ANATOMI
2.1
Iris
Iris adalah perpanjangan corpus siliaris ke anterior. Iris berupa permukaan pipih
dengan apertura bulat yang terletak di tengah, pupil. Iris terletak bersambungan
dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan dengan bili mata
belakang, yang masing-masing berisi aquos humor. Di dalam stroma iris terdapat
sfingter dan otot-otot dilator. Kedua lapisan berpigmen pekat pada permukaan
posterior iris merupakan perluasan neuroretina dan lapisan epitel pigmen retina ke
anterior (7).
Pendarahan iris didapat dari sirkulus mayor iris. Kapiler-kapiler iris mempunyai
lapisan endotel yang tidak berlubang (nonfenestrated) sehingga normalnya tidak
membocorkan fluresens yang disuntikkan secara intravena. Persarafan sensoris iris
melalui serabut-serabut nervi ciliares (7).
Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Ukuran
pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktivitas
parasimpatis yang dihantarkan melalui nervus kranialis III dan dilatasi yang
ditimbulkan oleh aktivitas simpatis (7).
Gambar 1. Tampilan posterior corpus siliaris, zonula, lensa, dan ora serata
Corpus siliaris
Corpus siliaris membentang ke depan dari ujung anterior koroid ke pangkal iris
(sekitar 6 mm). corpus siliaris terdiri atas zona posterior yang datar, yang berombakombak, pars plicata (2 mm), dan zona posterior yang datar, pars plana (4 mm).
Prosesus ciliaris berasal dari pars plicata, yang terutama terbentuk dari kapiler dan
vena yang bermuara ke vena-vena vorticosa. Kapiler-kapilernya besar dan berlubanglubang sehingga membocorkan fluoresens yang disuntikkan secara intravena. Ada
dua lapisan epitel siliaris, yaitu satu lapisan tanpa pigmen di sebelah dalam yang
merupakan perluasan neuroretina ke anterior, dan satu lapisan berpigmen di sebelah
luar, yang merupakan perluasan lapisan epitel pigmen retina. Prosesus siliaris dan
epitel siliaris pembungkusnya berfungsi sebagai pembentuk aquos humor (7).
Musculus siliaris, tersusun dari gabungan serat-serat longitudinal, sirkular, dan
radial. Fungsi serat-serat sirkular adalah untuk mengerutkan dan relaksasi Zonula
Zinni, yang berorigo di lembah-lembah diantara prosesus siliaris. Otot ini mengubah
tegangan pada kapsul lensa sehingga lensa dapat mempunyai berbagai focus baik
untuk objek berjarak dekat maupun yang berjarak jauh dalam lapang pandang. Seratserat longitudinal musculus siliaris menyisip ke dalam anyaman trabekula untuk
Koroid
Koroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera. Koroid
tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid; besar, sedang, dan kecil. Semakin
dalam pembuluh terletak di dalam koroid, semakin lebar lumennya. Bagian dalam
pembuluh koroid dikenal sebagai koriokapilaris. Darah dari pembuluh koroid
dialirkan melalui empat vena vorticosa, satu di tiap kuadran posterior. Koroid
disebelah dalam dibatasi oleh membran Bruch dan disebelah luar oleh sklera. Koroid
melekat erat ke posterior pada tepi-tepi nervus opticus. Di sebelah anterior, koroid
bergabung dengan corpus siliaris (7).
2.2
Anatomi Retina
Retina atau selaput jala, merupakan bagian mata yang mengandung reseptor
permukaan corpus siliaris dan permukaan posterior iris merupakan perluasan retina
dan pitel pigmen retina ke anterior (7).
Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi luarnya, terdiri atas:
-
Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina yang terdiri atas sel batang
Ketiga lapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
Lapis plexiform luar, merupakan lapis aseluler dan merupakan tempat sinapsis
darah retina
Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan humor
vitreus .
Retina mempunyai ketebalan 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub
posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat macula berdiameter 5,5-6 mm,
yang secara klinis dinyatakan sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang-cabang
pembuluh darah retina temporal. Daerah ini ditetapkan oleh ahli anatomi sebagai area
centralis, yang secara histologis merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel
ganglionnya lebih dari satu lapis. Macula lutea secara anatomis didefinisikan sebagai
daerah berdiameter 3 mm yang mengandung pigmen luteal kuning (xantofil). Fovea
yang berdiameter 1,5 mm ini merupakan zona avaskular retina pada angiografi
fluoresens. Secara histologis, fovea ditandai sebagai daerah yang mengalami
penipisan lapisan inti luar tanpa diserai lapisan parenkim lain. Hal ini terjadi karena
akson-akson sel fotoreseptor berjalan miring (lapisan serabut Henle) dan lapisanlapisan retina yang lebih dekat dengan permukaan dalam retina lepas secara
sentrifugal. Di tengah macula, 4 mm lateral dari diskus optikus, terdapat foveola yang
berdiameter 0,25 mm, yang secara klinis tampak jelas dengan oftalmoskop sebagai
cekungan yang menimbulkan pantulan khusus. Foveola merupakan bagian retina
yang paling tipis (0,25 mm) dan hanya mengandung fotoreseptor kerucut. Gambaran
histologis fovea dan foveola ini memungkinkan diskriminasi visual yang optimal.
Ruang ekstraseluler retina yang normalnya kosong cenderung paling besar di macula.
Penyakit yang menyebabkan tumpukan bahan ekstrasel secara khusus dapat
mengakibatkan penebalan daerah ini (edema macula) (7,8).
Gambar 5. Retina
Retina menerima darah dari dua sumber, yaitu koriokapilaris yang beraa tepat
di luar membrane Bruch, yang memperdarahi sepertiga luar retina, termasuk lapisan
pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lpisan epitel pigmen retina;
serta cabang-cabang dari arteri centralis retinae, yang memperdarahi dua pertiga
dalam retina. Fovea seluruhnya diperdarahi oleh koriokapilaris dan rentan terhadap
kerusakan yang tak dapat diperbaiki bila retina mengalami ablasi. Pembuluh darah
mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang, yang membentuk sawar darahretina. Lapisan endotel pembuluh koroid berlubang-lubang. Sawar darah-retina
sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina.