INTERNATIONAL TRADE
Dalam
dunia.
Perdagangan membuat orang-orang dalam suatu negara memiliki pilihan yang
ekonomi disebabkan ketika orang tidak yakin terhadap masa depan keuangan mereka,
mereka akan membeli lebih sedikit barang domestik terlebih barang impor.
Alasan lain output dan perdagangan bergerak bersama-sama adalah bahwa
negara dalam resesi akan memiliki mata uang yang lemah dibandingkan dengan
negara lain. Ini menyebabkan impor menjadi relatif lebih mahal.
Pola perdagangan internasional
Telah ada pola yang konsisten mengenai perdagangan barang antara negaranegara. Perdagangan antar negara berpenghasilan tinggi di dunia menyumbang sekitar
60 persen dari total perdagangan dunia. Perdagangan dua arah antara negara
berpenghasilan tinggi dengan negara berpenghasilan menengah dan rendah
menyumbang sekitar 34 persen dari perdagangan dunia. Sementara itu perdagangan
barang antar negara berpenghasilan rendah dan menengah hanya menyumbang sekitar
6 persen dari total perdagangan dunia.
M.S.,
bila
dibandingkan
dengan
1.2 MERKANTILISME
Merkantilisme menyatakan bahwa negara harus mengumpulkan kekayaan
keuangan, biasanya dalam bentuk emas, dengan mendorong ekspor dan membatasi
impor. Merkantilisme mengasumsikan bahwa sebuah bangsa meningkatkan kekayaan
hanya dengan mengorbankan negara lain a zero sum game keadaan dimana satu
negara diuntungkan dan negara lainnya dirugikan.
Praktek merkantilisme bersandar pada tiga pilar penting, yaitu surplus perdagangan,
intervensi pemerintah, dan kolonialisme.
2
1. Surplus Perdagangan
Elemen kunci pertama dari merkantilisme adalah untuk meningkatkan
kekayaan dengan mempertahankan surplus perdagangan, kondisi yang terjadi
ketika nilai ekspor negara lebih besar dari nilai impornya. Dalam merkantilisme,
surplus perdagangan berarti bahwa negara mengambil di lebih banyak emas pada
penjualan ekspornya daripada membayar untuk impor. Defisit perdagangan adalah
kondisi kesempatan, dimana terjadi ketika nilai impor suatu negara lebih besar
dari nilai ekspor.
2. Intervensi Pemerintah
Elemen kunci yang kedua adalah pemerintah untuk secara aktif campur
tangan dalam perdagangan internasional untuk mempertahankan surplus, baik
dengan melarang impor tertentu atau memberlakukan berbagai pembatasan seperti
tarif atau kuota. Pada saat yang sama, pemerintah mensubsidi industri yang
berbasis di dalam negeri untuk mendorong ekspor.
3. Kolonialisme
Elemen kunci yang ketiga adalah akuisisi wilayah (koloni) untuk berperan
sebagai sumber bahan baku murah dan sebagai pasar untuk barang jadi yang
mahal. Perdagangan antara negara merkantilisme dengan koloni mereka adalah
sumber besar dari keuntungan untuk kekuatan merkantilis. Koloni menerima
harga rendah untuk bahan baku dasar tetapi membayar harga tinggi untuk barang
jadi. Kebijakan Merkantilisme dan kolonial sangat memperluas kekayaan bangsa
yang mereka laksanakan. Kekayaan ini memungkinkan negara-negara untuk
membangun tentara dan angkatan laut untuk mengendalikan kerajaan kolonial
mereka jauh-melemparkan dan untuk melindungi jalur pelayaran mereka dari
serangan bangsa lain. Itu adalah sumber kekuatan ekonomi suatu negara yang
pada gilirannya meningkatkan daya relatif politiknya ke negara-negara lain.
Kelemahan Merkantilisme
Masalah utama dengan merkantilisme adalah bahwa, jika semua negara
melakukan barikade pasar untuk impor dan mendorong ekspor mereka ke negara lain,
maka perdagangan internasional akan menjadi sangat terbatas. Selain itu, membayar
kecil kepada koloni untuk ekspor mereka, tapi mengenakan harga yang tinggi untuk
impor menggangu pertumbuhan ekonomi mereka. Aspek-aspek negatif dari
Mobil
TV
100 unit
1000 unit
400 unit
200 unit
Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan jika setiap negara yang
terlibat memiliki keunggulan absolut yang berbeda-beda. Jika hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolut untuk barang yang dihasilkan, tidak akan terjadi
perdagangan internasional yang menguntungkan.
Inilah kelemahan pola pikir keunggulan absolut. Namun, kelemahan teori
Adam Smith ini disempurnakan oleh David Ricardo dengan teori comparative
advantage atau keunggulan komparatif, baik secara cost comparative (labor
efficiency) maupun production comparative (labor productivity).
