. Agresi terwujud dalam perilaku
menyerang, seperti: memukul, mencubit, menendang, menggigit, marahmarah, dan mencaci maki. Hukuman terhadap anak yang agresif,
menyebabkan meningkatnya agresifitas anak, sebaiknya orangtua berusaha
untuk mereduksi, mengurangi agresifitas anak tersebut dengan cara
mengalihkan perhatian atau keinginan anak, atau upaya lain yang bisa
meredam agresifitas anak tersebut. Berselisih atau bertengkar terjadi apabila
seorang anak merasa terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain.
Menggoda, yaitu sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresif.
Menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk
verbal yaitu kata-kata ejekan atau cemoohan, sehingga menimbulkan reaksi
marah pada orang yang diserangnya. Persaingan yaitu keinginan untuk
melebihi orang lain karena dorongan orang lain. Kerja sama, yaitu sikap mau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
bekerja sama dengan kelompok. Pada usia enam atau tujuh tahun, sikap kerja
sama tersebut sudah berkembang dengan lebih baik. Tingkah laku berkuasa,
yaitu sejenis tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau
bersikap seperti bos. Wujud tingkah laku tersebut seperti: meminta, menyuruh,
dan mengancam atau memaksa orang lain untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
Mementingkan diri sendiri, yaitu sikap egosentris dalam memenuhi
keinginannya.
Simpati, yaitu sikap emosi yang mendorong individu untuk menaruh perhatian
terhadap orang lain, mau mendekati maupun bekerja sama dengannya. Seiring
dengan bertambahnya usia, anak mulai dapat mengurangi sikap mementingkan
diri dan mulai mengembangkan sikap sosialnya, yaitu rasa simpati terhadap
orang lain.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sosialnya, baik orang tua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman
sebayanya. Apabila lingkungan sosial tersebut memfasilitasi atau memberikan
peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat
mencapai perkembangan sosialnya secara matang. Namun apabila lingkungan
sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan orangtua yang kasar, sering
memarahi, acuh tak acuh, tidak memberikan bimbingan, teladan, pengajaran
atau pembiasaan anak dalam menerapkan norma-norma, baik agama maupun
tatakrama atau budi pekerti, cenderung menampilkan perilaku maladjustment,
seperti: bersifat minder, senang mendominasi orang lain, bersifat egois,
senang mengisolasi diri atau menyendiri, kurang memiliki perasaan tenggang
rasa, dan kurang mempedulikan norma dalam berperilaku.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak SD kelas
rendah oleh Sunarto dan B. Agung Hartono (1995:130--133) dijelaskan
bahwa perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu: keluarga, kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, tingkat
pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
a) Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh
terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan
sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan
lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga
berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada
dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak. Proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih
banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma
dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas
ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
b) Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangkan dalam proses sosial, memberi dan menerima
pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosi. Di
samping itu kemampuan berbahasa ikut pula menentukan, dengan
demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan
kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu
menjalankan fungsinya dengan baik.
c) Status sosial ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status
kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat
akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan
tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga
anak itu, ia anak siapa. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial
anak, masyarakat dan kelompoknya akan mempertimbangkan norma
yang berlaku di dalam keluarganya. Perilaku anak akan banyak
memperhatikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini
dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi terisolir dari
kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit
dengan normanya sendiri.
d) Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan
memberi warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan
kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti
luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh
kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma
perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang
belajar di kelembagaan pendidikan atau sekolah.Anak bukan saja
dikenalkan pada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan pada
norma kehidupan bangsa atau nasional dan norma kehidupan antar
bangsa. Etika pergaulan dan pendidikan moral diajarkan secara
terprogram dengan tujuan untuk membentuk perilaku kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
e) Kapasitas mental: emosi dan intelegensi
Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi,
berpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang
berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara
baik. Oleh karena itu, kemampuan intelektual tinggi,kemampuan
berbahasa baik, dan pengendalian emosi secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.
