Anda di halaman 1dari 7

Akhir-akhir ini berkembang suatu perdebatan mengenai bentuk bumi kita, apakah

bentuknya bulat ataukah datar. Pengetahuan yang selama ini diketahui umumnya orang
adalah bahwa bumi itu bulat, namun berkembang juga pemahaman bahwa bumi itu
datar atau disebut juga pemahaman flat earth. Beberapa ulama sebenarnya telah
membahas hal ini, mereka membahas masalah bentuk bumi dari perspektif syariat.
Mayoritas mereka mengatakan bahwa bumi ini bulat, namun perlu diketahui juga bahwa
ada beberapa ulama ada yang menafikan bahwa bumi itu bulat.

Tentunya masing-masing mereka berdalil dengan yang tersirat dalam ayat-ayat Al-
Quran dan hadits Nabi Shallallahualaihi Wasallam yang mengabarkan tentang alam
semesta ini.

Pendapat Yang Mengatakan Bumi itu


Bulat
Sebenarnya jauh sebelum Galileo mengemukakan pendapatnya tentang bumi itu bulat,
sudah banyak para ulama dan ilmuan Islam yang mengatakan bahwa planet bumi itu
bentuknya bulat. Terdapat lebih dari satu keterangan ijma (kesepakatan ulama) bahwa
bumi itu bulat sebagaimana dikutip dari situs konsultasisyariah. Diantaranya adalah
keterangan Syaikhul Islam, yang beliau nukil dari Abul Husain Ibnu al-Munadi.

Syaikhul Islam mengatakan,

Imam Abul Husain Ahmad bin Jafar al-Munadi, - termasuk ulama yang masyhur
dengan ilmu atsar dan karya-karya besar dalam berbagai cabang ilmu agama, termasuk
generasi kedua di kalangan ulama hambali, beliau mengatakan,

Tidak ada perbedaan di kalangan ulama bahwa langit itu seperti bola, demikian pula
mereka sepakat bahwa bumi dan semua gerakannya, baik darat maupun lautan, seperti
bola. (Majmu al-Fatawa, 25/195)

Syaikhul Islam juga mengatakan,

Galaxi tata surya itu melingkar menurut ulama kaum muslimin. Ada beberapa ulama
yang menegaskan ijma (sepakat) dalam masalah ini. seperti Abul Husain Ahmad bin
Jafar bin al-Munadi. Demikian pula yang menegaskan ijma tentang hal ini adalah Imam
Abu Muhammad Ibnu Hazm, dan Abul Faraj Ibnul Jauzi. Dan para ulama meriwayatkan
hal itu dari para sahabta dan tabiin dengan sanad yang makruf. (Majmu al-Fatawa,
6/586)

Imam Ibnu Utsaimin mengatakan,

Bumi itu bulat berdasarkan dalil dari al-Quran, realita dan keterangan para ulama.

Selanjutnya Imam Ibnu Utsaimin menyebutkan beberapa dalil berserta penjelasannya,


diantaranya,

Firman Allah,
Dia melingkupkan malam atas siang dan melingkupkan siang atas malam. (QS. az-
Zumar: 5)

Selanjutnya, beliau menjelaskan,

At-Takwir (melingkupkan) maknanya menjadikan sesuatu seperti lingkaran, seperti


lingkaran penutup kepala (imamah). Dan kita ketahui bahwa siang dan malam silih
berganti di bumi ini. ini membuktikan bahwa bumi itu bulat. (Fatawa Nur ala ad-Darb).

Dan mari kita lihat beberapa perkataan ulama Islam lainya sebagaimana dikutip dari
situs dakwahmedia berikut ini: Ilmuan Islam, Ibnu Khaldun (1332 - 1406 M / 732H - 808
H): Ketahuilah, sudah jelas di kitab-kitab para ilmuan dan peneliti tentang alam bahwa
bumi berbentuk bumi. (Muqaddimah Ibnu Khaldun, Kairo).

