Anda di halaman 1dari 18

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Data
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Keterangan

Pasien
Ayah
Ibu
An. IF
Tn. B
Ny. F
4 tahun
38 tahun
35 tahun
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Jati Rangga RT 02/ RW 12 Kel Jatinegara, Kec Jati Sempurna
Islam
Islam
Islam
Sunda
SMA
SMA
Wiraswasta
IRT
Hubungan dengan
orang tua : Anak

Tanggal Masuk

Kandung
10 Maret 2016

RS
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada pasien
dan Ibu pasien, pada Sabtu, 12 Januari 2016 pukul 12.00 WIB di bangsal Melati,
RSUD Kota Bekasi.
a.

Keluhan Utama :

Demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit

b. Keluhan Tambahan :
Batuk, badan terasa lemas, mual, nyeri perut.
c.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Seorang anak datang Ke IGD diantar orang tuanya dengan keluhan demam
sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam tinggi dirasakan terus menerus
siang dan malam. Pasien juga mengeluh batuk kering bersamaan saat demam.
Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas, mual tetapi tidak muntah.
Pasien juga mengeluh nyeri perut. Keluhan seperti keluar darah dari hidung
(mimisan), pilek, dan diare disangkal. Dan juga pasien belum Buang air besar
(BAB) sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Buang air kecil (BAK) lancar,
berwarna kuning jernih dan tidak nyeri.
Pasien sudah berobat ke dokter dan di beri paracetamol, setelah minum obat
panas menjadi berkurang namun tidak beberapa lama panas muncul kembali.
Selama sakit nafsu makan pasien berkurang dan tampak lemas. Tidak ada riwayat
bepergian keluar kota, alergi makanan maupun alergi obat.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit
Alergi
Cacingan
DBD
Thypoid
Otitis
Parotis

Umur
-

Penyakit
Difteria
Diare
Kejang

Umur
2x usia 9

Penyakit
Jantung
Ginjal
Darah

Umur
-

Maag
Varicela
Asma

bulan
-

Radang paru
Tuberkulosis
Morbili

Pasien pernah di rawat di RS 1x dengan keluhan kejang demam saat berusia


9 bulan.

e.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Di dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal yang sama seperti

pasien. Tetangga ada yang sakit DBD, teman sekolah tidak ada yang sakit DBD.
f. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran :
KEHAMILAN

Morbiditas kehamilan
Perawatan antenatal

Tidak ada
Periksa ke bidan 1 kali tiap
2

KELAHIRAN

Tempat kelahiran
Penolong persalinan
Cara persalinan
Masa gestasi

bulan
Rumah
Bidan
Spontan
37 minggu
BBL : 3600 gram

Keadaan bayi

PB : 49 cm
Langsung menangis, merah
Apgar score tidak tahu

Tidak ada kelainan bawaan


Kesan : Riwayat kehamilan dan riwayat Kelahiran pasien baik
g.

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :

Pertumbuhan gigi I

: Usia 9 bulan (normal: 5-9 bulan)

Psikomotor
Tengkurap

: Usia 4 bulan

(normal: 3-4 bulan)

Duduk

: Usia 6 bulan

(normal: 6 bulan)

Berdiri

: Usia 10 bulan

(normal: 9-12 bulan)

Bicara

: Usia 11 bulan

(normal: 9-12 bulan)

Berjalan

: usia 12 bulan

(normal: 13 bulan)

Kesan : Riwayat pertumbuhan dan perkembangan pasien baik

h. Riwayat Makanan
Umur (bulan)
ASI/PASI
Buah/biscuit Bubur susu Nasi tim
0-2
+/2-4
+/4-6
+/6-7
+/+
+
+
8-10
+/10-12
+/Kesan : Pasien selalu minum ASI sampai umur 1 tahun, tidak pernah minum
susu formula, pasien mulai makan makanan buah atau biskuit sejak
berumur 6 bulan.
3

i.

Riwayat Imunisasi :

Vaksin
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK
HEPATITIS B

Dasar (umur)
1 bln
2 bln
Lahir
9 bln
Lahir

Hib

2 bln

4 bln
2 bln

6 bln
4 bln

1 bln

6 bln

4 bln

6 bln

Ulangan (umur)
6 bln

Kesan : Riwayat imunisasi pasien menurut PPI lengkap, ibu pasien tidak
ingat jadwal imunisasi ulangan pasien.
J.

