PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang paling dasar
dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Melalui program pelayanan puskesmas, diharapkan akan tercapai
masyarakat yang mandiri menuju sehat sesuai dengan visi Departemen Kesehatan.
Program puskesmas terdiri dari program kesehatan dasar yaitu Program Promosi
Kesehatan, Program Kesehatan Ibu dan Anak, Program keluarga Berencana,
Program Pemberantasan Penyakit Menular, Program Peningkatan Gizi, Program
Kesehatan
Lingkungan,
Program
Pengobatan,
dan
program
kesehatan
hasil SDKI 2012 per 1.000 kelahiran hidup. adalah 32 kematian per 1.000
kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40 kematian.
Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari tiga perempat dari semua
kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas
kematian bayi terjadi pada periode neonatus. Salah satu faktor tingginya AKI di
Indonesia adalah disebabkan karena masih rendahnya cakupan pertolongan oleh
tenaga kesehatan. Departemen Kesehatan menetapkan target 90 persen persalinan
ditolong oleh tenaga medis pada tahun 2010. Perbandingan dengan hasil survei
SDKI bahwa persalinan yang ditolong oleh tenaga medis profesional meningkat
dari 66 persen dalam SDKI 2002-2003 menjadi 73 persen dalam SDKI 2007.
Selain itu, tingginya angka kesakitan dan kematian bayi disebabkan oleh fasilitas
dan infrastruktur yang belum memadai, akses yang belum merata, dan SDM yang
terkait dengan pelayanan ibu belum merata distribusinya, kompetensi belum
seperti yang diharapkan, dan kerjasama antar SDM yang terkait belum terkordinir
dengan baik.
Evaluasi hasil program KIA di Puskesmas dilakukan berdasarkan laporan
bulanan KIA, kelahiran dan kematian per desa, penemuan kasus BBLR per desa,
penemuan kasus tetanus neonatorum per desa, kematian ibu, register kematian
perinatal (0-7) hari, rekapitulasi pelacakan kematian neonatal, Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) KIA indikator ibu, PWS KIA indikator anak serta
laporan bulanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) KIA. Laporan bulanan KIA
untuk memantau kegiatan kesehatan ibu dan bayi disuatu wilayah Puskesmas,
motherhood dan mulai tahun 2001 telah dilancarkan Rencana Strategi Nasional
making pregnancy safer (MPS). Adapun pesan kunci MPS adalah : (1) Setiap
persalinan, ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; (2) Setiap komplikasi Obstetri
dan neonatal mendapatkan pelayanan yang adekuat; (3) Setiap wanita usia
subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
dan penanganan komplikasi keguguran.
Realisasi dari MPS tersebut di tingkat Puskesmas yang mempunyai dokter
umum dan bidan, khususnya puskesmas dengan rawat inap dikembangkan menjadi
Puskesmas mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Esensial Dasar
(PONED) (Koesno, 2004 : 3). Puskesmas dengan PONED menjadi tempat rujukan
terdekat dari desa sebagai pembina bidan dan mendekatkan akses pelayanan
kegawatdaruratan pada ibu hamil dan bersalin
karena
komplikasi
dalam
sesuai
syarat-syarat
yang
telah
ditetapkan
diharapkan
dapat
diharapakan yaitu menurunkan angka kematin ibu menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015.
Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin merupakan salah satu unit
pelayanan kesehatan masyarakat yang berada di bawah Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat dasar di wilayah kerjanya, terutama dikaitkan dengan peran
Puskesmas Alalak Selatan sendiri yang telah memiliki PONED. Adapun wilayah
kerja kerja dari Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin meliputi Kelurahan Alalak
Selatan, Kuin Utara dan Pangeran. Dalam pelaksanaan kewajibannya sebagai unit
pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas Alalak Selatan dengan PONED ini
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran kegiatan KIA, KB, dan PONED pada daerah kerja
Puskesmas Alalak Selatan Banjarmasin tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya mutu kesehatan ibu dan anak serta sehingga