Anda di halaman 1dari 25

03/08/2020

Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, Zat Yang Maha Suci, Yang
Maha Luas Rahmat-Nya. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad saw. Juga
kepada keluarga dan para sahabat beliau.

… kamu akan dapat melihat


BUMI ITU DATAR
PENDAHULUAN
Memang benar, penulis adalah salah seorang yang meyakini bahwa
bumi ini datar. Akan tetapi perlu diketahui pula bahwa penulis bukanlah salah
seorang dari penganut paham bumi datar (Flat Earth Society) yang manapun,
penulis memahami dan yakin bahwa bumi ini datar dengan bersandarkan
kepada nas-nas Al-Qur’an dan Al-Hadits. Tulisan ini akan menjelaskan
perihalnya lebih jauh dan rinci…, insya Allah Ta’ala.
I J M A’ U L A M A I S L A M T E N T A N G B U M I B U L A T
Tentang Ijma’ dari sebagian Ulama Islam yang mengatakan bahwa bumi
itu bulat, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
‫وقال اإلمام أبو الحسين أحمد بن جعفر بن المنادي من أعيان العلماء‬
‫المشهورين بمعرفة اآلثار والتصانيف الكبار في فنون العلوم الدينية من‬
‫ ال خالف بين العلماء أن السماء على مثال‬:‫الطبقة الثانية من أصحاب أحمد‬
……‫الكرة‬
.‫ وكذلك أجمعوا على أن األرض بجميع حركاتها من البر والبحر مثل الكرة‬:‫قال‬
‫ ويدل عليه أن الشمس والقمر والكواكب ال يوجد طلوعها وغروبها على‬:‫قال‬
‫ بل على المشرق قبل المغرب‬،‫جميع من في نواحي األرض في وقت واحد‬
Artinya: “Telah berkata Imam Abul Husain Ibnul Munadi rahimahullah termasuk
ulama terkenal dalam pengetahuannya terhadap atsar-atsar dan kitab-kitab besar
pada cabang-cabang ilmu agama, yang termasuk dalam thabaqah/ tingkatan kedua
ulama dari pengikut imam Ahmad: “Tidak ada perselisihan di antara para ulama
bahwa langit itu seperti bola.”
Beliau juga berkata: “Demikian pula mereka telah bersepakat bahwa bumi ini
dengan seluruh pergerakannya baik itu di daratan maupun di lautan, seperti bola.”
Beliau berkata lagi: “Dalilnya adalah matahari, bulan dan bintang-
bintang tidak terbit dan tenggelam pada semua penjuru bumi dalam satu
waktu, akan tetapi terbit di timur dahulu sebelum terbit di barat”.

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 2 dari 25

Demikian juga Ibnu Hazm rahimahullah berkata,


‫أن أحد من أئمة المسلمين المستحقين إلسم اإلمامة بالعلم رضي هللا عنهم لم‬
‫ينكروا تكوير األرض وال يحف ألحد منهم في دفعه كلمة بل البرايين من‬
‫القرآن والسنة قد جاءت بتكويريا‬
Artinya: “Para Imam kaum muslimin yang berhak mendapat gelar imam r.a.
tidak mengingkari bahwa bumi itu bulat. Tidak pula diketahui dari mereka yang
membantah sama sekali, bahkan bukti-bukti dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
membuktikan bahwa bumi itu bulat”.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
‫في كون األفالك كروية الشكل واألرض كذلك وأن نور القمر مستفاد من‬
‫نور الشمس وأن الكسوف القمرى عبارة عن انمحاء ضوء القمر بتوسط‬
‫األرض بينه وبين الشمس‬
Artinya: “Bahkan alam semesta dan bumi bentuknya adalah bola, demikian juga
penjelasan bahwa cahaya bulan berasal dari pantulan sinar matahari dan
gerhana bulan terjadi karena cahaya bulan terhalang oleh bumi yang terletak
antara bulan dan matahari”.
Demikian juga pendapat bahwa beberapa ulama kontemporer seperti
Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dan
ulama lainnya.
PENDAPAT ULAMA ISLAM TENTANG BUMI DATA R
(Bantahan Terhadap Ijma’ BUMI BULAT)
Akan tetapi perlu diketahui juga bahwa ada beberapa Ulama Islam yang
menafikan bahwa bumi itu bulat antara lain, Al-Qahthaniy Al-Andalusy dalam
kitab Nuniyah-nya menyebutkan,
‫كذب المهندس والمنجم مثله … فهما لعلم هللا مدعيان‬
‫األرض عند كليهما كروية … ويما بهذا القول مقترنان‬
‫واألرض عند أولي النهى لسطيحة … بدليل صدق واضح القرآن‬
Artinya: “Telah berbohong ilmuan dan astronom yang semisal, mereka mengklaim
atas ilmu Allah”. “Bumi menurut mereka bulat, mereka bergandengan dengan
pendapat ini”.
“Bumi menurut ahli ilmu agama adalah datar, dengan dalil yang jelas
dari Al-Quran”.

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 3 dari 25

Demikian juga dalam Tafsir Jalalain, ketika menafsirkan ayat:


Allah SWT be rfirma n
‫ۡرض ىك أي ىف ُسط ى‬
‫ح أ‬ ‫ى أى‬
٢٠ ‫ت‬ ِ ِ ‫ِإَوَل ٱۡل‬
(QS. Al-Ghasyiyah [88], ayat 20). Artinya: dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
Dijelaskan bahwa dzahir ayat bumi itu (ْ‫“ )سُطِ َحت‬sutihat” menunjukkan
bumi itu (‫“ )سطحية‬sathiyyah” yaitu datar, dalam tafsir dijelaskan bahwa:
‫سطحت ظاير في أن األرض سطح وعليه علماء الشرع ال كرة كما قاله أيل الهيئة‬
Artinya: “Makna ‘sutihat’ zahirnya menunjukkan bahwa bumi itu datar dan
dijelaskan oleh ulama, bukan bulat sebagaimana dikatakan oleh ahli astronom”.
Demikian juga Al-Qurthubi dalam tafsirnya, membantah bahwa bumi
bulat, ketika menafsirkan ayat:
Allah SWT be rfirma n
ُ ‫أ‬ َّ ‫أ‬ ‫ُل ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى أ ى ى ى ى أ ى َٰ ى ى ى أ ى أ ى ى ى ى َٰ ِ ى ى ى ى أ‬
١٩ ‫ون‬
ٖ ‫ك َش ٖء موز‬ ِ ‫وٱۡلۡرض مددنها وألقينا فِيها روِس وأۢنبتنا فِيها مِن‬
(QS. Al-Hijr [15, ayat 19). Artinya: dan Kami telah menghamparkan bumi dan
menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala
sesuatu menurut ukuran.
Beliau Al-Qurthubi berkata,
‫ويو يرد على من زعم أنها كالكرة‬
Artinya: “Ini adalah bantahan bagi mereka yang menyangka bahwa bumi itu seperti bola.”
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa ada ijma ulama yang berpendapat
bahwa bumi itu bulat, ada pula ulama yang menyelisihi dan membantah Ijma’
tersebut (maka ijma’ tersebut disebut ijma’ sukuti, dan sebagian ulama
mengatakan bahwa ijma’ sukuti tidak dapat diambil sebagai hujjah).
A L - Q U R ’A N S E B A G A I A L A T U J I
Sebagai seorang Muslim, kita tidak dapat menerima begitu saja suatu
teori, ilmu, dan atau pengetahuan tanpa mengujinya terlebih dahulu terhadap
Al-Qur’an dan Al-Hadits, dan tentunya yang diuji adalah prinsip-prinsip dasar
dari teori, ilmu, dan pengetahuan tersebut. Dengan persyaratan bahwa kalau
ternyata tidak sesuai dan atau bertentangan dengan Al-Qur’an atau Al-Hadits,
maka uji dinyatakan gagal sedangkan teori, ilmu, dan pengetahuan tersebut
dinyatakan ‘batal’, sehingga tidak dapat/ tidak boleh digunakan sebagai hujjah
(argumentasi), dan menegakkan keyakinan di atasnya. Persyaratan ini penting
oleh karena bagi seorang Muslim, maka Al-Qur’an dan Al-Hadits adalah
‘sumber’ dari seluruh ilmu dan pengetahuan yang ada di bumi, di langit, dan
di antara keduanya. Dan ini adalah keyakinan seorang Muslim yang tidak
dapat ditawar-tawar lagi.
PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!
Halaman 4 dari 25

Allah SWT be rfirma n


1) (QS. Al-Baqarah [2], 39). Artinya: Adapun orang-orang yang kafir dan
mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
2) (QS. Yusuf [12], 111). Artinya: ... Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat,
akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
3) (QS. Al-Hijr [15], 86). Artinya: Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha
Pencipta lagi Maha Mengetahui.
4) (QS. Al-Haqqah [69], 41-42). Artinya: [41] dan Al-Qur’an itu bukanlah perkataan
seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. [42] Dan bukan pula
perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya.
5) (QS. At-Taghabun [64], 8). Artinya: Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur’an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Masih sering terjadi bahwa seorang Muslim sangsi akan kebenaran Al-
Qur’an, berfikiran terbalik dengan mencari-cari kecocokan Al-Qur’an terhadap
suatu teori, ilmu dan atau pengetahuan hasil pemikiran manusia. Mereka lebih
takut berhadapan dengan manusia daripada takut kepada Allah SWT.
Contohnya, sampai sekarang masih saja ada umat muslim yang yakin
akan ‘Teori Evolusi’ dari Charles Darwin, padahal teori tersebut tidak pernah
terbukti kebenarannya, dan telah dibatalkan oleh ilmu dan pengetahuan yang
mutakhir, dan tidak satu ayat pun di dalam Al-Qur’an yang menyebut ataupun
menjelaskan adanya ‘evolusi’ manusia atau makhluk apapun yang diciptakan
Allah Yang Maha Pencipta. Oleh karena itu orang-orang yang meyakini teori
tersebut, telah mengingkari Al-Qur’an dan terjerumus ke dalam kekafiran.
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Shaad [38], 75). Artinya: Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang
menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-
Ku (Adam as. – pen). Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa)
termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?”
2) (QS. Al-‘Ankabut [29], 47). Artinya: … Dan tidak adalah yang mengingkari
ayat-ayat Kami selain orang-orang kafir.
Contoh lainnya:

ٓ ‫ى أ ى ى ى أ ى ى َٰ ى ى ى َٰ ى‬
Allah SWT be rfirma n

٣٠ ‫وٱۡلۡرض بعد ذل ِك دحىها‬


(QS. An-Naziyat [79], 30). Artinya: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 5 dari 25

Tentang teks ayat, “Wal ardha ba’da dzalika dahaahaa”, tersebut di


atas dikatakan oleh sebagian umat muslim bahwa; oleh karena kata kerja
dahaa berasal dari akar kata ‘al-udhiyyuu’ yang artinya telur burung unta,
maka maksud ayat tersebut bukan hanya menghamparkan saja, tetapi juga
membuat bumi berbentuk seperti telur burung unta. Suatu ‘kesalahan nalar’
yang disebabkan keinginan ‘mencari pembenaran’ terhadap teori bumi bulat
namun tanpa disadari bahwa cara ini juga berarti telah mencocok-cocokkan,
menyesuaikan, dan menguji’ Al-Qur’an terhadap ‘teori bumi bulat’.
Penjelasan dari tiga orang cendekiawan muslim terkemuka di Arab
Saudi, yaitu; Shaikh Saleh Al-Fawzan, Shaikh Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Baz,
dan Shaikh Bander Al Khaibari tentang hal tersebut adalah sebagai berikut;
Kata kerja “dahaa” yang berbentuk kata lampau (past tense), sebenar-
nya tidak berarti ‘membuat sesuatu berbentuk seperti telur burung unta’, dan
tidak ditemukan samasekali satu buktipun di dalam teks-teks klasik Islam yang
mendukung hal tersebut. Apabila orang Arab ingin mengatakan bumi
berbentuk seperti telur burung unta, atau membuat bumi seperti telur burung
unta, kalimatnya adalah: “Al ardhu Kaal-udhiyyuu”, di mana huruf “Kaf”
digunakan untuk menyatakan makna “seperti”. Dan tidak dijumpai di dalam
satupun Tafsir Al-Qur’an yang menyatakan bahwa makna dari pada ayat
tersebut adalah “membuat bumi seperti telur burung unta”, tidak satupun!
Adapun kata “Dahaa” secara umum di dalam bahasa Arab Klasik artinya
“Dia menghamparkan” atau “Dia meluaskan”, dan untuk dapat memahami kata
tersebut dengan baik adalah dengan cara memahami bagaimana orang Arab
Kuno menggunakan kata tersebut, sehingga kita paham apa maksud dari teks
ayat tersebut. Orang Arab Kuno menggunakan kata “dahaa” untuk menjelaskan
bagaimana perilaku burung-burung unta di dalam mempersiapkan ‘tanah gurun’
yang keras menjadi sarang untuk meletakkan telur-telur mereka. Burung-burung
unta menggunakan kaki dan paruhnya yang kuat untuk menggemburkan tanah.
Mereka menggemburkan tanah
untuk persiapan tempat telur-telur
mereka, ini adalah hal yang unik
dan penting bagi keberlangsungan
hidup mereka. Burung-burung unta
ini berbuat dengan sangat hati-hati
terhadap telur-telur mereka. Dan
Al-Qur’an memakai kata tersebut
untuk menjelaskan kepada kita
bagaimana besarnya kasih-sayang
Allah dalam mempersiapkan bumi bagi tempat kehidupan manusia, dan itu
adalah salah satu cara Allah SWT memuliakan manusia sebagai ‘hamba-Nya’. “…
Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan
manusia tidak bersyukur.” (QS. Al-Baqarah [2], 243).

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 6 dari 25

M O D E L D U N I A M E N U R U T T E K S A L - Q U R ’A N
A. A l a m S e m e s t a (Universe) M o d e l D u n i a
Di dalam teks Al-Qur’an tidak disebutkan samasekali tentang adanya
‘alam semesta’, ‘jagad raya’ atau ‘universe’ dan nama benda-benda angkasa
seperti halnya dalam konsep astronomi dan kosmologi moderen, tidak ada
yang disebut planet, satelit, comet, meteor, galaxy, nova, supernova, black
hole, asteroid, nebula, ataupun solar system (sistem tata surya). Semua nama-
nama tadi hanya ada di dalam teori dan konsep bidang ilmu astronomi dan
kosmologi moderen.
Secara sederhana namun sangat jelas, Al-Qur’an hanya menyebutkan
tentang adanya bumi, langit, matahari, bulan, dan bintang. Hanya itu! Dan
penulis menyebutnya sebagai ‘Model Dunia’
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Al-Baqarah [2], 22). Artinya: Dialah Yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai
rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui.
2) (QS. Al-Furqaan [25], 61). Artinya: Maha Suci Allah yang menjadikan di langit
gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan
bulan yang bercahaya.
3) (QS. An-Nisaa’ [4], 132). Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit
dan apa yang di bumi. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
B. T i m u r dan B a r a t, U t a r a dan S e l a t a n
Di dalam teks Al-Qur’an hanya ada arah ‘Timur’ dan ‘Barat’ dan Bintang
sebagai petunjuk arah, tidak ada satu ayatpun yang menyebutkan ‘Utara’, dan
atau ‘Selatan’, ternyata istilah utara-selatan, hanya dipakai di dalam konsep
dan sistem ‘bumi bulat’. Dan Al-Qur’an hanya menyebutkan bahwa Timur
adalah tempat terbit Matahari, Barat tempat terbenam Matahari, Langit di
atas, dan Bumi di bawah.
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Al-Baqarah [2], 115). Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat,
maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
2) (QS. Al-Baqarah [2], 258). Artinya: … Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah
menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu heran
terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-
orang yang lalim.

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 7 dari 25

3) (QS. Ar-Rahmaan [55], 17). Artinya: Tuhan yang memelihara kedua tempat
terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya.
C. B u m i D u n i a M e n u r u t A l - Q u r ’a n
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Al-Baqarah [2], 22). Artinya: Dialah Yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap…
2) (QS. Al-Baqarah [2], 36). Artinya: Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari
surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah
kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat
kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
3) (QS. Huud [11], 123). Artinya: Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di
langit dan di bumi …
4) (QS. Ar-Ra’d [13], 3). Artinya: Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi
dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya …
5) (QS. Al-Hijr [15], 19). Artinya: Dan Kami telah menghamparkan bumi dan
menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala
sesuatu menurut ukuran.
6) (QS. An-Nahl [16], 15). Artinya: Dan Dia menancapkan gunung-gunung di
bumi supaya bumi itu tidak guncang bersama kamu …
Tafs ir I bnu Kats i r
Sa’id telah meriwayatkan dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Qais ibnu Ubadah,
bahwa setelah Allah menciptakan bumi, maka bumi terus berguncang, lalu para
malaikat berkata, “Ini tidak layak bagi seorang pun yang bertempat tinggal di
permukaannya.” Kemudian pada keesokan harinya ternyata telah ada
gunung-gunung (yang menstabilkannya).
Dari Ali bin Abu Thalib ra. yang mengatakan bahwa setelah Allah menciptakan
bumi, Dia membiarkannya, kemudian bumi berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau
akan menciptakan di atasku Bani Adam yang gemar mengerjakan dosa-dosa dan
menimbulkan kekotoran di atasku?” Maka Allah menancapkan padanya gunung-
gunung yang dapat kalian lihat dan yang tidak terlihat oleh kalian. Sebelum itu
bumi tidak tetap, selalu berguncang seperti daging yang hidup (berdenyut).
7) (QS. Al-Kahfi [18], 47). Artinya: Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami
perjalankan gunung-gunung dan k a m u a k a n d a p a t m e l i h a t b u m i i t u
d a t a r dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan
seorang pun dari mereka.
Tafs ir I bnu Kats i r
Allah SWT berfirman, “Dan kamu akan melihat bumi itu datar” Maksudnya, rata
dan tampak jelas, tidak ada di dalamnya tanda bagi seseorang dan juga tempat
yang dapat menutupi seseorang, tetapi makhluk secara keseluruhan tampak
jelas bagi Rabb mereka dan tidak sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya.

