Anda di halaman 1dari 11

CHAPTER 5

INTERNATIONAL TRADE

1. SEKILAS TENTANG PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Perdagangan internasional adalah pembelian, penjualan, atau pertukaran
barang dan jasa lintas batas negara. Hal ini berbeda dengan perdagangan dalam
negeri, yang hanya terjadi antara daerah atau kota dalam suatu Negara.

Dalam

beberapa tahun terakhir, negara-negara yang menganut globalisasi melihat bahwa


perdagangan semakin penting untuk ekonomi mereka.

Manfaat Perdagangan Internasional


-

Perdagangan internasional membuka pintu peluang kewirausahaan di seluruh

dunia.
Perdagangan membuat orang-orang dalam suatu negara memiliki pilihan yang

lebih banyak terhadap barang dan jasa.


Perdagangan internasional adalah sebuah mesin penting untuk penciptaan
lapangan kerja di banyak Negara.

Volume Perdagangan Internasional


Nilai dan volume perdagangan internasional selalu meningkat. Sebagian besar
perdagangan barang dunia terdiri dari perdagangan barang-barang manufaktur.
Dominasi barang-barang manufaktur telah bertahan dari waktu ke waktu dan mungkin
akan terus berlanjut. Alasannya adalah pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada
perdagangan dalam dua klasifikasi barang lainnya, yaitu pertambangan dan produk
pertanian. Perdagangan jasa menyumbang sekitar 20 persen dari keseluruhan
perdagangan dunia.
Perdagangan dan Output Dunia
Jumlah output dunia dalam tahun tertentu mempengaruhi jumlah perdagangan
internasional yang terjadi di tahun itu. Output ekonomi dunia lamban, akan
memperlambat perdagangan internasional, dan output yang lebih tinggi akan
mendorong perdagangan yang lebih besar. Perdagangan melambat di masa resesi

ekonomi disebabkan ketika orang tidak yakin terhadap masa depan keuangan mereka,
mereka akan membeli lebih sedikit barang domestik terlebih barang impor.
Alasan lain output dan perdagangan bergerak bersama-sama adalah bahwa
negara dalam resesi akan memiliki mata uang yang lemah dibandingkan dengan
negara lain. Ini menyebabkan impor menjadi relatif lebih mahal.
Pola perdagangan internasional
Telah ada pola yang konsisten mengenai perdagangan barang antara negaranegara. Perdagangan antar negara berpenghasilan tinggi di dunia menyumbang sekitar
60 persen dari total perdagangan dunia. Perdagangan dua arah antara negara
berpenghasilan tinggi dengan negara berpenghasilan menengah dan rendah
menyumbang sekitar 34 persen dari perdagangan dunia. Sementara itu perdagangan
barang antar negara berpenghasilan rendah dan menengah hanya menyumbang sekitar
6 persen dari total perdagangan dunia.

1.1 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Menurut Amir

M.S.,

bila

dibandingkan

dengan

pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, perdagangan internasional sangatlah


rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya
batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan,
misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor. Selain itu, kesulitan
lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan
timbangan, dan hukum dalam perdagangan.

1.2 MERKANTILISME
Merkantilisme menyatakan bahwa negara harus mengumpulkan kekayaan
keuangan, biasanya dalam bentuk emas, dengan mendorong ekspor dan membatasi
impor. Merkantilisme mengasumsikan bahwa sebuah bangsa meningkatkan kekayaan
hanya dengan mengorbankan negara lain a zero sum game keadaan dimana satu
negara diuntungkan dan negara lainnya dirugikan.
Praktek merkantilisme bersandar pada tiga pilar penting, yaitu surplus perdagangan,
intervensi pemerintah, dan kolonialisme.
2

