Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PENUTUP
Cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala disebabkan oleh
benturan fisik dari luar, sehingga menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif
dan fungsi fisik. Pada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua
tahap yaitu cedera primer sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa, dapat
disebabkan benturan langsung kepala dengan suatu benda keras maupun oleh
proses akselarasi deselarasi gerakan kepala, dan cedera sekunder yang terjadi
akibat berbagai proses patologis yang timbul sebagai tahap lanjutan dari
kerusakan otak primer, berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron
berkelanjutan, iskemia, perubahan neurokimiawi dan peningkatan tekanan
intrakranial.
Tekanan intrakranial (TIK) merupakan jumlah tekanan dari struktur struktur di dalam rongga tengkorak yang terdiri dari otak, darah dan pembuluh
darahnya serta cairan serebrospinal (CSS). TIK normal bervariasi menurut umur,
posisi tubuh, dan kondisi klinis. TIK normal adalah 7-15 mmHg, pada dewasa
yang berbaring 3-7 mmHg dan pada anak-anak 1,5-6 mmHg. Salah satu hal
yang penting dalam TIK adalah tekanan perfusi serebral/cerebral perfusion
pressure (CPP). CPP dihasilkan dari tekanan arteri sistemik rata-rata dikurangi
tekanan intrakranial, dengan rumus CPP = MAP ICP. CPP normal berada
pada rentang 60-100 mmHg. Jika massa intrakranial membesar, kompensasi
awal adalah pemindahan cairan serebrospinal ke kanal spinal. Perpindahan
cairan serebrospinal keluar dari kranial adalah mekanisme kompensasi

32

pertama dan utama, tapi lengkung kranial dapat mengakomodasi peningkatan


volume intrakranial hanya pada satu titik. Kompensasi kedua adalah
menurunkan volume darah dalam otak. Kompensasi ini mengubah metabolisme
otak, sering mengarah pada hipoksia jaringan otak dan iskemia. Kompensasi
tahap akhir dan paling berbahaya adalah pemindahan jaringan otak melintasi
tentorium dibawah falx serebri, atau melalui foramen magnum ke dalam
kanal spinal. Proses ini dinamakan herniasi dan sering menimbulkan
kematian dari kompresi batang otak. Kenaikan tekanan intrakranial sering
memberikan gejala klinis yang dapat dilihat seperti nyeri kepala, muntah,
kejang, papil edema dan gejala lainnya, seperti false localizing sign dan gejala
neurologis fokal.
Pemantauan TIK digunakan untuk mencegah terjadinya fase kompensasi
ke fase dekompensasi. Dengan pemantauan TIK juga kita dapat mengetahui nilai
CPP, yang sangat penting, dimana menunjukkan tercapai atau tidaknya perfusi
otak begitu juga dengan oksigenasi otak. Tujuan utama dalam tatalaksana
peningkatan tekanan intrakranial adalah menstabilkan tekanan darah dan
oksigenasi jaringan dan mencegah kerusakan sekunder dengan menstabilkan
tekanan intrakranial dan tekanan perfusi ke otak. Bila didapati berulangnya
peningkatan tekanan intracranial setelah intervensi pertama, terapi yang lebih
intensif harus dipertimbangkan. Prinsip yang digunakan adalah menurunkan
metabolisme dan aktivitas dari otak (barbiturat dan hipotermi) serta membuka
rongga intrakranial untuk menurunkan tekanan (kraniotomi).

33

Anda mungkin juga menyukai