Selama ini pengukuran kinerja hanya dilakukan secara tradisional yaitu dengan
menitikberatkan pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan yang
tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan. Penilaian
kinerja perusahaan yang semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan, karena kinerja
keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan
jangka panjang perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka
pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka
panjang.
Untuk mengatasi masalah tentang kelemahan system pengukuran kinerja perusahaan
berfokus pada aspek keuangan dan mengabaikan kinerja non keuangan, seperti kepuasan
pelanggan, produktivitas karyawan, dan sebagainya, maka diciptakanlah sebuah model
pengukuran kinerja yang tidak hanya mencakup keuangan saja melainkan non keuangan pula,
yaitu konsep Balanced Scorecard(BSC).
Konsep Balanced Scorecard menjadi suatu sarana untuk mengkomunikasikan persepsi
strategis dalam suatu perusahaan secara sederhana dan mudah dimengerti oleh berbagai pihak
dalam perusahaan, terutama pihak-pihak dalam organisasi yang akan merumuskan strategi
perusahaan. Pengertian Balanced Scorecard sendiri jika diterjemahkan bisa bermakna sebagai
rapor kinerja yang seimbang (Balanced). Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat
skor hasil kinerja seseorang dan/atau suatu kelompok, juga untuk mencatat rencana skor yang
hendak diwujudkan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerpa konsep Balance Scorecard sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan sebab Balanced Scorecard yang telah
dilakukan dapat menghasilkan perbaikan dan perubahan strategis yang dilakukan untuk
pencapaian kinerja yang akan dicapai dalam pengelolaan unit usaha perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengertian penilaian kinerja (pengukuran kinerja) menurut Mulyadi (2007: 419) adalah
sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan
karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengukuran kinerja dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang dapat digunakan menjadi
landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar personel menghasilkan kinerjanya yang
sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi.
Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal maupun informal, juga
merupakan bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya manusia perusahaan.
4. Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan
Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja organisasi apakah masih valid untuk
ditetapkan dari waktu ke waktu.
Pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasi strategi bisnis
dengan cara membandingkan hasil actual dengan sasaran dan tujuan strategis. Sistem
pengukuran kinerja biasanya terdiri atas metode sistematis dalam penempatan sasaran dan tujuan
serta pelaporan periodik yang mengidentifikasikan realisasi atas pencapaian sasaran dan tujuan.
2.5
Manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton (2000: 122) adalah
sebagai berikut :
1. Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk mencapai tujuan
jangka pendek dan jangka panjang.
2.
Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam perspektif keuangan
dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan belajar dan bertumbuh)
3. Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka investasikan dalam
pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan
dimasa mendatang.
2.6
1. Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari masing-masing perspektif (outcomes)
dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut (performance driver) .
2. Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan sebab akibat (cause and
effect relationship).
3. Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan kualitas, pemenuhan
kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan harus berdampak pada peningkatan pendapatan
perusahaan.
2.7
1.
2.
Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis balanced scorecard
Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap karyawan apa yang dilakukan
perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan konsumen.
Hal ini bertujuan untuk mencapai kinerja karyawan yang baik.
3.
4.
2.8
1.
suatu keseimbangan dari tolok ukur kinerja yang multiple-baik keuangan maupun nonkeuangan
untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan.
2.
a.
4.
2.9
aspek keuangan ternyata tidak mampu menangkap aktivitas-aktivitas yang menciptakan nilai
(value-creating activities) dari aktiva-aktiva tidak berwujud seperti:
1. Ketrampilan, kompetensi, dan motivasi para pegawai;
2. Database dan teknologi informasi;
3. Proses operasi yang efisien dan responsif;
4. Inovasi dalam produk dan jasa;
5. Hubungan dan kesetiaan pelanggan; serta
6. Adanya dukungan politis, peraturan perundang-undangan, dan darimasyarakat (Kaplan dan
Norton, 2000)
Dengan Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampumengukur bagaimana
unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Balanced Scorecard memungkinkan untuk
mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan
prosedur, demi perbaikan kinerja di masa depan. Melalui metode yang sama dapat dinilai pula
apa yang telah dibina dalamintangible assets seperti merk dan loyalitas pelanggan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan
dimana pengukuran tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta
sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan.
Selama ini, pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi
keuangan. Melalui balanced scorecard , perusahaan tidak hanya mengukur kinerja organiasasi
(perusahaan) dari satu perspektif keuangan saja, tetapi kinerja perusahaan diukur melalui empat
persfektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal,
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
3.2 Saran
Organisasi harus mengembangkan Balanced Scorecard sesuai dengan kebutuhan mereka.
Tantangan besar terjadi ketika mengembangkan alat ukur, menyederhanakan proses, penanganan