TENTANG
PERATURA INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH
(HOSPITAL BY LAWS)
LAWS)
WALIKOTA PRABUMULIH,
Menimbang
Mengingat
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: Statuta (Hospital
(Hospital By Laws)
Laws) Rumah Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih
sebagai peraturan dasar yang harus dipedomani.
MUKADIMAH
Pada tahun 1947 sampai dengan 1955 berdirilah Balai Pengobatan yang merupakan cikal bakal Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Prabumulih. Lokasi balai pengobatan tersebut adalah bangunan eks kantor
Marga Kapak Tengah (Lokasi Lapangan tenis Dusun Prabumulih sekarang ini).
Pada tahun 1955 balai Pengobatan tersebut dikembangkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
Prabumulih, yang lokasinya dari tahun 1955 sampai akhir tahun 2008 di jalan AK. Gani No. 41 Lk. III
kelurahan Tugu Kecil Prabumulih Timur, dengan luas tanah I adalah 5.940,56 m, luas tanah II adalah
892,50 m, luas tanah III adalah 354,51 m dan luas tanah IV adalah 10.000 m. Jadi total seluruh luas
tanah RSUD Prabumulih adalah 7.197,57 m . Sedangkan luas bangunannya adalah 1.508,4446 m. Sejak
tahun 1955 sampai akhir tahun 2008 RSUD Prabumulih memiliki tempat tidur (TT) dari 51 buah menjadi
69 dan terakhir bertambah menjadi 82 buah.
Dengan berubahnya Status Kota Administratif Prabumulih menjadi Kota Prabumulih sebagai hasil
pemekaran dari kabupaten Muara Enim sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2001, maka
dengan sendirinya RSUD Kota Prabumulih diserahkan ke Pemerintah Kota Prabumulih.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 107/MENKES/SK/I/1955 tanggal 30
Januari 1955 tentang peningkatan kelas Rumah sakit Umum Daerah Prabumulih, maka status RSUD
Prabumulih menjadi Rumah sakit tipe C, hal ini sudah di perdakan dengan Perda Kabupaten Muara Enim
No. 31 tanggal 22 Januari 1996.
Pada tahun 2005 RSUD Prabumulih mulai melakukan pembangunan gedung baru yang berlokasi di jalan
Lingkar Barat Gunung Ibul. Pembangunan ini bertujuan untuk menambah kualitas dan fasilitas yang ada
di RSUD Prabumulih. Pembangunan gedung baru dilakukan selama 3 tahun dan pada bulan Februari
2008, kantor RSUD mulai dipindahkan ke lokasi gedung baru. Kemudian menyusul pelayanannya yang
mulai dipindahkan ke gedung baru pada tanggal 20 Desember 2008. Untuk luas lahan di Gedung Baru
RSUD Kota Prabumulih adalah 53103 m2 dan luas Bangunan adalah 11415.59 m2 .
Gedung baru ini memiliki fasilitas yang jauh lebih baik dibanding dengan gedung yang lama, sebagai
contohnya adalah area yang luas, peralatan medis yang baru, di dukung Tim IT (SIM-RS, SMS Gateway,
Hotspot, Sistem antrian, CCTV) dan lain-lain. Fasilitas rawat inap yang tersedia yaitu Kelas I, Kelas II,
Kelas III, VIP dan VVIP yang jumlah keseluruhannya 137 bed / tempat tidur. Kelas-kelas tersebut berada
pada beberapa Departemen yakni Departemen Pediatric (Anak), Departemen Medical (Penyakit Dalam),
Departemen Surgical (Bedah), dan Departemen Maternitas (Kebidanan).
Pada tanggal 15 November 2007, Menteri Kesehatan Republik Indonesia menetapkan bahwa RSUD Kota
Prabumulih mendapat status Akreditasi PENUH TINGKAT DASAR dengan Nomor SK
YM.01.10/III/1329/07.
BUKU I
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
diterima sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menjalankan profesi masing-masing di
RSUD Kota prabumulih;
(10) Komite Keperawatan adalah kelompok Paramedis Perawatan yang bertugas membantu Direktur
RSUD Kota Prabumulih dalam pengelolaan profesional yang keanggotaannya dipilih dari
paramedis fungsional yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur RSUD Kota
Prabumulih dan pembentukannya ditetapkan oleh Direktur;
(11)Rapat rutin adalah setiap rapat terjadwal yang diselenggarakan oleh RSUD kota Prabumulih
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
BAB II
NAMA , VISI, MISI, TUJUAN, NILAI NILAI, AZAS, DAN TUJUAN
Pasal 2
(1)
(2)
Nama Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih yang disingkat
RSUD Kota Prabumulih.
Visi RSUD Kota Prabumulih adalah Menjadikan RSUD Kota Prabumulih Milik sekaligus
Kebanggaan Masyarakat dan Pemerintah Kota Prabumulih.
(3)
Visi RSUD Kota Prabumulih adalah Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang semakin bermutu
dan professional serta terjangkau oleh masyarakat Kota Prabumulih dan sekitarnya
(4)
Suatu filosofi yang terkenal dalam bahasa latin yaitu Primum, non nocere(First, Do
Harm). RSUD Kota Prabumulih harus berkemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan pendekatan patient safety, employee dan employer safety serta owner safety.
b)
c)
d)
tinggi dan kondusif, persaingan yang sehat dan berorientasi pada pelanggan.
SDM berkualitas dan manusiawi;
SDM RSUD Kota Prabumulih akan selalu berusaha untuk mengembangkan diri (self
development). SDM RSUD Kota Prabumulih bukan mesin yang hanya menjadi alat
e)
pelayanan.
f)Sustainable development;
RSUD Kota Prabumulih, dalam memberikan pelayanan berusaha untuk mengembangkan
pelayanan yang berkelanjutan, imajinatif, inovatif dan kreatif serta berwawasan lingkungan.
