Rumah dibangun untuk keluarga Bapak Galing Yudana. Keluarga Bapak Galing merupakan sebuah keluarga yang
beranggotakan 5 orang.
Berikut merupakan data dari masing masing anggota:
Anggota Keluarga
Pekerjaan
Hobi
Dosen
Pegawai
Mahasiswi
Mahasiswa
Pembantu
Dari data di atas terlihat bahwa posisi seorang birokrat dipegang oleh ibu Sitta.
Anak tertua dari keluarga ini bernama Bramiyana. Sekarang telah bekerja menjadi pegawai dan tidak tinggal
bersama di rumah ini. Ini berarti frekuensi kehadirannya di rumah dapat ditiadakan.
Sebagai sebuah keluarga, tentunya ketika berada di rumah, masing masing anggota keluarga akan memiliki
rangkaian aktivitas yang akan mereka kerjakan di sana. Macam aktivitas ini ada yang dilakukan secara sehari
hari maupun pada hari hari khusus. Namun, dalam perancangan rumah tinggal, macam aktivitas yang dilakukan
secara rutin (sehari hari atau sering dilakukan) yang akan menjadi pertimbangan dalam mendesain.
Berikut merupakan macam aktivitas rutin dari masing masing anggota keluarga:
Pelaku
Profesi
Hobi
Ayah
Dosen
Fakultas Bersepeda dan Makan-minum, tidur, bekerja, menonton tv,
Teknik UNS
Memasak
baca koran, belajar, olahraga pagi, mandi,
membaca, belajar, dan memasak
Ibu
AnakPerta
ma
( laki laki )
Pegawai
Anakkedua Mahasiswa
( perempua
n)
Anak
ketiga
( laki laki )
Mahasiswa
Pembantu
Membantu
pekerjaan
tangga
Olahraga
(renang),
bermain gitar
Waktu
Pagi
Siang
Ayah
Sore
Malam
Kegiatan
Bangun tidur, mandi, sarapan, bersiap
berangkat kerja.
Bekerja di Kampus.
Pulang dari kampus,
beristirahat,
Ibu
sholat,
mengantar
anak
mandi,
Pagi
sarapan,
kedua
Siang
Sore
Malam
Pagi
Siang
Anak Pertama
Sore
Malam
Pagi
Siang
Anak Kedua
Sore
Malam
Anak Ketiga
beristirahat,
sarapan,
beristirahat,
Pagi
Bangun
tidur,
mandi,
berangkat ke kampus
Siang
Belajar di Kampus
sarapan,
Sore
Malam
Pagi
Pembantu
Siang
Sore
Malam
Aktivitas aktivitas rutin di atas juga ada yang merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari. Namun ada juga
yang merupakan macam aktivitas yang membutuhkan perlakuan khusus. Contoh aktivitas hobi. Hobi ada biasa
dilakukan pada jam jam tertentu, pada tempat tertentu, maupun dengan suasana tertentu.
Melalui observasi data diperoleh daftar ruang ruang yang dibutuhkan di dalam rumah:
Teras
Ruang tamu
Ruang duduk/keluarga lantai 1
Ruang makan
Dapur
1 Kamar Tidur utama
3 Kamar tidur anak + 2 km/wc di luar lantai 2
Ruang tidur pembantu, km/wc, tempat cuci,
Tempat jemur.
