Anda di halaman 1dari 12

Perencanaan Daerah

Perubahan landasan
berfikir

Perencanaan Proyek vs Program


Daerah harus menyusun rencana
strategis
Menekankan issue affordabilitydan
sustainability
Menekankan system development
(pengembangan sistem)
Menekankan pentingnya komitmen
politis jangka panjang

Perencanaan Sektoral vs Wilayah


Didukung oleh sistem surveilans yg kuat
Analisis faktor risiko (analisis determinan
masalah)
Melibatkan seluruh stakeholders
Kemampuan advocacy kepada
stakeholders (Pemda, DPRD)

Perencanaan Birokratis vs
Partisipatif
Proses perencanaan demokratis
Participative planning: melalui lembaga
civil society
Keterlibatan seluruh stakeholders

Perencanaan Top-down vs
Bottom-up
Masalah lokal spesifik
Kuat dalam analisis faktor risiko
Keterlibatan jenjang administratif
terbawah (desa)
Keterlibatan village council (badan
perwakilan desa)

Perencanaan Fragmented vs
Integrated Planning & Budgeting
Kuat dalam surveilans
Kuat dalam analisis faktor risiko
Identifikasi sektor yang terlibat
Advocacy perencanaan
Holistic approach dalam program
planning (promotif, preventif, early D/ &
prompt T/, kuratif, rehabilitatif)
Join activity antar sektor, antar program

Facility based data vs Facility &


Population based data
Kuat dalam surveilans
Penggunaan IT

Hystorical planning vs
Prospective planning
Kuat dalam analisis kecenderungan
(trend analysis)
Mampu menggunakan data hasil survei
Terbuka terhadap inovasi baru
Terbuka terhadap kreativitas

Budget based targeting vs


Target based budget
Kuat dalam analisis biaya (program cost
analysis)
Mampu menyusun anggaran yang
komprehensif dan seimbang antara:
Investasi
Operasional
Pemeliharaan

Mampu menyusun anggaran terpadu:


lintas program dan lintas sektor

Anda mungkin juga menyukai