Anda di halaman 1dari 20

2.

4 Pengolahan Data dan Pembahasan


2.4.1 Pengolahan Data dan Pembahasan Permeabilitas
2.4.1.1 Data Hasil Pengujian
Tabel 2.1 Data Hasil Pengujian Permeabilitas
N

Tekanan

Tinggi

Waktu

Permeabilitas

(cm.ka)

(mm)

( menit )

(ml /menit)

38

48,2

0,6 menit

210

2.4.1.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian Permeabilitas


Perhitungan permeabilitas specimen
P=

V .H
. A.T

2000 ml x 48,2 mm
P = 38 cmka x 0,6 menit x 19,625 cm2
P = 215,44

cm3 /menit

2.4.1.3 Pembahasan Data Hasil Pengujian Permeabilitas


pengaruh kadar air terhadap permeabilitas dijelaskan bahwa permeabilitas pasir
cetak akan meningkat seiring penambahan kadar air. Ketika kadar air bertambah, maka
permeabilitas pasir cetak meningkat. Hal ini dikarenakan ketika kadar air ditambah,
bentonite mulai teraktifasi hingga titik maksimal, dimana permeabilitasnya juga
maksimal. Namun saat kadar air ditambah terus, permeabilitasnya cenderung menurun,
karena ketika kadar air masih bertambah terus, air menjadi air bebas. Hal ini
menyebabkan terisinya rongga hingga menyebabkan permeabilitas cenderung menurun.
ml
Dari hasil pengujian didapat permeabilitas 210 menit . Hal ini menunjukkan
bahwa pasir cetak dalam tabung mampu mengalirkan 210 ml udara per menit. Sedangkan

berdasarkan perhitungan permeabilitas yang diperoleh adalah 215,44

ml
menit . Hasil

pengujian menyimpang dari perhitungan teori dikarenakan distribusi besar butir pasir
cetak yang terbentuk adalah heterogen. Oleh sebab itu bidang kontak antar butiran pasir

menjadi lebih luas sehingga permeabilitasnya rendah. Dan juga karena dilakukan
pemadatan dari spesimen yang mengakibatkan jarak antar butiran pasir menjadi semakin
rapat dan padat sehingga menyebabkan permeabilitasnya menurun.
2.4.2 Grafik Pengaruh Kadar Air dan Kadar Pengikat terhadap Permeabilitas
Data Antar Kelompok
Tabel 2.2 Data pengujian permeabilitas antar kelompok
Kadar Air
3
4
5
6
3
4
5
6

Kadar Pengikat
6
6
6
6
8
8
8
8

Permeabilitas
240
240
225
220
215
210
218
230

245
240
235
230
225
220
Permeabilitas (ml/menit)
215
210
205
200
195

bentonit 6%
bentonit 8%

34563456
Kadar Air

Grafik 2.1 pengaruh kadar air dan kadar pengikat terhadap permeabilitas
Grafik di atas menjelaskan tentang pengaruh prosentase kadar air terhadap
permeabilitas pasir cetak pada kandungan bentonit tertentu.
Berdasarkan dasar teori, semakin besar kadar bentonite maka permeabilitas akan
semakin rendah dikarenakan bentonite akan mengisi rongga antar pasir cetak. Kemudian
ketika kadar air bertambah, maka permeabilitas pasir cetak meningkat. Hal ini
dikarenakan ketika kadar air ditambah, bentonite mulai teraktifasi hingga titik maksimal,

dimana permeabilitasnya juga maksimal. Namun saat kadar air ditambah terus,
permeabilitasnya cenderung menurun, karena ketika kadar air masih bertambah terus, air
menjadi air bebas.
Dapat dilihat bahwa kecenderungan permeabilitas pasir cetak dengan kadar
bentonite 6 % lebih besar dari permeabilitas pasir cetak dengan kadar bentonite 8 %. Hal
ini sudah sesuai dengan dasar teori bahwa semakin besar kadar bentonite maka
permeabilitas akan semakin rendah dikarenakan bentonite akan mengisi rongga antar
pasir cetak. Pada grafik pengaruh kadar air terhadap permeabilitas pada data antar
kelompok terdapat penyimpangan pada kadar air 3 % dan 4 % dengan kadar bentonite 6
% di mana keduanya memiliki permeabilitas yang sama yaitu 240 ml/menit. Hal ini
dikarenakan dimungkinkan juga ada faktor - faktor yang lain, yaitu distribusi besar butir
pasir cetak yang heterogen, yang menyebabkan sudut kontak antar butiran pasir menjadi
lebih besar sehingga permeabilitasnya rendah.
2.4.3 Pengolahan Data dan Pembahasan Kekuatan
2.4.3.1 Data Hasil Pengujian
1. Kekuatan Tekan
Tabel 2.3 Data Hasil Pengujian Kekuatan Tekan Basah
N
No
X
X
Kekuatan ( cm2 )
(X- )
(X- )2
1
2
3

