I.
TUJUAN
1. Mempelajai sifat-sifat aliran fluida dalam beberapa jenis ukuran pipa
2. Mempelajari sifat aliran laminar dan turbulen akibat perubahan flowrate
3. Memperoleh pengertian mengenai perubahan tekanan terhadap flowrate yang terjadi
pada aliran fluida
4. Mempelajari karakteristik tekanan alat pengukur flowrate
Dimana,
m adalah masa fluida ( kg)
adalah volume fluida (m3)
3. Compressibility
Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas
tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan
tekanan yang relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika
densitasnya peka terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan, fluida
tersebut digolongkan compresible. Zat cair biasanya dianggap zat yang
incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang compresible.
4. Spesific Weight (Berat Massa)
Berat massa (gc) tiap zat dianggap sama, setara dengan percepatan gravitasi bumi
yaitu sebesar 9,8 m/s2
5. Spesific Gravity (SG)
(4)
kecepatan dimana aliran tidak laminar, tetapi jiuga tidak turbulen (antara laminar dan
turbulen), disebut daerah transisi.
(6)
Dimana,
NR
= bilangan Reynold
= diameter pipa
= flowrate
= densitas fluida
= viskositas absolur
Dengan suatu eksperimen, diperoleh bahwa bilangan Reynold di bawah 2.000
menunjukkan aliran dalam keadaan laminar. Bilangan Reynold antara 2.000 sampai dengan
4.000 menunjukkan aliran dalam keadaan transisi. Bilangan Reynold di atas 10.000
menunjukkan aliran dalam keadaan turbulen.
Adapun friction head merupakan jumlah tekanan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan
alir dalam pipa maupun fitting.
Berikut ini parameter-parameter yang berhubungan dengan faktor friksi adalah :
1. Diameter pipa
2. Kecepatan rata-rata fluida
3. Densitas fluida
4. Viskositas fluida
5. Kekasaran pipa
6. Pemanasan akibat friksi per unit massa
Friksi yang terjadi bergantung pada pola aliran. Pada laju alir relatif rendah, friksi
terjadi antarelemen fluida (viscous section). Pada laju alir relatif tinggi, timbul arus gejolak
(eddy current), sehingga friksi terjadi antara elemen fluida dan permukaan saluran.
Besarnya kehilangan energi karena friksi menurut persamaan Darcy-Weisbach adalah
sebagai berikut:
(7)
Dimana,
f
= panjang pipa
= diameter pipa
= flowrate
gc
= konstanta konversi
(8)
(9)
Persamaan 7 menunjukkan hubungan linear antara f dengan NR pada aliran laminar yang
berlaku untuk NR di bawah 2000. Pada dasarnya kehilangan energi pada aliran laminar hanya
disebabkan oleh viscous drag saja, sedangkan pada aliran turbulen disebabkan oleh gerakan
turbulen dari arus eddy. Oleh karena itu, friction factor untuk aliran turbulen di samping
bergantung pada NR juga bergantung pada kekasaran permukaan pipa.
(10)
/D adalah kekasaran relatif, yaitu perpandingan antara tingginya tonjolan dalam dinding
pipa dibagi diameter dalam pipa. Hubungan antara f dengan NR dan /D dapat diperoleh dari
chart stadard yang disebut friction factor chart.
Semakin besar bilangan reynold, momentum yang berpindah antar lapisan fluida
semakin besar kenaikan bilangan reynold sampai melewati batas kritisnya akan menyebabkan
aliran menjadi turbulen dan terjadi dua regional aliran, yaitu daerah laminer dekat dinding
pipa dan daerah turbulen mulai dari batas daerah alirn laminer sampai sumbu pipa. Akibatnya
profil aliran tidak parabola lagi seperti terlihat pada gambar di bawah.
Daerah laminer akan semakin tipis dengan kenaikan bilangan reynold dan semakin
mempunyai arti dibandingkan dengan kekasaran dinding pipa, sehingga efek kekasaran
dinding pipa semakin dirasakan oleh pokok aliran. Itulah sebabnya faktor friksi pada aliran
laminer hanya bergantung pada bilangan reynold dan bergeser semakin bergantung pada
kekesaran dinding pipa untuk aliran laminer.
(11)
Dimana,
k
= koefisien gesek (
Le
Persamaan dasar untuk venturi meter adalah persamaan Bernoulli. Gesekan dapat
diabaikan dan venturi diasumsikan terpasang horisontal tanpa pompa. Jika kecepatan ratarata di hulu adalah va dan di hilir vb, dan densitas fluida b, maka:
(12)
Dimana,
Da = diameter pipa
Db = diameter leher venturi meter
= rasio diameter
(14)
Persamaan
tersebut
hanya
berlaku
untuk
aliran
ideal
tanpa
gesekan.
Untuk
memperhitungkan rugi gesekan yang terdapat sedikit antara lokasi a dan b persamaan
tersebut dikoreksi dengan faktor empirik Cv:
(15)
dari Da/4, va dan suku diabaikan. Untuk venturi yang baik, nilai Cv rata-rata 0.98 untuk
diameter pipa kecil.
Pada praktiknya, besaran yang dicari biasanya bukan kecepatan melalui leher venturi
vb. Laju aliran yang lebih penting adalah laju alir massa atau laju alir volumetrik melalui
venturi tersebut. Laju alir massa dihitung dengan persamaan:
(16)
Dimana,
m = laju alir massa dan Sb = luas leher venturi
Laju alir volumetrik didapat dengan membagi laju alir massa dengan densitas:
(17)
Jika aliran melalui venturi meter benar-benar tanpa gesekan, tekanan fluida masuk dan
keluar venturi sama sehingga penempatan venturi meter di jalur pipa tidak menyebabkan
terjadinya pressure drop permanen. Gesekan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, sehingga
pasti terjadi pressure drop dan head loss. Karena sudut kerucut divergen cukup kecil,
pressure drop venturi meter relatif kecil, kira hanya 10%.
Orifice flowmeter adalah suatu plat yang memiliki lubang dengan diameter
d0 diletakkan diantara dua plat pipa dengan diameter d1. Lubang pengukur tekanan pada titik
1 dan titik 2 akan mengukur P1 P2. Arus fluida melewati plat orifice membentuk suatu vena
kontrakta atau arus pancar bebas. Persamaan Bernoulli pada Orifice flowmeter adalah sebagai
berikut:
(18)
Dimana,
u0
Co adalah koefisien
orifice
orifice
dengan
venakontrakta, juga terhadap gesekan dan terhadap faktor kinetika a dan b. Co ditentukan
dari percobaan, dan nilainya bervariasi sesuai perubahan dan angka Reynolds pada
orifice. Bilangan Reynolds didefinisikan sebagai:
(19)
menjadi:
(20)
Dalam sistem orifice meter ini diperlukan pipa lurus di bagian hulu dan bagian hilir
orifice untuk menjamin agar pola aliran yang normal tidak terganggu oleh perlengkapan
sambungan pipa, valve, dan peralatna lain. Jika tidak, distribusi kecepatan menjadi tidak
normal, dan koefisien orifice akan terganggu.
REFERENSI
http://reggaenita.wordpress.com/2010/03/07/mekanika-fluida-fluida/
http://www.scribd.com/doc/86745039/ISI-sirkuit-fluida
http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/alf-aliran-fluida.pdf