1. Surplus Perdagangan
Elemen kunci pertama dari merkantilisme adalah untuk meningkatkan
kekayaan dengan mempertahankan surplus perdagangan, kondisi yang terjadi
ketika nilai ekspor negara lebih besar dari nilai impornya. Dalam merkantilisme,
surplus perdagangan berarti bahwa negara mengambil di lebih banyak emas pada
penjualan ekspornya daripada membayar untuk impor. Defisit perdagangan adalah
kondisi kesempatan, dimana terjadi ketika nilai impor suatu negara lebih besar
dari nilai ekspor.
2. Intervensi Pemerintah
Elemen kunci yang kedua adalah pemerintah untuk secara aktif campur
tangan dalam perdagangan internasional untuk mempertahankan surplus, baik
dengan melarang impor tertentu atau memberlakukan berbagai pembatasan seperti
tarif atau kuota. Pada saat yang sama, pemerintah mensubsidi industri yang
berbasis di dalam negeri untuk mendorong ekspor.
3. Kolonialisme
Elemen kunci yang ketiga adalah akuisisi wilayah (koloni) untuk berperan
sebagai sumber bahan baku murah dan sebagai pasar untuk barang jadi yang
mahal. Perdagangan antara negara merkantilisme dengan koloni mereka adalah
sumber besar dari keuntungan untuk kekuatan merkantilis. Koloni menerima
harga rendah untuk bahan baku dasar tetapi membayar harga tinggi untuk barang
jadi. Kebijakan Merkantilisme dan kolonial sangat memperluas kekayaan bangsa
yang mereka laksanakan. Kekayaan ini memungkinkan negara-negara untuk
membangun tentara dan angkatan laut untuk mengendalikan kerajaan kolonial
mereka jauh-melemparkan dan untuk melindungi jalur pelayaran mereka dari
serangan bangsa lain. Itu adalah sumber kekuatan ekonomi suatu negara yang
pada gilirannya meningkatkan daya relatif politiknya ke negara-negara lain.
Kelemahan Merkantilisme
Masalah utama dengan merkantilisme adalah bahwa, jika semua negara
melakukan barikade pasar untuk impor dan mendorong ekspor mereka ke negara lain,
maka perdagangan internasional akan menjadi sangat terbatas. Selain itu, membayar
kecil kepada koloni untuk ekspor mereka, tapi mengenakan harga yang tinggi untuk
impor menggangu pertumbuhan ekonomi mereka. Aspek-aspek negatif dari

merkantilisme diperjelas oleh teori perdagangan yang dikembangkan pada tahun


1700an, yaitu keunggulan absolut.

1.3 KEUNGGULAN ABSOLUT


Kemampuan suatu bangsa untuk memproduksi suatu barang lebih efisien dari
bangsa lain disebut keunggulan absolut, yang menganjurkan untuk membiarkan
kekuatan pasar mendikte arus perdagangan. Keunggulan absolut memungkinkan suatu
negara untuk memproduksi barang dimana ia memegang keunggulan absolut dan
perdagangan dengan bangsa lain untuk mendapatkan barang yang diperlukan tapi
tidak diproduksi ,disebut a positive sum game yang memberikan keuntungan bagi
semua yang terlibat dalam perdagangan
Misalnya, ada dua negara yang sama-sama menghasilkan mobil dan televisi.
Mobil dan televisi yang dihasilkan oleh kedua negara tersebut pada bulan tertentu
sebagai berikut.
Negara

Mobil

TV

100 unit

1000 unit

400 unit

200 unit

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa negara A menghasilkan lebih


banyak televisi dibandingkan dengan negara B sehingga dalam hal ini negara A
memiliki keuntungan mutlak / keunggulan absolut dalam menghasilkan televisi
terhadap negara B. Sementara itu, negara B lebih banyak menghasilkan mobil
dibandingkan dengan negara A, dalam hal ini negara B memiliki keuntungan mutlak /
keunggulan absolut dalam menghasilkan mobil. Dengan demikian, jika kedua negara
itu sepakat untuk melaksanakan perdagangan, sebaiknya negara A mengekspor
televisi dan mengimpor mobil dari negara B. Sebaliknya, negara B mengekspor mobil
ke negara A dan mengimpor televisi dari negara A.
Argumen dasar dalam teori keunggulan absolut menegaskan bahwa negara
tidak boleh memproduksi barang-barang yang ada di negerinya dimana barang
tersebut bisa dibeli dengan biaya lebih rendah di negara lain. Dengan mengkhususkan
diri dalam produksi barang dimana masing-masing memiliki keunggulan absolut,
kedua negara memperoleh manfaat dengan terlibat dalam perdagangan internasional.
4

Perdagangan internasional akan terjadi dan menguntungkan jika setiap negara yang
terlibat memiliki keunggulan absolut yang berbeda-beda. Jika hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolut untuk barang yang dihasilkan, tidak akan terjadi
perdagangan internasional yang menguntungkan.
Inilah kelemahan pola pikir keunggulan absolut. Namun, kelemahan teori
Adam Smith ini disempurnakan oleh David Ricardo dengan teori comparative
advantage atau keunggulan komparatif, baik secara cost comparative (labor
efficiency) maupun production comparative (labor productivity).
1.4 KEUNGGULAN KOMPARATIF
Sebuah negara memegang keunggulan komparatif dalam produksi sebuah
barang ketika tidak mampu untuk memproduksi barang lain lebih efisien dari negara
lainnya, tetapi mampu memproduksi barang lebih efisien daripada barang lainnya.
Keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu meproduksi barang
dan jasa lebih banyak dengan biaya lebih murah dari negara lainnya. Dalam teori
keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan
pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa
yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
Menurut David Ricardo, walaupun suatu negara mampu memproduksi seluruh
jenis barang dengan harga lebih murah dari negara lainnya, negara tersebut masih bisa
memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional. Menurutnya, negara yang
mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi semua barang itu harus
mengekspor barang yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi dan mengimpor
barang yang mempunyai keunggulan komparatif rendah. Untuk memperjelasnya, kita
lihat contoh dalam tabel berikut.
Negara

Mobil

TV

100 unit

800 unit

80 unit

400 unit

Tabel di atas menunjukkan bahwa negara A memiliki keunggulan mutlak


dalam dua jenis barang (mobil dan televisi) karena keduanya diproduksi lebih efisien
di negara A daripada di negara B. Dalam keadaan seperti ini, bukan berarti negara A
akan mengekspor mobil dan televisi ke negara B. Dalam situasi seperti ini, relatif
tidak akan terjadi perdagangan. Agar terjadi perdagangan yang saling menguntungkan
5

maka dapat dilakukan dengan membandingkan harga antara produk tersebut, sebagai
berikut.
- Di negara A harga 1 unit mobil = 8 unit televisi
- Di negara B harga 1 unit mobil = 5 unit televisi
Dengan demikian, harga 1 unit mobil di negara B lebih murah dibandingkan dengan
negara A. Berdasarkan data ini, negara A lebih efisien dalam menghasilkan televisi
dan negara B menghasilkan mobil.
Jadi dalam teori keunggulan komparatif, masuk akal bagi suatu negara untuk
melakukan spesialisasi dalam memproduksi suatu barang yang dapat dihasilkan
secara lebih efisien, disamping membeli produk yang dihasilkan secara kurang efisien
dari negara-negara lainnya, bahkan jika hal itu berarti membeli barang dari negara
lain yang dapat dihasilkan sendiri secara lebih efisien.
Teori keunggulan komparatif David Ricardo berdasarkan atas beberapa
asumsi, antara lain sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.

Perdagangan internasional hanya terjadi antardua negara.


Perdagangan dilakukan secara sukarela (bebas).
Barang yang dipertukarkan hanya dua macam.
Tenaga kerja bersifat homogen satu negara.
Tenaga kerja bergerak bebas di dalam negeri, tetapi tidak bebas dalam

6.
7.
8.
9.

hubungan antarnegara.
Biaya-biaya produksi dianggap tetap.
Kualitas barang adalah sama.
Biaya transportasi tidak ada (nol).
Teknologi tidak berubah.

Suatu negara akan tetap menyelenggarakan perdagangan dengan negara lain


walaupun negara itu memiliki keunggulan absolut atas barang yang dihasilkannya.
Negara tersebut hanya akan memproduksi barang yang paling menguntungkan untuk
dihasilkan.
Teori keunggulan komparatif menyarankan perdagangan bebas yang tidak ada
hambatan mengarahkan pada peningkatan jumlah produksi dunia; dan hal ini,
merupakan perdagangan yang memberikan dampak positif layaknya positive-sum
game. Teori keunggulan komparatif berpendapat suatu negara yang terbuka bagi
perdagangan bebas akan merangsang pertumbuhan ekonomi, yang mana perdagangan
akan menghasilkan keuntungan yang dinamis.
Asumsi dan Keterbatasan
6

a. Mengasumsikan negara hanya didorong oleh maksimalisasi produksi dan


konsumsi. Pemerintah terlibat dalam perdagangan karena berbagai alasan
(misalnya, kekhawatiran bagi pekerja atau konsumen).
b. Mengasumsikan hanya dua negara yang terlibat dalam produksi dan konsumsi dua
barang. Pada kenyataannya, lebih dari 180 negara dan banyak produk yang
dihasilkan, diperdagangkan, dan dikonsumsi.
c. Menganggap tidak ada biaya transportasi. Pada kenyataannya, biaya transportasi
adalah biaya utama perdagangan internasional.
d. Menganggap pekerja hanya sumber daya yang digunakan dalam proses produksi
karena tenaga kerja menyumbang sebagian besar dari total biaya produksi barang
pada saat teori yang dikembangkan.
e. Menganggap spesialisasi tidak menghasilkan keuntungan efisiensi. Di Bahkan,
hasil spesialisasi dalam peningkatan pengetahuan tentang tugas dan perbaikan di
masa mendatang.

1.5 TEORI PROPORSI FAKTOR


Teori proporsi faktor menyatakan bahwa negara-negara memproduksi dan
mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi yang paling berlimpah dan
mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi yang terbatas di negaranya.
Teori proporsi faktor berbeda dari teori keunggulan absolut dan keunggulan
komparatif. Teori proporsi faktor mengatakan sebuah negara mengkhususkan diri
dalam memproduksi dan mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi
yang paling berlimpah dan dengan demikian termurah bukan barang yang lebih
produktif atau efisien.
Contoh, Negara A telah lama menjadi eksportir barang-barang pertanian,
mencerminkan kelimpahan yang tidak biasa atas tanah yang subur. Sebaliknya,
Negara B unggul dalam ekspor barang yang diproduksi di industri padat karya. Hal ini
mencerminkan kelimpahan relatif Negara B terhadap tenaga kerja yang murah.
Negara A, yang tidak memiliki tenaga kerja murah yang berlimpah, telah menjadi
importer utama dari barang-barang Negara B.
BURUH VS TANAH DAN PERALATAN MODAL
a. Faktor proporsi sumber teori istirahat menjadi dua kategori:
(1) tenaga kerja, dan (2) tanah dan modal peralatan. Ini memprediksi bahwa
negara akan mengkhususkan diri dalam produk-produk yang membutuhkan
7

tenaga kerja jika biaya tenaga kerja relatif lebih rendah terhadap tanah dan
modal biaya, begitu pula sebaliknya.
b. Faktor proporsi teori konseptual menarik (misalnya, Australia memiliki banyak
lahan dan populasi kecil; ekspor terdiri dari produk yang memerlukan banyak
lahan sementara impor terdiri diproduksi dan barang-barang konsumsi)