Riwayat Keluarga

Ayah
Ibu
Nama
Tn. A
Ny. S
Perkawinan ke
1
1
Umur
38
35
Keadaan kesehatan
Sehat
Sehat
Kesan : Keadaan kesehatan kedua orang tua dalam keadaan baik
k. Riwayat Perumahan dan Sanitasi :
Pasien tinggal di rumah sendiri dengan kedua orang tuanya. Dinding terbuat
dari tembok. atap terbuat dari genteng, ventilasi cukup. Menurut pengakuan ibu
pasien, keadaan lingkungan rumah padat, ventilasi dan pencahayaan kurang baik
serta pada malam hari banyak nyamuk. sumber air bersih berasal dari air PAM.
Ibu pasien menyatakan tetangganya banyak mengalami sakit yang serupa dan
dirawat di RS.
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 12 Maret 2016, pukul
12.00 WIB, di Bangsal Melati.
a. Keadaan umum :
Kesadaran compos mentis, tampak sakit sedang, dan tampak lemas.
b. PAT
4

- A : Interactivity (-) look (+), speech (+), tonus (+), consolability (-)
- B : nafas spontan, napas cuping hidung (-), retraksi (-)
- C : pucat (-), mottled (-), sianosis (-)
c. Tanda Vital
- Kesadaran
: Compos mentis
- Tekanan darah
: 70 mmHg perpalpasi
- Frekuensi nadi
: 80x/menit
- Frekuensi pernapasan
: 33x/menit
- Suhu tubuh
: 37,8 o C
d. Data Antropometri
- Berat badan

: 14 kg

- Tinggi badan

: 115 cm

Status gizi berdasarkan Waterlow:


-

BB/TB % = BB akurat x 100%


BB baku untuk TB aktual
= 14 x 100% = 87,5% (gizi kurang)
16

d. Kepala
Bentuk

: Normocephali

Rambut

: Rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata

Mata

: Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor,


RCL+/+, RCTL +/+

Telinga

: Normotia, serumen -/-

Hidung

: Bentuk normal, sekret -/-, nafas cuping hidung -/-, bekas mimisan (-)

Mulut

: bibir kering (+) , lidah kotor (-), tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)

Leher

: KGB tidak membesar, kelenjar tiroid tidak membesar

e. Thorax
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Gerak napas kedua hemithoraks tidak simetris, retraksi sela


iga (-)
: Vocal fremitus melemah pada hemithorax dextra
: Sonor pada kedua lapang paru
: suara napas melemah pada hemithorax dextra, ronchi (+/+),
wheezing (-/-)

Jantung
Inspeks
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Ictus cordis tidak terlihat, tidak ada pulsasi abnormal


: Tidak teraba pulsasi abnormal
: batas jantung dan paru paru dalam batas normal
: S1-S2 regular, murmur (-), gallop (-).

f.
-

: Distensi Abdomen
: Bising usus (+) normal 3x/menit
: Supel, nyeri tekan di epigastrium (+), hepar dan lien teraba.
: shifting dullness (-), nyeri ketok (-)

Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi

g. Kulit

: ikterik (-), petechie (+)

h. Ekstremitas

Akral Dingin
Akral Sianosis
CRT
Oedem
Tonus Otot
Trofi Otot

Superior
+/+
-/>2
-/Normotonus
Normotrofi

Inferior
+/+
-/>2
+/+
Normotonus
Normotrofi

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Laboratorium (10 Maret 2016, 16.37 wib)
Pemeriksaan
Leukosit
Hb
Ht
Trombosit

Hasil
5.9
11.9
33,5
88

Nilai normal
5-10
11-14,5
40-54
150-400

Satuan
ribu/Ul
g/dL
%
ribu/uL

Laboratorium (11 Maret 2016, 13:41 wib)


Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Leukosit
6.7
5-10
Hb
14,6
11-14,5
Ht
44
40-54
Trombosit
93
150-400

Satuan
ribu/uL
g/dL
%
ribu/uL

Laboratorium (12 Maret 2016, 13:04 wib)


Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Leukosit
12,6
5-10
Hb
15,8
11-14,5
Ht
45,8
40-54
Trombosit
108
150-400

Satuan
ribu/uL
g/dL
%
ribu/uL

Laboratorium (13 Maret 2016, 07:17 wib)


Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Leukosit
16,3
5-10
Hb
11,1
11-14,5
Ht
31,3
40-54
Trombosit
23
150-400

Satuan
ribu/uL
g/dL
%
ribu/uL

Laboratorium (13 Maret 2016, 12:07 wib)


Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Hematologi
Leukosit
14,3
5-10
Hb
9,9
11-14,5
Ht
29
40-54
Trombosit
28
150-400
Kimia Klinik

Satuan
ribu/uL
g/dL
%
ribu/uL

Protein total
Albumin
Globulin

3,7
1,31
2.39

Ph
PCO2
PO2
O2 saturasi
HCO3
TCO2
BE ect
BE blood
Std HCO3
(SBC)
O2 Content
O2 Cap
Alveolar oxygen
AaDO2
Suhu
Hb
O2

7,514
26,8
66,0
94,2
21,8
22,6
-1,4
0,3
24,7

6.6 8.0
3.5 4.5
1.5 3.0
Analisa Gas Darah
7,35-7,45
35-45
83-108
99-98
22-26
23-27
-2-3
-2-3
22-26

14,0
14,6
168,0
102,1
37,0
10,5
2

g/dL
g/dL
g/dL
mm Hg
mm Hg
%
mmo/L
mmo/L
mmo/L
mmo/L
mmo/L
ml/dl
ml/dl
mm Hg
mm Hg

Laboratorium (14 Maret 2016, 12:29 wib)


Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Leukosit
4,5
5-10
Hb
10,6
11-14,5
Ht
32,7
40-54
Trombosit
51
150-400

Satuan
ribu/uL
g/dL
%
ribu/uL

Laboratorium (14 Maret 2016, 23:11 wib)


Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Leukosit
6,5
5-10
Hb
10,4
11-14,5
Ht
30,1
40-54
Trombosit
37
150-400

Satuan
ribu/uL
g/dL
%
ribu/uL

Laboratorium (15 Maret 2016, 13:23 wib)


Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Leukosit
6,5
5-10

Satuan
ribu/uL
8

Hb
Ht
Trombosit

10,3
30,9
40

Albumin

3,15

11-14,5
40-54
150-400
Kimia Klinik
3,5-4,5

g/dL
%
ribu/uL
g/dl

Laboratorium (16 Maret 2016, 08:23 wib)


Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Leukosit
5,8
5-10
Hb
10,6
11-14,5
Ht
32,5
40-54
Trombosit
78
150-400

Satuan
ribu/uL
g/dL
%
ribu/uL

Laboratorium (17 Maret 2016, 17:20 wib)


Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Leukosit
13,3
5-10
Hb
11,4
11-14,5
Ht
35,1
40-54
Trombosit
100
150-400

Satuan
ribu/uL
g/dL
%
ribu/uL

FOTO THORAX (14 Maret 2016)


Cor tidak membesar, sinus dan
diafragma kanan normal.
Pulmo :
- Hilus normal
-

corakan

bronkovaskular

normal
- Perselubungan di hemi thorax
lateral atau sampai bawah
kanan
Tampak

perselubungan

homogeny di lapangan bawah


V. DIAGNOSIS KERJA

dextra

Dengue Shock Syndrome (DSS)

Kesan : Effusi pleura dextra

VI. PENATALAKSANAAN
9

a. Medikamentosa

IVFD RL
Gelofusin

20 cc/jam
40 cc/jam

Inj Ambacim 2x75 mg

Inj Ondancentron 3x1,5 mg

Inj. Rantin 2x1/4 ampul

Sanmol 3x2 cth

2 jalur infus

b. Nonmedikamentosa

Rawat intensif
Tirah baring
Asupan cairan yang cukup
Pengawasan tanda vital dan perdarahan
Pemeriksaan lab H2TL /8jam
Nasal kanul O2 3 Lpm