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 8 dari 25

Mengenai firman-Nya ini, “Dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar,” Mujahid
dan Qatadah mengatakan: “Tidak ada batu dan semak-semak (hutan) di atas bumi.”
Qatadah juga mengemukakan: “Tidak ada bangunan dan juga pepohonan.”
8) (QS. Al-Anbiya’ [21], 30). Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahw asanya l a n g i t d a n b u m i i t u k e d u a n y a d a h u l u
adalah s uat u yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
k e d u a n y a. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?
Tafs ir I bnu Kats i r
Tidakkah mereka perhatikan bahwa langit dan bumi itu pada asalnya menyatu.
Dengan kata lain, satu sama lainnya menyatu dan bertumpuk-tumpuk pada
mulanya. Lalu keduanya dipisahkan dari yang lain, maka langit dijadikan-Nya
tujuh lapis, bumi dijadikan-Nya tujuh lapis pula. Dia memisahkan antara langit
yang terdekat dan bumi dengan udara, sehingga langit dapat menurunkan
hujannya dan dapat membuat tanah (bumi) menjadi subur karenanya.
Al-Qur’an tidak menyebutkan samasekali bagaimana bentuk bumi, dan
bagi orang beriman, hal ini wajib diartikan sebagai hal yang ghaib. Al-Qur’an
menyebutkan beberapa sifat bumi, antara lain ‘hamparan’, ‘membentang’,
‘datar’, ‘luas’, dan ‘rata’. Tidak disebutkan bahwa bumi itu bulat, berputar (rotasi)
dan mengelilingi matahari (orbit), justru Allah menancapkan gunung-gunung
sebagai ‘pasak’ agar bumi tidak berguncang. Dan jelas menurut teks Al-Qur’an
bahwasanya bumi adalah ‘datar/rata’, ‘tetap’ dan ‘tidak bergerak’.
Bumi telah disiapkan dan ditetapkan Allah SWT sebagai tempat hidup dan
berdiamnya manusia dengan semua fasilitas yang dibutuhkan. Jadi adalah tidak
mungkin bagi manusia untuk bertempat tinggal dan hidup di luar bumi, dan ini
adalah qadha Allah SWT bagi manusia, hanya orang-orang bodoh dan sombong
yang berfikir untuk dapat hidup di luar bumi. Akan tetapi banyak juga umat
Muslim yang ikut-ikutan berfikir seperti orang yang bodoh lagi sombong itu.
Allah SWT be rfirma n
9) (QS. Al-A’raf [7], 10). Artinya: Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu
sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber)
penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
10) (QS. Al-A’raf [7], 25). Artinya: Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan
di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.
Di Kerajaan Arab Saudi yang hukumnya berdasarkan kepada Al-Qur’an
dan Al-Hadits telah menetapkan melalui fatwa para ulama bahwa barang
siapa yang meyakini bumi itu berotasi dan mengorbit matahari, maka orang
tersebut dinyatakan “murtad” karena mengingkari Al-Qur’an dan Al-Hadits,
dan wajib baginya untuk segera “bertaubat”. Apabila menolak untuk
bertaubat, maka akan dijatuhi hukuman mati.

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 9 dari 25

D. L a n g i t D u n i a M e n u r u t A l - Q u r ’a n
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Al-Baqarah [2], 22). Artinya: Dialah Yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap …
2) (QS. An-Nahl [16], 10). Artinya: Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari
langit untuk kamu…
3) (QS. Al-Furqaan [25], 61). Artinya: Maha Suci Allah yang menjadikan di langit
gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan
bulan yang bercahaya.
4) (QS. Adz-Dzariyat [51], 22). Artinya: [22] Dan di langit terdapat (sebab-sebab)
rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.
5) (QS. Al-Mulk [67], 5). Artinya: Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang
dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat
pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.
Untuk memahami ayat-ayat tersebut di atas, maka ‘bersihkan pikiran’
tentang gambaran bumi bulat (globe) yang mengambang di ruang angkasa,
berotasi, dan mengorbit matahari, lalu ‘bersihkan hati’ dari pengaruh teori-
teori dan konsep astronomi dan kosmologi yang telah tertanam sejak kanak-
kanak. Jangan berfikir tentang di mana ujung bumi, bila ia datar, karena akan
sama juga halnya dengan ‘di mana ujung alam semesta’ bila bumi itu bulat
dan melayang-layang di alam semesta. Hal itu adalah hal yang ghaib.
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Ar-Rahmaan [55], 33). Artinya: Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu
sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.
2) (QS. Al-Jinn [72], 26). Artinya: (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib,
maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu.
Mohonlah pertolongan kepada Allah SWT agar diberi hikmah dalam
memahami firman-Nya, bacalah Al-Qur’an dengan perlahan sampai diperoleh
pengertian yang dalam dan dibenarkan oleh fikiran dan hati, insya Allah Ta’ala.
E. 7 (tujuh) L a n g i t & 7 (tujuh) B u m i M e n u r u t A l - Q u r ’a n
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Al-Baqarah [2], 29). Artinya: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang
ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
2) (QS. Fushilat [41], 12). Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua
masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya
dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 10 dari 25

3) (QS. At-Thalaq [65], 12). Artinya: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan
seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah,
ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
Tafs ir Ath -Thabari
1) 34500. Amr bin Ali menceritakan kepada kami, dia berkata; Waki menceritakan
kepada kami, dia berkata; Al A’masy menceritakan kepada kami dari Ibrahim bin
Muhajir, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah, “Allah-lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi,” dia berkata; “Kalau aku
menceritakan kepada kalian tafsirnya, maka kalian akan mengingkari, dan
pengingkaran kalian itu berarti pendustaan terhadapnya.” (Disebutkan oleh Ibnu
Hajar dalam Al Fath [6/293] dan Ibnu Katsir dalam tafsirnya [14/45])
2) 34502. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, dia berkata; Ya’qub bin
Abdullah bin Sa’id Al Qummi Al Asy’ar menceritakan kepada kami dari Ja’far bin
Abu Al Mughirah Al Khuzai, dari Sa’id bin Jubair, dia berkata: Ada seorang laki-laki
bertanya kepada Ibnu Abbas (tentang makna ayat), “Allah-lah yang menciptakan
tujuh langit dan seperti itu pula bumi,” Ibnu Abbas lalu berkata; “Tidak ada
jaminan bila aku sampaikan kepadamu maka kamu percaya. Aku khawatir kamu
akan kafir.” (Disebutkan oleh Asy-Syaukani dalam Fath Al Qadir [5/248] dan Ibnu Katsir
dalam tafsirnya [14/45])
3) 34506. Bisyr menceritakan kepada kami, dia berkata; Yazid menceritakan
kepada kami, dia berkata; Sa’id menceritakan kepada kami dari Qatadah, tentang
firman Allah, “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi,”
dia berkata; “Dia menciptakan tujuh langit dan tujuh bumi. pada setiap langit dan
setiap bumi ada makhluk Allah, perintah-Nya dan keputusan-Nya.” (Disebutkan
oleh Ibnu Al Jauzi dalam Zad Al Masir [8/300,301])
4) 34508. Ibnu Abdil A’la menceritakan kepada kami, dia berkata, Ibnu Tsaur
menceritakan kepada kami dari Ma’mar, dari Qatadah, dia berkata, ‘Ketika Nabi
saw. sedang duduk bersama para sahabat beliau, tiba-tiba ada awan yang lewat.
Nabi saw. lalu bersabda: “Tahukah kalian apa ini? Ini adalah Anan, ini adalah
rawanya bumi. Allah mengirimnya kepada orang-orang yang tidak menyembah-
Nya. Beliau lalu bertanya kepada para sahabat: “Tahukah kalian apa langit ini?”
mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu’. Beliau berkata: “Langit yang
ini adalah gelombang yang terhenti dan atap yang terjaga”. Beliau lalu bertanya
lagi: “Tahukah kalian apa yang ada di atasnya lagi?” mereka menjawab, ‘Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu’. Beliau berkata: “Di atas itu ada langit lagi”. Sampai
beliau menyebutkan ada tujuh langit. Beliau kemudian berkata: “Tahukah kalian
bahwa jarak antara langit yang satu dengan yang lainnya adalah lima ratus tahun?”
beliau berkata lagi: “Tahukah kalian apa yang ada di atas itu semua?” mereka
menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu’. Beliau berkata: “Di atas itu ada
Arsy”. Beliau bertanya lagi: “Tahukah kalian apa yang ada di antara keduanya?”
mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu’. Beliau berkata: “Di
antaranya berjarak lima ratus tahun”. Beliau bertanya lagi: “Tahukah kalian apa