1.4 KEUNGGULAN KOMPARATIF
Sebuah negara memegang keunggulan komparatif dalam produksi sebuah
barang ketika tidak mampu untuk memproduksi barang lain lebih efisien dari negara
lainnya, tetapi mampu memproduksi barang lebih efisien daripada barang lainnya.
Keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu meproduksi barang
dan jasa lebih banyak dengan biaya lebih murah dari negara lainnya. Dalam teori
keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan
pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa
yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
Menurut David Ricardo, walaupun suatu negara mampu memproduksi seluruh
jenis barang dengan harga lebih murah dari negara lainnya, negara tersebut masih bisa
memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional. Menurutnya, negara yang
mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi semua barang itu harus
mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor
barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah. Untuk memperjelasnya, kita
lihat contoh dalam tabel berikut.
Negara
Mobil
TV
100 unit
800 unit
80 unit
400 unit
maka dapat dilakukan dengan membandingkan harga antara produk tersebut, sebagai
berikut.
- Di negara A harga 1 unit mobil = 8 unit televisi
- Di negara B harga 1 unit mobil = 5 unit televisi
Dengan demikian, harga 1 unit mobil di negara B lebih murah dibandingkan dengan
negara A. Berdasarkan data ini, negara A lebih efisien dalam menghasilkan televisi
dan negara B menghasilkan mobil.
Jadi dalam teori keunggulan komparatif, masuk akal bagi suatu negara untuk
melakukan spesialisasi dalam memproduksi suatu barang yang dapat dihasilkan
secara lebih efisien, disamping membeli produk yang dihasilkan secara kurang efisien
dari negara-negara lainnya, bahkan jika hal itu berarti membeli barang dari negara
lain yang dapat dihasilkan sendiri secara lebih efisien.
Teori keunggulan komparatif David Ricardo berdasarkan atas beberapa
asumsi, antara lain sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
hubungan antarnegara.
Biaya-biaya produksi dianggap tetap.
Kualitas barang adalah sama.
Biaya transportasi tidak ada (nol).
Teknologi tidak berubah.
tenaga kerja jika biaya tenaga kerja relatif lebih rendah terhadap tanah dan
modal biaya, begitu pula sebaliknya.
b. Faktor proporsi teori konseptual menarik (misalnya, Australia memiliki banyak
lahan dan populasi kecil; ekspor terdiri dari produk yang memerlukan banyak
lahan sementara impor terdiri diproduksi dan barang-barang konsumsi)
SIMPULAN
Perdagangan internasional adalah pembelian, penjualan, atau pertukaran
barang dan jasa lintas batas negara. Perdagangan internasional memiliki beberapa
manfaaat seperti membuka pintu peluang kewirausahaan di seluruh dunia, membuat
orang-orang dalam suatu negara memiliki pilihan yang lebih banyak terhadap barang
dan jasa, dan berperan dalam penciptaan lapangan kerja di banyak Negara.
Merkantilisme menyatakan bahwa negara harus mengumpulkan kekayaan
keuangan, dengan mendorong ekspor dan membatasi impor. Praktek merkantilisme
bersandar pada tiga pilar penting, yaitu surplus perdagangan, intervensi pemerintah,
dan kolonialisme.
Argumen dasar
dalam teori keunggulan absolut menegaskan bahwa negara tidak boleh memproduksi
barang-barang yang ada di negerinya dimana barang tersebut bisa dibeli dengan biaya
lebih rendah di negara lain.
Inilah kelemahan pola pikir keunggulan absolut, tetapi disempurnakan oleh
David Ricardo dengan teori comparative advantage atau keunggulan komparatif.
Sebuah negara memegang keunggulan komparatif dalam produksi sebuah barang
ketika tidak mampu untuk memproduksi barang lain lebih efisien dari negara lainnya,
tetapi mampu memproduksi barang lebih efisien daridapa barang lainnya. Keunggulan
komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu meproduksi barang dan jasa lebih
banyak dengan biaya lebih murah dari negara lainnya.
Teori proporsi faktor menyatakan bahwa negara-negara memproduksi dan
mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi yang paling berlimpah dan
mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi yang terbatas di negaranya.
Teori siklus hidup produk internasional mengatakan bahwa perusahaan akan
mulai mengekspor produk dan kemudian melakukan investasi asing langsung selagi
produk bergerak melalui siklus hidupnya. Teori ini juga mengatakan bahwa, untuk
sejumlah alasan, ekspor suatu negara pada akhirnya akan menjadi impornya.
10
DAFTAR PUSTAKA
J. Wild,John. International Bussiness (the challenge of globalization). 2010. Pearson
Inc : USA
Ekonomi 2: Fenomena di Sekitar Kita, untuk Kelas XI SMA dan MA / RusdartiKusmuriyanto / Platinum
http://poernomoagusto.blogspot.com/2012/03/konsep-merkantilisme-dan-pendapatpara.html (diakses tanggal 2 Maret 2015)
http://www.academia.edu/9773823/teori_modern (diakses tanggal 5 Maret 2015)
11