Bagi Qazuaini (seorang ilmuan), salah satu bukti bumi berbentuk bulat adalah bintang-
bintang dan planet-planet yang berbentuk bulat (Atsar Al-Bilad wa Akhbar Al-Bilad).

Selain mereka, masih banyak ilmuan dan ulama Islam klasik yang menyebutkan di
dalam bukunya bahwa bumi berbentuk bulat. Di antara buku tersebut adalah:

1. Muruj Al-Dzahab wa Maadin Al-Jauhar, oleh Masudi Ali Husain Ali bin Husain (w.
346 H).
2. Ahsan Taqasim fi Marifah Al-Aqalim, oleh Al-Maqdisi (w. 375 H)
3. Kitab Shurah Al-Ardh, oleh Ibnu Hauqal
4. Al-Masalik wa Al-Mamalik, oleh Al-Ishthikhry
5. Ruh Al-Maani, oleh Imam Al-Alusi (ulama tafsir Al-Quran)
6. Mafatih Al-Ghaib, oleh Fakhru Ar-Razi (ulama tafsir Al-Quran)
7. Dan lain-lain.

Apakah Pendapat Mereka Bertentangan dengan Al-Quran?


Tentu saja tidak. Justru Dr. Hadi bin Mari dalam bukunya Mausuah Al-Ilmiyah fi Ijaz
Al-Quranul Karim (Penerbit Attawfiqiah, Kairo) mengambil dalil bumi berbentuk bulat
dari isyarat Al-Quran. Demikian juga para ahli tafsir lainnya.

Ada satu ayat Al-Quran lagi yang patut kita perhatikan sebagai tambahan penjelasan
masalah ini, inilah jawaban telak tentang tuduhan bumi itu datar menurut Alquran:surat
Az-Zumar ayat 5

Dia (Allah) menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia memasukkan
malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukan matahari dan
bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang
Maha Mulia, Maha Pengampun. (QS.Az-Zumar:5)

Kata at-takwir artinya adalah menggulung. Pada ayat di atas dengan jelas Allah
berfirman bahwa malam menggulung siang dan siang menggulung malam. Kalau
malam dan siang dapat saling menggulung, pastilah karena keduanya berada pada satu
TEMPAT YANG BULAT secara bersama-sama. Bagaimana keduanya dapat saling
menggulung jika berada pada tempat yang datar? Kalau saja kejadian itu pada tempat
yang datar, mestinya akan lebih tepat jika dipakai kata MENIMPA atau MENINDIH.

Dari keterangan ayat di atas juga dapat diperoleh gambaran bahwa pada permukaan
bumi ini setiap saat, separuh permukaannya senantiasa malam, dan separuh lagi
permukaannya adalah siang hari. Hal ini dapat digambarkan dari keterangan ayat,
dimana seolah-olah bagian kepala dari sang malam itu menggulung bagian ekor dari
sang siang, namun pada saat yang sama bagian kepala dari sang siang sedang
menggulung pula bagian ekor dari sang malam. Sebanyak bagian siang yang digulung
malam, maka pada saat yang bersamaan, sebanyak itu pula bagian malam yang
sedang digulung oleh sang siang. Sekali lagi, keterangan ini menggambarkan bahwa
terjadinya hal menakjubkan tersebut di atas bumi, hanya jika permukaan BUMI ITU
BULAT adanya!

Itulah keterangan-keterangan yang menyatakan bahwa bumi ini bentuknya bulat, bukan
datar sebagaimana pendapat dari sebuah komunitas bernama Flat Earth Society yang
telah kami sampaikan pada postingan terdahulu: Menggemparkan Dunia! Fakta ini
Mengungkapkan Bahwa Bumi Bentuknya Datar

Pendapat Yang Mengatakan Bumi itu


Datar
Selain pendapat para ulama di atas yang mengatakan bahwa bumi itu bulat, perlu
diketahui bahwa ada juga beberapa ulama yang menafikan bahwa bumi itu bulat seperti
yang kami kutip dari situs Muslim.or.id. Al-Qahthaniy Al-Andalusy dalam kitab Nuniyah-
nya mengatakan :

Telah berbohong ilmuan dan astronom yang semisal mereka mengklaim atas ilmu
Allah

Bumi menurut mereka bulat mereka bergandengan dengan pendapat ini

Bumi menurut ahli ilmu agama adalah datar dengan dalil yang jelas dari Al-Quran.