6,5
6,1
6,3
18,9

0,2
-0,2
0
0

0,04
0,04
0
0,08

Tabel 2.4 Data Hasil Pengujian Kekuatan Tekan


kering
N
No
X
X
Kekuatan ( cm2 )
(X- )
(X- )2
1
2
3

8,4
7,5
8,1
24

0,4
-0,5
0,1
0

0,16
0,25
0,01
0,42

2. Kekuatan Geser
Tabel 2.5 Data Hasil Pengujian Kekuatan Geser Basah
N
No
X
X
Kekuatan ( cm2 )
(X- )
(X- )2
1
2
3

3,8
3,1
3,1
10

0,4666
-0,2333
-0,2333
0

0,21777
0,05444
0,05444
0,32665

Tabel 2.6 Data Hasil Pengujian Kekuatan Geser kering


N
No
X
X
Kekuatan ( cm2 )
(X- )
(X- )2
1
2
3

3,6
3,3
3,6
10,5

0,1
-0,2
0,1
0

0,01
0,04
0,01
0,06

3. Kekuatan Tarik
Tabel 2.7 Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Basah
N
No
X
X
Kekuatan ( cm2 )
(X- )
(X- )2
1
2
3

0,5
0,7
0,7
1,9

-0,1333
0,0666
0,0666
0

0,0177
0,0044
0,0044
0,0265

Tabel 2.8 Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik kering


N
No
X
X
Kekuatan ( cm2 )
(X- )
(X- )2
1
2
3

0,8
0,6
0,6
2

0,1333
-0,0666
-0,0666
0

2.4.3.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian Kekuatan


1. Kekuatan tekan

0,0177
0,0044
0,0044
0,0265

a.

Kekuatan tekan basah


-

Simpangan Baku

Kekuatan rata-rata
X=

X
n

X=

18,9
=6,3
3

=
=

0,08
31

=0,2

Simpangan Baku Rata-rata

=
n
=

0,2
3

= 0,11547
-

Kesalahan Relative

KR=
X

KR=

0,11547
6,3

KR= 0,0183

=KR 100
=0,0183 100

=1,832 5

db=n1
db=31

db=2
t

( 2 ;db)=

4,303

Interval

(( ) )

(( ) )

: db < X < X+ t : db
2
2

X t

6,3 ( 4,303 0,11547 ) < X <6,3+ ( 4,303 0,11547 )


5,8031< X <6,7968

b.

Kekuatan Tekan Kering


- Kekuatan rata-rata

Simpangan Baku

X=

X
n

X=

24
=8
3

=
=

0,42
31

=0,458
-

Simpangan Baku Rata-rata

=
n
=

0,458
3

= 0,2645
-

Kesalahan Relative

KR=
X

KR=

0,2645
8

KR= 0,033

=KR 100
=0,033 100

=3,3 5
db=n1

db=31
db=2

( 2 ;db)=

4,303

Interval

:db < X < X+ t :db


2
2

(( ) )

X t

(( ) )

8( 4,303 0,2645 ) < X <8+ ( 4,303 0,2645 )


6,861< X <9,138
Uji T
Hipotesa:
1. Daerah terima, Ho= 1 = 2
2. Daerah tolak, H1= 1 2
Derajat kebebasan db = n1 + n2-2=4

t hitung =

(X 1X 2 )

[ ( n 1 )
1

2
1

+ ( n21 ) 22 ] [
n1 +n22

1 1
+ ]
n 1 n2

t hitung =

(6,38)

[ ( 31 ) (0,2)2 +( 31 ) (0,458)2 ] [ 13 + 13 ]
3+32

t hitung =20,419

-2,77645

2,77645

Dari grafik Uji T diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai H 1 berada didaerah
tolak yang berarti terdapat perbedaan antara data kekuatan tekan kering dan basah ( 1
2) dimana kekuatan tekan kering diberikan perlakuan panas.
2. Kekuatan Geser
a.

