TRANSFER PRICING
Disusun Oleh :
Putri Yuwindasari
(125020301111041)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1) Konsep Transfer Pricing
3) ARMS-LENGTH STANDARD
Peraturan tentang transfer pricing secara umum diatur dalam Pasal
18 UU Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh). Pasal 18 ayat (3) UU PPh
menyebutkan bahwa Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berwenang untuk
menentukan kembali besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai
dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi
oleh hubungan istimewa (arms length principle). Di dalam aturan ini
disebutkan pengertian arms length principle yaitu harga atau laba atas
transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai
hubungan istimewa ditentukan oleh kekuatan pasar, sehingga transaksi
tersebut mencerminkan harga pasar yang wajar.
Hubungan istimewa dikatakan terjadi jika
(i)
Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung
maupun tidak langsung paling rendah 25% pada Wajib
Pajak lain;
(ii)
Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau
lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama
baik langsung maupun tidak langsung; atau
(iii)
terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun
semenda dalam garis
keturunan lurus dan/atau ke samping satu derajat.
Aturan lebih lanjut dan detail tentang transfer pricing termuat dalam PER32/PJ/2011 menyatakan bahwa penentuan harga transaksi wajar (arms
length price) bisa melalui metode perbandingan harga antara pihak non
istimewa, resale price dan metode lainnya. Arms-length standard yang
paling banyak digunakan sebagai berikut
A. Metode perbandingan harga (Comparable Uncontrolled
Price/CUP)
Metode ini membandingkan harga transaksi dari pihak yang ada
hubungan istimewa
tersebut dengan harga transaksi barang sejenis dengan pihak yang tidak
mempunyai hubungan istimewa (pembanding independen), baik itu
internal CUP maupun eksternal CUP. Metode ini sebenarnya merupakan
metode yang paling akurat, tetapi yang sering menjadi permasalahan
adalah mencari barang yang benar-benar sejenis.
(kebijakan) harga pimpinan. Secara komersial (Matl dan Usry, 1984, dan
Horngren dan Foster, 1987) terdapat lima dasar penentuan harga transfer,
yaitu
a) Penentuan Harga Transfer berdasarkan Biaya (Cost Basis Transfer
Pricing).
Digunakan pada transfer antar perusahaan yang menggunakan
konsep pusat pertanggung jawaban biaya. Kinerja manajer
diukur melalui pertanggung jawabannya mengenai pengendalian
biaya. Konsep ini sederhana dan menghemat sumber daya
karena tersedianya informasi di setiap tingkat aktivitas
perusahaan. Transfer pricing yang mendasarkan pada biaya
dapat bervariasi antara: Biaya Variabel sebenarnya (actual
variabel cost), Biaya tetap sebenarnya (actual fixed cost),Biaya
variabel standar (standard variable cost),Biaya total standar
(standard full cost), Biaya rata-rata (average cost), dan,Biaya
total ditambah kenaikan (full cost plus mark up).
b) Penentuan Harga Transfer berdasarkan harga pasar (Market Basis
Transfer Pricing).
Berbeda dengan harga transfer berdasarkan biaya, transfer
pricing yang mendasarkan pada harga pasar, lebih wajar karena
didasarkan pada kekuatan interaksi antara perusahaan dengan
pihak luar tanpa dipengaruhi oleh kekurangan-efisienan
operasional dari salah satu anggota perusahaan. Kesuraman
kinerja salah satu anggota perusahaan dalam satu grup dapat
memberikan dampak negatif pada anggota lainnya apabila
jumlah harga transfer dihitung berdasarkan biaya nyata dari tiap
perusahaan.
Harga transfer berdasarkan pada harga pasar
dianggap sebagai tolak ukur untuk menilai kinerja manajer divisi
karena kemampuannya menghasilkan laba dan merangsang
divisi untuk bekerja secara bersaing.21
c) Penentuan Harga Transfer Berdasarkan Negoisasi (The
Negotiated Price).
Baik harga transfer berbasis harga pasar maupun harga transfer
berbasis biaya berpotensi untuk tidak tercapainya persetujuan
harga antar pihak-pihak, maka tidak jarang harga transfer
tersebut dinegosiasikan antara pembeli dan penjual di luar harga
yang direferensikan atau berdasarkan penerapan formula biaya
yang telah ditetapkan sebelumnya.
d) Penentuan Harga Transfer Berdasarkan Arbitrase (Arbitration
Transfer Pricing)
Penentuan harga transfer berdasarkan harga arbitrase ini
menekankan pada interaksi kedua divisi dan pada tingkat yang
Manfaat APA
o Memberikan kepastian kepada wajib pajak atas nama semua
penghitungan
mengenaiharga
transaksi
dengan
menggunakan metode yang disetujui.
o Memberikan kepastian terhadap kegiatan wajib pajak
termasuk kepastian mengenaikewajiban pajak yang berkaitan
dengan harga transfer.
o Mengurangi biaya dan waktu pada saat diaudit, karena selama
periode APA berlakuharga transaksi yang telah disepakati oleh
wajib pajak dan otoritas pajak.
o Dapat mencegah praktik harga transfer yang tidak benar dan
semata-mata hanya untuk menghindari pajak.
Masalah dalam penyelenggaraan APA
Hal yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan APA yaitu
kemungkinan adanya potensikerugian sebagai berikut :
o Pengorbanan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan APA.
o Wajib pajak harus mengungkapkan informasi yang mungkin
merupakan rahasia perusahaan kepada otoritas pajak.