Carport dan Garasi
Ruang Kerja
Ruang Santai lantai 2
Gudang
Musholla
Berikut merupakan program ruang yang akan digunakan pada rancangan rumah tinggal birokrat ini:
USER
AKTIVITAS
PROGRAM
BESARAN
RUANG
(m2)
ZONE
AYAH
IBU
ANAK I
MENYAMBUT TAMU
TERAS
R.TAMU
12
PUBLIC
ANAK II
AYAH
IBU
ANAK I
PUBLIC
OLAHRAGA
HALAMAN
40
ANAK II
ANAK III
AYAH
SEMI PRIVAT
IBU
ANAK I
MEMBACA, SANTAI
ANAK II
RUANG
KELUARGA
ANAK III
AYAH
BERKUMPUL,
IBU
MENGOBROL
RUANG
ANAK I
DAN MENONTON TV
KELUARGA
ANAK II
ANAK III
PEMBANTU
16
16
AYAH
IBU
ANAK I
MAKAN/MINUM
RUANG MAKAN
IBU
MENJAHIT
RUANG JAHIT
AYAH
TIDUR/ISTIRAHAT,
K.TIDUR UTAMA
IBU
BELAJAR
KM/WC DALAM
ANAK II
16
ANAK III
ANAK I
ANAK II
ANAK III
AYAH
TIDUR/ISTIRAHAT,
BELAJAR
MAKAN/MINUM
IBU
SAJI
ANAK ke-I
MEMASAK
ANAK ke-II
ANAK III
PEMBANTU
K.TIDUR ANAK I
K.TIDUR ANAK II
K.TIDUR ANAK III
KM LANTAI 2
SIAP PANTRY/ DAPUR
+4
16
16
16
16
3
16
PRIVAT
SERVICE
AYAH
IBU
ANAK ke-I
SHOLAT
MUSHOLA
+ 10
PARKIR
CARPORT
24
ANAK ke-II
ANAK III
AYAH
IBU
ANAK I
ANAK III
ANAK III
TIDUR/ISTIRAHAT
PEMBANTU
R.TIDUR
MENCUCI PAKAIAN
PEMBANTU
TEMPAT CUCI
MENJEMUR PAKAIAN
TEMPAT JEMUR
MENYIMPAN BARANG
GUDANG
6,25
5
Di halaman
belakang
6
Dalam rumah tinggal ini hubungan antar ruang yang terjadi adalah hubungan keterkaitan hakekat sifat ruang.
Dalam rumah tinggal ini, ruangan disusun berdasarkan hakekat sifat ruangan tersebut. Mulai dari pintu masuk,
hakekat sifat ruang berangsur angsur menjadi lebih privat dan terus hingga ke lantai 2. Lantai 2 adalah lantai
yang privasinya tinggi dikarenakan terdapat kamar tidur anak (3 buah) dan satu buah kamar mandi. Hubungan
yang terjadi antar ruang dapat juga terjadi karena memiliki keterkaitan fungsi. Misalnya dapur, ruang makan, dan
wastafel kamar mandi. Ketiganya diletakan berdekatan karena fungsinya yang saling mendukung satu sama lain.
Ketiganya akan memiliki hubungan yang kuat ketika aktivitas sarapan , makan siang, ataupun makan malam.
Dapur berfungsi menampung kegiatan memasak makanan yang akan disajikan di meja makan ruang makan.
Sedangkan wastafel berguna sebagai penampung kegiatan mencuci tangan sebelum makan.
Ruangan
Besaran Ruang
Carport
5,5 x 4 m2
Garasi
6 x 3 m2
Tempat Cuci
1 x 2,5 m2
Tempat Jemur
Teras
3 x 2 m2
Ruang Tamu
4 x 3 m2
Ruang Keluarga
4 x 5 m2
4 x 4 m2
6 x 4 m2
4,5 x 4 m2
4 x 4 m2
4 x 4 m2
4 x 4 m2
Kamar Mandi 1
1,5 x 2 m2
Kamar Mandi 2
1,5 x 2 m2
Kamar Mandi 3
1,5 x 2 m2
Kamar Mandi 4
1,5 x 2 m2
Kamar Mandi 5
1,5 x 2 m2
Ruang Kerja
3,5 x 2,5 m2
Gudang
3 x 2 m2
Musholla
2,5 x 4 m2
Kamar Inem
2,5 x 2,5 m2
Total luasan yang digunakan oleh ruang ruang diatas adalah 199,5 m2
Site yang digunakan berkuran 20 x 25 m. Yang berarti luas keseluruhan site sebesar 500 m2.
Bila kita melakukan perhitungan persenan jumlah ukuran ruang terhadap luas keseluruhan site maka:
(190,5 / 500) x 100% = 39,5%
(dapat diterima karena masih berada dalam jenjang 30 40%)
Site
untuk
Rumah
Tinggal
Birokrat
berada di
Jalan
Dalam hal ini, pemilihan tapak dilakukan dengan berdasarkan pada macam aktivitas yang terjadi di dalam
rumah nantinya. Baik Bapak Galing maupun Ibu Sitta, keduanya memiliki pekerjaan yang alhasil banyak menerima
tamu tamu dari luar rumah. Untuk menghindari hiruk pikuk perkotaan yang ramai, demi membuat suasana
bertamu yang rileks dan santai untuk tamu tamu Ibu Sitta (sebagai seorang Kepala Dinas Tata Ruang Kota),
maka site diputuskan berlokasi di pinggir kota di daerah yang masih dibangun. Meskipun begitu, daerah sekitar
site yang dipilih masih penuh dengan lahan kosong yang belum dibangun dan belum ada tanda tanda akan
dibangun.