Kekuatan geser basah


-

Simpangan Baku

Kekuatan rata-rata
X=

X
n

X=

10
=3,333
3

=
=

0,32665
31

=0,404

Simpangan Baku Rata-rata

=
n
=

0,404
3

= 0,2333
-

Kesalahan Relative

KR=
X

KR=

0,2333
3,333

KR= 0,07

=KR 100
=0,07 100

=7 5
db=n1

db=31
db=2

( 2 ;db)=

4,303

Interval

:db < X < X+ t :db


2
2

(( ) )

X t

(( ) )

3,33( 4,303 0,2333 ) < X < 3,33+ ( 4,303 0,2333 )


2,3261< X < 4,3338
b.

Kekuatan geser kering


- Kekuatan rata-rata
X=

X
n

X=
-

Simpangan Baku

10,5
=3,5
3

=
=

0,06
31

=0,1732
-

Simpangan Baku Rata-rata

=
n
=

0,1732
3

= 0,1

Kesalahan Relative

KR=
X

KR=

0,1
3,5

KR= 0,028
=KR 100

=0,028 100
=2,8 5

db=n1
db=31

db=2
t

( 2 ;db)=

4,303

Interval

:db < X < X+ t :db


2
2

(( ) )

X t

(( ) )

3,5( 4,303 0,1 ) < X <3,5+ ( 4,303 0,1 )


3,0697< X < 3,9303
Uji T
Hipotesa:
1. Daerah terima, Ho= 1 = 2
2. Daerah tolak, H1= 1 2
Derajat kebebasan db = n1 + n2-2=4
t hitung =

t hitung =

(X 1X 2 )

[ ( n 1 )
1

2
1

+ ( n21 ) 22 ] [

1 1
+ ]
n 1 n2

n1 +n22
( 33,5)

[ ( 31 ) (0,404 )2 + ( 31 ) (0,1732)2 ] [ 13 + 13 ]
3+32

t hitung =7,7634

-2,77645

2,77645

Dari grafik Uji T diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai H 1 berada didaerah
tolak yang berarti terdapat perbedaan antara data kekuatan geser kering dan basah (1
2) dimana kekuatan geser kering diberikan perlakuan panas.
3. Kekuatan Tarik

a.

Kekuatan tarik basah


-

Simpangan Baku

Kekuatan rata-rata
X=

X
n

X=

1,9
=0,633
3

=
=

0,0265
31

=0,1151

Simpangan Baku Rata-rata

=
n
=

0,1151
3

= 0,0664
-

Kesalahan Relative

KR=
X

KR=

0,0664
0,633

KR= 0,1

=KR 100
=0,1 100

=10 5

db=n1
db=31

db=2
t

( 2 ;db)=

4,303

Interval

(( ) )

(( ) )

: db < X < X+ t : db
2
2

X t

0,633 ( 4,303 0,0664 )< X <0,633+ ( 4,303 0,0664 )


0,3472< X <0,9187

b.

Kekuatan tarik kering


- Kekuatan rata-rata
X=

X
n

2
X = =0,666
3
-

Simpangan Baku

=
=

0,0265
31

=0,1151
-

Simpangan Baku Rata-rata

=
n
=

0,1151
3

= 0,6645
-

Kesalahan Relative

KR=
X

KR=

0,6645
0,666

KR= 0,09978

=KR 100
=0,09978 100

=9,978 5
db=n1

db=31
db=2

( 2 ;db)=

4,303

Interval

:db < X < X+ t :db


2
2

(( ) )

X t

(( ) )

0,666( 4,303 0,6645 ) < X <0,666+ ( 4,303 0,6645 )


2.1933< X <3.5253
Uji T
Hipotesa:
1. Daerah terima, Ho= 1 = 2
2. Daerah tolak, H1= 1 2
Derajat kebebasan db = n1 + n2-2=4
t hitung =

(X 1X 2 )

[ ( n 1 )
1

2
1

+ ( n21 ) 22 ] [
n1 +n22

1 1
+ ]
n 1 n2

t hitung =

( 0,6330,666)