(5)
BAB III
PEMILIK, KEDUDUKAN, DAN STATUS RUMAH SAKIT
Pasal 3
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota
Prabumulih, dipimpin oleh seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 4
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih terletak di Jalan Lingkar Gunung Ibul Kota
Prabumulih Provinsi Sumatera Selatan.
Pasal 5
Status Rumah Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Prabumulih yang menerapkan PPK-BLUD.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 8
Maksud disusunnya PIRS adalah untuk melindungi pasien dan pemberi pelayanan dari tindakan
yang menyalahi aturan dan prosedur yang berlaku
Pasal 9
Tujuan :
(1)
Sebagai pedoman dasar yang harus ditaati oleh seluruh karyawan dalam menjalankan
organisasi sesuai bidang tugas dan profesinya;
(2)
Sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan dan keputusan yang berkaitan dengan
organisasi;
(3)
Sebagai suatu kekuatan hukum yang berlaku secara internal dan wajib dipatuhi oleh semua
profesi yang ada dalam organisasi
(4)
Sebagai perangkat hukum internal untuk mencegah dan (jika sudah terjadi) menyelesaikan
konflik antara seluruh karyawan yang bekerja di rumah sakit;
(5)
Memberi kepastian dan perlindungan hukum bagi pasien, bahwa hak-haknya dihormati
sehingga diharapkan pasien akan mendapatkan layanan kesehatan yang profesional dan
bermutu tinggi.
BAB IV
LANDASAN HUKUM
Pasal 10
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
tentang Organisasi
(10) Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan
Pengelolaan Rumah Sakit Daerah;
(11) Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2004, tentang Jabatan Fungsional Tenaga Kesehatan.
(12) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2002, tentang Pedoman Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah;
(13) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/ SK/II/2004 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
(14) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan
Internal Rumah Sakit;
(15) Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 31 tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Prabumulih Lembaga Teknis Daerah Kota
Prabumulih;
(16) Peraturan Walikota Prabumulih Nomor 18 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih.
BAB V
AZAS DAN TUJUAN POKOK RSUD KOTA PRABUMULIH
Pasal 11
memberikan
pelayanan
kesehatan
berazaskan
Sosial
dan
Pasal 12
Tujuan dari RSUD Kota Prabumulih adalah :
(1)
(2)
Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan RSUD
Kota Prabumulih.
BAB VI
VISI DAN MISI
Pasal 13
Berdasarkan Keputusan Walikota Prabumulih Nomor : 125/KPTS/RSUD/2009 tanggal 10
Agustus 2009 tentang Revisi Visi Misi RSUD Kota Prabumulih adalah Menjadikan RSUD Kota
Prabumulih Milik sekaligus Kebanggaan Masyarakat dan Pemerintah Kota Prabumulih.
Pasal 14
Misi Rumah Sakit adalah
1) Meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan Pelatihan;
2) Meningkatkan sarana dan Prasarana kesehatan yang bermutu;
3) Menjadikan pusat rujukan kesehatan Kota Prabumulih dan sekitarnya;
BAB VII
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 15
Tugas RSUD Kota Prabumulih adalah
(1) Rumah Sakit Umum Daerah Kota Prabumulih mempunyai tugas pokok membantu Walikota
menyelenggarakan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan sebagian kewenangan otonomi daerah
dalam pelaksanaan sebagian kewenangan otonomi daerah kota dibidang pelayanan kesehatan,
mempunyai tugas pokok antara lain : peningkatan promosi kesehatan (promotif), pencegahan
(preventif), penyembuhan (kuratif), rehabilitasi (rehabilitatif) dan pelayanan rujukan.
(2) RSUD berkewajiban melaksanakan pengendalian mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan standar
Akreditasi yang pelayanannya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan.
Pasal 16
Pelayanan Rawat Jalan, yang meliputi : Poliklinik Umum, Poliklinik Spesialis Anak,
Poliklinik Spesialis Bedah, Poliklinik Spesialis Mata, Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam,
Poliklinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Poliklinik Gigi dan Mulut, Poliklinik
Psikologi, Poliklinik Jiwa,Klinik Konsultasi Gizi, Klinik TB DOTS.
(2)
(3)
4)
5)
6)
RRI (Ruang Rawat Inap) Utama (VIP dan VVIP), RRI Penyakit Dalam, RRI Bedah,
RRI Kebidanan dan Kandungan, RRI Anak, RRI Intensif dan RRI Bayi / Neonatus.
b) Ruang Rawat Inap Jaminan
RRI Penyakit Dalam Laki-laki Jaminan, RRI Penyakit Dalam Wanita Jaminan, RRI
Bedah jaminan, RRI Anak Jaminan
Pelayanan Penunjang Medis, yang meliputi : Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Kamar
Bersalin, Instalasi Gizi, Instalasi Farmasi, Instalasi Radiologi, Bank Darah Rumah Sakit
(Hospital Blood Bank) dan Unit Layanan Kesehatan Komunitas.
Pelayanan Penunjang Non-Medis, yang meliputi : Kamar Cuci Linen (Laundry),
InstalasiPemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS), dan Instalasi Pemulasaraan Jenazah
Pelayanan lainnya meliputi : Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS) serta Bagian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
BAB VIII
PENGORGANISASIAN
Pasal 18
(1)
(2)
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas di RSUD Kota Prabumulih ditetapkan sesuai dengan
Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 2 Tahun 2008.