VII. PROGNOSIS
- Ad vitam
- Ad fungsionam
- Ad sanationam

: dubia
: dubia
: dubia

10

VIII. FOLLOW UP
13 Maret 2016
S

14 Maret 2016

Demam naik turun (+), sakit perut S

Demam (-), perut kembung (+), sesak

(+), mual (+),sesak (+), perut

(+)

kembung (+), perdarahan(-)


KU: lemas

KU: tampak mengantuk, lemas

Kesadaran: apatis

Kesadaran: apatis

HR 102x/m, RR 42x/m, S 37,50 C

HR100x/m, RR 38x/m, S:36,3 0 C

Kepala:

Kepala: Mesosefali, UUB menutup

Mesosefali,

UUB

menutup

Mata: CA (-/-), SI (-/-)

Mata: CA (-/-), SI (-/-),

Toraks:

Toraks:

SN

melemah

pada

SN

melemah

hemithorax dextra,

pada

vocal fremitus

hemithorax dextra, vocal fremitus

melemah pada hemithorax kanan, rh

melemah pada hemithorax kanan,

(+/+), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-),

rh (+/+), wh (-/-), BJ 1-2 reguler,

g (-)

m (-), g (-)

Abdomen: Distensi abdomen, BU

Abdomen: Distensi abdomen, BU

(+), NTE(+), hepar dan lien teraba

(+), NTE(+), hepar dan lien teraba


Ekstremitas atas: AD (+/+), OE

Ekstremitas atas: AD (-/-),OE(-/-)

(-/-)

Ekstremitas bawah:AD(-/-),OE(+/+)

Ekstremitas bawah: AD (+/+), OE

Sedikit ptekiae di lengan kanan atas

(+/+)

wajah, perut

Sedikit ptekie di lengan kanan


11

atas, wajah dan perut


DSS

- usaha darah FFP atau plasa 150 P

DSS
Syok teratasi
- RL 15m tetes macro

cc

- Gelofusin 10 tetes macro

- PRC 150 cc

- OMZ 2x 10 mg

- O2 masker 5L/menit

- Ceftriaxone 2x350 mg

- Gelofusin I 20cc/jam

- Rantin 2x1 amp

- loading gelofusin 159 cc atau RL

- Ambacim 2x750 mg

150 cc
- Ambacim 2x750 mg

15 Maret 2016
S

sesak (+)

16 Maret 2016
S

T.A.K

12

KU: Tampak Sakit Sedang, lemas

KU: Tampak sakit sedang

Kesadaran: Compos Mentis

Kesadaran: compos mentis

HR 100x/m, RR 36x/m, S 36,6C

HR 97x/m, RR 24 x/m, S 36,1 0C

Kepala:

Kepala:

Mesosefali,

UUB

Mesosefali,

menutup

menutup

Mata: CA (-/-), SI (-/-)

Mata: CA (-/-), SI (-/-)

Toraks:

A
P

SN

melemah

pada

Toraks:

SN

melemah

UUB

pada

hemithorax dextra, vocal fremitus

hemithorax dextra, vocal fremitus

melemah pada hemithorax kanan,

melemah pada hemithorax kanan,

rh (+/+), wh (-/-), BJ 1-2 reguler,

rh (+/+), wh (-/-), BJ 1-2 reguler,

m (-), g (-)

m (-), g (-)

Abdomen: Distensi abdomen, BU

Abdomen: Distensi abdomen, BU

(+), NTE(+), hepar dan lien teraba

(+), NTE(+), hepar dan lien teraba

Ekstremitas atas: AD (-/-), OE(-/-)

Ekstremitas atas:AD (-/-), OE (-/-)

Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE

Ekstremitas bawah: AD (-/-), OE

(+/+)

(-/-)

Sedikit ptekie pada wajah dan

Sedikit ptekie pada wajah dan

lengan kanan atas dan perut

lengan kanan atas.