Sikap saling pengertian memahami orang lain merupakan modal utama
dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh
anak yang berkemampuan intelektual tinggi. Pada kasus tertentu,
seorang jenius atau superior sukar untuk bergaul dengan kelompok
sebaya, karena pemahaman mereka telah setingkat dengan kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
umur yang lebih tinggi. Sebaliknya kelompok umur yang lebih tinggi
(dewasa) tepat menanggap dan memperlakukannya sebagai anakanak.
b. Perkembangan Sosial Anak SD Kelas Tinggi
1) Bentuk Sosialisasi Anak SD Kelas Tinggi
T. Sutjihati Somantri (2006:47--49) menjelaskan bahwa kehidupan
gang berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak. Walaupun demikian
kontak sosial yang lebih luas dengan anak-anak yang lebih besar dari anakanak tersebut juga turut menentukan pola tingkah laku pada anak-anak
selanjutnya. Beberapa pola tingkah laku pada masa anak-anak akhir adalah:
a) Kepekaan terhadap penerimaan dan penolakan sosial
b) Kepekaan yang berlebihan
c) Sugestibilitas dan kontra sugestibilitas
d) Persaingan
e) Kesportifan
f) Tanggung jawab
g) Insight sosial
h) Diskriminasi sosial
i) prasangka
Kepekaan terhadap penerimaan dan penolakan sosial yaitu kepekaan
terhadap situasi sosial pada individu.
Kepekaan yang berlebihan diartikan sebagai kecenderungan untuk mudah
tersinggung dan menginterpretasikan bahwa perkataan dan perbuatan
orang lain sebagai ungkapan kebencian.
Sugestibilitas dan kontra sugestibilitas seperti kepekaan yang berlebihan.
Sugestibilitas atau kemudahan dipengaruhi oleh orang lain bersumber
pada keinginan untuk mendapat perhatian dan penerimaan lingkungan.
Kontrasugestibilitas diartikan sebagai kecenderungan untuk berpikir dan
bertindak bertentangan dengan saran orang lain. Dalam hal ini anak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
menunjukkan
pemberontakan
terhadap
orang
dewasa
dengan
diantara
anggota
kelompok
untuk
memperoleh
mengesampingkan
kepentingan
individu
dan meningkatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
e) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang
tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah.
f) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,
biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan
biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang
tradisional; mereka membuat peraturan sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas, maka anak-anak pada usia SD pada
dasarnya memiliki kegemaran untuk keluar dari rumah dan bermain
dengan kelompok sebayanya, namun ada di antara mereka yang karena
sebab-sebab tertentu akan merasa tidak dapat bergaul dan diterima oleh
teman-temannya
terisolir.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak SD Kelas
Tinggi.
Aankusuma (Http://id-id.facebook.com) menjelaskan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak SD kelas tinggi yaitu:
a) Faktor dari dalam (intrinsik)
(1) Intelegensi
Setiap individu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
(3) Umur
Umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku
individu,
makin
bertambahnya
umur
diharapkan
seseorang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
diabaikan oleh orang tua, oleh sebab itulah anak akan mencari
bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah
pada hal-hal yang menyimpang, seperti masuk dalam anggota geng,
mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain.
(2) Peran masyarakat
Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak dari lingkungan
keluarga akhirnya berkembang ke dalam lingkugan masyarakat yang
lebih luas. Ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan rohaniah
anak mengakibatkan anak mencari kebutuhan tersebut ke luar rumah.
Ini merupakan awal dari sebuah petaka masa depan individu, jika di
luar rumah anak menemukan sesuatu yang menyimpang dari nilai
dan norma sosial. Pola kehidupan masyarakat tertentu kadang tanpa
disadari oleh para warganya ternyata menyimpang dari nilai dan
norma sosial yang berlaku di masyarakat umum, misalnya
masyarakat yang suka berjudi. Itulah yang disebut sebagai
subkebudayaan menyimpang, misalnya masyarakat yang sebagian
besar warganya hidup mengandalkan dari usaha prostitusi, maka
anak-anak di dalamnya akan menganggap prostitusi sebagai bagian
dari profesi yang wajar. Demikian pula anak yang tumbuh dan
berkembang di lingkungan masyarakat penjudi atau peminum
minuman keras, maka akan membentuk sikap dan pola perilaku
menyimpang.
(3) Pergaulan
Pola tingkah laku anak tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku
anak-anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain yang menjadi teman
pergaulannya sering kali memengaruhi kepribadian individu, dari
teman bergaul tersebut anak akan menerima norma-norma atau nilainilai sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila teman bergaulnya
baik, anak akan menerima konsep-konsep norma yang bersifat
positif, namun apabila teman bergaulnya kurang baik, anak sering
kali akan mengikuti konsep-konsep yang bersifat negatif. Akibatnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
terjadi pola tingkah laku yang menyimpang pada diri anak tersebut,
oleh karena itu, menjaga pergaulan dan memilih lingkungan
pergaulan yang baik sangat penting.
