PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah yang mengatur pembagian wewenang antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, maka daerah memiliki kewenangan otonomi seluas-luasnya, demikian
juga dalam hal perencanaan Pembangunan Kesehatan di daerah. Adanya
otonomi daerah telah mendorong untuk melakukan reorientasi sistem
perencanaan pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Perencanaan yang
dimaksudkan berdasarkan evidence based planning sehingga diharapkan dapat
terwujud kebijakan kesehatan yang berdasarkan kebutuhan.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Kota Depok sebagai sarana penyedia
informasi kesehatan merupakan jawaban untuk mendukung evidence based
planning dalam pembangunan kesehatan di Kota Depok. Oleh sebab itu,
pengembangan sistem informasi kesehatan adalah suatu langkah yang sangat
penting untuk mendukung penyusunan kebijakan, strategi dan program
kesehatan. Sistem informasi kesehatan Kota Depok diharapkan dapat
memberikan data dan informasi serta fakta bagi para pengambil keputusan dan
penentu kebijakan di Dinas Kesehatan Kota Depok dalam menetapkan anggaran
pembangunan kesehatan dan upaya pengembangan sumber daya kesehatan yang
sesuai
dengan
kebutuhan,
sehingga
pada
akhirnya
didapatkan
hasil
2. Siapa saja yang terjangkit penyakit menular dan penyakit tidak menular
di kawasan tersebut ?
3. Kapan biasanya penyakit-penyakit tersebut bermunculan ?
4. Mengapa penyakit tersebut dapat menyerang penduduk disekitarnya ?
5. Berapa banyak kasus tentang penyakit-penyakit tersebut di Puskesmas
Sukmajaya ?
6. Bagaimana cara Puskesmas Sukmajaya mengatasi dan menanggulangi
penyakit menular dan penyakit tidak menular tersebut?
7. Bagaimana fasilitas dan pelayanan di Puskesmas Sukmajaya menurut
para pasien yang berobat disana?
1.3 Analisis Masalah
Masalah-masalah yang muncul mungkin timbul karena beberapa faktor,
baik yang datangnya dari pemerintah, puskesmas, maupun dari masyarkat
sekitar. Dari hal tersebut juga bisa dilihat dari tingkat kesadaran akan kesehatan
dari masyarakat tersebut. Jika kesadaran masyarakat akan kesehatan tinggi,
seharusnya masalah yang terjadi semakin rendah.
Jumlah perbandingan antara populasi di kawasan terebut haruslah
sebanding dengan jumlah dokter yang bertugas di puskesmas. Hal ini
dimaksudkan agar kawasan tersebut dapat ditangani oleh para petugas medis
yang dapat memberikan tindakan preventif dan pengobatan demi terciptanya
lingkungan yang sehat. Tetapi pada kenyataanya masih ada pasien yang masih
saja lama menunggu untuk diperiksa. Hal ini juga dimungkinkan dari tenaga
kerja yang terbatas. Kesadaran akan kebersihan dan pola hidup yang sehat dari
masyarakat sekitar juga perlu diperhatikan. Karena untuk menciptakan
lingkungan yang sehat, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak agar tercapai
segala tujuan yang diinginkan, yaitu Indonesia sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 CRP
2.1.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No
KELURAHAN
Mekarjaya
Tirtajaya
27300
JUMLAH
P
29693
Jumlah
58055
8595
8372
16969
35895
38065
75024
Puskesmas Sukmajaya
Pada table ini dijelaskan jumlah penduduk pada kelurahan di kota Depok yang
ditangani oleh Puskesmas Sukmajaya berdasarkan jenis kelamin.
2.1.2
No
KELURAHAN
1
1
2
Mekarjaya
Tirtajaya
LUAS
JUMLAH
WILAYAH (km)
PENDUDUK
KEPADATAN
PENDUDUK
Ikm
5
3.29
58055
1.733
3.24
16969
243
6.5
75024
11489
Pendidikan
17.39
15.99
Tamat SD/MI
Tamat SLTP/Mts
Tamat SMA/MA
13.75
21.05
Tamat Diploma/S1
Tidak ada ijazah
31.8
Puskesmas Sukmajaya saat ini relative masih perlu mendapatkan perhatian, karena
tingkat pendidikan dan kemampuan baca tulis amat mempengaruhi perilaku hidup sehat
masyarakat.