CRT < 2 detik

CRT < 2 detik

DSS Perbaikan
- RL 15 tpm

A
P

DSS Perbaikan
- RL 6 tetes macro

- Gelofusin 10tpm

- Gelofusin 6 tetes macro

- Ambacim 2x750 mg

- Ambacim 2x750 mg

- OMZ 2x10 mg

- OMZ 2x10 mg
- extra lasix 28 mg, dan 6 jam
kemudian 2x 14 mg
- aspark 2x 1/2 mg

17 Maret 2016
T.A.K

S
13

KU: Tampak Sakit Sedang, lemas

Kesadaran: Compos Mentis


HR 100x/m, RR 22x/m, S 36,6C
Kepala: Mesosefali, UUB menutup
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Toraks:

SN

melemah

hemithorax dextra,

pada

vocal fremitus

melemah pada hemithorax kanan, rh


(+/+), wh (-/-), BJ 1-2 reguler, m (-),
g (-)
Abdomen: Distensi abdomen, BU
(+), NTE(+), hepar dan lien teraba
Ekstremitas atas: AD (-/-), OE (-/-)
Ekstremitas bawah: AD (-/-),OE (-/-)
Sedikit ptekie pada wajah dan lengan
kanan atas
CRT < 2 detik
DSS Perbaikan

BAB II
ANALISA KASUS
Pasien ini didiagnosis Dengue Shock Syndrome ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Seorang anak datang
dengan keluhan demam sejak 4 hari. Demam tinggi dirasakan terus menerus siang
dan malam. Pasien juga mengeluh batuk kering bersamaan saat demam . Selain
itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas, mual tetapi tidak muntah. Pasien
juga mengeluh nyeri perut. Belum Buang air besar (BAB) sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Buang air kecil (BAK) lancar, berwarna kuning jernih dan
tidak nyeri.
14

Pasien sudah berobat ke dokter dan di beri paracetamol, setelah minum obat
panas menjadi berkurang namun tidak beberapa lama panas muncul kembali.
Selain itu pasien juga mengeluh keluar darah dari hidung (mimisan) 1 kali.
Selama sakit nafsu makan pasien berkurang dan tampak lemas. Tidak ada riwayat
bepergian keluar kota, alergi makanan maupun alergi obat.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
compos mentis, TD 70 mmHg perpalpasi, nadi 80x/menit, RR 33x/m, suhu
37,8C. Nyeri tekan abdomen (+). Akral dingin, CRT > 3detik. Pemeriksaan lab
trombositopeni dengan nilai 93 ribu/uL.
Berdasarkan kriteria diagnosis demam berdarah dengue menurut WHO
tahun 2011 demam berdarah dengue dapat ditegakkan apabila didapatkan minimal
2 kriteria klinis dan 1 kriteria laboratorium. Adapun kriteria klinis dari demam
berdarah dengue berupa :

Pada pasien didapatkan demam, berlangsung terus menerus, naik


turun selama dua sampai tujuh hari Demam terjadi akibat reaksi
antigen antibodi yang memicu keluarnya mediator inflamasi terutama IL-1,
IFN-gamma, TNF-alfa, IL-2 dan histamin, dimana IL1, TNF-alfa dan IFN
gamma dikenal sebagai pirogen endogen yang dapat menimbulkan demam
dimana IL-1 bekerja langsung pada pusat termoregulator sedangkan TNFalfa dan IFN-gamma bekerja untuk merangsang pelepasan IL-1. IL-1 dapat
merubah asam arakidonat menjadi prostaglandin-E2, selanjutnya PGE2
akan berdifusi ke hipothalamus atau berekasi dengan cold sensitive neurons
dengan hasil akhir peningkatan thermostatic set point yang menyebabkan
aktivasi sistem saraf simpatis untuk menahan panas (vasokonstriksi) dan

memproduksi panas dengan menggigil.


Terdapat manifestasi perdarahan yang pada pasien ditandai dengan :
ptekie sebagai tanggapan terhadap infeksi virus dengue, kompleks
antigen-antibodi selain mengaktivasi sistem komplemen, juga menyebabkan
agregasi trombosit dan mengaktivitasi sistem koagulasi melalui kerusakan
sel endotel pembuluh darah. Kedua faktor tersebut akan menyebabkan
perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari
15

perlekatan

kompleks

antigen-antibodi

pada

membran

trombosit

mengakibatkan pengeluaran ADP (adenosin di phosphat), sehingga


trombosit melekat satu sama lain. Hal ini akan menyebabkan trombosit
dihancurkan oleh RES (reticulo endothelial system) sehingga terjadi
trombositopenia. Selain itu juga terdapat teori yang menghubungkan
trombositopenia dengan meningkatnya megakariosit muda dalam sumsum
tulang dan pendeknya masa hidup trombosit diduga akibat meningkatnya