(4) Media massa
Berbagai tayangan di televisi tentang tindak kekerasan, film-film
yang berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat
memengaruhi perkembangan perilaku individu. Anak-anak yang
belum mempunyai konsep yang benar tentang norma-norma dan
nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering kali menerima mentahmentah semua tayangan itu. Penerimaan tayangan-tayangan negatif
yang
ditiru
mengakibatkan
perilaku
social
negative
atau
menyimpang.
c. Perilaku Sosial Anak SD
Monty P. Satiadarma (2001: 49) menjelaskan bahwa bila individu
mempersepsikan bahwa seseorang itu baik, maka individu tersebut akan
bersikap baik kepada orang tersebut. Jika individu itu memiliki sikap baik
kepada orang tersebut, perilaku individu tersebut kepadanya akan baik pula.
Masa krisis pertama (trotzalter), ketika anak bersikap keras kepala,
perkembangan rasa sosial tampak seakan-akan terhenti. Tetapi yang
sesungguhnya terjadi malah sebaliknya. Masa krisis pertama merupakan
permulaan timbulnya kesadaran akan aku-nya; dengan kata lain merupakan
permulaan sikap objektif. Sebenarnya sikap krisis pertama itu tempat
meletakkan dasar untuk perkembangan sosial yang sesungguhnya.
Ketika anak mulai bersekolah, anak menyambut teman-teman barunya
dengan rasa gembira. Semua murid di kelas adalah temannya, kemudian anak
membentuk kelompok-kelompok tersendiri, setiap anak menggabungkan
dirinya kedalam salah satu kelompok. Makin lama anak makin banyak
memegang peranan dalam kelompoknya. Selanjutnya anak mulai mengetahui
bahwa dirinya memiliki bakat dan kepandaian dalam bidang tertentu.
Perkembangan selanjutnya muncullah anak yang berkemampuan senagai
pemimpin dan anak yang hanya mengikut temannya tanpa inisiatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
T.Sutjihati
Somantri
(2006:
46)
menjelaskan
bahwa
dengan
kelompok-kelompok
sebaya,
pada
masa
anak-anak
dorongan bersaing sangat besar sekali, karena itu masa ini sering diberi ciri
sebagai masa competitive socialization.
Bahaya dalam penyesuaian sosial, efek penolakan dan pengabaian yang
dilakukan oleh kelompok sosial terhadap anak akan dapat mengakibatkan
beberapa gangguan psikologis, diantaranya yaitu:
1) Anak akan merasa kesepian karena kebutuhan sosial mereka tidak
terpenuhi.
2) Anak akan merasa tidak bahagia dan tidak aman.
3) Akan mengembangkan konsepdiri yang tidak menyenangkan, yang bisa
menimbulkan penyimpangan kepribadian.
4) Anak kurang memiliki pengalamn belajar yang dibutuhkan untuk
menjalani proses sosialisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
5) Anak akan merasa sedih karena tidak memiliki kegembiran yang dimiliki
teman sebaya mereka.
6) Akan
memperkecil
peluang
anak
dalam
mempelajari
berbagai
keterampilan sosial.
7) Anak akan hidup dalam ketidakpastian reaksi sosial yang menyebabkan
anak merasa cemas, takut dan sangat peka.
8) Melakukan penyesuaian diri yang berlebihan dengan harapan akan dapat
meningkatkan penerimaan sosial mereka.
Bentuk Kelompok Sebaya dalam Belajar dan Permainan. Elizabeth B.
Hurlock (1980:155,156) Akhir masa kanak-kanak sering disebut sebagai usia
berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktifitas temanteman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota
suatu kelompok, dan merasa tidakpuas bila tidak bersama temannya. Pada
masa ini anak tidak lagi puas bermain sendiri di rumah atau dengan saudarasaudara kandung atau melakukan kagiatan dengan anggota keluarga. Anak
ingin bersama temannya dan akan merasa kesepian serta tidak puas bila tidak
bersama temannya. Anak ingin bersama dengan kelompoknya, karena hanya
dengan demikian terdapat cukup teman untuk bermain dan berolah raga, dan
dapat memberikan kegembiraan. Sejak anak masuk sekolah sampai masa
puber, keinginan untuk bersama dan untuk diterima kelompok menjadi
semakin kuat. Hal ini berlaku baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.
