Sodium Oxalate
Sodium Oxalate
DISODIUM OXALATE
1. Nama
Golongan
Asam karboksilat alifatik, garam anorganik (2); Garam asam karboksilat alifatik jenuh
(7)
oxalate;
Sodium oxalate.
Nomor Identifikasi
Nomor CAS
62-76-0 (1,2,3,4,8)
Nomor OHS
21450
Nomor EC (EINECS)
200-550-3 (3,8)
Nomor RTECS
KI1750000 (1,4,9)
Nomor UN
2811 (5,9)
Kebakaran
: Dapat terbakar
Reaktivitas
: Tidak reaktif
Klasifikasi EC (1,3,9):
F
Xn
Berbahaya
Xi
Iritan
R21/22
R34
Menyebabkan terbakar
R38
R36/37/38
R40
R41
S2
S24/25
S26
S36/37/39
S45
S46
3. Penggunaan
Digunakan sebagai reagen di laboratorium
(6,7)
dan dapat digunakan sebagai standard primer untuk standardisasi larutan kalium
permanganat (KMNO4)
(9)
dasar larutan berair, penetral reaksi asam eksotermik, dan sebagai bahan pereduksi
dalam reaksi yang menghasilkan karbon dioksida
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan organ sasaran
(9)
Bahaya utama terhadap kesehatan: Berbahaya jika kontak dengan kulit (menimbulkan
iritasi), kontak dengan mata (menimbulkan iritasi), tertelan, dan terhirup.
Organ sasaran: Ginjal, jantung, mata, kulit, otak, saraf, membran mukosa
(3)
, hati,
Menghirup debu asam oksalat dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan
berat badan serta inflamasi saluran napas.
Kontak dengan kulit
Dapat menimbulkan dermatitis.
Kontak dengan mata
Dapat menyebabkan iritasi mata.
Tertelan
Berbahaya jika tertelan.
5. Stabilitas dan reaktivitas
Stabilitas
(1)
(1)
, bahan
Korosivitas
(1)
terdekomposisi
hasil
(4)
dekomposisi:
Produk
karbon
6. Penyimpanan
(1,3)
7. Toksikologi
Data Toksisitas
Data pada manusia (2,4,5)
Rata-rata dosis letal asam oksalat pada manusia dewasa adalah 15-30 gram. Dosis
letal terendah yang pernah dilaporkan adalah 6-8 gram (setelah seseorang
mengkonsumsi sup sorrel).
LDLo intravena-manusia 17 mg/kg.
Data pada hewan
(1,2,5)
LD50 oral-tikus 7500 mg/kg; LDLo subkutan-kucing 112 mg/kg; LDLo subkutan-katak
757 mg/kg; LD50 oral-mencit 5094 mg/kg; LD50 oral-tikus 11160 mg/kg;
Data Karsinogenik
Bahan ini tidak terdaftar dalam ACGIH, IARC, NTP, atau CA Prop 65
(3)
Data Tumorigenik
Tidak ada efek yang dilaporkan dari uji jangka panjang pada hewan
Data Mutagenik
Tidak ada efek yang dilaporkan dari uji jangka panjang pada hewan
Data Reproduksi
Asam oksalat menyebabkan kerusakan ginjal pada fetus kambing dan tikus serta
menyebabkan gangguan siklus estrus pada tikus. Peningkatan jumlah sperma
abnormal terdeteksi pada generasi kedua mencit yang diberi asam oksalat 0,2%
dalam air minumnya (3).
Informasi Ekologi (8)
Toksisitas pada ikan: LC50 (96 jam) ikan zebra (Danio rerio) 630 mg/L;
Toksisitas pada kutu air dan invertebrata perairan lain: EC50 (24 jam) kutu air
(Daphnia magna) 397,98 mg/L.
8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup (5,6)
Debu dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru dan membran mukosa. Oksalat
dapat diabsorbsi melalui paru-paru. Gejala keracunan meliputi ketegangan, kram,
depresi sistem saraf pusat.
Kontak dengan kulit (4)
Dapat menyebabkan iritasi kulit. Inflamasi pada kulit ditandai dengan timbulnya
kemerahan pada kulit, kulit bersisik, dan terasa gatal.
Kontak dengan mata (5)
Dapat menyebabkan iritasi mata hingga mata merah dan berair. Dapat menyebabkan
penglihatan menjadi buram, mata nyeri, dan luka bakar jaringan yang parah.
Tertelan (4,7)
Jika tertelan dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi pada lambung. Dapat
menyebabkan nyeri terbakar di mulut, kerongkongan, lambung, timbul muntah darah,
sakit kepala, kram otot, tetanus, kelemahan, detak jantung tidak teratur, penurunan
tekanan darah, dan tanda-tanda gagal jantung.
Keracunan kronik (8)
Terhirup
Menghirup debu asam oksalat dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan
berat badan serta inflamasi saluran napas.
Kontak dengan kulit
Dapat menimbulkan dermatitis.
Kontak dengan mata
Dapat menyebabkan iritasi pada mata.
Tertelan
Berbahaya jika tertelan.
9. Pertolongan Pertama
Terhirup (3,4)
Segera pindahkan dari tempat paparan ke tempat yang berudara segar. Jika tidak
bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika mengalami kesulitan bernapas, berikan
oksigen. Gunakan kantong masker berkatup atau peralatan yang sejenis dengan
pernafasan buatan jika diperlukan. Bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit (3,4)
Dengan segera lepaskan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi . Cuci
dengan sabun atau deterjen lunak dan air yang banyak sekurangnya 15-20 menit
sampai tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa. Jika diperlukan bawa ke fasilitas
kesehatan terdekat. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Kontak dengan mata (3,4)
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau garam normal sekurangnya 15-20
menit, dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai tidak
ada lagi bahan kimia yang tersisa. Bawa segera ke fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan (1,3,4)
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Longgarkan
pakaian, seperti kerah baju, dasi, dan ikat pinggang. Jika korban dalam keadaan
sadar, dapat diberikan dua gelas air minum. Jangan lakukan rangsang muntah atau
memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadarkan diri. Bila terjadi
muntah, atur agar posisi kepala lebih rendah dari panggul untuk mencegah aspirasi.
Jika seseorang dalam kondisi tidak sadar, posisikan kepala ke arah samping. Segera
bawa ke fasilitas kesehatan terdekat jika timbul gejala.
Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang
(3)
pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan
Media pemadam kebakaran: Gunakan semprotan air, bahan kimia kering, atau busa
yang sesuai (3,4), karbon dioksida, serbuk (4).
13.
Manajemen tumpahan
Tumpahan sedikit: Hindarkan kondisi pembentukan debu
(3)
. Gunakan peralatan
(1)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2012
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------