1.6 TEORI SIKLUS HIDUP PRODUK INTERNASIONAL


Teori siklus hidup produk internasional mengatakan bahwa perusahaan akan
mulai mengekspor produk dan kemudian melakukan investasi asing langsung selagi
produk bergerak melalui siklus hidupnya. Teori ini juga mengatakan bahwa, untuk
sejumlah alasan, ekspor suatu negara pada akhirnya akan menjadi impornya.
Tahapan siklus hidup produk:
Pada tahap 1, tahap produk baru, daya beli yang tinggi dan permintaan dari
pembeli di negara industri mendorong perusahaan untuk merancang dan
memperkenalkan konsep baru. Karena tingkat permintaan dalam pasar domestik
tidak diketahui secara pasti pada tahap ini, perusahaan mempertahankan volume
produksi yang rendah dan berbasis di negara asal.
Dalam tahap 2, tahap kedewasaan, pasar domestik dan pasar luar negeri
telah sepenuhnya sadar akan keberadaan produk dan manfaatnya. Permintaan
meningkat dan berkelanjutan selama periode waktu yang cukup panjang. Karena
pangsa pasar yang semakin besar, perusahaan berinovasi dengan memperkenalkan
fasilitas produksi di negara dengan permintaan tertinggi. Menjelang akhir tahap ini,
produk mulai menghasilkan penjualan di negara berkembang dan mungkin
beberapa manufaktur ditetapkan disana.
Pada tahap 3, tahap standardisasi produk, persaingan dari perusahaan lain
yang menjual produk serupa menekan perusahaan untuk menurunkan harga untuk
mempertahankan tingkat penjualan. Seiring dengan pasar yang menjadi lebih
sensitif terhadap harga, perusahaan mulai mencari secara agresif untuk basis
produksi berbiaya rendah di negara berkembang untuk memasok pasar di seluruh
dunia. Selanjutnya, karena sebagian besar produksi sekarang dilakukan di luar
negari, permintaan di dalam negeri dipasok dari impor dari negara berkembang dan
negara industri lainnya.
8

SIMPULAN
Perdagangan internasional adalah pembelian, penjualan, atau pertukaran
barang dan jasa lintas batas negara. Perdagangan internasional memiliki beberapa
manfaaat seperti membuka pintu peluang kewirausahaan di seluruh dunia, membuat
orang-orang dalam suatu negara memiliki pilihan yang lebih banyak terhadap barang
dan jasa, dan berperan dalam penciptaan lapangan kerja di banyak Negara.
Merkantilisme menyatakan bahwa negara harus mengumpulkan kekayaan
keuangan, dengan mendorong ekspor dan membatasi impor. Praktek merkantilisme
bersandar pada tiga pilar penting, yaitu surplus perdagangan, intervensi pemerintah,
dan kolonialisme.

Masalah utama dengan merkantilisme adalah bahwa, jika semua negara


melakukan barikade pasar untuk impor dan mendorong ekspor mereka ke negara lain,
maka perdagangan internasional akan menjadi sangat terbatas. Aspek-aspek negatif
dari merkantilisme diperjelas oleh teori perdagangan yang dikembangkan pada tahun
1700an, yaitu keunggulan absolut.
Keunggulan absolut yaitu kemampuan suatu bangsa untuk memproduksi suatu
barang lebih efisien dari bangsa lain disebut keunggulan absolut, yang menganjurkan
untuk membiarkan kekuatan pasar mendikte arus perdagangan.