(3)
Struktur Manajemen RSUD Kota Prabumulih terdiri dari : (1) Corporate Governance yang meliputi
: Direktur, Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Bina Keperawatan, Kepala Bidang Bina
Pelayanan Medik dan Kepala Bidang Bina Program dan Perbendaharaan; dan (2) Clinical
Governance yang meliputi : Komite Medik, Komite Keperawatan, Tenaga Medis Fungsional,
Paramedis Fungsional, Tenaga Non Medis dan Instalasi.
Pasal 19
(1) Satuan Pengawas Internal adalah kelompok fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan
terhadap pengelolaan sumber dana rumah sakit.
(2) Satuan Pengawas Internal dapat dibentuk pada rumah sakit yang ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum.
(3) Satuan Pengawas Internal ditetapkan oleh Direktur.
Pasal 20
Direktur adalah pimpinan eksekutif puncak yang bertugas, berwenang dan bertanggung jawab
atas terlaksananya Good Corporate Governance RSUD Kota Prabumulih.
Pasal 21
Tenaga Medis adalah para profesional yang bertugas, berwenang dan bertanggung jawab
melaksanakan Tindakan/Pelayanan kepada pasien dan asuhan klinis RSUD Kota Prabumulih.
Pasal 22
Empat pengemban kewenangan seperti pada Pasal 20, 21, 22 dan 23 diatas secara bersama-sama
bertanggung jawab atas pelaksanaan Good Corporate Governance dan Good Clinical
Governance secara terpadu, efisien dan efektif untuk menghasilkan layanan dan asuhan klinis
yang profesional, aman, nyaman dan memenuhi kepuasan pelanggan.
Pasal 23
Direktur bertanggung jawab pada Corporate Governance dan Tenaga Medis bertanggung jawab
pada Clinical Governance.
Pasal 24
Uraian jabatan dan hal-hal yang menyangkut wakil pemilik dan direksi dijabarkan pada bagian
kedua tentang statuta korporat. Uraian jabatan dan hal-hal lain yang menyangkut Tenaga Medis
dijabarkan pada bagian ketiga tentang statuta kilinik.
BAGIAN KEDUA :
PERATURAN INTERNAL KORPORASI
(CORPORATE BY LAWS)
BAB IX
DIREKSI RUMAH SAKIT
Pasal 25
(1)
(2)
(3)
Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Baperjakat Pemerintah Kota.
Syarat-syarat dan masa bakti Direktur ditentukan oleh Pemerintah Kota.
Direktur mempunyai tugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan tugas-tugas
rumah sakit secara berdayaguna dengan mengutamakan upaya Promosi (Promotif),
Pencegahan (Preventif), penyembuhan (Curative) dan pemulihan (Rehabilitatif), yang
dilakukan secara terpadu serta melaksanakan upaya rujukan.
Pasal 26
(1)
(2)
Untuk melaksanakan tugas sebagagaimana dimaksud Pasal 30 Ayat (1) diatas, Kepala
Bagian TU mempunyai fungsi :
a) Menyusun rencana kegiatan dalam rangka penerapan rencana strategis dan kebijakan
rumah sakit berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
b) Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, prasarana, sumber daya
manusia, peralatan, bahan dan kebutuhan lainnya sesuai dengan strategi rumah sakit
serta prosedur dan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
c) Mendistribusikan tugas dan sumber daya kepada para sub bagian agar tugas-tugas
terbagi habis dan dapat berjalan dengan lancar;
d) Memimpin para Kepala Sub Bagian agar dapat menyelenggarakan tugasnya masingmasing sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan;
e) Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis kepada para bawahan agar pelaksanaan
tugas berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan;
(3)
g) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan karir
dan kepangkatan;
h) Mengevaluasi hasil kegiatan Bagian Tata Usaha secara keseluruhan;
i) Membuat laporan hasil kegiatan di bidang tugasnya, sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada atasan;
j) Berkoordinasi dengan bidang yang lain dalam berbagai kegiatan yang memerlukan
koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi;
k) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala bagian tata Usaha dibantu oleh:
a) Kepala Sub Bagian Umum, Hukmas dan Perlengkapan;
b) Kepala Sub Bagian kepegawaian dan Diklat;
c) Kepala Sub Bagian Rekam Medik dan informatika.