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 11 dari 25

sebenarnya bumi ini?” mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu’. Beliau
berkata: “di bawahnya ada bumi lagi. Tahukah kalian berapa jarak bumi yang satu
dengan yang lainnya?” mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu’.
Beliau berkata: “Jarak antara keduanya adalah perjalanan selama lima ratus
tahun”. Beliau lalu menyebutkan sampai ada tujuh bumi. Setelah itu beliau
bersabda: “Demi yang jiwaku berada di Tangan-Nya, andai ada seseorang
yang ditenggelamkan ke bagian bawah bumi, niscaya dia akan sampai kepada
Allah”. beliau kemudian membaca ayat, “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir,
Yang Zhahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. Al-
Hadiid [57], 3). (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya [2/370], Al Haitsami
dalam Majmu’ Az-Zawa’id [1/85], serta Abdurrazzaq dalam tafsirnya [3/317, 319]. Al
Haitsami berkomentar, “Diriwayatkan oleh Ahmad, dan dalam sanad-nya ada Al
Hakim bin Abdul Malik, matrukul hadits.”)
4) (QS. Al-Mulk [67], 3-4). Artinya: [3] Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-
lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah
sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang? [4] Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat
dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.
5) (QS. Nuh [71], 15). Artinya: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?
Dari seluruh teks Al-Qur’an dan tafsir tersebut di atas, dapat diambil
pengertian bahwa Langit ada 7(tujuh) lapis, dan Bumi ada 7(tujuh) lapis. Akan
tetapi harus dipisahkan antara “Langit Dunia dan Bumi Dunia” (yang terdiri
dari ‘langit yang dekat/ lapisan pertama’ dan ‘bumi yang kita diami/ lapisan
pertama’; yang terlihat oleh mata kita), dengan lapisan L a n g i t dan B u m i
yang lain; yang tidak terlihat oleh mata kita (ghaib).
Pada hari kiamat, ketika sangkakala ditiup pertama kali, maka ‘langit
dunia’ terbelah dan dilenyapkan, maka terlihatlah beberapa pintu langit (77:9,
78:19, 81:11), sedangkan ‘bumi dunia’ diangkat dibenturkan dengan gunung,
menjadi seperti bulu berterbangan (69:14, 70:9), maka terlihatlah bahwa
bumi ini datar (18:47, 20:106).
F. S u r g a B e r a d a d i L a n g i t & N e r a k a B e r a d a d i B u m i
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Al-A’raf [7], 40). Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan
dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga,
hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan
kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
2) (QS. Al-Hadid [11], 105-108). Artinya: [105] Di kala datang hari itu, tidak ada
seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka
ada yang celaka dan ada yang berbahagia. [106] Adapun orang-orang yang

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 12 dari 25

celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan


dan menarik nafas (dengan merintih). [107] Mereka kekal di dalamnya selama
ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain).
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.
[108] Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga
mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.
3) (QS. Al-Hijr [15], 44). Artinya: Jahanam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap
pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.
4) (QS. At-Thalaq [65], 12). Artinya: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan
seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah,
ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.
Tafs ir Ath -Thabari
1) 34500. Amr bin Ali menceritakan kepada kami, dia berkata; Waki menceritakan
kepada kami, dia berkata; Al A’masy menceritakan kepada kami dari Ibrahim bin
Muhajir, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah, “Allah-lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi,” dia berkata; “Kalau aku
menceritakan kepada kalian tafsirnya, maka kalian akan mengingkari, dan
pengingkaran kalian itu berarti pendustaan terhadapnya.” (Disebutkan oleh Ibnu
Hajar dalam Al Fath [6/293] dan Ibnu Katsir dalam tafsirnya [14/45])
2) 34502. Ibnu Humaid menceritakan kepada kami, dia berkata; Ya’qub bin
Abdullah bin Sa’id Al Qummi Al Asy’ar menceritakan kepada kami dari Ja’far bin
Abu Al Mughirah Al Khuzai, dari Sa’id bin Jubair, dia berkata: Ada seorang laki-laki
bertanya kepada Ibnu Abbas (tentang makna ayat), “Allah-lah yang menciptakan
tujuh langit dan seperti itu pula bumi,” Ibnu Abbas lalu berkata; “Tidak ada
jaminan bila aku sampaikan kepadamu maka kamu percaya. Aku khawatir kamu
akan kafir.” (Disebutkan oleh Asy-Syaukani dalam Fath Al Qadir [5/248] dan Ibnu Katsir
dalam tafsirnya [14/45])
5) (QS. Az-Zariyat [51], 22). Artinya: Dan di langit terdapat (sebab-sebab)
rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu (yaitu surga –
Tafsir Ibnu Katsir).
6) (QS. An-Naba’ [78], 17-20). Artinya: [17] Sesungguhnya Hari Keputusan
adalah suatu waktu yang ditetapkan, [18] yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup
sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok, [19] dan dibukalah langit,
maka terdapatlah beberapa pintu, [20] dan dijalankanlah gunung-gunung maka
menjadi fatamorganalah ia.
Hadits Ras ulullah SA W
1) Artinya: Dari Al-Barra’ bin ‘Azib ra. berkata, “Kami pernah keluar bersama Nabi
saw. mengantarkan jenazah seorang lelaki dari golongan Anshor. Maka sampailah
kami ke pekuburan dan ketika dimasukkan ke dalam liang lahad, duduklah
Rasulullah saw. menghadap kiblat dan kamipun duduk di sekitarnya, Seolah-olah di
atas kepala kami ada burung. Pada tangan beliau ada sepotong kayu yang beliau

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 13 dari 25

menggaris-garis tanah dengannya. Lalu beliau memandang ke atas langit dan ke


tanah. Beliau menengadahkan kepala dan menundukkannya sebanyak tiga kali. Lalu
beliau bersabda, “Hendaklah kalian meminta perlindungan kepada Allah dari adzab
kubur”. Beliau mengatakannya sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian beliau Nabi
saw. berdo’a, ‘Allahumma inni ‘auudzubika min adzabil qabri’ (artinya, “Ya Allah
aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur”). Beliau mengucapkannya sebanyak
tiga kali. Lalu beliau bercerita:
“Sesungguhnya seorang hamba mukmin itu apabila hendak putus hubungannya
dari dunia dan menghadap ke akhirat (maksudnya; menjelang kematian),
turunlah kepadanya beberapa malaikat dari langit yang putih berseri wajah
mereka, seolah-olah wajah mereka itu laksana matahari. Bersama mereka ada
kain kafan dari kain kafan surga dan balsem dari balsem surga, sehingga mereka
duduk darinya sejauh pandangan. Kemudian datanglah malaikat Maut as.
hingga duduk di sisi kepalanya, lalu berkata, “Wahai jiwa yang baik [di dalam
satu riwayat; yang tenang], keluarlah engkau menuju kepada ampunan dan
keridhaan Allah”. Beliau (yaitu Rasulullah saw) berkata, “Lalu keluarlah ruh
orang mukmin tersebut mengalir seperti mengalirnya tetesan air dari mulut
girbah (yaitu wadah tempat air dari kulit)”. Lalu ia mengambilnya [di dalam satu
riwayat; sehingga apabila telah keluar ruhnya, mengucapkan shalawat atasnya
seluruh malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan juga seluruh malaikat
yang ada di langit. Dibukalah untuknya pintu-pintu langit, tidak ada dari
malaikat penjaga pintu langit melainkan mereka memohon kepada Allah agar
ruh itu dinaikkan melalui arah mereka]. Maka apabila ia (yaitu; malaikat Maut)
telah mengambilnya maka mereka (yaitu para malaikat yang menyertainya)
tidaklah membiarkannya di tangannya sekejap matapun sehingga mereka
mengambil-nya dan meletakkannya di kain kafan dan balsem tersebut. Maka
demikianlah firman-Nya Ta’ala, “(Para malaikat utusan Kami mewafatkannya
dan mereka tidak melalaikan kewajiban mereka. – QS. Al-An’am [6], 61)”. Dan
keluarlah darinya seperti seharum-harumnya wewangian minyak kesturi yang
dijumpai di atas punggung bumi. Beliau (yaitu; Rasulullah saw.) berkata, “Lalu
merekapun naik membawanya. Tidaklah mereka melewati sekelompok
malaikat melainkan mereka bertanya, “Ruh siapakah yang baik ini?” Lalu
mereka menjawab, “Dia adalah Fulan bin Fulan” – dengan sebaik-baik nama
yang mereka menamakannya di dunia – Sehingga sampailah mereka dengannya
ke langit dunia. Mereka minta di bukakan (pintu langit) untuknya, lalu
dibukakan untuk mereka. Maka para malaikat yang dekat dari tiap-tiap langit
mengantarkannya ke langit yang berikutnya sehingga sampailah ke langit yang
ke tujuh. Maka Allah Azza wa Jalla berfirman, “Catatlah catatan hamba-Ku di
dalam “illiyyin”! (Apakah engkau tahu apakah ‘illiyyin itu? Yaitu kitab yang di
tulis, yang disaksikan oleh para malaikat yang didekatkan kepada Allah. – QS.
Al-Muthaffifin [83], 19-21). Maka dicatatlah catatannya itu di dalam ‘illiyyin.
Kemudian dikatakan, “Kembalikan ia ke bumi, karena sesungguhnya Aku pernah
menjanjikan mereka, bahwasanya Aku ciptakan mereka dari tanah, kepadanya
Aku kembalikan mereka dan darinya pulalah Aku akan bangkitkan mereka pada
kali yang lain”.

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 14 dari 25

Beliau Nabi saw. bersabda, “Maka iapun dikembalikan ke bumi dan dikembali-
kan pula ruhnya ke dalam jasadnya”. Beliau berkata, “Maka sesungguhnya ia
mendengar bunyi derap sendal kawan-kawannya apabila mereka berpaling
membelakang”. Datanglah kepadanya dua orang Malaikat yang sangat keras
bentakannya, lalu keduanya membentaknya dan mendudukkannya, lalu
keduanya berkata kepadanya, “Siapakah Rabbmu?” Ia menjawab, “Rabbku
adalah Allah”. Keduanya berkata kepadanya, “Apakah agamamu?” Ia menjawab,
“Agamaku adalah Islam”. Keduanya berkata kepadanya, “Siapakah pria yang
pernah diutus kepada kalian?” Ia menjawab, “Dia adalah Rasulullah saw.”
Keduanya berkata kepadanya, “Apakah amalmu?” Ia menjawab, “Membaca
kitabullah (yaitu; Al-Qur’an), lalu aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Keduanya membentaknya lalu berkata, “Siapakah Rabb-mu? apakah agamamu?
dan siapakah Nabimu?” Dan ini adalah akhir fitnah (atau ujian) yang disodorkan
kepada orang mukmin. Maka ini adalah ketika Allah Azza wa Jalla berfirman
(Allah telah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang
teguh di dalam kehidupan dunia dan akhirat. – QS. Ibrahim [14], 27). Lalu ia
menjawab, “Rabb-ku adalah Allah, agamaku adalah Islam dan nabiku adalah
Muhammad saw”. Maka menyerulah Malaikat yang menyeru di langit,
“Bahwasanya hamba-Ku benar, maka hamparkan suatu hamparan dari surga
untuknya, pakaikanlah pakaian dari surga untuknya dan bukakanlah untuknya
satu pintu ke arah surga”.
Beliau berkata, “Maka datanglah kepadanya sebahagian dari wewangi-an dan
harum-haruman surga dan dilapangkan untuknya di dalam kuburnya sejauh
pandangannya”. Beliau berkata, “Datanglah kepadanya [di dalam satu riwayat;
diserupakan baginya] seorang pria yang elok wajahnya, bagus pakaiannya lagi
pula harum baunya”. Ia berkata, “Bergembiralah engkau dengan yang
menyenangkan-mu, bergembiralah engkau dengan memperoleh keridhaan
Allah dan surga yang di dalamnya terdapat kenikmatan abadi, ini adalah hari
yang telah dijanjikan kepadamu”. Lalu ia berkata kepadanya, “Dan engkau,
maka mudah-mudahan Allah menggembirakanmu dengan kebaikan, siapakah
engkau? wajahmu adalah wajah yang datang membawa kebaikan”. Ia berkata,
“Aku adalah amalmu yang shalih. Maka demi Allah, aku tidaklah mengenalmu
melainkan engkau bersegera di dalam menta’ati Allah lagi pula lambat di dalam
mendurhakai Allah, mudah-mudahan Allah memberi balasan kebaikan
kepadamu”. Kemudian dibukalah untuknya satu pintu dari arah surga dan satu
pintu dari arah neraka. Lalu dikatakan, “Ini adalah tempatmu jikalau engkau
dahulu mendurhakai Allah, maka Allah menggantikanmu ini dengannya”. Maka
ketika ia melihat apa yang ada di dalam surga ia berkata, “Wahai Rabb-ku
segerakanlah tegaknya hari kiamat agar aku kembali kepada keluarga dan harta
bendaku”. Dikatakan kepadanya, “Tinggallah engkau!”
Beliau berkata, “Sesungguhnya hamba yang kafir (di dalam satu riwayat; yang
berbuat dosa) apabila terputus dari dunia dan menghadap kepada akhirat
(maksudnya hendak meninggal), turunlah kepadanya beberapa malaikat dari
langit yang keras lagi bengis. Wajah mereka hitam kelam, bersama mereka ada

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 15 dari 25

semacam karung goni dari neraka. Lalu merekapun duduk sejauh pandangan
darinya, kemudian datanglah malaikat Maut hingga duduk di sisi kepalanya. Lalu
berkata, “Wahai jiwa yang busuk keluarlah engkau menuju kepada kemurkaan
dan kemarahan dari Allah. Beliau berkata, “Lalu ruh tersebut tercerai berai di
dalam jasadnya, lalu malaikat tersebut mencabutnya seperti dicabutnya besi
pembakar daging yang banyak cabangnya dari bulu yang basah, maka
terputuslah urat dan nadi bersamanya. Lalu semua malaikat yang ada di antara
langit dan bumi mengutuknya dan begitu pula semua malaikat yang ada di langit.
Ditutuplah pintu-pintu langit dan tiada penjaga pintu (langit tersebut)
melainkan mereka memohon kepada Allah agar ruh tersebut tidak lewat di
hadapan mereka. Lalu Malaikat Maut mengambilnya, ketika ia telah
mengambilnya maka para malaikat yang bersamanya tidak membiarkannya di
tangannya sekejap matapun sehingga mereka meletakkannya di semacam
karung goni tersebut. Keluarlah dari ruh tersebut seperti sebusuk-busuk bau
bangkai yang terdapat di muka bumi. Lalu merekapun naik membawa ruh
tersebut. Tidaklah mereka melewati sekelompok dari malaikat melainkan
mereka bertanya, “Ruh siapakah yang busuk ini”? Mereka menjawab, “Ini
adalah Fulan bin fulan” – dengan sejelek-jelek nama yang mereka menamakannya
di dunia – Hingga sampailah mereka ke langit dunia, lalu mereka minta dibukakan
(pintu langit), tetapi tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah saw.
membaca, (Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan
tidak pula mereka masuk surga sehingga unta masuk ke lobang jarum. – QS. Al-
A’raf [7], 40). Allah Azza wa Jalla berfirman, “Catatlah catatan hamba-Ku di
dalam Sijjin di bumi yang paling bawah. Kemudian dikatakan “Kembalikan
hamba-Ku ke bumi karena sesungguhnya Aku telah menjanjikan mereka
bahwasanya dari tanah Aku ciptakan mereka, kepadanya Aku kembalikan
mereka dan darinya pulalah Aku akan bangkitkan mereka pada kali yang lain”.
Lalu ruh itu dilempar dari langit sekali lempar hingga jatuh kepada jasadnya.
Kemudian Beliau membaca, (Dan barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu
dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh
burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. – QS. Al-Hajj [22], 31).
Maka dikembalikan ruhnya ke dalam jasadnya.
Beliau berkata, “Maka sesungguhnya ia mendengar bunyi derap sendal kawan-
kawannya apabila mereka telah berpaling darinya”. Dan datanglah kepadanya dua
malaikat yang sangat keras bentakannya. Lalu keduanya membentaknya dan
mendudukkannya kemudian berkata kepadanya, “Siapakah Rabb-mu?” Ia berkata,
“Ah, ah aku tidak tahu”. Keduanya berkata kepadanya, “Apakah agamamu?” Ia
berkata, “Ah, ah aku tidak tahu”. Keduanya berkata, “Apa yang engkau katakan
tentang pria yang diutus kepada kalian?” Maka ia tidak memperoleh petunjuk bagi
namanya, lalu dikatakan kepadanya, “Dia adalah Muhammad”. Ia berkata, “Ah, ah
aku tidak tahu. Aku mendengar orang-orang mengatakan itu”. Beliau berkata,
“Maka dikatakan kepadanya, “Engkau tidak tahu dan engkau tidak membaca”.
Maka menyerulah malaikat yang menyeru dari langit, “bahwasanya ia berdusta.
Maka hamparkanlah satu hamparan dari neraka dan bukakanlah untuknya satu
pintu menuju neraka!” Maka datanglah kepadanya sebahagian dari panas dan

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 16 dari 25

anginnya api neraka dan dipersempitlah kuburnya atasnya sehingga tulang


belulangnya berselisih. Kemudian datanglah kepadanya (di dalam satu riwayat;
diserupakan baginya) seseorang yang buruk wajahnya, jelek pakaiannya dan busuk
baunya. Ia berkata, “Bergembiralah engkau dengan yang menyusahkanmu. Ini
adalah harimu yang telah dijanjikan kepadamu”. Ia (yaitu orang kafir itu) berkata,
“Dan engkau, mudah-mudahan Allah pun menggembirakanmu dengan keburukan,
siapakah engkau? maka wajahmu adalah wajah yang datang membawa keburukan”.
Ia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk, maka demi Allah tidaklah aku
mengenalmu melainkan engkau lambat di dalam menta’ati Allah dan bersegera di
dalam mendurhakai Allah. Maka mudah-mudahan Allah memberikan balasan
keburukan kepadamu”. Lalu didatangkan baginya seorang malaikat yang buta, tuli
lagi bisu yang pada tangannya ada gada. Andaikan sebuah gunung dipukul
dengannya niscaya gunung itu hancur menjadi debu. Lalu malaikat itu memukulnya
dengan sekali pukul sehingga orang kafir itu menjadi debu, kemudian Allah
mengembalikannya sebagaimana sediakala. Lalu malaikat itu kembali memukulnya
dengan pukulan yang lain, lalu orang kafir itu berteriak dengan suatu teriakan yang
didengar oleh segala sesuatu kecuali dua makhluk yaitu jin dan manusia. Kemudian
dibukalah untuknya satu pintu ke arah neraka dan dibentangkan untuknya
sebahagian dari permadani neraka. Lalu ia berkata, “Wahai Rabb-ku janganlah
Engkau tegakkan hari kiamat”. (HR Abu Dawud: 4753, Ahmad: IV/ 287-288, 295-296 dan
siyak hadits ini baginya, al-Hakim, ath-Thoyalisiy dan al-Ajuriy di dalam kitab asy-Syari’ah
halaman 327-328. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih).
2) Artinya: Dari Malik bin Sha'sha'ah ra., bahwa Nabi saw. bercerita kepada
mereka tentang malam perjalanan Isra': “Ketika aku berada di al Hathim” -atau
beliau menyebutkan di al Hijir- dalam keadaan berbaring, tiba-tiba seseorang
datang lalu membelah”. Qatadah berkata; Dan aku juga mendengar dia berkata:
“Lalu dia membelah apa yang ada di antara ini dan ini”. Aku bertanya kepada Al
Jarud yang saat itu ada di sampingku; ‘Apa maksudnya?’ Dia berkata; ‘dari
lubang leher dada hingga bawah perut’ dan aku mendengar dia berkata; ‘dari
atas dadanya sampai tempat tumbuhnya rambut kemaluan.’ lalu laki-laki itu
mengeluarkan kalbuku (hati), kemudian dibawakan kepadaku sebuah baskom
terbuat dari emas yang dipenuhi dengan iman, lalu dia mencuci hatiku
kemudian diisinya dengan iman dan diulanginya. Kemudian aku didatangkan
seekor hewan tunggangan berwarna putih yang lebih kecil dari pada baghal
namun lebih besar dibanding keledai.” Al Jarud berkata kepadanya; ‘Apakah itu
yang dinamakan al Buraq, wahai Abu Hamzah?’ Anas menjawab; ‘Ya. Al Buraq
itu meletakkan langkah kakinya pada pandangan mata yang terjauh’. “Lalu aku
menungganginya kemudian aku berangkat bersama Jibril as. hingga sampai di
langit dunia. Lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kemudian dia ditanya;
‘Siapakah ini’ Jibril menjawab; ‘Jibril’. Ditanyakan lagi; ‘Siapa orang yang
bersamamu?’ Jibril menjawab; ‘Muhammad’. Ditanyakan lagi; ‘Apakah dia telah
diutus?’ Jibril menjawab; ‘Ya’. Maka dikatakan; “Selamat datang baginya dan ini
sebaik-baik kedatangan orang yang datang”. Maka pintu dibuka dan setelah
melewatinya aku berjumpa Adam as Jibril as. berkata: ‘Ini adalah bapakmu,