Teman pada akhir masa anak-anak berbeda dengan masa anak yang
lebih muda, anak yang lebih besar jarang puas dengan rekannya. Untuk
memenuhi kebutuhan sosialnya, teman harus berperan sebagi teman bermain
atau teman baik. Anak laki-laki cenderung mempunyai hubungan teman
sebaya yang lebih luas dari pada anak perempuan. Ia lebih suka bermain
berkelompok dari pada hanya dengan satu atau dua anak. Sebaliknya,
hubungan sosial anak perempuan lebih intensif dalam arti bahwa ia lebih
sering bermain dengan satu atau dua teman dari pada dengan seluruh
kelompoknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
2. Studi Kasus
a. Pengertian Studi kasus
Robert K. Yin (1997: 1) mendefinisikan studi kasus merupakan strategi
yang cocok bila pertanyaan penelitian berkenaan dengan mengapa atau
bagaimana dan fokus penelitiannya terletak pada fenomena kehidupan nyata.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa studi kasus merupakan strategi suatu
penelitian yang berfokus pada fenomena masa kini di kehidupan nyata untuk
menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan mengapa dan bagaimana.
Deddy Mulyana (2003: 201) menjelaskan bahwa studi kasus adalah uraian
dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu
kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau situasi sosial.
Robert K. Yin (2008: 1) menjelaskan bahwa Studi kasus adalah salah satu
metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Penelitian kasus adalah suatu penelitian
yang dilakukan secara intensif, terrinci dan mendalam terhadap suatu
organisme, lembaga, atau gejala tertentu.
b. Tujuan studi kasus
Studi kasus digunakan dalam penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Studi kasus merupakan metode penelitian yang dilakukan pada objek dan
subjek di suatu tempat dan waktu tertentu dengan melakukan pengamatan
terhadap kejadian tertentu untuk dilakukan studi analisa kasus yang diamati
untuk diambil suatu tindakan, kaitannya dengan penelitian ini adalah tindakan
untuk meningkatkan perilaku sosial positif siswa dengan membantu siswa agar
tidak berperilaku sosial negatif di sekolah. Hal tersebut dilakukan dengan
tujuan agar anak dapat berperilaku positif dan dapat bersosialisasi dengan
teman-teman sebayanya.
Studi kasus yang dilakukan mempunyai tujuan melakukan evaluasi
terhadap suatu kejadian yang menjadi objekpenelitian untuk dilakukan analisa
dengan menggunakan metode tertentu yang nantinya dapat digunakan sebagai
pembelajaran. Robert K. Yin (2008: 27) mengemukakan bahwa penelitian studi
kasus harus mempunyai desain penelitian, definisi dari desain penelitian adalah
suatu rencana tindakan yang berangkat dari perencanaan untuk mencapai tujuan
penelitian, dengan demikian maka tujuan penelitian studi kasus harus jelas.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mempelajari suatu kasus secara
mendalam,oleh karena itu tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran realitas tentang karakteristik atau gejala anak yang
memiliki perilaku sosial negatif di sekolah
2. Memperoleh infomasi secara jelas mengenai faktor-faktor yang menjadi
penyebab terjadinya perilaku sosial negatif di sekolah.
3. Memperoleh gambaran dampak atau akibat yang terjadi pada anak yang
memiliki perilaku sosial neggatif di sekolah
4. Mengetahui pandangan pihak terkait tentang anak yang memiliki perilaku
sosial negatif di sekolah.
c. Langkak-langkah studi kasus
Pelaksanaan studi kasus dengan cara mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap subjek ppenelitian, dalam hal ini adalah siswa yang
berperilaku sosial negatif di sekolah. Penelitian dilakukan dengan studi kasus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
mengemukakan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Mulai
Mulai
Studi Pendahuluan
Studi Pustaka
Studi Lapangan
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Pengumpulan Data
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Validitas Data
Reduksi data
Penyajian data
Penarikan Kesimpulan
Analisis Data
Kesimpulan
Bagan I
Bagan Langkah Penelitian studi kasus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan suatu penalaran atau alur untuk
menggambarkan pola pikir terhadap permasalahan penelitian yang di
ilustrasikan.
Sejak anak dilahirkan di dunia maka memasuki lingkungan keluarga
yang merupakan tempat awal mula anak belajar bersosialisasi atau bergaul
dengan orang orang yang dekat, misalnya ibu, ayah dan kakak. Kurangnya
kesempatan untuk belajar sosial akan dipakai sebagai modal dasar dalam
pergaulan selanjutnya di sekolah dasar.