Demikian juga dalam Tafsir Jalalain, ketika menafsirkan ayat

Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (Al-Ghaasyiyah: 20).

Dijelaskan bahwa dzahir ayat bumi itu ( ) sutihat menunjukkan bumi itu ()
sathiyyah. Makna sutihat zahirnya menunjukkan bahwa bumi itu datar dan dijelaskan
oleh ulama, bukan bulat sebagaimana dikatakan oleh ahli astronom.

Demikian juga Al-Qurthubi dalam tafsirnya, membantah bahwa bumi bulat, ketika
menafsirkan ayat,

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan
Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran (Al-Hijr: 19).

Beliau Al-Qurthubi berkata,

Ini adalah bantahan bagi mereka yang menyangka bahwa bumi itu seperti bola.
Dari sini kita ketahui bahwa ada ulama yang menyelisihi klaim ijma yang menyatakan
bumi itu bulat sebagaimana disebutkan di atas.

Dalil-dalil yang digunakan kedua pendapat, dari Al-Quran dan As Sunnah. Masing-
masing pendapat yang ada berdalil dengan Al Quran dan Sunnah dan saling
membantah. Jika membahas dalil-dalil mereka maka cukup panjang, maka kita beri
beberapa contoh saja:

1) Dalil bahwa bumi itu bulat menurut pro bumi bulat, surat Az Zumar ayat 5

Allah berfirman,

Dia menutupkan/menggilirkan (takwrir) malam atas siang dan menutupkan/menggilirkan


siang atas malam (Az-Zumar : 5).

Pro bumi bulat berkata bahwa takwir itu bermakna lingkaran atau melingkari, misalnya
melingkari penutup kepala imamah, karenanya bumi itu bulat-bola bergantian siang dan
malam.

Pro bumi datar membantah bahwa justru itu dalil bahwa bumi itu datar dan berbentuk
lingkaran (piring bulat), matahari dan bulan berputar melingkar di atas bumi dan
menggantikan siang dan malam.

2) Dalil bumi itu datar menurut pro bumi datar, surat At Thur ayat 6

Yaitu posisi baitul makmur (kabah penduduk langit) yang berada tepat sejajar di atas
kabah dunia di Mekkah

Dan demi Baitul Mamur, dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam
tanahnya ada api, (QS. At-Thur: 4-6)

Al-Baghawi rahimahullah berkata,

Baitul Makmur: banyaknya yang memenuhi dan penduduknya, yaitu rumah di langit
sekitar Arsy dan sejajar dengan Kabah bumi .

Pro bumi datar berkata: Bagaimana mungkin bumi bulat-bola dan berputar kemudian
baitul makmur sejajar dengan baitullah di Mekkah, bagaimana bisa sejajar kalau bumi-
bulat berputar? berarti baitul makmur mutar-mutar di atas langit ikut bumi? Ini tidak
masuk akal. Kalau bumi datar maka masuk akal jika sejajar.

Pro bumi bulat membantah: bisa jadi, ini hal ghaib yang tidak bisa masuk akal manusia,
banyak hal ghaib yang tidak masuk akal kita sekarang, seperti di hari kiamat ada yang
berjalan dengan wajahnya dalam Al-Quran. Orang dahulu tidak masuk akal jika ada
yang bisa pergi ke tempat yang jauh dalam semalam saja, di zaman sekarang bisa saja
dengan pesawat super cepat.

3) Dalil bumi datar menurut pro bumi datar, surat Al Ghasyiyah ayat 20

Ayat yang menjelaskan bahwa bumi itu dihamparkan. Allah berfirman,


Dan (apakah manusia tidak mau memikirkan) bagaimana bumi itu dihamparkan? (Al-
Ghasyiyah: 20).

