SEJARAH
1934 : Von Meduna : obat tertentu
1937 : Cerletti & Bini ; Arus listrik bolak-balik,
bitemporal.
Dulu disebut Electro Shock Therapy & akhirnya
diubah menjadi ECT
1942 : Friedman & Wilcox ; modifikasi Unilateral,
arus listrik searah.
1958 : ECT unilateral pada hemisfere nondominan
INDIKASI ECT
Depresi Berat
Skizofrenia Akut, Katatonik & Refrakter
Skizofrenia.
Gangguan bipolar episode manik
Neurosa depresif & Gangguan panik
Gangguan mental organik (Demensia senilis, RM)
untuk menghilangkan gaduh gelisah.
Delirium tremens & Epilepsi psikomotor.
KONTRA INDIKASI
Usia lanjut ; 65 tahun (ECT biasa) & 80 tahun
(ECT dengan anesthesi)
Kehamilan : Trimester 1 & 3 (ECT biasa).
Dengan ECT anesthesi tidak ada KI.
Penyakit kardio-vaskuler : KI Relatif
(Hipertensi,penyakit miokard,aneurisma
aorta,trobosis koroner lama,pasca bedah
jantung). KI Absolut : Trombosis koroner baru
continue
Continue
Penyakit saluran nafas, dengan anesthesi tidak
ada KI. Dilakukan pada pasien mogok makan,
pasien pneumothorax & pasca pulmonektomi.
Penyakit sendi tulang : dengan anesthesi
fraktur baru, osteoarthritis & osteoporosis
dapat dilakukan ECT.
Penyakit Otak Organik : Relatif ( Subdural
hematome, Aneurisma cerebri). Absolut
(tumor otak, tek.intra cranial tinggi). Cont
continue
Penyakit-penyakit lain :
GNA eksaserbasi
Vaksinasi eksaserbasi
OMC eksaserbasi
Glaukoma & Ulcus peptikum (relatif)
continue
TEHNIK ECT
Premedikasi ; berikan SA 0,5 mg IM 30-60 menit
sebelum ECT (tujuan untuk mengurangi sekresi
disaluran pernafasan & mencegah bradicardi serta
asistole. (bila IV SA ;5-10 menit pra ECT).
Anesthesi umum ; diberikan obat yg lama kerja
pendek : Penthotal 3-4mg/kgBB iv pelan-pelan atau
Diprivan 1-2mg/kgbb iv.
Setelah pasien tertidur baru diberikan muscle relaxan
succinyl choline 0,5-1 mg/kgbb iv. Terjadi apnoe &
fasikulasi otot dari atas sampai jari kaki.
continue
Karena apnoe, pasien harus diberikan oksigen
5L/menit sampai pasien bernafas spontan.
Setelah tercapai relaksasi maksimal, gunakan
bite block pada mulut pasien untuk melindungi
gigi & lidah selama terjadi kejang.
Siapkan peralatan darurat bila sewaktu-waktu
diperlukan.
PENEMPATAN ELEKTRODA
Unilateral : Elektrode pertama ditempatkan
pada garis yang menghubungkan Canthus
Lateralis & Meatus Acusticus Externus.
Elektrode kedua ditempatkan pada garis yang
memotong garis tsb dengan sudut 70 derajat
melalui titik tengahnya.
Bilateral : kedua elektrode ditempatkan pada
pelipis (fossa temporalis) kiri dan kanan pasien
FREKWENSI TERAPI
ECT Rumatan
Depresi Mayor merupakan kondisi depresi yang
sering kambuh, hasil penelitian bahwa dalam 6
blan pertama akan timbul relaps bila obat
dihentikan, untuk itu dapat dilakukan ECT
rumatan yaitu dilakukan ECT 1 X seminggu
selama 4X, dilanjutkan 2minggu sekali selama 4X,
kemudian 4-8 minggu sekali sampai 6 bulan pasca
terapi serial.
continue
Kejang berkepanjangan ; hal ini dapat
mempengaruhi oksigenasi jaringan, untuk
menghentikan kejang dapat diberikan
Thiopenton.
Sistim kardiovaskuler ; gangguan
kardiovaskuler tersering adalah takhicardi dan
hipertensi. Bila mempunyai riwayat hipertensi
dapat diberikan beta blocker. Bila hipertensi
berat dapat diberi nitrogliserin secara titrasi.
SIMPULAN
Sejalan dengan perkembangan ilmu, ECT pun
mengalami perubahan, yang tadinya nampak
tidak manusiawi dan seringkali menjadi
hambatan maupun penolakan dari pihak
keluarga. Maka saat ini telah berkembang
ECT yang dilakukan dengan anesthesi, selain
lebih manusiawi juga indikasinya dapat
diperluas. Semoga ECT ini masih tetap dapat
membantu terapi dalam bidang Psikiatri.