Faktor yang menyebabkan anak tidak diterima dalam kelompok adalah
kurangnya pengalaman sosial sejak dini, kurangnya kesempatan belajar untuk
bersosialisasi dan pertahanan untuk bermain sendiri, serta sikap acuh terhadap
orang lain. Pembelajaran sejak dini dalam segala sesuatu sangat diperlukan
termasuk di dalamnya adalah sosialisasi dengan lingkungan.
Perkembangan sosial anak, pola tingkah laku pada masa anak serta
lingkungan sekitar anak dipastikan sebagai faktor utama anak tidak diterima
dalam kelompok. Perilaku sosial negatif menyebabkan anak tidak dapat
diterima dalam kelompok, dan sebaliknya anak yang berperilaku baik dan
memiliki respon yang baik terhadap teman-temannya akan diterima dalam
suatu kelompok. Lingkungan berikut adalah lingkungan pergaulan di sekolah,
baik dengan guru-guru maupun dengan teman sekelas. Apabila lingkungan
pergaulan di sekolah kurang kondusif maka akan memperparah kondisi
sosialisasi dari anak yang sudah berbekal kurang sosialisasi di rumah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Perilaku
sosial negatif
Anak SD
Tidak diterima
dalam kelompok
sebaya
terisolir
Faktor eksternal
Lingkungan keluarga yang
tidak mendukung
Lingkungan sekolah yang
tidak mendukung
Media massa
Lingkungan masyarakat
yang kurang mendukung
Bagan 2
Bagan Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang dipilih dalam penelitian ini adalah: lingkungan kelas
tempat subjek melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah, penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Sedayu Kecamatan
Grobogan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2008/2009. Lokasi Sekolah Dasar
Negeri I Sedayu ini termasuk di daerah pedesaan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran
2008/2009 tepatnya pada bulan Oktober sampai dengan November 2008.
Penelitian dilaksanakan selama jam sekolah berlangsung, yakni jam 07.00-13.00.
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini berupa studi kasus. Subjek penelitian tidak ditetapkan
sebelumnya, demikian juga mengenai jumlahnya. Namun demikian perlu
ditetapkan cara untuk menentukan subjek penelitian yaitu penentuan subjek
penelitian dengan menggunakan teknik sosiometri pada siswa kelas VI Sekolah
Dasar Negeri I Sedayu Kecamatan Grobogan, di samping itu juga mengumpulkan
data tentang perilaku subjek melalui informasi dari informan yang mengenali
subjek.
Subjek penelitian yaitu siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri I Sedayu
Kecamatan Grobogan yang memiliki perilaku sosial negatif di sekolah yang
diperoleh melalui beberapa cara yaitu:
1. Observasi yang dilakukan secara langsung melalui pengamatan dengan
dibantu guru kelas. Pedoman observasi terlampir.
2. Interview dilakukan kepada siswa yang diduga berperilaku sosial negatif di
kelas, sebagai tindak lanjut darihasil observasi. Interview juga dilakukan
kepada guru kelas VI, guru agama dan guru olahraga serta teman dekat siswa,
guna memperoleh hasil yang jelas tenteng siswa yang berperilaku sosial
negatif di kelas. Pedoman observasi terlampir.
3. Dokumentasi, yaitu buku pribadi siswa yang diperoleh melalui catatan guru
kelas, terutama tentang hubungan sosial siswa di sekolah.
4. Sosiometri, yaitu menunjukkan bahwa subjek berada pada lingkaran paling
luar yang menunjukkan bahwa subjek tidak disenangi oleh teman-temannya.
Berbagai teknik yang digunakan tersebut diharapkan dapat menunjukkan
atau memberi data tentang siswa yang berperilaku sosial negatif, selanjutnya
dipilih seorang siswa sebagai subjek penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
D. Sumber Data
Penetapan informan sebagai sumber data adalah sebagai berikut:
1. Subjek itu sendairi.
2. orang tua subjek, karena orang tua merupaka orang yang paling dekat dengan
subjek dan dianggap mengerti dan mengetahui
sesungguhnya.
3.
Guru kelas, guru olah raga serta guru agama adalah orang yang mengetahui
keadaan siswa ketika siswa berada di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
2.