Pro-datar berkata: ini sangat jelas mengatakan bumi dihamparkan, menghamparkan


permadani misalnya, tentu pada benda yang datar.

Pro-bulat membantah: silahkan lihat penjelasan ulama semisal syaikh Al-Utsaimin dan
fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah yang menjelaskan bahwa bumi itu datar bagi pandangan
manusia dari bumi, sedangkan bentuk sebenarnya adalah bulat-bola.

4) Dalil bumi bulat menurut pro bumi bulat, klaim ijma dari Syaikhul Islam, Ibnu
Hazm dan beberapa ulama lain.

Namun klaim ijma ini perlu dikritik karena adanya pendapat lain dari ulama terdahulu
seperti Al Qurthuby dan penulis Tafsir Jalalain yang telah di sebutkan di atas.

Sebenarnya masih banyak lagi dalil-dalil lainnya yang menjadi pembahasan dua kubu
dan kita cukupkan saja contohnya sebagaimana di atas.

Tidak ada dalil yang tegas menyatakan bahwa bumi bulat atau datar. Setelah kita
melihat pendalilan dua kelompok yang berbeda pendapat, maka kita dapatkan dalam
satu dalil yang sama, bisa mereka gunakan untuk mendukung pendapat mereka
masing-masing yang bertentangan padahal dalilnya sama. Memang dalam Al-Quran
dan Sunnah tidak didapatkan dalil yang tegas dan jelas mengenai hal ini yang menyebut
dengan tegas bumi bulat-bola atau bumi datar.

Kita bisa lihat yang pro-bulat menggunakan penjelasan syaikh Al-Utsaimin mengatakan
bahwa bumi itu bulat dengan dalil dan penjelasan oleh Syaikh. Akan tetapi di sisi lain,
Syaikh Al-Ustaimin dan juga Syaikh Bin Baz berpendapat bahwa bumi adalah pusat tata
surya dan tidak berputar sedangkan matahari yang mengelilingi bumi. Tentu ini
bertentangan dengan sebagian orang yang pro bumi bulat, yang mereka menyakini
bahwa bumi itu bulat dan mengelilingi matahari.

Tentunya Syaikh Al-Utsaimin dan Syaikh Bin Baz berpendapat bahwa matahari
mengelilingi bumi dengan penjelasan dalil dalam Al-Quran dan Sunnah. Syaikh Utsaimin
menjelaskan,

Pendapat kami, matahari yang mengelilingi bumi sehingga terjadi pergantian siang dan
malam, kami berpegang teguh dengan dzahir Al-Quran dan Sunnah bahwa matahari itu
yang benar-benar mengelilingi bumi.

Syaikh Bin Baz juga menafikan bahwa bumi berputar (berarti matahari yang berputar
mengelilingi agar terjadi siang dan malam), beliau berkata,

Adapun perputaran bumi maka aku ingkari dan aku telah jelaskan dalil tidak benarnya
(perputaran bumi).

Dalil yang mereka gunakan untuk pernyataan matahari mengelilingi bumi juga banyak,
salah satunya yang menurut mereka cukup jelas bahwa matahari bergerak mengelilingi
bumi, yaitu hadits riwayat Bukhari dan Muslim bahwa matahari bergerak di
peredarannya dan tatkala sampai di bawah Arsy maka matahari bersujud.
Dari Abu Dzar bahwa pada suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah
bersabda, Tahukah kalian ke manakah matahari ini pergi? Mereka berkata, Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui? Beliau bersabda, Sesungguhnya matahari ini berjalan
sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap
selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: Bangunlah! Kembalilah seperti semula
engkau datang, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia
berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia
tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: Bangunlah! Kembalilah seperti
semula engkau datang, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya,
kemudian berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya
sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya:
Bangunlah, terbitlah dari arah barat, maka dia pun terbit dari barat. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), Tahukah kalian kapan hal itu
terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri
yang belum beriman sebelum itu atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa
imannya.