2.1.4 Sumber Daya Kesehatan
a. Sumber Daya Manusia (Ketenagaan)
Tabel dibawah ini menggambarkan tentang keadaan tenaga di Dinas
Kesehatan Kota Depok berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2011,
yaitu :
3
4
5
6
Jenjang Pendidikan
Medis
- Dokter Umum
- Dokter Gigi
Keperawatan
D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
D3 Kesehatan Gigi
SPK Perawat Kesehatan
D1 Kebidanan
SPRG
Kefarmasian
- Apoteker
- SMF/SAA
Kesehatan Masyarakat
S1 Kesehatan Masyarakat
D3 Sanitarian
D3 Gizi
D1 Sanitarian
D1 Gizi
Analis Kesehatan
Tenaga Non Kesehatan
- Sarjana Non Kesehatan
Jumlah
%
5
2
1
8
0
4
1
1
0
1
0
3.57
1
1
2
0
0
1
7.14
0
3.57
0
0
0
3.57
No
- SLTA
- SLTP
- SD Kebawah
Jenjang Pendidikan
Jumlah Seluruhnya
% Tenaga Kesehatan
% Tenaga Non Kesehatan
14.28
3.57
0
%
100
78.58
21.42
Jumlah
31
26
5
Jenis Sarana
Pemilik
Praktek Perorangan
- Dr. Spesialis
Swasta
- Dr Umum
Swasta
- Dr Gigi
Swasta
- Bidan
Swasta
2 RB
Swasta
3 Laboratorium
Swasta
4 Optik
Swasta
5 Apotek
Swasta
6 Batra
Swasta
Sumber : Puskesmas Sukmajaya Dalam Angka 2011
Tirtajaya
Mekarjaya
Kelurahan
Total
2
8
4
8
1
3
1
10
15
0
0
0
1
0
0
0
0
1
2
8
4
9
1
3
1
10
16
Sesuai derajat kesehatan disuatu negara dapat diukur dengan beberapa indikator
salah satunya adalah Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada Unit Pelayanan
Kesehatan Dasar, Angka Kematian (Mortalitas) pada bayi (IMR/Infrant Mortality
Rate), Angka Kematian Balita, Angka Kematian Bayi (MMR/Maternal Mortality
Rate), Angka Kesakitan (Mordibity) dan lain-lain.
1.
Kematian (Mortality)
Mortalitas berhubungan erat dengan angka kesakitan (Morbiditas),
karena penyakit merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya
kematian. Tingginya tingkat kematian khususnya kematian ibu, bayi kematian
karena penyakit tertentu disuatu daerah dapat dijadikan sebagai alat ukur atau
indikator bahwa derajat kesehatan di daerah tersebut masih rendah, yang dapat
pula berarti rendahnya upaya pelayanan kesehatan dan rendahnya kesadaran
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Data mortalitas Puskesmas
Sukmajaya dapat dilihat pada uraian berikut ini :
Total seluruh kematian bayi pada tahun 2011 sebanyak 12 orang Jumlah
ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010
a.
A. Penyakit Menular
1600
1400
Januari
Februari
1200
Maret
April
1000
Mei
Juni
800
Juli
600
Agustus
September
400
Oktober
November
200
Desember
0
Faringitis akut
1200
Januari
1000
Februari
Maret
800
April
Mei
Juni
600
Juli
Agustus
400
September
Oktober
200
November
Desember
0
Nasofaringitis akut
1000
900
Januari
800
Februari
700
Maret
600
Mei
April
Juni
500
Juli
400
Agustus
300
September
200
Oktober
November
100
Desember
0
Penyakit infeksi saluran nafas lain
400
350
300
250
200
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
150
100
50
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0
Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak terklasifikasi
250
Januari
200
Februari
Maret
April
150
Mei
Juni
Juli
100
Agustus
September
Oktober
50
November
Desember
0
Dermatitis lain tidak spesifik (eksema)
200
180
Januari
160
Februari
140
Maret
120
Mei
April
Juni
100
Juli
80
Agustus
60
September
40
Oktober
November
20
Desember
0
Konjungtivitis
10
250
Januari
200
Februari
Maret
April
150
Mei
Juni
Juli
100
Agustus
September
Oktober
50
November
Desember
0
Diare dan gastroenteritis
250
Januari
200
Februari
Maret
April
150
Mei
Juni
Juli
100
Agustus
September
Oktober
50
November
Desember
0
Influenza
11
120
Januari
100
Februari
Maret
80
April
Mei
Juni
60
Juli
Agustus
40
September
Oktober
20
November
Desember
0
Abses, Furonkel, Karbunkel kuton
100
90
Januari
80
Februari
70
Maret
60
Mei
April
Juni
50
Juli
40
Agustus
30
September
20
Oktober
November
10
Desember
0
Demam tifoid
12
700
600
Januari
Februari
500
Maret
April
Mei
400
Juni