Wawancara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
3. Dokumentasi
Dokumentasi
adalah
suatu
metode
pengumpulan
data
dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
G. Analisis Data.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif
1. Tahap persiapan
a. Mengurus perijinan penelitian, hal ini bertujuan untuk mendapatkan surat
ijin penelitian yang akan dilakukan di tempat penelitian.
b. Menentukan lokasi penelitian, hal ini bertujuan untuk menentukan tempat
penelitian dan menentukan kasus yang akan diangkat di dalam penelitian
studi kasus ini.
c. Meninjau lokasi penelitian dengan cara mempelajari keadaan sekolah. Hal
ini bertujuan agar peneliti mampu mengenal dan menyesuaikan diri
dengan situasi sekolah dan dapat menemukan kasus yang sedang dihadapi
anak-anak di sekolah tersebut.
d. Menyusun instrumen penelitian, pengembangan pedoman pengumpulan
data dan penyusunan jadwal kegiatan secara rinci.
e. Konsultasi dengan kepala sekolah, hal
tersebut dilakukan
untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
2. Tahap Pelaksanaan
a. Verifikasi data : setelah data dikumpulkan maka dipisah-pisah mana yang
dipakai danmana yang tidak dipakai.
b. Pengelompokan data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dihubunghubungkan dengan data yang lainnya, sehingga akan memudahkan dalam
penafsiran.
3. Tahap Penulisan hasil Penelitian
a. Mendiskripsikan data sesuai dengan sub-sub fokus penelitian.
b. Merumuskan hasil analisis data yang berupa sajian hasil penelitian diikuti
pembahasanya.
c. Pembahasan temuan penelitian yang dikemukakan menurut gagasan
peneliti keterkaitan antar katagori, keterkaitan temuan penelitian dengan
hasil penelitian sebelumnya, penafsiran dan penjelasan temuan, pembuatan
kesimpulan yang mendasar pada makna dan kebenaran data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Usia
: 12 tahun
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Kelas
: V1
Jumlah saudara
:3
Alamat
Bahasa sehari-hari
: Jawa (ngoko)
Nama ayah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama ibu
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Bertani
Kesehatan subjek
: Sehat
Subjek tinggal bersama kedua orang tuanya beserta kakak dan kedua
adiknya. subjek tinggal di rumah yang berukuran 7mx10m di dusun sedayu krajan
Rt 3 Rw 2. Kecamatan Grobogan. Tempat tinggal subjek cukup sederhana,
memiliki halaman rumah, dan terdapat kolam ikan yang kosong, fasilitas yang ada
di rumah termasuk sederhana. subjek tidak memiliki fasilitas belajar yang
lengkap, hal ini terlihat tidak adanya meja belajar, peralatan sekolah yang dimiliki
subjek juga tidak lengkap, subjek hanya memiliki perelatan sekolah yang berupa
seragam, tas sekolah, sepatu yang jarang di pakai dan sudah sempit, buku tulis,
beberapa buku pelajaran, pensil dan bolpen. Keluarga subjek memiliki 5 ekor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
kambing. Ayah subjek bekerja sebagai pembuat keranjang tempat rumput dan ibu
subjek bertani, kakak subjek bekerja ikut orang lain dan kedua adiknya masih
bersekolah di SD negeri I Sedayu duduk bangku kelas 1 dan kelas 3.
1. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap subjek, diketahui
bahwa jenis perilaku sosial negatif yang sering dilakukan oleh subjek adalah
memukul-mukul meja sambil menyanyi-nyanyi sehingga menimbulkan suara
gaduh, mengganggu temannya di kelas pada saat guru sedang menerangkan atau
mengajar oleh guru, memukul, menjambak rambut temannya pada saat guru
sedang menerangkan, menarik buku temannya, merebut alat tulis temannya pada
saat mengerjakan tugas dari guru, menyontek pekerjaan temannya dengan paksa,
mencari perhatian dengan jungkat-jungkit kursi pada saat PBM berlangsung.