[ ( 31 ) (0,1151)2 + ( 31 ) (0,1151)2 ] [ 13 + 13 ]
3+32

t hitung =3,7364

-2,77645

2,77645

Dari grafik Uji T diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai H 1 berada didaerah
tolak yang berarti terdapat perbedaan antara data kekuatan tarik kering dan basah (1
2) dimana kekuatan tarik kering diberikan perlakuan panas.
2.4.3.3 Pembahasan Kekuatan Data Kelompok
1. Kekuatan Tekan
a. Kekuatan Tekan Basah
Kekuatan tekan basah akan meningkat pada pasir cetak seiring bertambahnya
kadar air karena bentonite akan teraktifasi hingga titik maksimal kekuatan basahnya.
Namun setelah bentonite habis teraktifasi oleh air dan kadar air bertambah, maka
kekuatan tekan basahnya akan menurun.
Pada dasar teori telah dibahas bahwa standar kekuatan tekan basah adalah 5 - 22

psi atau 3,447

N
2
cm

N
- 15,168 cm2 . Sedangkan pada hasil pengujian kekuatan

tekan basahnya adalah 6,3

N
cm2 . Dapat disimpulkan hasil pengujian kekuatan tekan

basah telah memenuhi standar.


b. Kekuatan Tekan Kering
Pada kekuatan tekan kering, seiring bertambahnya kadar air dan bentonite tetap
maka kekuatan tekan keringnya meningkat. Hal ini disebabkan seiring bertambahnya

kadar air maka bentonite mulai teraktifasi sehingga kekuatan keringnya meningkat
ketika kadar air bertambah lagi karena diberi perlakuan panas.
Pada dasar teori telah dibahas bahwa standar kekuatan tekan kering adalah 20 psi
N
cm2

250 psi atau 13,789

N
- 172,37 cm2 . Sedangkan pada hasil pengujian,

kekuatan tekan keringnya adalah 8

N
cm2 . Dapat disimpulkan hasil pengujian

kekuatan tekan kering tidak memenuhi standar. Hal ini dikarenakan terjadi penguapan
yang lambat antara permukaan spesimen dan tengah spesimen. Pada permukaan
spesimen, penguapan yang terjadi lebih cepat dikarenakan perpindahan panas yang
terjadi antara dinding - dinding dapur listrik dengan permukaan adalah radiasi, yang
mana lebih cepat daripada perpindahan panas antara permukaan dengan tengah
spesimen, sehingga kekuatan tekan keringnya lebih rendah dari standar.
2. Kekuatan Geser
Pengaruh kadar air dan kadar bentonite pada pasir cetak adalah ketika telah
berikatan dengan pasir harus menghasilkan kekuatan sesuai standar. Standar untuk
kekuatan geser pasir cetak adalah 1,5 - 7 psi. Hasil pengujian untuk kekuatan geser
N
basah adalah 3,3 cm2

3,5

N
2
cm

atau sekitar 4,641 psi dan untuk kekuatan geser kering adalah

atau sekitar 6,237 psi. Nilai keduanya telah memenuhi standar yang ada.

3. Kekuatan Tarik
Standar untuk kekuatan tarik adalah 1 - 6 psi. Hasil pengujian untuk kekuatan

tarik basah adalah 0,63

0,66

N
cm2

standar.

N
2
cm

atau 1,015 psi dan untuk kekuatan tarik kering adalah

atau 1,16 psi. Untuk spesimen uji tarik basah atau kering memnuhi

2.4.2.4 Grafik Kekuatan Tekan Basah Data antar Kelompok


Tabel 2.9 Data pengujian kekuatan tekan basah antar kelompok
Kekuatan (
N
Kelompok
Kadar Air
Kadar Pengikat
2
cm )
8
7
16
1
13
11
9
2

3
4
5
6
3
4
5
6

6
6
6
6
8
8
8
8

4,2
5,83
6,15
5,37
7,83
6,3
7,5
7,47

9
8
7
6
5
Kekuatan Tekan Basah (N/cm2) 4

bentonit 6%

bentonit 8%

2
1
0
34563456
Kadar Air

Gambar 2.19 Grafik Kekuatan Tekan Basah Data antar Kelompok


Grafik di atas menjelaskan tentang pengaruh prosentase kadar air terhadap kekuatan
tekan basah pasir cetak pada kadar bentonit tertentu.
Kekuatan basah dipengaruhi oleh kadar air dan pengikat. Apabila kadar lempung tetap
dan kadar air bertambah maka kekuatan akan meningkat sampai titik maksimum.
Dikarenakan seiring bertambahnya air maka jumlah bentonit yang teraktivasi dan berikatan
dengan pasir cetak bertambah dan kekuatan tekan basah meningkat, lalu akan menurun
setelah melewati batas maksimumnya.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan kekuatan tekan basah pasir
cetak dengan kadar bentonite 8 % lebih besar dari kekuatan tekan basah pasair cetak 6 %. Hal
ini sudah sesuai dengan dasar teori bahwa semakin besar kadar bentonite maka kekuatan