Juli
300
Agustus
September
200
Oktober
November
100
Desember
0
Hipertensi Primer
300
250
Januari
Februari
Maret
200
April
Mei
Juni
150
Juli
Agustus
100
September
Oktober
November
50
Desember
0
Gastroduodenitis tidak spesifik
13
250
Januari
200
Februari
Maret
April
150
Mei
Juni
Juli
100
Agustus
September
Oktober
50
November
Desember
0
Rematisme tidak spesifik
300
250
Januari
Februari
Maret
200
April
Mei
Juni
150
Juli
Agustus
100
September
Oktober
November
50
Desember
0
Artritis lainnya
14
250
Januari
200
Februari
Maret
April
150
Mei
Juni
Juli
100
Agustus
September
Oktober
50
November
Desember
0
Myalgia
180
160
Januari
140
Februari
Maret
120
April
100
Mei
Juni
80
Juli
Agustus
60
September
40
Oktober
November
20
Desember
0
Diabetes Melitus non spesifik
15
200
180
Januari
160
Februari
140
Maret
120
Mei
April
Juni
100
Juli
80
Agustus
60
September
40
Oktober
November
20
Desember
0
Neurolgia dan neuritis
160
140
Januari
Februari
120
Maret
April
100
Mei
Juni
80
Juli
60
Agustus
September
40
Oktober
November
20
Desember
0
Penyakit saluran pencernaan tidak spesifik
16
140
Januari
120
Februari
Maret
100
April
Mei
80
Juni
Juli
60
Agustus
September
40
Oktober
November
20
Desember
0
Asma
250
Januari
200
Februari
Maret
April
150
Mei
Juni
Juli
100
Agustus
September
Oktober
50
November
Desember
0
Gout
2.1.7
17
Status Gizi
1. Kurang Energi Protein (KEP) pada Balita
Status Gizi balita di Puskesmas Sukmajaya menggunakan standar Z
Score baku WHO NCHS didapatkan hasil sebagai berikut :
Pada tahun 2011 ditemukan 86 balita penderita gizi
kurang status gizi yang kurang dilakukan beberapa intervensi
salah satunya adalah Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
(PMTP) dan diharapkan dapat pada tahun yang akan datang
dapat meningkat lagi jadi gizi baik.
2. Anemia Gizi pada WUS, Wanita Pekerja dan Remaja Puteri
Seperti juga pada anak sekolah, data anemia gizi besi pada WUS, wanita
pekerja dan remaja puteripun telah di lakukan secara berkala .
3. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Hingga tahun 2011 belum ada laporan mengenai kasus GAKY di
Puskesmas Sukmajaya. Puskesmas Sukmajaya memang bukan daerah endemis
GAKY, namun demikian upaya untuk mencegah terjadinya gangguan akibat
kekurangan yodium tetap dilakukan antara lain berupa penyuluhan terpadu,
pendataan jenis garam yang mengandung yodium, serta pemantauan penggunaan
garam beryodium di masyarakat melalui anak SD/MI
4. Kekurangan Vitamin A
Sampat saat ini di Kota Depok, kekurangan Vitamin A tidak menjadi
masalah utama karena belum terdapat kasus yang menunjukan adanya
penderita, namun untuk mencegah terjadinya penyakit Xeropthalmia tetap
dilakukan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada bayi, balita, ibu
hamil dan melahirkan serta remaja putri.
5. Gizi Lebih
18
2.2 CHOP
19
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat.
Gambaran Klinis :
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi
kumannya serta daya tahan tubuh penderita, tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri
dalam 3 5 hari.
Faringitis yang disebabkan bakteri :
20
Batuk
Pilek
Sakit telinga (otitis media)
21
Bronchitis
Bronkhiolitis
Pneumonia
a. Pilek
Pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung yang disebut
ingus.
Penyebab pilek :
Reaksi alergi adalah :
Reaksi yang terjadi antara allergen seperti debu, bulu binatang peliharaan, dan
lain-lain dengan zat pertahanan tubuh yang menyebabkan terlepasnya beberapa
zat mediator yang bersifat vasodilator. Akibatnya terjadi pembengkakan selaput
lendir hidung yang nampak sebagai hidung tersumbat, meningkatnya sekresi
lendir/meler, mata berair dan bersin-bersin.
Infeksi
Pilek juga merupakan suatu gejala infeksi virus atau bakteri, missal : influenza.
b. Batuk
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
saluran nafas.
