Anda di halaman 1dari 5

Metabolisme Kalsium dan Tulang

Mekanisme siklus perubahan bentuk tulang (bone remodeling)


Penjelasan gambar disamping:
Penyimpanan Ca2+ dalam tulang (mineralisasi)
dan mobilisasi Ca2+ dari tulang diregulasi oleh
sedikitnya 15 hormon dan substansi persinyalan
yang mirip hormon. Ini sebagian besar
dipengaruhi maturitas dan aktivitas dari sel
tulang.
Osteoblasts menyimpan kolagen, begitu juga
kalsium dan fosfat, dengan demikian akan
membuat substansi tulang baru, ketika osteoclast
mengeluarkan ion H+ dan kolagenase yang secara
lokal menguraikan tulang (bone remodeling).
Osteoblasts dan osteoclasts aktif satu sama lain
dengan melepaskan sitokin dan growth factor. Ini
membantu pembentukan formasi tulang dan
degradasi tulang menjadi seimbang.
Hormon Ca2+ selektif calcitriol, hormon
paratiroid, dan calcitonin mempengaruhi interaksi
sel tulang. Hormon paratiroid meningkatkan pelepasan Ca2+ dengan meningkatkan pelepasan
sitokin oleh osteoblasts. Sebaliknya, sitokin menstimulasi pembentukan osteoclasts yang dewasa
dari sel prekursor. Calcitonin menghambat proses ini. Saat yang bersamaan, calcitonin juga
meningkatkan pembentukan osteoblasts. Osteoporosis, yang mana sebagian besar terjadi pada
perempuan saat melewati masa menopause, didasari oleh pengurangan pada level estrogen.
Estrogen normalnya menghambat stimulasi diferensiasi osteoclasts dari osteoblasts. Jika efek
estrogen dihambat, osteoclasts akan mendominasi dan kelebihan degradasi tulang terjadi.
Efek dari hormon steroid calcitriol dalam tulang sangat kompleks. Di satu sisi, calcitriol
meningkatkan pembentukan formasi tulang dengan menstimulasi diferensiasi osteoblast. Hal ini
sangat penting pada anak kecil, diantaranya kekurangan calcitriol dapat menyebabkan gangguan
mineralisasi. Di sisi lain, calcitriol meningkatkan kadar Ca2+ darah melalui peningkatan
pergerakan Ca2+ dari tulang.

Kalsium
Tubuh mengandung 1-1,5 kg Ca2+ dan 98% kalsium
tersebut tersimpan di tulang. Sisa Ca akan didistribusikan
ke jaringan lunak, gigi, cairan ekstrasel. Total kalsium
serum adalah 2,2 -2,6 mmol/L. Fungsi Ca2+ adalah sebagai
komponen tulang dan substansi persinyalan. Second
messenger dalam jalur signal tranduksi adalah sebagai
eksositosis dan konstraksi otot serta kofaktor dalam
pembekuan darah

Homeostasis Kalsium
Sirkulasi Ca pada tulang, ginjal dan usus dikontrol secara hormonal yaitu oleh. Hormon
paratiroid. Ada 3 bentuk Ca dalam sirkulasi:

Ca2+ yang terionisasi (50% dari total ca)

Ca berikatan dengan protein albumin (40%)

Kompleks dengan sitrat dan fosfat (10%)

Penjelasan gambar:
Pengurangan kalsium yang
terionisasi dalam plasma
menstimulasi
pelepasan
PTH (hormon paratiriod).
Hal ini meningkatkan
reabsorpsi Ca2+ dari ginjal,
resorpsi dari tulang, dan
absorpsi oleh usus lewat
peningkatan produksi dari
1,25(OH)2D3.
Sebagai
hasilnya, kalsium dalam
darah
meningkat.
Sebaliknya, peningkatan
kalsium yang terionisasi
dalam plasma menstimulasi pelepasana calcitonin, yang mana menghambat reabsorpsi kalsium
oleh ginjal dan osteoclast yang resorpsi tulang.

Faktor
yang
mempengaruhi
Homeostasis Tulang: Ca Sensing
Receptor
Ca Sensing Receptor adalah suatu
reseptor protein G permukaan sel
yang berhubungan dengan reseptor
sel kelenjar paratiroid utama, tubula
ginjal, dan sel C tiroid
Kalsium terionisasi dipertahankan
dalam kisaran sempit melalui
penginderaan reseptor kalsium
ekstraselular (CASR)

Faktor yang mempengaruhi Homeostasis Calcium: Hormon Paratiroid


Hormon paratiroid adalah suatu
hormon yang dihasilkan oleh sel
utama kelenjar paratiroid
Hormon
paratiroid mengatur
konsentrasi kalsium serum secara
langsung pada ginjal dan tulang,
dan tidak langsung pada usu
melalui
peningkatan
sintesis
vitamin D3

Faktor yang mempengaruhi Homeostasis Calcium: Vitamin D

Vitamin D3 and metabolit terhidroksilasinya diangkut dalam plasma yang terikat dengan
globulin spesifik, protein pengikat vitamin D (D Binding Protein).

Afinitas Vitamin D2 terhadap D Binding Protein (DBP) rendah tapi tinggi terhadap vitamin
D3.

Vitamin D3 terdapat juga dalam diet, absorpsinya bergabung dengan lemak lain dan diangkut
ke hati melalui silomikron.

Vitamin D3 di dalam hati dilepaskan dari silomikron oleh DBP dan dihidroksilasi pada posisi
25 sehingga terbentuk 25-hydroxycholecalciferol ((25(OH)D3; calcidol).

Calcidol mengatur kecepatan konversi vitamin D3 ke metabolit aktifnya.

Calcidol adalah bentuk utama vitamin dalam hati dan bentuk utama dalam sirkulasi.

Gangguan sirkulasi enterohepatik menyebabkan defisiensi vitamin ini.

Metabolit Aktif Vitamin D :1,25-dihydroxycholecalciferol (1,25-(OH)2D3), Calcitriol

Tempat hidroksilasi lanjut calcidol adalah renal tubul, selain tulang dan plasenta.

Enzim yang berperan adalah 1-hydroxylase, enzim mitokondria.

Aktivitas enzim ini distimulasi oleh HPT, konsentrasi fosfat dan kalsium serum, vitamin D
deficiency, calcitonin, hormon pertumbuhan, prolactin, and estrogen.

Aktivitas enzim ini dihambat oleh calcitriol, hiperkalsemia, hipoparatiroid, dan fosfat tinggi.

Calcitrion berperan dalam meningkatkan absorpsi Ca dan fosfat dari lambung melalui
transport aktif, protein pengikat Ca.

Rendahnya Calcitrion menyebabkan mineralisasi osteoid baru abormal, akibatnya


ketersediaan Ca dan fosfat rendah, mengurangi fungsi osteoblast sehingga menyebabkan
riketsia pada anak-anak dan bayi atau osteomalacia pada orang dewasa.

Faktor yang mempengaruhi Homeostasis Tulang: Calcitonin

Calcitonin menghambat resorpsi Ca tulang osteoclast.

Calcitonin is suatu peptida yang berjumlah 32 asam amino dan disekresikan oleh sel
parafollicular kelenjar tiroid (C-cells).

Sekresi diatur oleh serum kalsium melalui CASR: peningkatan serum calcium menyebabkan
peningkatan proporsionalcalcitonin.

Anda mungkin juga menyukai