Akan tetapi yang mengatakan bahwa bumi mengelilingi matahari bisa membantah
juga: matahari itu memang bergerak dan mengelilingi pusat tata surya. Mereka
berpegangan pada fatwa ulama yaitu Syaikh Al-Albani yang menyatakan bahwa bumi itu
berputar dan beliau pun membawakan dalil dan penjelasannya. Syaikh Al Albani
berkata:

Kami sejatinya tidak ragu bahwa perputaran bumi merupakan fakta yang ilmiah dan
tidak bisa dibantah.

Demikianlah, kesimpulannya mengenai apakah bumi datar atau bulat-bola, maka tidak
kita dapatkan dalil yang tegas menyebutkan bumi itu bulat atau bumi itu datar.

Yang benar adalah sesuai dengan penelitian dan fakta ilmiah ilmu dunia. Apakah bumi
datar atau bulat maka kita kembalikan lagi kepada penelitian dan fakta ilmiah. Hal ini
dicerminkan dari sikap Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani di mana beliau
menggabungkan kedua ilmu yaitu fakta ilmu dunia (yang menurut beliau benar) dan
yang tersirat dalam Al-Quran dan Sunnah.

Patut direnungi oleh sebagian kecil saudara kita muslim yang mungkin saling berdebat
apakah bumi itu bulat atau datar sampai tahap mencela, menyindir dan sampai
bermusuhan dalam masalah ini, padahal mereka bersaudara dalam Islam dan yang
lebih penting hal ini bukanlah permasalahan aqidah.

Kesimpulan dari tulisan ini :


1. Tidak ada dalil yang tegas dalam Al-Quran dan Sunnah yang menyatakan
bahawa bumi itu bulat atau datar, sedangkan klaim ijma yang ada perlu
dipertanyakan validitasnya, karena diketahui ternyata ada beberapa ulama yang
menyelisihi klaim ijma tersebut.
2. Permasalahan apakah bumi bulat atau datar bukanlah permasalahan
aqidah.
3. Jika memang bukan permasalahan aqidah terutama, tidak layak bagi
kaum muslimin berpecah belah dalam hal ini, saling mencela, menyindir dan
bermusuhan dalam rangka mendukung pendapatnya.
4. Karena bukan masalah aqidah maka tidak bisa menyebabkan seseorang
menjadi kafir hanya karena keyakinan apakah bumi bulat atau datar. Karenanya
syaikh Bin Baz ketika mengingkari bumi berputar (beliau berpendapat bumi
diam), tetapi beliau tidak mengkafirkan yang mengatakan bumi berputar, beliau
berkata, Akan tetapi aku tidak mengkafirkan mereka yang mengatakan
demikian.
5. Apakah bumi itu bulat atau datar maka dikembalikan kepada penelitian
dan fakta ilmiah dan tentunya oleh para ahlinya dalam masalah ini. Allah
berfirman,Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu jika kamu tidak
mengetahui (An-Nahl:43).
6. Dalil Al-Quran dan Sunnah yang sudah pasti dan tegas (dalil qathi) tidak
akan bertentangan dengan fakta ilmiah dan akal manusia yang sehat.
Sebagaimana dijelaskan bahwa tidak ada dalil tegas apakah bumi itu bulat atau
datar. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan, Semua yang telah ada dalil
pasti/qathi maka tidak bertentangan dengan akal yang sehat.
7. Yang lebih penting dari bumi datar atau bulat adalah kita hidup di atas
bumi, akan meninggalkan bumi menuju kampung akhirat yang kekal serta
bagaimana agar bumi sebagai tempat mencari bekal untuk pulang ke kampung
akhirat yaitu bekal iman, takwa, amal kebaikan yang bermanfaat bagi manusia
dan makhluk di muka bumi.
Demikian pembahasan ini, semoga artikel yang dirangkum dari berbagai sumber ini
bermanfaat dan silakan tinggalkan komentar kamu dengan bahasa yang baik dikolom
komentar dibawah ini.

Anda mungkin juga menyukai