restruksi trombosit.
Pada pasien ditemukan hepar teraba 2 jari dibawah arcus costae
Terjadi pembesaran hati pembesaran hati pada demam berdarah
diakibatkan oleh kerja berlebihan hepar untuk mendestruksi trombosit dan
untuk menghasilkan albumin, selain itu sel-sel hepar terutama sel kupffer
mengalami banyak kerusakan akibat infeksi virus dengue yang dapat
mengakibatkan gangguan fungsi hati, penurunan jumlah albumin juga
dapat diakibatkan oleh aktivitas IL-1 akibat pembesaran hati ini juga
pasien mengeluhkan mual dan kadang disertai muntah yang menyebabkan
pasien juga tidak mau makan.

Pada pasien didapatkan tekanan darah yang rendah, nadi yang cepat
dan lemah, akral yang dingin serta CRT > 2 detik terutama pada
saathari pertama dirawat di rumah sakit. Syok yang ditandai dengan
nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan tekanan nadi
(kurang dari 20 mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan
dingin kulit lembab, capillary refill time memanjang (lebih dari dua detik)
dan tampak gelisah pada demam berdarah dengue terjadi pembentukan
kompleks antigen antibodi yang kemudian berikatan dengan Fc reseptor dari
membran sel leukosit terutama makrofag sehingga virus akan bebas
melakukan replikasi dalam sel makrofag. Sebagai tanggapan terhadap
infeksi tersebut, terjadi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian
menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga terjadi
plasma leakage yang berkepanjangan dan dapat mengakibatkan keadaan
16

syok. Pada tahap awal syok, terjadi mekanisme kompensasi untuk


mempertahankan tekanan darah normal sehingga menyebabkan takikardi
dan vasokontriksi perifer dengan penurunan perfusi pada kulit yang
menyebabkan akral menjadi dingin dan memanjangnya capilary refill time,
pada keadaan syok juga terjadi penurunan cardiac output yang
menyebabkan hipotensi.
Adapun kriteria laboratorium berupa :
Trombositopenia (kadar trombosit kurang dari atau sama dengan

100.000u/uL) menyebabkan manifestasi perdarahan.


Terjadi kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, yang
ditandai dengan peningkatan hematokrit lebih dari atau sama dengan 20%
dari standar, penurunan hematokrit lebih dari atau sama dengan 20% setelah
mendapat terapi cairan, terjadi efusi pleura/pericardial, asites dan
hipoproteinemia terbentuknya kompleks virus-antigen-antibodi (virus
antibody complex) yang selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem
komplemen, mengakibatkan pelepasan C3a dan C5a akibat aktivasi C3 dan
C5 sehingga terjadi peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan
merembesnya plasma dari ruang intravaskular ke ruang ekstravaskular, pada
pasien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari
30 % dan berlangsung selama 24-48 jam. Perembesan plasma ini terbukti
dengan adanya peningkatan kadar hematokrit, penurunan kadar natrium, dan
terdapatnya cairan di dalam rongga serosa (efusi pleura, asites). pada
pasien ini terdapat kenaikan hematokrit, asites, edema pada palpebra dan
efusi pleura serta sempat masuk kedalam fase syok.
Pada kasus, diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan

laboratorium (WHO, 2011)1, yaitu demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang
jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, dan pembesaran hati. Pada
pemeriksaan

laboratorium

didapatkan

hasil

trombositopenia

(100.000/mikroliter).

17

Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan dua kriteria klinis pertama


ditambah trombositopenia dan dijumpai hepatomegali sebelum terjadi perembesan
plasma. Berbeda dengan DD, pada DBD terdapat hemostasis yang tidak normal,
perembesan plasma (khususnya pada rongga pleura dan rongga peritoneal),
hipovolemia, dan syok, karena terjadi peningkatan permeabilitas kapiler.
Perembesan plasma yang mengakibatkan ekstravasasi cairan ke dalam rongga
pleura dan rongga peritoneal terjadi selama 24-48 jam.

18

Anda mungkin juga menyukai