Hubungan subjek dengan teman-teman di sekolah menunjukkan perilaku sosial
yang negatif. Bentuk perilaku negatif tersebut diantaranya adalah cepat marah
terhadap temannya ketika temannya tidak sependapat dengannya dan tidak sesuai
dengan dirinya. Perilaku subjek suka mengganggu dan memaksa teman-temannya
serta ingin menang dendiri dalam permainan dan semena-mena terhadap
temannya serta sering berlaku curang terhadap temannya. Hal tersebut membuat
subjek tidak disenangi serta dijauhi oleh teman-temannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Tanggal
24/10/2008
Mata Pelajaran
Ilmu
Alam
28/10/2008
Bahasa Indonesia
jawaban
pada
teman,
teman
pada
saat
mengerjakan midsmester
Memukul dan mencubit teman pada
saat mengerjakan midsmester
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
28/10/2008
Bahasa Jawa
Ngobrol
sama
teman
pada
saat
mengerjakan midsmester
Memukul-mukul meja, menuduh teman
Membantah pada saat diperingatkan
guru
Menyontek, jalan-jalan kebangku teman
Duduk tidak sopan (jegang)
Teriak-teriak sehingga membuat kelas
gaduh
29/10/2008
Matematika
Celometan
Mainan bolpen dipukulkan kemeja dan
kursi sehingga menimbulkan suara
gaduh
Memukul-mukul meja sambil menyanyi
Berjalan-jalan kebangku teman dan
menyontek jawaban teman
Banyak bicara dan membuat gaduh
Memaksa temannya untuk memberikan
contekan jawaban
Diperingatkan
guru
kelas
karena
29/10/2008
Ilmu
Sosial
Jalan-jalan
dan
mendorong
pantat
teman
Memukul kepala teman menggunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
bolpen
Jalan-jalan kebangku temannya
Menanyakan jawaban pada teman
Melarang teman sebangkunya duduk di
bangkunya
Jalan kebangku teman dan duduk di
pangkuan temannya
Mendorong-dorong
temannya
yang
sedang mengerjakan
Tabel di atas adalah bentuk perilaku sosial negatif yang dilakukan subjek
di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan saat test midsmester
pada tanggal 24, 28 dan 29 oktober tahun pelajaran 2008/2009.
2. Hasil Wawancara
Wawancara
merupakan
teknik
pengumpul
data
dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
subjek adalah anak kedua dari empat bersaudara. Sejak kecil subjek
tinggal bersama dengan orang tuanya beserta saudra-saudaranya. Subjek
dan saudara-saudaranya diasuh dan dibesarkan oleh orang tua mereka
sendiri, ketika mereka satu-persatu menginjak usia sekolah mereka
bersekolah di sekolah yang sama yaitu di SD Negeri 1 Sedayu Kecamatan
Grobogan Kabupaten Grobogan. Kakak subjek telah lulus SD tahun 2005
lalu dan tidak melanjutkan sekolah lagi. Sekarang kakak subjek sudah
bekerja ikut orang lain, subjek yang sekarang duduk di bangku kelas 6 SD
juga tidak ada rencana untuk melanjutkan sekolah lagi. Orang tua subjek
mengatakan bahwa sudah tidak memiliki biaya untuk membiayai anaknya
melanjutkan sekolah ke SMP karena kakaknya juga hanya lulus SD saja.
Orang tua subjek mengharapkan agar subjek setelah lulus dari SD nanti
subjek akan bekerja untuk membantu meringankan beban orang tua,
karena adik-adik subjek juga masih sekolah. Orang tua subjek tidak pernah
memperhatikan subjek di sekolah yang responden tahu hanya hasil rapor
dari sekolah yang di terima responden setiap 1 semester. Responden juga
tidak pernah mengetahui kegiatan subjek di sekolah kerena sibuk bekerja.
Responden mengatakan wong direwangi nyambutgawe lungo peteng
nganti awan nganti sore wae isih kurang kok mbak.
c. Wawancara dengan kepala sekolah
Wawancara dengan kepala sekolah dilakukan pada hari Sabtu
tanggal 1 november 2008. Kepala sekolah merupakan seseorang yang
berwenang dan bertanggung jawab di SD Negeri 1 Sedayu. Kepala sekolah
mengetahui murid-muridnya namun tidak mengenal secara mendalam.
Kepala sekolah hanya mengetahui jumlah siswa dari setiap kelas namun
tidak hafal dengan nama-namanya. Namun ketika peneliti menanyakan
tentang subjek pada kepala sekolah beliau mengetahui dan mengenal
subjek di sekolah. Kepala sekolah mengatakan bahwa subjek adalah anak
yang nakal dan ada-ada saja tingkahnya. Ketika bermain sering curang
bahkan pernah sampai bertengkar dengan temannya. Kepala sekolah juga
mengetahui tempat tinggal subjek dan mengenal orang tua serta keluarga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
dan
santai-santai,
menunggu
teman-temannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
perilaku sosial dikelas yang kurang baik wali kelas 6 juga pernah melihat
subjek bertengkar dengan temannya dan ketika subjek di ingatkan tidak
mau menghiraukan bahkan sampai membentak dan menantang wali
kelasnya. Hal tersebut diketahui oleh semua guru juga kepala sekolah dan
para siswa.
