Maha Luas Rahmat-Nya. Shalawat dan salam atas Nabi Muhammad saw. Juga
kepada keluarga dan para sahabat beliau.
I B A D A H B E R D O ’A
PENDAHULUAN
Berdo’a adalah perintah Allah SWT yang tercantum di dalam Al-Qur’an,
namun kebanyakan manusia tidak menaruh perhatian, mereka tenggelam di
dalam kesibukan yang menyesatkan. Tulisan ini ingin mengingatkan tentang
hal tersebut, insya Allah Ta’ala.
S Y A R I ’ A T B E R D O ’A
ُ ُّ َ َ َ َ َ ُ ۡ ُ َ َّ َ َ ۡ َ َّ َٰ َ َ َ َ ۡ َ َّ ٞ َ َ َ َّ َّ
Allah SWT Be rfirma n
ك ُم ۡٱد ُعو ي
ن وقال رب٥٩ اس َّل يؤمِنون ِ كن أكَث ٱنل
ِ إِن ٱلساعة ٓأَلتِية َّل ريب فِيها ول
ِ
َ َ َ َّ َ َ َ ُ ُ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ ۡ َ َ َّ َّ ۡ ُ َ ۡ َ ۡ َ
٦٠ جب لك ۚۡم إِن ٱَّلِين يستك ِِبون عن عِباد ِِت سيدخلون جهنم داخ ِِرين ِ أست
(QS. Al-Mu’min/Ghafir [40], 59-60). Artinya: Sesungguhnya hari kiamat pasti akan
datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada
beriman. Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah
kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
Tafs ir Ath -Thabari
Maksud ayat tersebut adalah, wahai manusia sesungguhnya saat Allah meng-
hidupkan orang mati untuk diberi balasan dan hukuman pasti akan datang,
yakinlah akan kedatangannya. Sesungguhnya kamu pasti akan dibangkitkan
setelah kamu mati, lalu segala amal perbuatanmu dibalas. Oleh karena itu
bertaubatlah kepada Tuhanmu.
30491. Muhammad bin Al Husein menceritakan kepada kami, ia berkata; Ahmad
bin Al Mufadhdhal menceritakan kepada kami; Asbath menceritakan kepada kami
dari Suddi, tentang ayat “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari beribadah kepada-Ku”, ia berkata. “Maksudnya adalah tidak mau berdo’a
kepada-Ku”.
Hadits Ras ulullah saw.
Artinya: Dari An-Nu’man bin Basyir ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Do’a
itu ibadah”, kemudian beliau membacakan ayat ‘Dan Tuhanmu berfirman:
“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’.” (HR. Sunan At-
Tirmidzi, 2969; Musnad Ahmad, 267; Sunan Abu Daud, 1479; hadits shahih)
QS. Al-Mu’min [40], ayat 60 tentang do’a adalah lanjutan QS. Al-Mu’min
[40], ayat 59, hal ini mengisyaratkan bahwa ada hubungan yang nyata antara
berdo’a dengan hari akhirat, atau dengan perkataan lain persiapkanlah ‘nasib
kita di akhirat’ dengan berdo’a, dan di dalam tafsir Ath-Thabari dijelaskan
bahwa do’a dalam hal ini berhubungan dengan ‘taubat’. Sedangkan pada QS.
Al-Mu’min [40], ayat 60, do’a dalam dikaitkan dengan menyombongkan diri, dan
di dalam tafsir Ath-Thabari dijelaskan bahwa ‘orang yang tidak mau berdo’a
adalah orang yang menyombongkan diri’. Dan Allah menghubungkan semuanya
itu dengan ‘iman’ (QS. Al-Mu’min [40], 59).., wallahu’alam.
M A K N A D A N A R T I D O ’A
Lafazh do’a banyak disebut di dalam Al-Qur’an, masing-masing mempunyai
makna tertentu yang sesuai dengan maksud ayat tersebut, antara lain:
Ke-satu: dengan makna “ibadah”:
َّ َ ٗ َ َّ َ َ ۡ َ َ َ َ ُّ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َّ
َ ٱلظَٰلِم ُ ُ َۡ ََ
١٠٦ نيِ ون ٱَّللِ ما َّل ينفعك وَّل يُضكَۖفإِن فعلت فإِنك إِذا مِن
ِ د ِن
م ع وَّل تد
(QS. Yunus [10], 106). Artinya: Dan janganlah kamu berdo’a (menyembah) apa-
apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu
selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya
kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.