Pasal 27
(1)
(2)
Kepala Sub Bagian Umum, Hukmas dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan
urusan Umum, Hukmas dan perlengkapan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 31 ayat (1) Kepala Sub Bagian
Umum, Hukmas dan Perlengkapan mempunyai Fungsi;
a) Merencanakan langkah-langkah kegiatan Sub Bagian Umum, Hukmas dan
perlengkapan agar rencana kerja dapat terlanksana sesuai dengan yang diharapkan;
b) Merencanakan kebutuhan sumber daya berupa sarana, prasarana, peralatan, bahan dan
kebutuhan lainnya sesuai dengan strategi serta prosedur RSUD Kota Prabumulih;
c) Melaksanakan kegiatan administrasi, penomoran, pendistribusian, pengarsipan dan
pengiriman surat masuk maupun surat keluar;
d) Melaksanakan pengadaan barang perlengkapan, penyimpanan / inventaris dan
pendistribusian serta penghapusan barang;
e) Melaksanakan kegiatan protokoler, trasformasi, kebersihan, keamanan dan ketertiban
serta urusan rumah tangga lainnya;
f) Memberikan informasi, petunjuk dan penyuluhan kepada pasien, keluarga pasien,
masyarakat dan pihak lainnya yang berkepentingan dengan Rumah Sakit, secara lisan
atau tertulis, untuk membina hubungan kemitraan dengan seluruh pemangku
kepentingan (Stakeholder);
g) Melaksanakan sosialisasi, wawancara atau konferensi dengan media massa
berdasarkan materi yang telah disetujui oleh atasan;
h) Melayani dan membantu menyelesaikan keluhan-keluhan atau masalah-masalah yang
dihadapi pasien / keluarga / pengunjung Rumah Sakit dan masyarakat lainnya untuk
menciptakan keadaan harmonis dan saling pengertian;
i)
Melayani tuntutan hukum atau mencari bantuan hukum terhadap tuntutan hukum
terhadap proses pelayanan Rumah Sakit yang mungkin terjadi;
j) Mengadakan kerjasama dengan Rumah Sakit lainnya, instansi, perusahaan,
penyelenggaraan asuransi kesehatan, lembaga lainnya atau perorangan dalam rangka
memasarkan dan memajukan pelayanan Rumah Sakit;
k) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan program Akreditasi mutu Rumah Sakit;
l) Membuat laporan hasil kegiatan Sub Bagian Umum, Hukmas dan Perlengkapan
sebagai bahan informasi dan Pertanggungjawaban kepada atasan;
m) Memerlukan koordinasi dengan Sub Bagian yang lain dalam berbagai kegiatan yang
memerlukan koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi;
Pasal 28
(1)
(2)
Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat mempunyai tugas pokok Pengelolaan
Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (1) Kepala Sub
Bagian Kepegawaian dan Diklat mempunyai fungsi :
a) Melaksanakan administrasi kepegawaian, menyusun dan memelihara data-data
kepegawaian, daftar urut kepangkatan, formasi dan bezeting pengawai, buku induk
pegawai, buku penjagaan dan laporan kepegawaian;
b) Melaksanakan perencanaan rekruitment, seleksi, orientasi, mutasi, promosi dan
penilaian kinerja pegawai;
c) Mengurus daftar hadir pegawai, DP3 dan Perjalanan Dinas pegawai;
d) Menerima dan memproses angka kredit jabatan fungsional yang sudah dikoreksi dan
diverifikasi oleh tim penilai angka kredit;
e) Mempersipkan usul-usul pengangkatan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala,
mutasi, pengangkatan dalam jabatan lain-lain;
f) Mempersiapkan usul-usul pemberian hukuman jabatan, bebas tugas, mutasi dan lainlain bagi pegawai;
g) Merencanakan langkah-langkah kegiatan agar rencana kerja dapat terlaksana sesuai
dengan yang diharapkan;
h) Merencanakan kebutuhan sumber daya berupa sarana, prasarana, peralatan, bahan dan
kebutuhan lainnya sesuai dengan strategi Rumah Sakit yang terkait dengan Pendidikan
dan Pelatihan;
i) Merencanakan dan mempersiapkan pegawai untuk mengikuti Pelatihan, kursus-kursus,
izin belajar, tugas belajar dan lain-lain yang berhubungan dengan peningkatan mutu,
penigkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan karir pegawai Rumah
Sakit;
j) Melaksanakan dan membangun kerjasama dengan institusi pendidikan, Profesi,
Rumah sakit lain dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pengembangan
pelayanan dan peningkatan mutu layanan Rumah Sakit;
k) Melaksanakan kegiatan ilmiah yang berbentuk seminar, lokakarya, symposium, latihan
kerja, kursus, presentasi dan lain-lain;
l)
Pasal 29
(1)
(2)
Kepala Sub Bagian Rekam Medik dan Informatika mempunyai tugas pokok dalam
pengelolaan Rekam Medik dan Informatika.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (1) Kepala Sub
Bagian Rekam Medik dan Informatika mempunyai fungsi :
a) Melakukan kegiatan yang terkait dengan pengelolaan Rekam Medik dan Informatika
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi;
b) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) dan Rekam Medik (RM) agar rencana kerja dapat
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan;
c) Memasukkaan, menjaga (memelihara) dan mengeluarkan data dan informasi yang
terkait dengan Rumah sakit ke dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIM-RS);
d) Membangun dan mengembangkan Sistem Rekam Medik yang baik dan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit yang handal dalam mendukung pelayanan satu
pintu dan electronic hospital yang mudah diakses, mudah digunakan dan
menyenangkan serta mendukung prinsip transparan dan akuntabel;
e) Mencari dan menyebarkan beragam informasi terkini yang berkaitan dengan
pengembangan pelayanan Rumah Sakit;
f) Berkoordinasi dengan Sub Bagian yang lain dalam berbagai kegiatan yang
memerlukan koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi.
Pasal 30
(1)
(2)
(3)
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana Pasal 31 Ayat (1) diatas, seksi keperawatan
mempunyai fungsi :
a) Melakukan kajian dan pengusulan serta pengaturan kebutuhan Sumber Daya Manusia
(SDM) Keperawatan serta mengkoordinir tenaga Keperawatan;
b) Melakukan kajian dan membuat program kerja pembinaan etika profesi, asuhan
Keperawatan, standar Keperawatan dan Logistik Keperawatan;
c) Melaksanakan Program pembinaan etika profesi, asuhan Keperawatan, standar
Keperawatan dan Logistik Keperawatan;
d) Mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut dalam pembinaan etika profesi,
asuhan Keperawatan, standar Keperawatan dan Logistik Keperawatan;
e) Melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian pembinaan etika profesi, asuhan
Keperawatan, standar Keperawatan dan Logistik Keperawatan;
f) Membai tugas atau kegiatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Bidang Bina
Pelayanan Keperawatan dengan memberikan arahan sesuai dengan bidang tugasnya;
g) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Bidang Bina Pelayanan Keperawatan;
h) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan karir
dan kepangkatan;
i) Membuat laporan hasil kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada atasan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Bidang Bina Pelayanan keperawatan
dibantu oleh:
a) Kepala Seksi Bina Pelayanan Asuhan dan Profesi Keperawatan;
b) Kepala Seksi Bina Pelayanan Logistik Keperawatan.