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 17 dari 25

Adam, berilah salam kepadanya’. Maka aku memberi salam kepadanya dan
Adam as. membalas salamku lalu dia berkata: ‘Selamat datang anak yang shalih
dan nabi yang shalih’. Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua …dst.
Kemudian aku dibawa naik ke langit ketujuh lalu Jibril meminta dibukakan pintu
langit kemudian dia ditanya; ‘Siapakah ini’. Jibril menjawab; ‘Jibril’. Ditanyakan
lagi; ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab; ‘Muhammad’. Ditanyakan
lagi; ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab; ‘Ya’. Maka dikatakan; ‘Selamat
datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang’. Maka pintu
dibuka dan setelah aku melewatinya, aku mendapatkan Ibrahim as. Jibril
berkata; ‘Ini adalah bapakmu, berilah salam kepadanya’. Maka aku memberi
salam kepadanya dan Ibrahim membalas salamku lalu berkata; ‘Selamat datang
anak yang shalih dan nabi yang shalih’. Kemudian Sidratul Muntaha diangkat/
dinampakkan kepadaku yang ternyata buahnya seperti tempayan daerah Hajar
dengan daunnya laksana telinga-telinga gajah. Jibril as. berkata; ‘Ini adalah
Sidratul Muntaha.’ Ternyata di dasarnya ada empat sungai, dua sungai Bathin
dan dua sungai Zhahir’. Aku bertanya: ‘Apakah ini wahai Jibril?’ Jibril menjawab;
‘Adapun dua sungai Bathin adalah dua sungai yang berada di surga, sedangkan
dua sungai Zhahir adalah sungai Nil dan Eufrat’. Kemudian aku diangkat ke
Baitul Ma'mur, lalu aku diberi satu gelas berisi khamer, satu gelas berisi susu
dan satu gelas lagi berisi madu. Aku mengambil gelas yang berisi susu. Maka
Jibril berkata; ‘Ini merupakan fithrah yang kamu dan ummatmu berada di
atasnya’. Kemudian diwajibkan bagiku shalat lima puluh kali dalam setiap hari.
Aku pun kembali dan lewat di hadapan Musa as. Musa bertanya; ‘Apa yang telah
diperintahkan kepadamu?’ aku menjawab: ‘Aku diperintahkan shalat lima puluh
kali setiap hari’. Musa berkata; ‘Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup
melaksanakan lima puluh kali shalat dalam sehari, dan aku, demi Allah, telah
mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu, dan aku juga telah
berusaha keras membenahi Bani Isra'il dengan sungguh-sungguh. Maka
kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu’. Maka
aku kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh
shalat, lalu aku kembali menemui Musa. Maka Musa berkata sebagaimana yang
dikatakan sebelumnya …dst. Aku pun kembali, dan akhirnya aku diperintahkan
dengan lima kali shalat dalam sehari. Aku kembali kepada Musa dan dia berkata;
‘Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Aku jawab: “Aku diperintahkan dengan
lima kali shalat dalam sehari”. Musa berkata; ‘Sesungguhnya ummatmu tidak
akan sanggup melaksanakan lima kali shalat dalam sehari, dan sesungguhnya
aku, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu, dan aku
juga telah berusaha keras membenahi Bani Isra'il dengan sungguh-sungguh.
Maka kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu’.
Beliau berkata: “Aku telah banyak memohon (keringanan) kepada Rabbku hingga
aku malu. Tetapi aku telah ridha dan menerimanya”. Ketika aku telah selesai,
terdengar suara orang yang berseru: ‘Sungguh Aku telah memberikan
keputusan kewajiban-Ku dan Aku telah ringankan untuk hamba-hamba-Ku’. (HR.
Shahih Al-Bukhari, 3598)

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 18 dari 25

G. Matahari, Bulan & Bintang Yang Beredar, Terbit, Terbenam!


Di dalam beberapa ayat dari teks Al-Qur’an disebutkan bahwasanya
matahari, bulan dan bintanglah yang beredar pada garis edarnya, dan yang
penting menjadi catatan adalah tidak disebutkan samasekali bahwa matahari,
bulan ataupun bintang beredar mengelilingi bumi. Kata “mengelilingi” hanya
digunakan apabila yang dikelilingi berada di bagian sebelah dalam, dan yang
mengelilingi berada di bagian sebelah luar:
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Ibrahim [14], 33). Artinya: Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu
matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah
menundukkan bagimu malam dan siang.
2) (QS. Al-Anbiyaa’ [21], 33). Artinya: Dan Dialah yang telah menciptakan malam
dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di
dalam garis edarnya.
3) (QS. Yaasiin [36], 38-40). Artinya: [38] dan matahari berjalan di tempat peredaran-
nya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. [39] Dan
telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai
ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. [40]
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
4) (QS. Ar-Rahmaan [55], 5). Artinya: Matahari dan bulan (beredar) menurut
perhitungan.
5) (QS. Al-Waqi’ah [56], 75). Artinya: Maka Aku bersumpah dengan tempat
beredarnya bintang-bintang.
6) (QS. Al-Ma’arij [70], 40). Artinya: Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang
Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang;
sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.
7) (QS. At-Takwir [81], 15-16). Artinya: [15] Sungguh, Aku bersumpah dengan
bintang-bintang, [16] yang beredar dan terbenam,
H. Bintang Sebagai Hiasan & Petunju k
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Al-Hijr [15], 16). Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi
orang-orang yang memandang (nya),
2) (QS. An-Nahl [16], 16). Artinya: dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk
jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
3) (QS. Ash-Shaffat [37], 6). Artinya: Sesungguhnya Kami telah menghias langit
yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang,

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 19 dari 25

I. Semuanya Diciptakan Untuk Manusi a


Allah SWT be rfirma n
1) (QS. Al-A’raf [7], 10). Artinya: Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu
sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber)
penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.
2) (QS. Al-A’raf [7], 25). Artinya: Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan
di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan”.
3) (QS. Ibrahim [14], 32-33). Artinya: [32] Allah-lah yang telah menciptakan
langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia
mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki
untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu
berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu sungai-sungai. [33] Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu
matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah
menundukkan bagimu malam dan siang.
4) (QS. Al-Hijr [15], 20). Artinya: Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi
keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk
yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.
5) (QS. An-Nahl [16], 12-14). Artinya: [12] Dan Dia menundukkan malam dan
siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan
(untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya), [13]
dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini
dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil
pelajaran. [14] Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar
kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat
bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari
karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
6) (QS. Luqman [31], 20). Artinya: Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya
Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa
yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan
di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
7) (QS. Al-Jatsiyah [45], 13). Artinya: Dan Dia menundukkan untukmu apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-
Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
8) (QS. An-Naziyat [79], 27-33). Artinya: [27] Apakah kamu yang lebih sulit
penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya, [28] Dia meninggikan
bangunannya lalu menyempurnakannya, [29] dan Dia menjadikan malamnya
gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. [30] Dan bumi sesudah