Berikut merupakan potensi dan kendala dari site yang dipilih
Potensi Site:
user maupun tamu) dan sebuah kendaraan (roda dua atau empat) memasuki site nantinya. Pada entrance site tak
jarang diletakan pada daerah yang memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi. Hal ini tidak masalah selama
nantinya sudah ada antisipasi untuk meredam kebisingan pada entrance menuju rumah tinggal.
maka
selatan
entrance
karena
akan
menghadap
sirkulasi
untuk
ke
arah
kendaraan
jalan
perumahan
yang
lebarnya
menghadap
kearah
selatan
juga,
Pada studi kasus penzoningan ini akan dibagi menjadi 3 bagian zona yaitu zona kebisingan tinggi, menengah
dan rendah
A. Zona dengan kebisingan tinggi
Pada zona ini terdapat ruang-ruang yang bersifat public seperti entrance(Main Entrnace
site), carport, garasi, teras luar, dan akhirnya menuju ke ruang tamu. Ruang public diletakkan disini
agar kegiatan-kegiatan yang terlalu mengganggu privasi keluarga dapat terhindarkan atau terkurangi
seperti contohnya kegiatan menerima tamu dan lain-lain.
Pada zona ini ruang-ruang ini akan berhubungan menurut alur sirkulasinya. Mulai dari
entrance menuju ke garasi (jika memakai kendaraan) lalu bisa langsung menuju ke ruang tamu
langsung.
B. Zona dengan kebisingan menengah
Pada zona ini terdapat ruang-ruang yang bersifat semi privat dan servise, serta terdapat
open space. Ruang semi privat diletakkan di zona yang mendapat view-view keluar agar pengguna
didalam ruangan tersebut tidak hanya terhibur dengan fasilitas yang ada tetapi juga dari view-view
buatan yang disajikan. Ruangan semi privat yang ada dapat berhubungan langsung dengan open
space, hal ini bertujuan agar open space menciptakan kesan yang luas bila dilihat dari dalam.
Hubungan ruang diatur menurut kebutuhan pengguna, fungsi dan sirkulasi yang dilakukan
pengguna. Mulai dari aktifitas menerima tamu, seperti menyediakan minum/makan kepada tamu dan
lain- lainnya, maka untuk itu ruang servis seperti dapur diletakkan dekat dengan ruang tamu. Untuk
kegiatan makan keluarga, minum sambil menonton tv dan lain-lain maka dapur letaknya berdekatan
dengan ruang makan dan ruang keluarga yang tujuannya untuk memudahkan akses antar ruang
makan,
ruang
keluarga
dan
dapur.
Sehabis
makan/minum/memasak
sangat
dan
lain-lain
memungkinkan untuk melakukan kegiatan metabolism atau mencuci tangan maka diperlukanlah Kamar
Mandi/WC, oleh sebab itu letak Kamar Mandi/WC ini diletakkan didekat dapur, ruang makan, dan ruang
keluarga sehingga memiliki akses yang mudah untuk mencapainya.
Ruangan seperti dapur mayoritas penggunanya adalah ibu dan pembantu, oleh sebab itu
kamar pembantu diletakkan disekitar atau didekat ruangan dapur. Ruangan servis ini juga memiliki
akses dari dan ke garasi yang tujuannya agar akses ini menjadi akses yang memudahkan user yang
memakai mobil untuk langsung memasuki ruangan semi privat.
Ruang semi privat seperti ruang keluarga, dapur dan juga ruang makan diupayakan untuk
bisa mempunyai araha atau view keluar yang menarik, ini dikarenakan supaya kegiatan-kegiatan pada
ruangan-ruangan tersebut tidak membosankan.
C. Zona dengan kebisingan rendah
Dalam zona ini terdapat zona ruang yang bersifat privat. Zona privat diletakkan di zona
kebisingan rendah agar kegiatan user pada zona privat ini tidak terganggu oleh suara bising yang ada.