Faktor lain yang menjadi penyebab subjek berperilaku sosial
negatif yaitu kurangnya perhatian orang tua terhadap subjek, hal tersebut
terlihat dari kurangnya perhatian orang tua terhadap anak ketika di
sekolah, tidak pernah bekerja sama dengan wali kelas maupun pihak
sekolah untuk memperhatikan anaknya. Orang tua tidak pernah
menanyakan kepada guru atau pihak sekolah tentang keadaan atau perilaku
anaknya ketika berada di sekolah. Selain perilaku subjek di kelas guru
kelasnya juga mengungkapkan tentang perilaku subjek ketika istirahat.
Subjek ketika istirahat suka bermain bersama teman-teman laki-laki.
Subjek ketika bermain pada waktu istirahat sering curang dan suka main
tangan
terhadap
temannya
yaitu
menjambak,
memukul
ataupun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
yang bersifat umum antara lain perilaku sosial negatif dalam hal membuat
gaduh di kelas, mengganggu teman di kelas, berkalahi dan ancaman serta katakata kotor, perilaku sosial negatif yang bersifat akademis yaitu menyontek
pekerjaan teman dengan paksa. Perilaku sosial negatif timbul karena
kurangnya kesadaran siswa tersebut dalam mengikuti pelajaran di sekolah
sebagai faktor internal. Selain faktor internal, faktor eksternal sebagai
penyebab terjadinya perilaku sosial negatif di sekolah antara lain adalah
lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, serta lingkungan keluarga yang
kurang mendukung, paparan media yang kurang mendukung berpengaruh
terhadap terjadinya perilaku sosial negatif di sekolah. Bentuk perilaku sosial
negatif siswa di SDN 1 Sedayu yang bersifat umum antara lain:
a. Membuat gaduh di kelas
Siswa yang berperilaku sosial negatif ini pada umumnya berbuat
yang macam-macam pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Bentuk perilaku tersebut adalah memukul-mukul meja dan menyanyinyanyi sehingga menimbulkan suara gaduh, jungkat-jungkit kursi,
berlarian dan mondar-mandir dalam kelas, berbicara secara berlebihan
pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Perilaku tersebut
henhaknya mendapatkan perhatian secara khusus dan penyelesaian yang
tepat, upaya yang dapat ditempuh sekolah untuk menghadapi siswa yang
berperilaku sosial negatif di sekolah dapat dilakukan dengan memberikan
layanan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi siswa melalui layanan
bimbingan, supaya proses belajar mengajar dapat berlangsung optimal.
Apabila hal tersebut tidak diatasi maka dalam jangka panjang prestasi
siswa akan menurun.
b. Mengganggu teman
Bentuk perilaku sosial negatif yang dilakukan oleh siswa antara
lain memukul dan menjambak, mengganggu teman pada saat mengerjakan
tugas misalnya menarik buku temannya, menyontek pekerjaan teman
dengan cara paksa, berbuat usil terhadap teman sebangku misalnya
mengilik-kitik, mencolak-colek, selain hal tersebut siswa juga tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
seharusnya dilakukan oleh orang tuanya. Akibatnya tidak ada kontrol atau
kendali pada diri anak untuk berperilaku sosial positif sesuai
perkembangannya. Faktor lingkungan juga sangat berperan dalam perilaku
dan tindakan seseorang, baik faktor lingkungan keluarga maupun
lingkungan masyarakat. Kebiasaan buruk yang dilakukan oleh orang-orang
terdekat, dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan yang
sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
tua
memiliki
peran
yang
sangat
penting
dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
dapat mengarahkan anak yang berperilaku sosial negatif. Hal tersebut juga
dikarenakan kesibukan orang tua dan kurangnya pengawasan orang tua
kepada anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
B. IMPLIKASI
C. SARAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
3. Kepada siswa
a. Hendaknya bersikap mandiri dan berani bertanggung jawab terhadap
perbuatan yang dilakukan.
b. Tidak ikut-ikutan orang lain dalam bertindak.
c. Hendaknya dapat mentaati tata tertib sekolah sebagai pedoman
berperilaku.
commit to user