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 20 dari 25

itu dihamparkan-Nya. [31] Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan


(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. [32] Dan gunung-gunung dipancangkan-
Nya dengan teguh, [33] (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-
binatang ternakmu.
Di dalam teks ayat-ayat suci Al-Qur’an tersebut di atas disebutkan
bahwa, Allah SWT “menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi semuanya, sebagai rahmat untuk manusia”, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Allah SWT “menundukkan alam semesta” bagi manusia
yang sejak awalnya memang berperan sebagai khalifah di bumi. Maka dari itu
penulis berkesimpulan bahwa sebenarnya “manusia adalah pusat dari alam
semesta”. Dan ‘pusat alam semesta’ itu berada di dalam ‘otak’ manusia,
karena memang manusia adalah makhluk Allah dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang lain;
Allah SWT be rfirma n
(QS. Al-Isra’ [17], 70). Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-
anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
J. Perkembangan Astronomi & Kosmolog i
Pada abad ke-16, perdebatan tentang “pusat alam semesta” antara
kelompok model geocentris (Aristoteles and Claudius Ptolemaeus) yang
mengatakan “bumi pusat alam semesta” dan kelompok model heliocentris
yang menyebut “matahari pusat alam semesta” terhenti. Nicolaus Copernicus
seorang astronom dan juga ahli matematika berhasil mengemukakan suatu
model matematis dari sistem heliocentris, dan sejak itu sistem heliocentris
inilah yang diyakini orang sampai pada akhir abad ke-20.
Namun kemudian para astronom dan kosmolog dikagetkan oleh dua
hasil penelitian terakhir tentang alam semesta, yaitu The Sloan Digital Sky
Survey (SDSS) dengan teleskop SDSS (2005), dan The Cosmic Microwave
Background (CMB) dengan instrumen satelit COBE (1992), WMAP (2003) dan
Plank (2013); dimana kedua penelitian tersebut mencoba melakukan
pemetaan galaksi (membuat peta dari alam semesta). Dan ternyata hasil dari
kedua penelitian yang berbeda tersebut menunjukkan bahwa pusat
dentuman besar “big bang” adalah “bumi”, jadi dapat diambil kesimpulan
bahwa pusat dari alam semesta (universe) yang sebenarnya adalah bumi.
Akan tetapi sebagian astronom dan kosmolog masih terus berusaha berdalih
dengan mengatakan bahwa telah terjadi banyak ‘big bang’ sehingga alam
semesta ini memiliki banyak ‘universe’ yang kemudian mereka sebut dengan
multiverse (insya Allah, penulis akan membahas khusus tentang ‘multiverse’).
Selama berabad-abad para astronom dan kosmolog telah melupakan
Allah SWT, dan dalam 25 tahun terakhir dengan teori-teori ‘spektakuler’

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 21 dari 25

bahkan telah melecehkan keberadaan manusia dengan mengatakan bahwa


“manusia tidak memiliki keistimewaan di tengah-tengah alam semesta ini.
Terpencil dan menghilang di tepi (26.000 tahun cahaya dari pusat) galaksi
Bima Sakti (Milky Way) yang berdiameter 120.000 tahun cahaya yang
berumur 13,5 milyar tahun dan memiliki 200 milyar bintang; di antara 200
milyar galaksi yang ada di alam semesta”. Mereka telah berangan-angan.
Pada hakikatnya semua benda, bahkan seluruh ‘alam semesta’ ini adalah
gambaran (citra) dari hasil kerja dan fungsi otak melalui penginderaan yang
dilakukan oleh alat-alat pancaindera kita, lalu dikirim dalam bentuk sinyal
elektromagnetik kemudian diterjemahkan oleh ‘otak’. Sebagai contoh, kita
tidak mengetahui apakah warna merah itu, sama merahnya bagi semua orang
yang melihatnya? Bagaimana dengan orang buta warna yang tidak dapat
melihat warna merah? Jadi warna merah itu sebenarnya apa? Bagaimana
halnya dengan orang yang buta dan tuli sejak lahir, apa dan seperti apa dunia
dan alam semesta ini menurutnya?
Jadi sebenarnya gambaran/citra ‘alam semesta’ lah yang berada di
dalam ‘otak kita’ dan kita tidak mengetahui samasekali apakah citra tersebut
berasal dari benda yang sama dan berwujud ‘di luar’ otak kita, karena ketika
kita bermimpi misalnya, otak kita bekerja sedemikian rupa sehingga mimpi
tersebut seolah-olah nyata, sehingga kita tidak mengetahui kalau kita sedang
bermimpi. Dan perlu diingat walaupun kita memiliki mata yang berfungsi baik,
namun ada keterbatasan di dalam kemampuannya untuk melihat, dan itu
adalah qadha dan qadar yang telah ditetapkan Allah SWT bagi manusia.
Hanya Allah Yang Maha Pencipta sajalah Yang Maha Mengetahui.
Allah SWT be rfirma n
1) (QS. An-Nisaa’ [4], 120). Artinya: Setan itu memberikan janji-janji kepada
mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan
itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.
2) (QS. Al-Hijr [15], 3). Artinya: Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan
bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak
mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).
Maka manusia harus berhati-hati dan mampu membedakan antara
‘angan-angan’ yang datangnya dari Allah SWT, dengan ‘angan-angan’ yang
datangnya dari nafsu dan setan. Hadits berikut menceritakan tentang angan-
angan penduduk surga yang terakhir masuk ke dalam surga;
Hadits Ras ulullah SA W
Artinya: Dari Atha' bin Yazid al-Laitsi bahwa Abu Hurairah mengabarkan kepadanya,
bahwa manusia berkata, ‘Wahai Rasulullah! Apakah kami (bisa) melihat Rabb kami
pada Hari Kiamat?’ Beliau pun balik bertanya: “Apakah kalian akan mendapatkan
bahaya ketika melihat bulan di malam purnama yang tidak ada awan?” Mereka
menjawab, ‘Tidak wahai Rasulullah.’ Beliau bertanya lagi: “Apakah kalian akan

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 22 dari 25

mendapatkan bahaya ketika melihat matahari di siang hari yang terang tanpa
awan di bawahnya?” Mereka menjawab, ‘Tidak wahai Rasulullah.’ Lalu beliau
bersabda: “Sesungguhnya kalian bisa melihat-Nya seperti itu juga. Allah akan
mengumpulkan manusia pada hari kiamat seraya berkata; ‘Barangsiapa yang
menyembah sesuatu, hendaklah dia mengikuti sesuatu tersebut, barangsiapa
menyembah matahari, maka hendaklah ia mengikuti matahari, barangsiapa
menyembah bulan, maka hendaklah ia mengikuti bulan dan barangsiapa
menyembah thaghut, maka hendaklah ia mengikuti thaghut’, dan tersisalah
ummat ini yang di dalamnya masih terdapat orang-orang munafiknya. Lantas
Allah Tabaraka wa Ta’ala menemui mereka dengan bentuk yang tidak mereka
kenali, kemudian Dia berfirman; ‘Aku adalah Rabb kalian.’ Namun mereka
menjawab; ‘Aku berlindung kepada Allah darimu, ini adalah tempat kami hingga
Rabb kami benar-benar menemui kami, jika Rabb kami menemui kami, maka kami
akan mengenalinya.’ Setelah itu Allah Ta’ala menemui mereka dengan bentuk
yang mereka kenali, Allah berfirman; ‘Aku adalah Rabb kalian.’ Mereka menjawab;
‘Ya benar, Kamu adalah Rabb kami.’ Maka mereka mengikutinya. Dan shirath
(jembatan) pun dibentangkan di dua sisi Jahannam, sementara aku dan
ummatkulah yang pertama kali menyeberanginya, tidak ada seorangpun yang
angkat bicara selain para rasul, sedangkan do’a para rasul waktu itu adalah ‘Ya
Allah, selamatkanlah, selamatkanlah.’ Dan di neraka jahannam terdapat besi-besi
pengait seperti duri pohon Sa’dan. Tahukah kalian tahu pohon Sa’dan?’ Para
sahabat menjawab; ‘Ya, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda: “Sesungguhnya
pengait-pengait tersebut seperti pohon Sa’dan, hanya tidak ada yang tahu ukuran
besarnya selain Allah. Ia akan menyambar siapa saja menurut amalan mereka,
diantara mereka ada yang mukmin dan selamat karena amalannya, dan diantara
mereka ada yang melampaui batas sampai amalannya yang akan menyelamatkan
dirinya, hingga jika Allah selesai memutuskan nasib para hamba-Nya dan ingin
mengeluarkan penduduk neraka dari neraka dengan rahmat-Nya, maka Dia akan
memerintah-kan para malaikat untuk mengeluarkan penghuni neraka siapa saja
yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, yaitu mereka yang Allah
Ta’ala kehendaki untuk merahmati-Nya, dari orang-orang yang mengatakan;
‘Tiada sesembahan yang hak selain Allah.’ Para malaikat akan mengenali mereka
yang ada di neraka dari tanda bekas sujud, sebab neraka akan melahap anak
Adam kecuali tanda bekas sujud. Allah mengharamkan neraka untuk melahap
tanda bekas sujud, sehingga mereka keluar dari neraka dengan badan yang
hangus terbakar, kemudian mereka disiram dengan nahrul hayyah (air
kehidupan), hingga mereka tumbuh sebagaimana biji-bijian tumbuh di aliran
sungai. Setelah Allah selesai memutuskan perkara di antara para hamba-Nya, dan
tersisa diantara mereka seseorang yang menghadapkan wajahnya ke neraka,
dialah penghuni surga yang terakhir kali masuk surga, ia berdo’a; ‘Ya Rabb,
palingkanlah wajahku dari neraka, sebab baunya telah menggangguku dan jilatan
apinya telah membakarku.’ Ia kemudian memohon kepada Allah sesuai yang di
kehendakinya, kemudian Allah berfirman; ‘Apakah kamu akan meminta yang lain
jika aku memenuhi permintaanmu?’ Ia menjawab; ‘Tidak, demi kemuliaan-Mu,