Penyebab batuk
Batuk berdahak, yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada
tenggorokan. Batuk jenis ini lebih sering terjadi pada saluran napas yang peka
22
Ruam
Primair :
Makula : Kelainan kulit yang sama tinggi dengan permukaan kulit,
menyerupai sisik
Krusta : Kumpulan secret diatas kulit
Fisurra : Epedermis yang retak hingga dermis terlihat
Erosio : Kulit yang epidermis, bagian atasnya terkelupas
Excoriasio : Kulit yang epidermisnya terkelupas, lebih dalam dari erosio
Ulcus : Kulit ( epidermis + dermis ) terlepas karena destruksi penyakit
Parut : Jaringan ikat yang terbentuk menggantikan jaringan dermis /
jaringan lebih dalam yang telah hilang
5. Eksema
Eksim atau Eczema merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan karena
kulit alergi terhadap zat - zat tertentu, seperti: kosmetik, perhiasan imitasi, deterjen,
sabun, atau bahan - bahan kimia yang lain. Selain itu, eksim juga bisa disebabkan oleh
alergi terhadap makanan tertentu, seperti: susu, alkohol, atau ikan laut. Jika tidak
ditangani dengan benar, penyakit eksim ini bisa menyebabkan borok dan menjalar ke
bagian kulit yang belum terinfeksi. Penyakit eksim dibedakan menjadi 2, yaitu: eksim
kering dan eksim basah. Bagian dari tubuh yang paling sering terkena penyakit eksim
ini adalah: sela-sela jari tangan maupun kaki, sela - sela paha, daerah belakang lutut,
pergelanga tangan, dan daerah di sekitar leher. Walaupu sudah diobati sampai sembuh,
penyakit eksim bisa kambuh secara berulang -ulang.
23
Gejala :
Bagian kulit yang terkena eksim akan terasa gatal dan panas, terutama pada
malam hari
Gejala eksim basah: kulit akan terlihat melepuh, berwarna merah, bengkak,
basah, serta timbul bintil - bintil yang berisi air atau nanah
Gejala eksim kering: kulit akan terlihat bersisik keras, mengeropeng, serta
berwarna kemerah-merahan
Pencegahan :
Selalu mengenakan pakaian yang bersih, tidak ketat, dan terbuat dari bahan yang
menyerap keringat
Menghindari makanan/minuman, serta hal - hal yang memicu terjadinya alergi
Bila sudah ada bagian tubuh yang terkena eksim, hindari penggunaan sabun
eksim
Menjaga perlengakapan mandi selalu bersih dan tidak lembab supaya terhindar
6. Konjungtivitis
Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva. Berdasarkan
penyebabnya, konjungtivitis dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Infeksi
bakterial
virus
parasit
Jamur
b. Noninfeksi
24
alergi
toksin
bakterial,
dan
warna
keputihan
mirip
susu
mengesankan
konjungtivitis alergi.
Mata berair (Epiphora). Sekresi air mata diakibatkan oleh adanya sensasi benda
epidemik.
Eksudasi (Sekret), terutama pada pagi hari. Pada konjungtivitis sekret dapat bersifat:
25
menyusui, normal buang kotoran sampai 5 6 kali perhari. Kotoran yang mengambang
dan disertai dengan bau yang sagat tidak enak bisa dicurigai adanya gangguan
penyerapan lemak, yang dapat pula disebabkan oleh infeksi Giardia Lamblia.
Mengetahui karakteristik kotoran pada saat normal dibandingkan pada saat sakit, seperti
konsistensi, warna, volume dan frekuensi akan sangat membantu memperkirakan
penyebab gangguan ini.
8. Influenza
Flu atau influenza adalah infeksi virus dengan gejala atau keluhan sebagai
berikut :
Penanggulangan :
Terapi non-obatFlu umumnya dapat sembuh sendiri oleh daya tahan tubuh.
Beberapa tindakan yang dianjurkan untuk meringankan gejala flu adalah seperti
Terapi obat :
Obat flu yang dapat diperoleh tanpa resep dokter merupakan kombinasi dari
beberapa zat berkhasiat sebagai berikut : antipiretik/analgetik, antihistamin,
ekspektoran, antitusif, dekongestan.
Beberapa hal yang memerlukan perhatian khusus pada penggunaan obat flu antara lain :
menyembuhkan.
Umumnya obat flu dengan berbagai merek mengandung kombinasi yang sama,
26
sehingga tidak dianjurkan menggunakan obat flu dengan berbagai merek pada
9. Furunkel
Furunkel atau disebut juga Bisul, adalah peradangan pada folikel rambut dan
jaringan yang biasanya mengalami nekrosis ini disebabkan oleh staphylococcus aureus.
berbentuk bola atau coccus Gram positif yang berpasangan berempat dan berkelompok.
Staphylococcus aureus merupakan bentuk koagulase positif, ini yang membedakannya
dari spesies lain, dan merupakan patogen utama bagi manusia. Pada Staphylococcus
koagulase negatif merupakan flora normal manusia. Staphylococcus menghasilkan
katalase yang membedakannya dengan streptococcus.
Gejala:
Tempat predileksi : muka, leher, lengan, pergelangan tangan dan jari-jari tangan,
pantat dan daerah anogenital.
27
Cara Mendiagnosa :
Diagnosis furunkel dapat ditegakkan secara klinis mengingat gambaran klinisnya yang
khas yaitu lesi awal berupa infiltrat kecil, membesar membentuk nodul eritematosa
berbentuk kerucut, nyeri, terdapat core (mata bisul), kemudian melunak menjadi abses,
pecah, terbentuk ulkus.
Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang
luas serta pembentukan jaringan parut. Pembentukan dan penyembuhan karbunkel
terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan demam serta
lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius dan sangat nyeri.
10. Demam Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram
negatif Salmonella typhi. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam
sel fagositik
mononuklear
dan
secara
berkelanjutan
dilepaskan
ke
aliran
28
No.
Tekanan Darah
Sistolik
(mmHg)
(mmHg)
1.
Normal
< 120
dan
<80
2.
Prahipertensi
120- 139
atau
80-89
3.
140- 159
atau
90-99
4.
160-179
atau
100-109
5.
180
atau
110
Gangguan fungsi ginjal yang ringan secara betahap dapat menyebabkan akumulasi
garam dan air dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan progresif tekanan arteri.
b.
mengubah gradient elektrokimia di kedua sisi membrane plasma, yang pada gilirannya
turut mengubah ekstabilitas dan kontraktilitas jantung dan otot polos dinding pembuluh
darah sedemikian rupa sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
c.
Tekanan fisik pada pusat control kardiovaskular oleh suatu arteri di atasnya.
Dinyatakan bahwa dengan memindahkan sebuah lengkung besar arteri yang
berdenyut menekan medulla jaringan otak, dapat menurunkan tekanan darah tinggi
melalui sejumlah kecil operasi pada bedah syaraf.
29
2. Gastroduodenitis
Gastroduodenitis adalah suatu peradangan pada selaput lendir lambung dan
duodenum. Gejala umum penyakit ini adalah kelemahan, lesu, gangguan tidur, sakit
kepala, nyeri kram tajam di perut bagian atas, disertai mual dan muntah.
Gastroduodenitis adalah bentuk gastritis kronis, dan peradangan menyebar ke
duodenum. Gejala gastroduodenitis mirip dengan gejala maag, yaitu nyeri pada perut,
mual, perasaan kenyang, kehilangan nafsu makan, rasa tidak enak di mulut, bersendawa,
nyeri ulu hati, sembelit atau diare. Penderita gastroduodenitis kulitnya akan terlihat
pucat karena kekurangan vitamin A. Keparahan gejala tergantung pada tingkat
gangguan proses metabolisme dalam tubuh.
Gastroduodenitis dapat menyebabkan meningkatnya produksi asam, mengurangi
pembentukan mucus (lender), dan gangguan regulasi hormon sekresi. Gastroduodenitis
merupakan predisposisi perkembangan penyakit hati dan saluran empedu, serta
endokrin patologi.
Pengobatan gastroduodenitis tidak dapat dilakukan dengan minum obat tanpa
resep dari dokter karena hal ini bisa memperburuk kondisi pasien. Penderita harus
berkonsultasi kepada dokter. Pengobatan dimulai dengan diet, yang harus benar-benar
dipatuhi. Makanan tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin, harus dikunyah dengan
baik. Selama masa pengobatan, penderita tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi jus,
teh dan kopi, karena minuman tersebut dapat menyebabkan meningkatnya pelepasan
asam klorida. Penanganan harus dilakukan sampai penderita benar-benar sembuh. Jika
tidak, gastroduodenitis tersebut dapat mengakibatkan pendarahan lambung dan
duodenum.
3. Rematisme dan Artritis Lainnya
Rematisme (rematik) adalah penyakit yang menyerang persendian dan anggota
gerak terutama tulang, sendi, otot, dan tulang belakang yang menimbulkan rasa nyeri
dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, jaringan ikat dan otot). Penyakit
30
rematik ini sering disebut dengan istilah arthritis, meski tidak berbahaya tetapi jika
seseorang terserang rematik maka akan menjadi sangat terganggu karena rasa nyerinya
yang dapat menyerang persendian mulai dari bagian kepala hingga sendi-sendi pada
bagian kaki sehingga akan membatasi aktivitas bagi penderita rematik.
Meskipun sangat jarang sekali terjadi, namun pada kasus tertentu penyakit
reumatik juga dapat menimbulkan kematian jika tidak ada upaya dalam mengobati
terutama jika penderita telah mengidap rematik hingga berbulan-bulan atau sampai
bertahun-tahun. Satu hal yang perlu diwaspadai jika rematik tidak segera diobati dengan
baik dan benar akan beresiko menimbulkan kecacatan seperti kerusakan sendi dan yang
lebih parah dapat menimbulkan kelumpuhan
Jenis penyakit rematik sangat bervariasi, variannya hingga 150-an jenis. Namun
rematik yang banyak dijumpai disekitar kita ada empat jenis rematik yaitu:
Obesitas/kegemukan
31
individu yang mengalami gangguan tidur sering kali mengalami nyeri otot. Gangguan tidur dan
nyeri otot yang menyertainya mungkin disebabkan oleh ansietas temporer akibat situasi yang
menimbulkan stress, atau bisa juga kerena kebisingan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan
selama tidak ada gejala lain yang menyertai myalgia tersebut atau jika nyerinya tidak juga
menghilang setelah beberapa hari. Namun gangguan tidur yang berkepanjangan dapat
mengindkasikan gangguan yang serius seperti depresi yang memerlukan penanganan tenaga
profesional.