tekan basahnya semakin besar pula. Pada grafik di atas terdapat penyimpangan, karena
seharusnya setelah melewati kadar air 2%, maka kekuatan tekan basahnya semakin menurun.
Penyimpangan tersebut terjadi karena distribusi besar butir pasir cetak yang lebih heterogen,
yang menyebabkan sudut kontak antar butiran pasir menjadi lebih besar sehingga kekuatan
tekan basahnya tinggi.

2.4.3.5 Grafik Kekuatan Tekan Kering Data antar Kelompok


Tabel 2.10 Data pengujian kekuatan tekan kering antar kelompok
Kekuatan (
N
Kelompok
Kadar Air
Kadar Pengikat
cm2 )
8
7
16
1
13
11
9
2

3
4
5
6
3
4
5
6

6
6
6
6
8
8
8
8

5,4
8,37
9,83
9,07
9
8
9,17
10,1

Gambar 2.20 Grafik Kekuatan Tekan Kering Data antar Kelompok


Grafik di atas menjelaskan tentang pengaruh persentase kadar air terhadap kekuatan
tekan kering pasir cetak pada kadar bentonit tertentu.
Menurut dasar teori, apabila kadar lempung tetap dan kadar air bertambah, maka
kekuatan kering akan meningkat terus. Hal ini dikarenakan kekuatan kering diukur ketika
sudah hilang kadar air bebasnya.
Pengaruh kadar air dan kadar bentonite dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi
penyimpangan karena pasir cetak dengan kadar bentonite 6 % memiliki kekuatan tekan
kering yang lebih besar dari pada pasir cetak dengan kadar bentonit 8 %. Penyimpangan juga
terjadi pada kadar bentonit 8 % dengan kadar air 3% dan 4% yang seharusnya kekuatan tekan
keringnya semakin meningkat. Kemudian pada kadar bentonit 6 % dengan kadar air 6% juga
terjadi penyimpangan karena nilai kekuatan tekan keringnya lebih rendah dibandingkan
dengan kadar air yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan distribusi besar butir pasir cetak
yang lebih homogen, yang menyebabkan sudut kontak antar butiran pasir menjadi lebih kecil
sehingga kekuatan tekan keringnya rendah.
2.5 Kesimpulan dan Saran
2.5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian permeabilitas didapatkan 210

perhitungan teori adalah 215,44

ml
menit

sedangkan menurut

ml
menit . Hasil ini menyimpang dikarenakan faktor

distribusi besar butir pasir cetak, jenis butiran pasir, dan pemadatan.
N
N
Standar kekuatan tekan basah adalah 3,447 cm2 - 15,168 cm2 , sedangkan hasil

pengujian 6,3

N
2
cm

yang telah memenuhi standar.

Standar kekuatan tekan kering adalah 13,789 Ncm^2 - 172,37Ncm^2, sedangkan

hasil pengujian adalah 8

N
cm2

dimana tidak sesuai standar yang disebabkan faktor

penguapan lambat dan pemadatan.


Standar kekuatan geser adalah 1,5 - 7 psi sedangkan nilai pengujian kekuatan geser
basah 4,641 psi dan kekuatan geser kering 6,237 psi dimana nilai keduanya memenuhi

standar.
Standar kekuatan tarik adalah 1 - 6 psi dan hasil pengujian kekuatan tarik basah 1,015
psi dan kekuatan tarik kering 1,16 psi dimana nilai keduanya memenuhi standar. Hasil

1
1

Saran
Seharusnya alat sand rammer diganti dengan penumbuk otomatis sehingga faktor

pemadatan tidak mempengaruhi hasil pengujian.


Sebaiknya jumlah alat-alat praktikum ditambah lagi agar praktikum dapat berjalan

lebih cepat dan lancar.


Seharusnya asisten membatasi asistensi maksimal 3 kali.

Anda mungkin juga menyukai