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 23 dari 25

saya tidak akan meminta yang lain.’ Dan Rabbnya pun mengambil janji dan ikrar
sekehendak-Nya, lalu Dia memalingkan wajahnya dari neraka. Ketika ia
menghadap surga dan melihat keindahannya, ia lantas terdiam beberapa saat dan
memohon; ‘Ya Allah, letakkanlah aku berada di pintu surga.’ Allah bertanya;
‘Bukankah engkau telah menyerahkan janjimu dan ikrarmu untuk tidak meminta-
Ku selama-lamanya selain yang telah Aku berikan?’ wahai Anak Adam, alangkah
senangnya kamu berkhianat. Hamba itu berkata; ‘Ya Rabbku.’ Dan dia masih saja
memohon, hingga Allah bertanya kepadanya: ‘Apakah kamu akan meminta yang
lain, bila aku mengabulkan permintaanmu?’ Ia menjawab; ‘Tidak, demi
kemuliaan-Mu, saya tidak akan meminta-Mu lagi dengan permintaan yang lain.’
Lantas orang itu menyerahkan janji dan ikrarnya sehingga Allah meletakkannya di
pintu surga. Ketika hamba itu telah berdiri di pintu surga, surga terbuka baginya
sehingga ia melihat kenikmatan hidup dan kegembiraan di dalamnya, lalu ia
terdiam sesaat, dan memohon; ‘Ya Rabbku, masukkanlah aku ke dalam surga.’
Allah berfirman; ‘Bukankah telah engkau serahkan janji-Mu untuk tidak
meminta yang lain selain yang telah Aku berikan?’ wahai Anak Adam, alangkah
cepatnya engkau berkhianat.’ Hamba tadi berkata; ‘Wahai Rabbku, janganlah
Engkau menjadikanku termasuk hamba-Mu yang paling sengsara.’ Dan tidak
henti-hentinya dia memohon kepada Allah hingga Allah Tabaraka wa Ta’ala
tertawa karenanya. Dan jika Allah telah tertawa kepada seorang hamba, maka
Allah pasti berkata kepadanya; ‘Masuklah kamu ke dalam surga’. Jika seorang
hamba telah memasukinya, Allah mengatakan kepadanya; ‘Berangan-anganlah.’
Maka seorang hamba akan meminta kepada Tuhannya dengan berangan-angan,
hingga Allah mengingatkannya dengan berfirman demikian-demikian hingga
angan-angan seorang hamba sudah sampai puncaknya, Allah berfirman kepadanya;
‘Itu bagimu dan bagimu bahkan bagimu semisalnya lagi.’ (HR. Shahih Muslim, 267)
KESIMPULAN PENULIS

‫أى ى ى ى ى ى ى أى ُ أ ىىأ ُى أ أُ أ ى‬ ‫ىىأى ُى لُ أ‬


Allah SWT be rfirma n
‫ى‬
٤٧ ‫ارز وحَشنَٰهم فلم نغادِر مِنهم أحدا‬ ‫ا‬ ‫ۡرض‬‫ٱۡل‬ ‫ى‬‫ر‬‫ٱۡل ىب ىال ىوتى ى‬ ‫ويوم نس ِّي‬
ِ ِ
(QS. Al-Kahfi [18], 47). Artinya: “Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami
perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami
kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka.
Bagi penulis, ayat di atas adalah satu-satunya ayat yang meyakinkan
penulis bahwa ‘bumi ini adalah datar’. Oleh karena tersirat makna bahwa
sebelum nantinya gunung-gunung diperjalankan (hari kiamat), tidak ada satu
makhlukpun yang dapat melihat bentuk bumi karena Allah SWT telah
menetapkannya sebagai sesuatu yang bersifat ghaib, akan tetapi kita masih
dapat ‘mengetahuinya’ dari berita di dalam Al-Qur’an, seperti halnya dengan
surga dan neraka yang sifatnya juga ghaib pada saat sekarang ini, namun kita
dapat mengetahuinya dari berita-berita di dalam Al-Qur’an, sebagai qadha
dan qadar Allah SWT.., wallahu’alam.

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!


Halaman 24 dari 25

LANGIT, BUMI, MATAHARI, BULAN DAN BINTAN G


(Model Dunia) M E N U R U T A L - Q U R ’ A N
Ternyata Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Rasulullah
saw. lebih dari 14 abad yang lalu telah menggambarkan dengan sempurna
tentang bagaimana keberadaan ‘Dunia’ yang terdiri dari Langit, Bumi, Matahari,
Bulan, dan Bintang yang diciptakan Allah SWT, dan ‘model dunia’ inilah yang
seharusnya diyakini oleh umat Muslim, bukan model ‘alam semesta’ hasil
rekayasa para astronom dan astrolog modern yang ‘menyesatkan’.
Pada bagian ini, penulis membuat kesimpulan tentang ‘model dunia’
yang digambarkan di dalam teks Al-Qur’an sejauh yang wajib untuk diyakini
dan wajib bagi kita beriman kepadanya, sebagai berikut;
1. Dunia terdiri dari: bumi dunia, langit dunia, matahari, bulan dan bintang;
2. Langit dan Bumi dahulunya adalah satu yang padu kemudian dipisahkan,
langit berada di atas, bumi berada di bawah. Ada 7(tujuh) lapis langit ke
atas, dan 7(tujuh) lapis bumi ke bawah. Penjuru-penjuru langit dan bumi
tidak dapat ditembus oleh manusia dan jin, sehingga mereka tidak dapat
mengetahui di mana batas atas langit, di mana batas bawah bumi, dan di
mana pula ‘pinggir’ langit dan bumi. Jadi bumi samasekali tidak melayang
atau mengambang seperti yang digambarkan selama ini;
3. Langit dunia adalah bagian lapisan paling bawah dari 7(tujuh) lapis langit
(dengan dimensi yang berbeda), dan Bumi dunia adalah bagian lapisan
paling atas dari 7(tujuh) lapis bumi (dengan dimensi yang berbeda);
4. Bumi dunia adalah ‘tetap’ tidak bergerak dan gunung-gunung adalah
pasak yang menahannya agar tidak bergerak;
5. Matahari, Bulan dan Bintang berada di langit dunia (langit yang dekat),
dan masing-masing beredar pada garis edarnya (bukan beredar mengelilingi
bumi), terbit dan terbenam sampai dengan waktu yang ditentukan;
6. Timur adalah arah/ tempat terbitnya Matahari, dan Barat adalah arah/
tempat terbenamnya Matahari. Tidak ada arah Utara maupun Selatan,
karena Utara dan Selatan tidak dikenal di dalam Al-Qur’an;
7. Pada hari kiamat, bumi dunia dan gunung-gunung saling dibenturkan
sehingga berubah menjadi bumi lain yang putih dan datar, dan langit dunia
akan dibelah dan dilenyapkan (maka terdapatlah beberapa pintu). Dan
ketika manusia dibangkitkan mereka akan dapat melihat bahwa bumi itu
datar, oleh karena pada ketika itu mereka sudah tidak lagi berada di dalam
‘perangkap’ waktu dan ruang (baca; #109 Konsep Waktu);
8. Surga berada di Langit (bukan langit dunia), dan Neraka berada di Bumi
(bukan bumi dunia);
9. Wallahu’alam…

… Bumi Itu Datar! PS-1/29, Medan


Halaman 25 dari 25

5 PERTANYAAN PENTIN G
Apabila anda seorang yang meyakini bahwa bumi ini adalah seperti apa
yang digambarkan oleh para astronom dan kosmolog modern, maka ada
beberapa hal yang perlu dipikirkan ulang sebelum anda ‘tersesat’ sangat jauh;
1. Bagaimana penjelasan yang paling ilmiah dan masuk akal tentang Hadits
Rasulullah saw. perihal “Matahari terbit dari Barat?”
2. Mengapa waktu tempuh pesawat terbang Medan-Jakarta dan Jakarta-
Medan tidak jauh berbeda (sama), padahal bumi berotasi dari barat ke
timur dengan kecepatan (di ekuator) kira-kira 1.700 kilometer per jam.
3. Bagaimana air sungai Nil (di benua Afrika) bisa mengalir dari hulu ke hilir,
sedangkan hulunya berada di daerah belahan selatan bumi (di bawah)
dan bukankah seharusnya air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat
yang lebih rendah?
4. Bagaimana Apollo XI dapat kembali mendarat ke bumi, padahal selain
berotasi dengan kecepatan 1.700 km/jam, maka bumi juga mengorbit
matahari dengan kecepatan 107.000 km/jam?
5. Mengapa kita tidak merasakan perubahan apapun, ketika berpindah
tempat dari belahan utara atau selatan bumi ke daerah ekuator, padahal
ada perbedaan yang jauh di antara kecepatan rotasi bumi di ekuator
dengan di belahan utara maupun selatan bumi.
Allah SWT be rfirma n
(QS. Al-Fath [48], 23). Artinya: Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak
dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu.
PENUTUP
Memang banyak di antara umat Islam yang mengatakan bahwa ‘tidak
penting’ bagi mereka apakah bentuk bumi itu bulat atau datar, bahkan
beberapa di antara mereka adalah para ustadz yang selayaknya memberikan
contoh dengan ilmunya. Apakah memang demikian halnya?

Wallahu álam…

PS-1/29, Medan … Bumi Itu Datar!

Anda mungkin juga menyukai