baik Flu maupun cold (common cold) merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan
oleh virus. Bedanya adalah flu disertai dengan adanya gejala myalgia dan demam yang cukup
parah, sementara cold tidak.
Ketidakseimbangan hormon menyebabkan myalgia
Ketidakseimbangan hormon terjadi manakala salah satu hormon reproduktif tidak lagi
bekerja secara fungsional. Akibatnya, tubuh beralih menggunakan persediaan high-test
hormone-nya,adrenalin, yang biasanya dipakai untuk mekanisme flight or fight pada
situasi darurat. Penyalahgunaan adrenalin secara kronis oleh tubuh akan mengarah
kepada berbagai gangguan seperti nyeri otot persistent yang disebut fibromyalgia
kronis.
32
Myalgia dapat juga disebabkan oleh diet dan gaya hidup yang tidak sehat. Vitamin
memainkan peranan penting dalam kesehatan secara keseluruhan. Vitamin D yang
secara alami dapat diperoleh dalam jumlah melimpah dengan berjemur di sinar matahari
pagi, turut berperan dalam membantu absorpsi kalsium. Defisiensi vitamin D sering
ditemui pada kelompok masyarakat yang sebagian besar melakukan aktivitasnya di
dalam ruangan.
Vitamin B12 berperan dalam produksi sel darah merah, perkembangan saraf, dan
metabolisme karbohidrat, lemak serta protein. Vitamin ini banyak ditemukan pada
daging, ikan dan produk susu. Kekurangan vitamin tidak hanya dapat menimbulkan
terjadinya myalgia, namun juga mengarah kepada gangguan kesehatan yang lebih
serius.
Kelompok obat tertentu seperti statin (penurun kadar kolesterol) memiliki efek samping
berupa nyeri otot. Hal ini khususnya terjadi ketika pasien mulai mengkonsumsi obat
tersebut atau ketika dosisnya mulai dinaikkan. Pada beberapa kasus, nyeri otot yang
terjadi ketika sedang mengkonsumsi obat ini dapat juga menunjukkan bahwa otot-otot
sedang mengalami kehancuran suatu situasi yang dapat mengarah kepada gagal ginjal
dan bahkan mengancam nyawa.
Penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus merupakan kondisi dimana
sistem imun menyerang jaringan/organ tubuh. Selain myalgia, penyakit autoimun
umumnya juga disertai gejala berupa nyeri tekan pada otot, kehilangan massa otot dan
ruam.Myalgia merupakan suatu bentuk respon tubuh terhadap berbagai kemungkinan
kondisi. Myalgia yang parah dan berlangsung selama lebih dari dua minggu dapat
mengindikasikan bahwa tubuh sedang menghadapi suatu keadaan yang serius, terutama
jika gejala myalgia tersebut tidak dapat dihubungkan secara pasti dengan cedera atau
penyakit yang baru dialami, juga jika disertai dengan gejala lainnya.
5. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang
tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin
33
atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau
tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga
kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun
jangka panjang pada pasien tersebut.
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe.
tertentu.
DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh
gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.
Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang
semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat.
Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
Gejala DM tipe II antara lain:
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah, yakni gula darah
setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu.
Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol kadar gula darahnya. Kadar
gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang rendah, atau
terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM. Komplikasi jangka
pendek misalnya hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu
rendah (<70 mg/dl). Gejala yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah
34
berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar, dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien
dapat kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang
yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil serta sistem
saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, mata,
persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara teratur.
6. Neuralgia dan Neuritis
Neuralgia dan neuritis seringkali terjadi pada kondisi yang sama. Gejala kedua
penyakit ini sangat mirip.
Neuralgia adalah nyeri pada satu atau lebih saraf yang terjadi tanpa stimulasi sel
reseptor nyeri (nociceptor). Nyeri neuralgia disebabkan oleh perubahan dalam struktur
neurologis atau fungsi bukan oleh eksitasi reseptor nyeri yang menyebabkan nyeri
nosiseptif. Ada empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan neuralgia: 1).
Malfungsi gerbang ion; 2). Saraf menjadi mekanis sensitif dan menciptakan sinyal
ektopik; 3). Sinyal silang antara serat besar dan kecil, dan 4). Kerusakan akibat
kerusakan pada prosesor pusat.