Ke-dua: dengan makna “istighatsah” (memohon bantuan/pertolongan):
ُ َۡ َ ۡ ُ ْ ُ َ َ ي َ ُ ْ ُ ۡ َ َ ۡ َ َٰ َ َ َ ۡ َّ َ َّ ُ ِإَون ُك
ۡ نت ۡم ِف َر
ب مِما نزنلا لَع عبدِنا فأتوا بِسورة ٖ مِن مِثلِهِۦ وٱدعوا شهداَكم ٖ ي ِ
َ ََٰ ۡ ُ ُ َّ ُ
٢٣ ون ٱَّللِ إِن كنتم ص ِدقِني ِ مِن د
(QS. Al-Baqarah [2], 23). Artinya: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang
Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu
surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan berdo’alah kepada (ajaklah) penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Ke-tiga: dengan makna “permintaan” atau “permohonan”:
َ ُُ َ َ َ ُ ۡ َ ۡ َ َ َّ َّ ۡ ُ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ َ ُّ ُ ُ ۡ ُ ي
ِبون ع ۡن ع َِباد ِِت َس َي ۡدخلون
ِ جب لك ۚۡم إِن ٱَّلِين يستك
ِ ون أست
ِ وقال ربكم ٱدع
َ َج َه َّن َم َداخِر
٦٠ ين ِ
(QS. Al-Mu’min [40], 60). Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombong-kan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina”.
B E R D O ’A H A N Y A K E P A D A A L L A H S A J A
َ ٱلظَٰلِم َّ َ ٗ َ َّ َ َ ۡ َ َ َ َ ُّ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َّ ُ ُ َۡ ََ
ني ِ ون ٱَّللِ ما َّل ينفعك وَّل يُضكَۖ فإِن فعلت فإِنك إِذا مِن ِ وَّل تدع مِن د
ۡ َ َّ ُ ۡ َ َ ۡ َ َ ي
ۡي فٗل َراد ل ِفضلِ ۚۡهِۦ ِب
ِ ك در ي ِإَون َ ٱَّلل ب ُُض َف َٗل ََكش َِف َ َُل يۥ إ ََّّل ُه
و ُ َّ ك َ ۡ َ َۡ
ِإَون يمسس١٠٦
ٖ ِ َۖ ِ ٖ ِ
ُ ٱلرح َّ ور ُ َ ۡ ي َ
ُ يب بهِۦ َمن يَشا َُ م ِۡن ع َِبادِه ِۦ َو ُه َو ٱلغفُ ُ
١٠٧ ِيم ۡۚ ِ ي ِص
(QS. Yunus [10], 106-107). Artinya: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang
tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah;
sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk orang-orang yang zalim. Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan
kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah
menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya.
Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-
hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Kedua ayat tersebut (QS. Yunus [17], 106 dan 107) sangat erat
kaitannya dengan akidah rukun iman yang ke-6 yaitu Qadha’ dan Qadar. Maka
dari itu di dalam mengamalkannya kita harus berhati-hati.
Sebagai contoh, ketika seseorang jatuh sakit lalu mencari pertolongan
(istighatsah) kepada dokter, maka seharusnya ia wajib terlebih dahulu
memohon kesembuhan dengan cara berdo’a kepada Allah SWT, baru setelah
itu mencari jalannya dengan pergi meminta pertolongan dokter. Karena pada
hakekatnya, kesembuhan penyakit, bahkan juga termasuk kehebatan dan
keahlian dokter yang mengobati semuanya adalah atas kehendak, ijin dan
kuasa Allah SWT semata.
B E R D O ’A T I D A K B O L E H D E N G A N B E R W A S I L A H
Dalam berdo’a kita tidak diperbolehkan “berwasilah” yaitu memakai
perantara dan dalam hal ini Rasulullah dan para sahabat tidak pernah
melakukannya, maka dari itu hendaklah kita jauhkan cara-cara berdo’a dengan
menggunakan lafazh-lafazh seperti: “Dengan berkah keramat si fulan…;
Dengan berkah keramat Ka’bah Allah…; dengan berkah si anu yang berkubur
di…, dan lain sebagainya.
D O ’A & I S T I G H A T S A H Y A N G K U F U R
Suatu hal yang sangat keliru adalah perilaku orang-orang yang berpaling
dari do’a-do’a yang telah diajarkan oleh Rasulullah dan dicontohkan oleh para
Nabi yang tercantum di dalam Al-Qur’an. Mereka mengada-adakan dan
menyusun sendiri do’a dan wirid yang berupa seruan, permohonan, permintaan
yang ditujukan kepada Rasul dan atau kepada seseorang yang dipandang
‘keramat’. Dan berkembanglah di kalangan umat Islam bermacam-macam buku
do’a dan tawassul, seperti: Tawasulat Ahmadiyah, Barhamiyah, Qadariyah,
Khaliliyah dan lain-lain. Kitab-kitab tersebut menurut para ulama tauhid ternama
tidak boleh diamalkan karena mengandung susunan kata-kata yang membawa
kepada kekafiran. Dan umat muslim wajib menjauhkan diri daripadanya.