Pasal 31
(1)
(2)
Kepala Seksi Bina pelayanan Asuhan dan Profesi Keperawatan mempunyai tugas
melaksanakan Pembinaan etika Profesi, Asuhan keperawatan dan standar Keperawatan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 35 ayat (1) Kepala Seksi Bina
pelayanan Asuhan dan Profesi Keperawatan mempunyai Fungsi;
a) Melakukan kajian dan pengusulan serta pengaturan kebutuhan Sumber Daya Manusia
(SDM) Keperawatan serta mengkoordinir tenaga Keperawatan;
b) Melakukan kajian dan membuat program kerja pembinaan etika profesi, asuhan
Keperawatan dan standar Keperawatan;
c) Melaksanakan Program pembinaan etika profesi, asuhan Keperawatan, Standar
Keperawatan dan logistik keperawatan;
d) Mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut dalam pembinaan etika profesi,
asuhan keperawatan dan standar Keperawatan;
e) Melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian pembinaan etika profesi, asuhan
Keperawatan dan Standar Keperawatan;
f) Membagi tugas atau kegiatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Seksi Bina
Pelayanan Asuhan dan Profesi keperawatan;
g)
h)
i)
(1)
(2)
Pasal 37
(1)
(2)
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 37 Ayat (1) diatas Kepala Bidang
Bina Pelayanan Medis dan Penunjang mempunyai fungsi :
a) Melakukan kajian dan pengusulan serta pengaturan kebutuhan Sumber Daya manusia
(SDM) serta mengkoordinir tenaga medis dan penunjang;
b) Melakukan kajian dan membuat program kerja pembinaan etika profesi, asuhan medis
dan penunjang, standar medis dan penunjang serta Logistik medis dan penunjang;
c) Melaksanakan program pembinaan etika profesi, asuhan medis dan penunjang, standar
medis dan penunjang serta Logistik medis dan penunjang;
d) Mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut dalam pembinaan etika profesi, asuhan
medis dan penunjang, standar medis dan penunjang serta Logistik medis dan penunjang;
e) Melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian pembinaan etika profesi, seduahn
medis dan penunjang, standar medis dan penunjang serta Logistik medis dan penunjang;
f) Membagi tugas atau kegiatan dalam rangka pelaksanaan Bidang bina pelayanan Medik
dan Penunjang dengan memberikan arahan sesuai dengan bidang tugasnya;
g) Memeriksa hasil kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan karir
dan kepangkatan di Lingkungan Bidang Bina pelayanan Medik dan Penunjang;
h) Membuat laporan hasil kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada atasan;
i) Berkoordinasi dengan Sub Bagian yang lain dalam berbagai kegiatan yang memerlukan
koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi.
(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Bidang Bina Pelayanan Medik dan
Penunjang dibantu oleh: Kepala Seksi Bina Pelayanan Asuhan profesi medikdan
Penunjang; Kepala Seksi Bina Pelayanan Logistik medic dan penunjang.
Pasal 38
(1)
Kepala Seksi Asuhan Profesi, Medik dan penunjang mempunyai tugas melaksanakan
Pembinaan etika Profesi, Asuhan Medis dan Penunjang, Standar Pelayanan Medis dan
Penunjang, Standar Logistik medis dan Penunjang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 38 ayat (1) Kepala Seksi Asuhan
Profesi, Medik dan Penunjang mempunyai Fungsi;
a) Melakukan kajian dan membuat program kerja pembinaan etika profesi, asuhan medis
dan penunjang, standar medis dan penunjang serta standar medis dan penunjang;
b) Melakukan kajian dan pengusulan serta pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) serta
mengkoordinir tenaga medis dan penunjang;
c) Melaksanakan program pembinaan etika profesi, asuhan medis dan penunjang, standar
medis dan penunjang serta standar medis dan penunjang;
d) Mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut dalam pembinaan etika profesi, asuhan
medis dan penunjang, standar medis dan penunjang serta standar medis dan penunjang;
e) Melakukan kegiatan pengawasan dn pengendalian etika profesi, asuhan medis dan
penunjang, standar medis dan penunjang serta standar medis dan penunjang;
f) Membagi tugas atau kegiatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Seksi Bina Pelayanan
Asuhan Profesi medik dan Penunjang dengan memberikan arahan sesuai dengan bidang
tugasnya;
g) Memeriksa hasil kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan karir
dan kepangkatan di lingkungan Seksi Bina Pelayanan Asuhan Profesi medic dan
Penunjang;
h) Membuat laporan hasil kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan
pertanggungjawaban kepada atasan;
i) Berkoordinasi dengan Seksi yang lain dalam berbagai kegiatan yang memerlukan
koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi,
Pasal 39
(1) Kepala Seksi Bina pelayanan Logistik Medik dan Penunjang mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan Logistik medis dan Penunjang.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana pada pasal 39 ayat (1) Kepala Seksi Bina
Pelayanan Logistik Medik dan Penunjang mempunyai fungsi :
a) Membuat program dan melakukan kajian pelayanan Logistik medis dan Penunjang;
b) Melaksanakan program pelayanan Logistik medis dan penunjang;
c) Mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut dalam pelayanan Logistik medis dan
penunjang;
d) Melakukan kegiatan pengawasan dan pengendalian pelayanan Logistik medis dan
penunjang;
e) Membagi tugas atau kegiatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Seksi Pelayanan
Logistik medis dan penunjang dengan memberikan arahan sesuai dengan bidang
tugasnya;
f) Memeriksa hasil kerja bawahan sebagai di lingkungan Seksi pelayanan Logistik medis
dan penunjang;