Argumen dasar

dalam teori keunggulan absolut menegaskan bahwa negara tidak boleh memproduksi
barang-barang yang ada di negerinya dimana barang tersebut bisa dibeli dengan biaya
lebih rendah di negara lain.
Inilah kelemahan pola pikir keunggulan absolut, tetapi disempurnakan oleh
David Ricardo dengan teori comparative advantage atau keunggulan komparatif.
Sebuah negara memegang keunggulan komparatif dalam produksi sebuah barang
ketika tidak mampu untuk memproduksi barang lain lebih efisien dari negara lainnya,
tetapi mampu memproduksi barang lebih efisien daridapa barang lainnya. Keunggulan
komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu meproduksi barang dan jasa lebih
banyak dengan biaya lebih murah dari negara lainnya.
Teori proporsi faktor menyatakan bahwa negara-negara memproduksi dan
mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi yang paling berlimpah dan
mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi yang terbatas di negaranya.
Teori siklus hidup produk internasional mengatakan bahwa perusahaan akan
mulai mengekspor produk dan kemudian melakukan investasi asing langsung selagi
produk bergerak melalui siklus hidupnya. Teori ini juga mengatakan bahwa, untuk
sejumlah alasan, ekspor suatu negara pada akhirnya akan menjadi impornya.

10

DAFTAR PUSTAKA
J. Wild,John. International Bussiness (the challenge of globalization). 2010. Pearson
Inc : USA
Ekonomi 2: Fenomena di Sekitar Kita, untuk Kelas XI SMA dan MA / RusdartiKusmuriyanto / Platinum
http://poernomoagusto.blogspot.com/2012/03/konsep-merkantilisme-dan-pendapatpara.html (diakses tanggal 2 Maret 2015)
http://www.academia.edu/9773823/teori_modern (diakses tanggal 5 Maret 2015)

11

Anda mungkin juga menyukai

  • Pengauditan II
    Pengauditan II
    Dokumen14 halaman
    Pengauditan II
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 4
    Sap 4
    Dokumen19 halaman
    Sap 4
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 4
    Sap 4
    Dokumen10 halaman
    Sap 4
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sia Sap 9
    Sia Sap 9
    Dokumen21 halaman
    Sia Sap 9
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sia 13
    Sia 13
    Dokumen8 halaman
    Sia 13
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 2
    Sap 2
    Dokumen9 halaman
    Sap 2
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sia 11
    Sia 11
    Dokumen10 halaman
    Sia 11
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 2
    Sap 2
    Dokumen6 halaman
    Sap 2
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 2
    Sap 2
    Dokumen9 halaman
    Sap 2
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 12
    Sap 12
    Dokumen9 halaman
    Sap 12
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 11
    Sap 11
    Dokumen10 halaman
    Sap 11
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 4
    Sap 4
    Dokumen10 halaman
    Sap 4
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 7
    Sap 7
    Dokumen10 halaman
    Sap 7
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 2
    Sap 2
    Dokumen9 halaman
    Sap 2
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • SPM Ukuran Kinerja
    SPM Ukuran Kinerja
    Dokumen15 halaman
    SPM Ukuran Kinerja
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • SPM Ukuran Kinerja
    SPM Ukuran Kinerja
    Dokumen15 halaman
    SPM Ukuran Kinerja
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 10
    Sap 10
    Dokumen8 halaman
    Sap 10
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 10
    Sap 10
    Dokumen8 halaman
    Sap 10
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sia 13
    Sia 13
    Dokumen8 halaman
    Sia 13
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sia 11
    Sia 11
    Dokumen10 halaman
    Sia 11
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 11
    Sap 11
    Dokumen10 halaman
    Sap 11
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Pengukuran Kinerja
    Pengukuran Kinerja
    Dokumen13 halaman
    Pengukuran Kinerja
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • ANGINA PECTORIS
    ANGINA PECTORIS
    Dokumen23 halaman
    ANGINA PECTORIS
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 9
    Sap 9
    Dokumen16 halaman
    Sap 9
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sap 8
    Sap 8
    Dokumen10 halaman
    Sap 8
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Ch9 - International Financial Market
    Ch9 - International Financial Market
    Dokumen23 halaman
    Ch9 - International Financial Market
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Pengauditan II
    Pengauditan II
    Dokumen4 halaman
    Pengauditan II
    AnakAgungMirahSiswandari
    Belum ada peringkat
  • Sia 13
    Sia 13
    Dokumen8 halaman
    Sia 13
    AnakAgungMirahSiswandari
    100% (1)