Selain itu zona privat biasanya berisikan kamar-kamar yang dapat terkena sinar cahaya matahari pagi
yang menyehatkan secara langsung. Untuk itu perletakan zona privat ini diletakkan dilantai atas,
sehingga akan lebih terhindar dari dampak kebisingan dan juga perletakan tanaman dan pohon yang
sejajar akan mengurangi dampak kebisingan.
Dalam hal perletakan olah denah ada beberapa faktor yang ikut terlibat yaitu keaktifan
ruang, seperti ditunjukkan gambar dibawah ini, ruangan tamu, ruang kerja dan kamar tidur utama yang
dihubungkan dengan sebuah koridor, itu akan selalu aktif dikarenakan user sendiri adalah seorang
birokrat dan juga seorang dosen yang sering menerima tamu dirumahnya. Ketiga ruangan itu akan
selalu aktif di berbagai aspek kegiatan seperti halnya apabila ada tamu disaat user sedang mengerjakan
tugasnya di ruang kerja ataupun sedang berada dalam kamar tidur akan menerima tamu dan itu akan
selalu melewati koridor itu. Inilah yang disebut ruangan aktif, yang selalu terus digunakan walaupun
tidak terlalu jelas unsur ruangnya.
Area vegetasi
Area vegetasi dibuat untuk memberikan view dari luar dan juga sekaligus sebagai area pereduksi
kebisingan. Area vegetasi ini juga akan dipakai sebagai pagar hidup yang gunanya untuk menjaga
keprivasian pengguna yang berada didalam site ini. Area vegetasi ini diletakkan diarea paling dekat dengan
pagar batu bata serta daerah jalan setapak. Tumbuhan yang dipakai diantaranya adalah tumbuhan
bertipikal memanjang keatas, memiliki tinggi yang sedang, dapat dibentuk-bentuk sesuai keinginan
pengguna, tidak berbentuk tumbuhan berkanopi dan tumbuhan yang memiliki bunga. Seperti semak semak,
untuk yang vegetasi yang tinggi bisa dipakai soka, bambu china maupun talok.
Untuk mengisi halaman belakang rumah, maka pada bagian utara dan selatan ini akan diciptakan view
buatan, view-view ini akan mengedapankan vegetasi yang banyak, vegetasi ini diharapkan mampu
memberikan kenyamanan visual dari dalam dan diluar rumah melalui penataan vegetasi dan juga nantinya
bisa menjadi pereduksi kebisingan. Selain itu pada sisi utara dan selatan ini akan diciptakan ruang-ruang
untuk berkumpul keluarga diluar rumah untuk area berkebun maupun area olahraga yang nantinya akan
ditempatkan dibelakang rumah. Pada area ini, bagian tanah akan ditumbuhi rerumputan dengan sedikit
perkerasan. Perkerasan hanya disekitar bangunan saja, agar pada bagian ini dapat difungsikan sebagai area
penyerapan air hujan.
Pada area ini akan difungsikan dengan adanya jalur sirkulasi buatan yang nantinya dipakai untuk pembantu
bapak Galing, karena aktifitas pembantu akan dikhususkan diarea ini, seperti mencuci baju, menyetrika,
berjalan, menjemur pakaian dan lain-lain. Akan terdapat jalur sirkulasi untuk 1 orang dan disampingnya
terdapat vegetasi-vegetasi yang ditata dengan pola linier memanjang kearah halaman rumah yang
tujuannya untuk memperindah area ini. Selain itu area ini juga akan ada saluran air kotor (grey water) yang
berasal dari limbah rumah yang dialirkan kearah jalan utama.
Bangunan ini merupakan bangunan rumah tinggal di daerah tropis pada umumnya. Maka bahan bangunan
yang digunakan tidak terlalu berbeda dengan rumah tinggal lainnya. Dikelompokkan dalam 3 bagian yaitu sub
struktur, upper struktur dan utilitas.
a.
Sub Struktur
Dari analaisis data yang telah dilakukan, site berada di Solo Baru Surakarta, Jawa Tengah,
Indonesia. Oleh sebab itu maka struktur bangunan mempertimbangkan iklim yang ada adalah iklim
tropis dengan intensitas hujan yang tinggi.
Maka pondasi dan dinding harus dapat bertahan lama dan anti kelembaban. Yang terpenting itu
pondasi itu harus kuat menahan beban bangunan diatasnya. Dinding sendiri haruslah tahan akan
berbagai macam iklim didaerah tropis seperti hujan panas terus menerus.