Umat muslim wajib mencukupkan do’a-do’a yang telah dicontohkan oleh
para Nabi dan Rasul yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan atau do’a-do’a yang
diajarkan oleh Rasulullah yang demikian banyak dan lengkapnya, bahkan do’a
ketika akan masuk dan keluar jamban-pun diajarkan oleh Rasulullah.
W A K T U Y A N G A F D H A L U N T U K B E R D O ’A
Hadits Ras ulullah sa w.
1) Artinya: Dari Jabir ia berkata, Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya di waktu
malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu ia
memohon kebaikan kepada Allah ‘azza wa jalla baik kebaikan dunia maupun
akhirat, kecuali Allah memperkenankannya. Demikian itu terjadi pada setiap
malam.” (HR. Shahih Muslim, 1259)
2) Artinya: Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Rabb Tabaraka
wa Ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malam, yakni saat sepertiga malam
terakhir seraya berfirman, ‘Siapa yang berdo’a kepada-Ku niscaya akan Aku
kabulkan dan siapa yang meminta kepada-Ku niscaya akan Aku berikan dan
siapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni.’” (HR.
Shahih Muslim, 1261)
3) Artinya: Dari Abu Mas’ud Al Anshari ia berkata; Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat dari ayat-ayat Allah, yang
dengan keduanya Allah hendak menakut-nakuti hamba-Nya. Dan tidaklah terjadi
gerhana pada keduanya karena kematian seseorang atau pun kelahirannya. Jika
kalian melihat gerhana, maka shalat dan berdo’alah kepada Allah sampai matahari
kembali normal (seperti sedia kala).” (HR. Shahih Muslim, 1516)
4) Artinya: Dari Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy’ari ia berkata; Abdullah bin Umar
bertanya padaku, “Apakah kamu pernah mendengar ayahmu meriwayatkan
hadits dari Rasulullah saw. perihal satu waktu (yang mustajab) pada hari Jum’at?”
Abu Burdah berkata; Saya menjawab, “Ya, aku mendengarnya berkata: Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Waktunya ialah antara imam duduk (di
mimbar) hingga selesai shalat Jum’at.” (HR. Shahih Muslim, 1409)
5) Waktu yang baik untuk berdo’a adalah hari Arafah (QS. Al-Baqarah [2], 200)
dari satu tahun, Ramadhan dari bulan-bulan (HR. An-Nasa’i dan Tirmidzi), hari
Jum’at dari satu minggu (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah), waktu sahur dan di
sepertiga akhir malam (Muttafaq ‘alaih dari hadits Abu Hurairah, Bukhari 1145,
Muslim 758, Abu Daud 1315, dan yang lainnya), dan di antara adzan dan iqamat
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
6) Kesempatan dan keadaan tertentu seperti ketika turun hujan, ketika didirikan
shalat fardhu (ruku’, sujud, tasyahud), ketika berpuasa.
T A T A C A R A D A N A D A B B E R D O ’A
Hadits Ras ulullah saw.
1) Tata cara yang baik adalah menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan
setentang wajah dan mengusapkan ke wajah di akhir do’anya (HR. Muslim, At-
Tirmidzi, At-Thabrani).
2) Adab berdo’a antara lain melembutkan suara, merendahkan diri (QS. Al-Israa’
[17], ayat 55), dengan penuh harap dan cemas, khusyu’ dan tadharru, dengan
penuh yakin bahwa seluruh do’a akan dikabulkan oleh Allah SWT (QS. Al-Mu’min
[40], ayat 60 dan QS. Al-Anbiyaa’ [21], ayat 90).
3) Memulai dan mengakhiri do’a dengan menyebut kalimah tahmid dan
bershalawat untuk Rasulullah SAW (HR. Ahmad dan Al Hakim; HR. Abu Thalib Al
Maliki).
K A I F I Y A T M E N Y U S U N D O ’A
Sesudah selesai shalat dan salam, kemudian bertakbir 1x, beristighfar 7x, lalu
membaca:
Berdzikir
َ ُ َّ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ ۡ ۡ َ ۡ َ ُ َّ َّ َ َٰ َ َ ۡ َ ۡ َ َّ ُ َ ي
Allah SWT Be rfirma n
ٱَّلل َي ۡعل ُم ِ َٰفٱعلم أنهۥ َّل إِله إَِّل ٱَّلل وٱستغ ِفر َِّلۢنبِك ول ِلمؤ ِمنِني وٱلمؤمِن
تو
ُ ۡ ُ َّ َ
١٩ ُم َتقل َبك ۡم َو َمث َوىَٰك ۡم
(QS. Muhammad [47], 19). Artinya: Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak
ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu
dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui
tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
Mulailah dengan do’a meminta ampunan dan taubat atas segala dosa dan
kesalahan kepada Allah SWT seperti yang diperintahkan pada ayat di atas dan
dengan lafaz-lafaz do’a dari Al-Qur’an dan lafaz-lafaz do’a yang diajarkan oleh
Rasulullah saw, barulah kemudian diikuti dengan do’a meminta segala kebutuhan
bagi hidup dan mati juga dengan lafaz-lafaz yang diajarkan di dalam Al-Qur’an
maupun Hadits Rasulullah saw. Kalaupun ada lafaz do’a yang dibuat sendiri, maka
hendaknya janganlah berlebih-lebihan isinya.
D O ’A P E N U T U P
ََّّ َّ َّ َّ َّ َّ َّ َّ َّ َّ َّ َّ
َّ ََّّ
Artinya: Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan terimalah taubat
kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
َّ َََََََََََّّّّّّّّّّّ
Artinya: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka.
(QS. Al-A’raaf [7], 180). Artinya: Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohon-
lah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkan-lah orang-
orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
ْ ُ َ ۡ ََۡ َ َ َ
ِ َّ ََ ۡ َ ُ ُ َ َ َ َ َ ََ َ َ
جيبوا
ِ جيب دعوة ٱدلاع إِذا دٗع ِنِۖ فليست ِ ِإَوذا سألك عِبادِي ع ِن فإِ ِّن ق ِريبَۖ أ
َ ُ َّ َ ْ ۡ ۡ
١٨٦ ِِل َو ُۡلؤم ُِنوا ِِب ل َعل ُه ۡم يَ ۡرش ُدون
(QS. Al-Baqarah [2], 186). Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
ِ
Hadits Ras ulullah saw.
َّ )١(َّ.ُُّعاءَ ُح َوالْعِبَ َادَّة
َ ا َّنَّالد
Artinya: “Do’a itu ialah ibadah.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)
13) Artinya: Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barang
siapa yang membaca “LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKA
LAHUU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALAA KULLI
SYAI’IN QADIR (Tidak ada ilah yang berhaq disembah selain Allah Yang Maha
Tunggal tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji
dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu sebanyak seratus kali dalam sehari,
maka baginya mendapatkan pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak,
ditetapkan baginya seratus hasanah (kebaikan) dan dijauhkan darinya seratus
keburukan dan baginya ada perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu
hingga petang dan tidak ada orang yang lebih baik amalnya dari orang yang
membaca do’a ini kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.”
(HR. Shahih Al-Bukhari, 5924)
14) Artinya: Dari Hudzaifah berkata, Nabi saw. jika mendatangi kasurnya, beliau
memanjatkan do’a: “ALLAAHUMMA BISMIKA AHYAA WA AMUUTU (Ya Allah,
dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati)”, sebaliknya jika
beliau bangun di pagi hari, membaca: ALHAMDULILLAHIL-LADZII AHYAANAA
BA’DA MAA AMAATANAA WAILAIHIN-NUSYUUR (Segala puji bagi Allah
Yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kita
kembali).” (HR. Shahih Al-Bukhari, 6845)
15) Artinya: Dari Ibn Abbas bahwa Nabi saw. membaca kalimat-kalimat berikut
ketika susah: ‘LAA ILAAHA ILLALLAHUL ‘AZHIIM, LAA-ILAAHA ILLALLAH
RABBUL ‘ARSYIL ‘AZHIIMU, LAA-ILAAHA ILLALLAAH RABBUSSAMAAWAATI
WARABBUL’ARSYIL KARIIM (Tiada sesembahan yang hak selain Allah Yang Maha
Agung, tiada sesembahan yang hak selain Allah pemilik Arsy Yang Agung, tiada
sesembahan yang hak selain Allah pemilik langit dan pemilik Arsy Yang Mulia).
(HR. Shahih Al-Bukhari, 6879)
16) Artinya: Dari ‘Aisyah, bahwa jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
melihat hujan, maka beliau berdo’a: “ALLAHUMMA SHAYYIBAA NAAFI’AA (Ya
Allah, jadikanlah hujan ini bermanfaat).” (HR. Shahih Al-Bukhari, 974)
PENUTUP
Tulisan ini hanya bertujuan mengajak saudara-saudaraku untuk mau
bersungguh-sungguh di dalam melakukan ibadah do’a, dan berdo’a dengan
cara yang sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.., insya
Allah Ta’ala.
Wallahu’alam…