Faktor predisposisi dari penyakit ini diantaranya adalah faktor keturunan,
anemia, paparan dingin dan kelembaban, luka, demam menular, racun logam, alkohol,
tembakau dalam bentuk apapun, gout, diabetes dan gangguan sistem saraf pusat,
depresi, dan kelelahan. Nyeri neuralgic bisa terjadi pada setiap bagian tubuh, tetapi
paling sering terjadi di sekitar wajah, dahi dan dada.
Gejala khas dari neuralgia meliputi nyeri di sepanjang perjalanan saraf sensorik
yang terlibat, badan terasa lemah dan anemia.
Neuritis adalah peradangan pada saraf, melibatkan satu ataupun sekumpulan
saraf. Terkadang melibatkan beberapa kelompok saraf berbeda di beberapa bagian
tubuh. Diketahui juga sebagai polyneuritis, juga polyneuropathy. Sebenarnya jelasnya
bukan peradangan, tapi perubahan posisi saraf yang menyebabkan kelemahan,
kehilangan refleks, danperubahan sensasi.
35
Gejala :
belakang.
Pasien dengan kondisi seperti ini mungkin mengalami kesulitan berjalan dalam
kegelapan.
Penyebab :
Penyebab utama dari neuritis adalah kelebihan asam tubuh kronis, dimana asam
pada darah dan cairan tubuh lain berlebih. Semua cairan tubuh seharusnya basa pada
setiap reaksi. Bisa juga karena kekurangan gizi, atau gangguan metabolisme seperti
kesalahan metabolisme kalsium, kekurangan beberapa vitamin B seperti B12, B6, B1,
asam pantotenik dan B2.
Pengobatan dan Perawatan :
Pengobatan bisa dilakukan secara sementara dengan obat pengurang rasa sakit,
tapi tidak mengobatikeseluruhan. Pengobatan terbaik adalah dengan benar-benar
memastikan bahwa pasienmendapatkan nutrisi yang baik, berupa vitamin dan nutrisi
lain.
7. Penyakit Saluran Pencernaan Tidak Spesifik
Penyakit saluran pencernaa tidak spesifik antara lain dapat berupa :
a. Maag
Gastritis atau maag merupakan inflamasi (radang) yang terjadi pada mukosa
dinding lambung. Kelainan sistem pencernaan ini dapat bersifat akut dan kronis.
Gastritis dapat terjadi karena kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung
36
hemorrhoid
tahap
awal
berupa
keluarnya
darah
berwarnamerah segar saat buang air besar, biasanya keluar bersama atau sesudah
tinja. Selain itu, terasa gatal atau iritasi di daerah anus dan rasa sakit atau tidak
nyaman. Gejala dapat berlanjut menjadi benjolan yang keluar lewat anus.
c. Sariawan
Sariawan atau stomatitis aftosa adalah suatu kelainan pada selaput lender mulut
berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan
dengan permukaan agak cekung. Munculnya sariawan ini disertai rasa sakit yang
tinggi.
d. Sembelit
Sembelit atau biasa disebut konstipasi dapat disebabkan oleh terjadinya
penyerapan air yang berlebihan pada sisa makanan dalamusus besar. Akibatnya,
feses menjadi sangat kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Kelainan
sistem pencernaan ini juga dapat ditimbulkan karena sering menahan buang air
besar, emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut atau stres.
8. Asma
Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang
menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan
(inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran
37
penderita asma!
Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena
38
Selain konsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin, konsumsi alkohol
juga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit asam urat. Alkohol menyebabkan
pembuangan asam urat lewat urine berkurang, sehingga asam urat tetap bertahan dalam
peredaran darah dan menumpuk di persendian.
Sebagai akibat asam urat, ginjal juga akan mengalami gangguan. Pada kasus yang
parah, penderita sampai tidak bisa jalan karena persendian terasa sangat sakit jika
bergerak. Tulang di sekitar sendi juga bisa keropos atau mengalami pengapuran tulang.
Gejala asam urat :
Sendi terasa nyeri, ngilu, linu, kesemutan dan bahkan membengkak dan
hari
Rasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang
Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan
39
misinya adalah :
1. Meningkatkan kualitas SDM Kesehatan
2. Membuat komitmen dari semua karyawan untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan
3. Menjalankan kebijakan kesehatan yang telah ditetapkan dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
4. Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan
5. Langkah pemecahan masalah kesehatan :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sukmajaya.
b. Menentukan prioritas masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya.
c. Menentukan tujuan pemecahan masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Sukmajaya.
d. Menentukan alternatif pemecahan masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Sukmajaya.
e. Membuat Rencana Operasional (POA) Kesehatan Terpadu Puskesmas
Sukmajaya.