g) Membuat laporan hasil kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada atasan;
h) Berkoordinasi dengan seksi yang lain dalam berbagai kegiatan yang memerlukan
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
Pasal 40
(1)
(2)
Pasal 41
(1)
(2)
Kepala Seksi Bina Program dan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan mengelola
Program dan Anggaran RSUD Kota Prabumulih.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 41 ayat (1) Kepala Seksi Program
dan Anggaran mempunyai Fungsi;
a) Merencanakan kegiatan Seksi Bina Program dan Anggaran agar rencana kerja dapat
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan;
b) Merencanakan kebutuhan sumber daya berupa Sarana, Prasarana, Peralatan bahan dan
kebutuhan Seksi Bina Program dan Anggaran lainnya sesuai dengan Strategi Rumah
Sakit serta Prosedur;
c) Mengumpulkan, mengelola, menyajikan dan menganalisa data kegiatan Rumah Sakit
sehingga menjadi informasi yang akurat untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan manajerial;
d) Menyusun kegiatan program sesuai dengan kebijaksanaan (Strategi) RSUD Kota
Prabumulih serta kebijakan operasionalnya;
e) Menyusun dan mengelola serta mendiskusikan rencana dan kegiatan anggaran
pendapatan RSUD Kota Prabumulih;
f) Menyusun rencana anggaran belanja rutin maupun pembangunan yang sesuai dengan
kebijaksanaan (strategi) RSUD Kota Prabumulih dan kebijaksanaan operasionalnya;
g) Menyusun laporan kinerja bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan RSUD Kota
Prabumulih yang terkait dengan pelaksanaan Bina Program dan Anggaran;
h) Berkoordinasi dengan bidang dan bagian lain dalam berbagai kegiatan yang
memerlukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
Pasal 42
(1)
(2)
g) Menyusun laporan kinerja bulanan, triwulan, semester dan tahunan RSUD Kota
Prabumulih.
Pasal 1
(1) Memberikan rekomendasi kepada direktur melalui ketua komite medis, sub komite kredensial
terhadap permohonan penempatan dokter baru dan/ atau penempatan ulang dokter di RSUD Kota
Prabumulih
(2) Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktek dokter berdasarkan data yang konfrehensif
melalui prosedur tetap, audit medis atau program uji mutu;
(3) Memberikan masukan kepada direktur melalui komite medis terkait dengan praktek dokter
BAB IV
PEMBINAAN
Pasal 45
Komite Medis
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Komite Medis adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari ketua
kelompok staf medis atau yang mewakili;
Komite Medis mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian staf medis;
Komite Medis berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur;
Anggota Komite Medis terdiri dari semua ketua kelompok staf medis dan atau yang
mewakili;
Pembentukan Komite Medis ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur;
Pasal 46
Kepengurusan Komite Medis
Susunan Komite Medis terdiri dari :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Ketua;
Wakil ketua;
Sekretaris;
Anggota; dan
Subkomite
Pasal 48
Ketua Komite Medis
(1)
Bisa dijabat oleh dokter purna waktu atau dokter paruh waktu yang dipilih secara
demokratis oleh ketua-ketua kelompok staf medis;
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 49
Wakil Ketua komite Medis
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
Bisa dijabat oleh dokter purna waktu atau dokter paruh waktu yang dipilih secara
demokratis oleh ketua-ketua kelompok staf medis;
Surat keputusan pengangkatan wakil ketua komite medis ditetapkan oleh direktur;
Wakil Ketua Komite Medis dapat menjadi ketua sub komite;
Pasal 49
Sekretaris
Sekretaris Komite Medis diusulkan oleh ketua Komite Medis dan ditetapkan oleh direktur;
Dengan jumlah dokter yang terbatas di RSUD Kota Prabumulih, maka sekretaris komite
dapat dipilih dari salah satu anggota Komite Medis;
Sekretaris Komite Medis dapat menjadi ketua dari salh satu subkomite;
Dalam menjalankan tugasnya, sekretaris komite medis dibantu oleh tenaga administrasi
atau staf secretariat purna waktu;
Pasal 50
Anggota Komite Medis
Anggota Komite Medis terdiri dari semua Ketua Kelompok staf medis dan atau yang mewakili
Pasal 46
Fungsi dan Tugas Komite Medis
Fungsi Komite Medis meliputi :
(1)
(2)
(3)
(4)
Membantu Direktur rumah sakit menyusun standar pelayanan medis dan memantau
pelaksanaannya
Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi
Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis
Membantu direktur rumah sakit menyusun Medical Staf Bylaws dan memantau
pelaksanaannya;
Membantu Direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan
mediko-legal;
Membantu Direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan
etiko-legal;
Melakukan koordinasi dengan Direktur Medis dalam melaksanakan pemantauan dan
pembinaan pelaksanaan tugas kelompok staf medis;
Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis;
Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis;
Memberikan laporan kegiatan kepada Direktur rumah sakit dan atau pemilik rumah sakit;
Pasal 7
Wewenang Komite Medis :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Komite Medis bertanggungjawab kepada direktur terhadap mutu pelayanan medis, pembinaan
etik kedokteran dan pengembangan profesi medis
Pasal 77
Komite Medis mempunyai kewajiban :
(1)
Menyusun peraturan internal medis (medical
(medical staf bylaws)
bylaws) ;
(2)
Membuat standarisasi format untuk :
a) Standar pelayanan medis;
b) Standar prosedur operasional di bidang manajerial/ administrasi dan bidang
keilmuan/profesi;
c) Standar profesi;
d) Standar Kompetensi;
(3)