Untuk mendukung bangunan yang berlantai dua makan ditiap beban pondasi yang memikul
beban lantai dua akan digunakan foot plat untuk menyokong struktur yang ada, mengingat tanah
yang ada disekitar site lumayan labil, sehingga demi keselamatan penghuni rumah dipasanglah foot
plat.
b. Upper Struktur
Untuk struktur bagian atas sendiri masih menggunakan kuda kuda yang berbahan kayu jati, dan
penggunaan nok, goring, usuk dan reng juga menggunakan bahan kayu jati ini dipilih karena dilihat
dari biaya dan juga kualitas bertahan dari kayu lumayan bagus dan juga harganya lumayan
terjangkau. Bentuk atap sendiri nantinya akan dibentuk atap limasan.
Pada atap disertai juga tritisan yang berkonsul ini bertujuan supaya ketika hujan air hujan
tidaklah masuk ke teras.
c. Utilitas
a. Air bersih menggunakan distribusi dari PAM dengan aplikasi ground tank sebagai reservoir
air.
b. Rumah ini berada di tengah kota sehingga sangat mendukung utilitas komunikasi. Jaringan
telepon kuat. Rumah ini menggunakan telepon rumah. Terdapat jaringan internet wireless
yang dipasang di atap dan bisa dipakai untuk umum.
c. Black water dan grey water diolah terpisah. Air sisa kamar mandi dialirkan ke septictank di
halaman depan untuk kemudian di alirkan ke sumur resapan. Grey water seperti limbah
mencuci, limbah dapur dan air hujan dijadikan satu saluran. Penyaringan menggunakan bak
lemak dan bak control. Hail saringan kemudian dialirkan ke riol kota di depan rumah.
d. Sistem drainase bersifat buatan. Kolam yang memanjang berfungsi sebagai penampung
sementara air hujan. Karena bangunan berlantai 2, sisa lahan yang cukup luas pada lantai
satu ditanami rumpu dan tanaman fungsional. Selain untuk daerah peresapan juga
menimbulkan kesan asri.
e. Penerangan bangunan menggunakan lampu LED berwarna kuning dan putih. Lampu LED
berwarna kuning digunakan pada balkon, selasar lantai 2, dan Ruang keluarga. Sedangkan
lampu LED berwarna putih digunakan pada Kamar tidur (utama, anak, dan pembantu),
ruang multifungsi , Kamar mandi, Gudang, ruang cuci, ruang hobi, dan dapur. Pada bagian
luar digunakan lampu taman untuk bagian taman tengah, belakang dan depan. Lalu pada
carport, digunakan lampu tembak yang ditanam di tanah untuk menimbulkan kesan estetis.
Selasar lantai satu diterangi dengan lampu tanam di langit-langit. Penggunaan lampu LED
kuning ditujukan agar menimbulkan kesan yang nyaman, santai dan intim.
f. Pemasangan wc pada lantai 1 dan 2 yang dipasang secara berdekatan, supaya menghemat
penggunaan pipa dan mempermudah jalur pembuangan black water, pengaliran air bersih.
g. Pemberian bukaan yang lumayan banyak, untuk pencahayaan dan penghawaan alami dan
menghemat penggunaan ac.
h. Pemberian vegetasi yang lumayan banyak untuk menyerap udara kotor, peredam suara,
penghijauan dan fungsi ekologi lainnya.
i. Peletakan septictank dibelakang rumah, yang bertujuan untuk memberi pupuk buatan pada
tanah dibelakang rumah.
j. Pemberian ventilasi pada atas dinding, untuk sirkulasi udara kecil.
k. Sumber air bersih menggunakan saluran dari PAM dan menggunakan sumur Bor yang
digunakan untuk motif jaga-jaga kalau-kalau air dari PAM tidak mengalir.
l. Pemberian saluran air hujan, seperti pipa pembuangan untuk mengalirkan air hujan
ketempat yang diinginkan dan mencegah terjadinya bocor pada atap.
m. Pemberian saluran drainase untukmencegah terjadinya pengumpulan air pada areal rumah
yang lebih rendah.
n. Pemberian tempat sampah untuk menaruh sampah dari sisa kegiatan didalam rumah.
BUKU KONSEP
RUMAH TINGGAL PROFESI BIROKRAT
MIFTAHUL KHAIR
I0212051
Dosen pembimbing : M. Asngad, ST