B. Sasaran
Adapun sasarannya adalah :
-
40
kesehatan
merupakan
indikator
keberhasilan,
kelangsungan
dan
41
2.3 BHP
2.3.1 Pembahasan
Dibawah ini kami akan melampirkan hasil dari wawancara kelompok kami
terhadap beberapa pengunjung dipuskesmas Sukmajaya.
Pada bagian ini kami melakukan wawancara terhadap pasein sekitar dan
meninjau secara psikososial dan pendapat para pasein dan pengunjung terhadap
pelayanan kesehatan puskesmas Sukmajaya Sebagai Primary Health Care.
Kami telah melakukan wawancara yang pertama kepada Bapak Saipul dan Ibu
Murni mereka membawa keempat anak ke puskesmas. Karena mereka beralasan dari
segi jarak lumayan dekat ,waktu yg tidak terbuang sia-sia dijalan , dan hemat biaya .
Pak Saipul (32) dan Bu Murni (25) beralasan datang pada hari itu (11/12/2012)
adalah untuk memeriksa keadaan anaknya yang pertama laki-laki bernama rian yang
mengalami gatal-gatal pada bagian kaki yang mengalami koreng dan menjadi luka.
Sudah seminggu mengalami gatal-gatal tersebut .lalu anaknya yang keempat menjalani
imunisasi dipuskesmas tersebut. Mereka mengatakan pelayanan serta fasilitas,obat,dan
harga cukup baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mereka sudah merasa puas
dan cocok di puskesmas Sukmajaya .
Saat kami melakukan wawancara
42
berpendapat bahwa pelayananan yang cepat, ramah, dan harga obat yang relatif murah
dengan keadaan ekonomi mereka .
Wawancara
yang kedua kami lakukan
kepada Bapak Agus (28) dan Ibu Saudah (24) mereka
beralasan datang hari itu (11/12/2012) adalah karena ingin mengimunisasi anaknya yang
balita berumur (2 bulan ). Mereka beralasan datang ke puskesmas karena jaraknya dekat
rumah mereka. Pelayanan imunisasi di puskesmas tersebut sangat memuaskan karena
dokter-dokter sangat cepat dan tanggap sehingga pasien tidak menunggu lama dalam
mengumunisasi anaknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan di
puskesmas Sukmajaya sangat memuaskan warga sekitar.
43
yang diberikan
oleh
puskesmas
kepada
masyarakat
44
45
Ket : Banyak pasien yg menganggap bahwa biaya tersebut sangat sesuai dengan
ekonomi
pasein
46
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata cukup
banyak penyakit yang tercatat di puskesmas Sukmajaya. Orang-orang yang
terkena penyakit pun cukup bervariasi, mulai dari usia yang muda hingga
usia tua dan tidak mengenal jenis kelamin, jadi perempuan dan laki-laki
sama peluangnya untuk terkena penyakit. Dapat dilihat dari grafik yang
sebelumnya telah dipaparkan bahwa terdapat fluktuasi atau naik turun
jumlah penderita suatu penyakit selama 1 tahun, pada bulan tertentu bisa
tinggi tetapi pada bulan selanjutnya bisa bertambah atau berkurang.
Terjadinya fluktuasi dalam jumlah penderita penyakit merupakan hal
yang wajar karena banyak faktor yang dapat memengaruhi tingkat kesehatan
seseorang. Faktor tersebut dimulai dari individu itu sendiri, lingkungan, gaya
hidup, hingga pelayanan kesehatan yang dalam hal ini adalah puskesmas,
yang memiliki tugas promotif sehingga mengajak masyarakat sadar dan
menjalankan pola hidup sehat.
Puskesmas yang merupakan lembaga kesehatan milik pemerintah strata
pertama sangatlah penting dalam upaya kesehatan di kawasan tertentu. Dapat
dilhat dari tabel diatas bahwa fasilitas obat yang diberikan kepada pasien,
kesopanan dan keramahan petugas hingga harga yang sesuai dengan pasein
sangat baik dan memuaskan pasien. Jika fungsi puskesmas sudah berjalan
dengan baik, maka tidak mustahil akan terciptanya lingkungan yang sehat
dan tentunya Indonesia sehat. Akan tetapi untuk mendukung itu semua
masyarakat juga harus menjaga kesehatan dan lingkungannya.
3.2 Saran
Dalam mencapai tujuan terciptanya lingkungan yang sehat, perlu adanya
kesadaran dan kerjasama yang baik antar masyarakat, puskesmas dan tentu
saja pemerintah. Diperlukan jumlah petugas medis atau dokter yang
47
48
DAFTAR PUSTAKA
- SP3 Puskesmas Sukmajaya (Laporan LB 1, LB 2 dan LB 4)
- Lintas Sektor yang terkait
49