Membuat standarisasi format pengumpulan, pemantauan dan pelaporan indicator mutu
klinik;
(4)
Melakukan pemantauan mutu klinik, etika kedokteran dan pelaksanaan pengembangan
profesi medis;
Pasal 48
Masa Kerja dan Tata Kerja Komite Medis
Masa Kerja Komite Medis adalah 3 (tiga) tahuin
Pasal 49
Tata Kerja Komite Medis secara Administratif :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
(2)
Sub Komite
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugasnya komite medis dibantu oleh subkomite
Subkomite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
(1) Subkomite kredensial
(2) Subkomite mutu profesi
(3) Subkomite etika dan disiplin profesi
(1)
(2)
(3)
Pasal 6
Melakukan review permohonan untuk mmenjadi anggota staf medis rumah sakit secara
total, obyektif, adil, jujur dan terbuka
Subkomite kredensial bertugas melakukan review kompetensi staf medis dan memberikan
laporan dan rekomendasi kepada komite medis dalam rangka pemberian clinical privileges,
reapoinments dan penugasan staf medis pada unit kerja;
melakasanakan kredensial dan rekredensial dengan melibatkan lintas fungsi sesuai
kebutuhan
Pasal 7
(1)
(2)
Sub Komite peningkatan mutu profesi medis bertugas mempertahankan kompetensi dan
profesionalisme staf medis
Melakukan pemantauan dan pengawasan mutu pelayanan medis
Pasal 8
(1)
(2)
Subkomite etika dan disiplin profesi bertugas menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi
staf medis
Pelaksanaan keputusan Subkomite etika dan disiplin profesi merupakan upaya
pendisiplinan oleh komite medis terhadap staf medis
Pasal 8
Struktur Organisasi :
(1) Susunan Sub Komite terdiri dari ketua merangkap anggota, sekretaris merangkap anggota
dan anggota
(2) Ketua Sub Komite dapat salah seorang Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota
Komite Medis
(1)
Pasal 9
Tata kerja
Sub Komite ditetapkan oleh direktur atas usul ketua komite medis;
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 49
Pemberhentian perangkat KMF
Pasal 50
Staf Medis Fungsional
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Staf Medis Fungsional merupakan kelompok profesi Dokter dan Dokter Gigi yang bekerja di
Instalasi dalam jabatan fungsional;
Staf Medis Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan
akibat penyakit, peningkatan, pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan,
pelatihan serta penelitian dan pengembangan;
Dalam melaksanakan tugasnya Staf Medis Fungsional dikelompokkan sesuai dengan
keahliannya;
Kelompok dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh anggota kelompoknya untuk masa
bakti tertentu;
Ketua kelompok Staf Medis Fungsional diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
Pasal 1
Persyaratan Ketua SMF
Pasal 2
Kewajiban ketua dan Anggota SMF
Pasal 47
Komite Keperawatan
(1) Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi Perawat dan Bidan yang anggotanya
terdiri dari Perawat dan Bidan;
(2) Komite Keperawatan berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur;
(3) Komite Keperawatan dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh anggotanya;
(4) Komite Keperawatan mempunyai tugas membantu Direktur menyusun standar keperawatan
dan kebidanan, pembinaan asuhan keperawatan dan kebidanan, melaksanakan pembinaan
etika profesi keperawatan dan kebidanan;
(5) Ketua Komite Keperawatan diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
Pasal 48
Persyaratan Ketua Komite Keperawatan Fungsional (KKF)
Pasal 1
Tugas dan Wewenang KKF
Pasal 2
Tata Kerja KKF
Pasal 3
Staf keperawatan Fungsional
(1) Tenaga Paramedis Fungsional adalah Paramedis Perawatan yang terdiri dari Perawat dan
Bidan, serta Paramedis Non-Perawatan yang bertugas pada Instalasi dalam jabatan
fungsional;
(2) Kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional bagi Paramedis Perawatan yang terdiri dari
Perawat dan Bidan, didasarkan kepada PAK (Penetapan Angka Kredit);
(3) Direktur menetapkan Tim Penilai Angka Kredit Institusi yang bertugas menilai dan
mengajukan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) masing-masing tenaga Perawat
dan Bidan dalam jabatan fungsional, untuk selanjutnya disahkan menjadi Penetapan Angka
Kredit (PAK) dengan Keputusan Direktur selaku Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK);
(4) Dalam melaksanakan tugasnya, Paramedis Fungsional berada dibawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Instalasi;
(5) Penempatan Paramedis Perawatan ditetapkan oleh Direktur atas usul Kepala Seksi
Keperawatan;
(6) Penempatan Paramedis Non-Perawatan ditetapkan oleh Direktur atas usul Kepala Seksi yang
terkait.
Pasal 1
Tugas dan wewenang SKF
Pasal 2
Persyaratan Ketua SKF
Pasal 1
Tata Cara Pelayanan Medis
Pasal 2
Rekam Medis
Pasal 3
Persetujuan Tindakan Medik Kedokteran (Informed Consent)
Pasal 2
Pengaduan
Pasal 3
Perlindungan Hukum Kesehatan
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 51
(1)
Statuta (Hospital
(Hospital By Laws)
Laws) ini berlaku dan mengikat bagi semua karyawan RSUD Kota
Prabumulih.
(2)
(3)
Statuta (Hospital
(Hospital By Laws)
Laws) ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bila didalamnya masih
terdapat kelemahan akan dilakukan penyempurnaan melalui mekanisme musyawarah besar
karyawan RSUD Kota Prabumulih oleh Panitia Penyusun Statuta (Hospital
(Hospital by Laws)
Laws) yang
ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
Statuta (Hospital
(Hospital By Laws)
Laws) yang telah direvisi oleh Panitia Penyusun Statuta (Hospital
(Hospital by Laws)
Laws)
tersebut, selanjutnya diajukan ke Walikota untuk dibuatkan ketetapannya.
Ditetapkan di Prabumulih
pada tanggal,
2011
WALIKOTA PRABUMULIH
H. RACHMAN DJALILI
Pasal 49
(1) Tenaga Non-Medis adalah tenaga yang bertugas dibidang pelayanan khusus dan tidak
berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap pasien.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Tenaga Non-Medis yang bekerja di instalasi bertanggung
jawab kepada Kepala Instalasi dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Sub
Bagian yang terkait.
(3) Penempatan Tenaga Non-Medis ditetapkan oleh Direktur atas usul Kepala Seksi yang terkait.
Pasal 50
(1)
(2)
(3)
BAB XII
Pasal 11
Direktur RSVI dibantu oleh sekurang-kurangnya seorang Wakil Direktur, dengan ketentuan
jumlah Wakil Direktur ditetapkan oleh Direksi PT. VITA INSANI SENTRA MEDIKA atas
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
Pasal 12
(1) Marketing Managers RSVI dipimpin oleh seorang Koordinator.
(2) Bagian Perawatan RSVI dipimpin oleh seorang Kepala.
(3) Bagian Umum RSVI dipimpin oleh seorang Kepala.
(4) Bagian Keuangan dan Program RSVI dipimpin oleh seorang Kepala.
(5) Instalasi RSVI dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan non structural.
BAB V
KEWENANGAN KLINIS
(CLINICAL PRIVILEGES)
Bab ini mengatur mengenai pemberian kewenangan klinis untuk masing-masing
dokter/dokter gigi. Pada bab ini perlu dijelaskan mengenai gambaran umum
tentang kewenangan klinis (clinical privileges), pengaturan temporary privileges,
emergency privileges, provisional privileges. Dalam bab ini diatur pula prosedur
tentang pemberian dan pengakhiran previlege sebagai anggota staf medik
BAB VI
PEMBINAAN
Bab VI ini mengatur pembinaan melalui tindakan korektif yang terkait dengan
pelaksanaan pemberian kewenangan klinis (clinical privileges). Hal-hal yang perlu
diatur antara lain adalah bagaimana melakukan investigasi, pelaporan,
penangguhan dan lain sebagainya.
BAB VII
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS DAN KOMITE MEDIS
Bab ini mengatur mengenai pengorganisasian staf medis, organisasi, tugas dan
fungsi masa jabatan Komite Medis dan Sub Komite yang ada dibawah Komite
Medis. Pedoman pengorganisasian staf medis dan komite medis di rumah sakit
sebagaimana terlampir pada Lampiran II.
BAB VIII
R APAT
Bab ini mengatur mengenai rapat yaitu jadwal rapat rutin, kapan perlu ada rapat
khusus, ketentuan jumlah quorum persyaratan rapat, notulen rapat, prosedur rapat
dan peserta rapat, persyaratan menghadiri rapat dan lain sebagainya.
BAB IX
KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS
Bab ini mengatur tentang kerahasiaan pasien dan pemberitahuan informasi medis.
Pengaturan ini terkait dengan hak dan kewajiban rumah sakit, dokter, dokter gigi,
dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dan pasien.
BAB X
PENGAWASAN
Pelaksanaan pengawasan terhadap etik dan mutu diatur pada bab ini. Mulai dari
siapa yang akan melaksanakan, bagaimana melaksanakan, bagaimana laporan
monitoring dibuat dan ditindak lanjuti.
BAB XI
KETENTUAN PERUBAHAN
Bab ini mengatur review dan perubahan medical staff bylaws , kapan, siapa yang
mempunyai kewenangan, dan bagaimana mekanisme perubahan medical staf by
laws .
BAB XII
PENUTUP
Yang diatur disini terkait dengan pemberlakukan Medical Staff By Laws.
Lampiran :
Aturan Staf Medis
Yang dituangkan didalam aturan staf medis antara lain adalah :
1. Kewajiban memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan, dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis
pasien.
2. Kewajiban merujuk pasien ke dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter
gigi spesialis lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.
3. Kewajiban merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
4. Kewajiban melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
5. Kewajiban menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi.
6. Kewajiban untuk menunjuk staf medis lain dalam keahlian yang sama sebagai
pengganti apabila berhalangan, jika tidak harus diinformasikan kepada pasien
yang bersangkutan.
7. Kewajiban untuk memberikan penjelasan secara lengkap kepada pasien
sebelum persetujuan tindakan disetujui pasien (informed consent).
8. Kewajiban membuat rekam medis dan mematuhi petunjuk pelaksanaanya.
9. Kewajiban menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya.
10. Kewajiban untuk mematuhi kebijakan rumah sakit tentang obat dan
formularium rumah sakit.
V. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN INTERNAL STAF
MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAWS).
Langkah-langkah penyusunan medical staff bylaws ini, diharapkan dapat sebagai
acuan bagi rumah sakit dalam menyusun medical staff bylaws -nya masing-masing.
Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun medical staff bylaws yaitu :
a. Medical staff bylaws adalah tailor made
Oleh karena itu, pada waktu menyusun medical staff bylaws di rumah sakit
jangan atau hindari untuk mem-fotocopy medical staff bylaws dari rumah sakit
lain. Medical staff bylaws dari rumah sakit lain hanya sebagai acuan atau
wacana saja tidak boleh di fotocopy oleh karena medical staff bylaws dari
rumah sakit satu dengan lainnya tidak sama.
b.