Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah yang mengatur pembagian wewenang antara Pemerintah Pusat dan
Daerah, maka daerah memiliki kewenangan otonomi seluas-luasnya, demikian
juga dalam hal perencanaan Pembangunan Kesehatan di daerah. Adanya
otonomi daerah telah mendorong untuk melakukan reorientasi sistem
perencanaan pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Perencanaan yang
dimaksudkan berdasarkan evidence based planning sehingga diharapkan dapat
terwujud kebijakan kesehatan yang berdasarkan kebutuhan.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Kota Depok sebagai sarana penyedia
informasi kesehatan merupakan jawaban untuk mendukung evidence based
planning dalam pembangunan kesehatan di Kota Depok. Oleh sebab itu,
pengembangan sistem informasi kesehatan adalah suatu langkah yang sangat
penting untuk mendukung penyusunan kebijakan, strategi dan program
kesehatan. Sistem informasi kesehatan Kota Depok diharapkan dapat
memberikan data dan informasi serta fakta bagi para pengambil keputusan dan
penentu kebijakan di Dinas Kesehatan Kota Depok dalam menetapkan anggaran
pembangunan kesehatan dan upaya pengembangan sumber daya kesehatan yang
sesuai

dengan

kebutuhan,

sehingga

pada

akhirnya

didapatkan

hasil

pembangunan kesehatan Kota Depok yang efektif.


Dalam upaya memberikan gambaran dan informasi yang menjelaskan
tentang situasi kesehatan dan determinan yang mempengaruhinya di Kota
Depok. Puskesmas Sukmajaya sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kota Depok telah menyusun buku profil kesehatan sebagai salah satu bentuk
produk pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang telah dilakukan
secara berkala setiap tahun.
Maka dari itu kami mencoba mengolah informasi dari dari Puskesmas
Sukmajaya agar dapat mengetahui jumlah dan banyaknya penyakit menular serta
tidak menular yang tercatat di Puskesmas Sukmajaya.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa saja penyakit menular dan penyakit tidak menular yang mewabah di
sekitar Kota Depok, Jawa Barat ?

2. Siapa saja yang terjangkit penyakit menular dan penyakit tidak menular
di kawasan tersebut ?
3. Kapan biasanya penyakit-penyakit tersebut bermunculan ?
4. Mengapa penyakit tersebut dapat menyerang penduduk disekitarnya ?
5. Berapa banyak kasus tentang penyakit-penyakit tersebut di Puskesmas
Sukmajaya ?
6. Bagaimana cara Puskesmas Sukmajaya mengatasi dan menanggulangi
penyakit menular dan penyakit tidak menular tersebut?
7. Bagaimana fasilitas dan pelayanan di Puskesmas Sukmajaya menurut
para pasien yang berobat disana?
1.3 Analisis Masalah
Masalah-masalah yang muncul mungkin timbul karena beberapa faktor,
baik yang datangnya dari pemerintah, puskesmas, maupun dari masyarkat
sekitar. Dari hal tersebut juga bisa dilihat dari tingkat kesadaran akan kesehatan
dari masyarakat tersebut. Jika kesadaran masyarakat akan kesehatan tinggi,
seharusnya masalah yang terjadi semakin rendah.
Jumlah perbandingan antara populasi di kawasan terebut haruslah
sebanding dengan jumlah dokter yang bertugas di puskesmas. Hal ini
dimaksudkan agar kawasan tersebut dapat ditangani oleh para petugas medis
yang dapat memberikan tindakan preventif dan pengobatan demi terciptanya
lingkungan yang sehat. Tetapi pada kenyataanya masih ada pasien yang masih
saja lama menunggu untuk diperiksa. Hal ini juga dimungkinkan dari tenaga
kerja yang terbatas. Kesadaran akan kebersihan dan pola hidup yang sehat dari
masyarakat sekitar juga perlu diperhatikan. Karena untuk menciptakan
lingkungan yang sehat, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak agar tercapai
segala tujuan yang diinginkan, yaitu Indonesia sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 CRP
2.1.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Per Kelurahan Di Kota Depok Tahun 2011

No

KELURAHAN

Mekarjaya

Tirtajaya

27300

JUMLAH
P
29693

Jumlah
58055

8595

8372

16969

35895

38065

75024

Puskesmas Sukmajaya

Pada table ini dijelaskan jumlah penduduk pada kelurahan di kota Depok yang
ditangani oleh Puskesmas Sukmajaya berdasarkan jenis kelamin.
2.1.2

Kepadatan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk


Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kelurahan
Mekarjaya yaitu 17645 jiwa/km dan Kelurahan Tirtajaya (5237 jiwa/km)
seperti terlihat pada tabel 2.4. berikut ini.

Kepadatan Penduduk di Kecamatan Kota Depok


Tahun 2011

No

KELURAHAN

1
1

2
Mekarjaya

Tirtajaya

LUAS

JUMLAH

WILAYAH (km)

PENDUDUK

KEPADATAN
PENDUDUK
Ikm
5

3.29

58055

1.733

3.24

16969

243

6.5

75024

11489

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di kelurahan Mekarjaya dan


Tirtajaya, maka meningkat pula kepadatan penduduk di wilayah Puskesmas Sukmajaya,
yaitu dalam tiap km rata-rata dihuni oleh 11489 jiwa.
2.1.3 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Berdasarkan data pada tahun 2011, penduduk di Wilayah Puskesmas Sukmajaya
usia 10 tahun keatas yang tidak mempunyai ijazah adalah sebanyak 7.726 orang atau
17.39 %, tamat SD/MI/Sederajat sebanyak 7.106 orang atau 15.99 %, tamat
SLTP/Mts/Sederajat sebanyak 9.349 orang atau 21.05 %, tamat SMU/MA/Sederajat
sebanyak 14.124 orang atau 31.80 % dan tamat diploma I sampai dengan Universitas
sebanyak 6.109 orang atau 13.75 %.

Pendidikan

17.39

15.99

Tamat SD/MI
Tamat SLTP/Mts
Tamat SMA/MA

13.75

21.05

Tamat Diploma/S1
Tidak ada ijazah

31.8

Tingginya tingkat pendidikan yang ditamatkan disuatu wilayah dapat


menggambarkan tingkat intelektualitas penduduk wilayah tersebut. Sementara angka
melek huruf mencerminkan kemampuan minimal masyarakat untuk dapat menerima
informasi sekaligus dapat berperan dalam pembangunan. Berdasarkan data diatas, dapat
diasumsikan bahwa saat ini wilayah Puskesmas Sukamajaya sebagai daerah yang
sedang berkembang secara relatif masih kurang tingkat pendidikannya. Secara
keseluruhan tingkat pendidikan dan kemampuan baca tulis penduduk di Wilayah

Puskesmas Sukmajaya saat ini relative masih perlu mendapatkan perhatian, karena
tingkat pendidikan dan kemampuan baca tulis amat mempengaruhi perilaku hidup sehat
masyarakat.
2.1.4 Sumber Daya Kesehatan
a. Sumber Daya Manusia (Ketenagaan)
Tabel dibawah ini menggambarkan tentang keadaan tenaga di Dinas
Kesehatan Kota Depok berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2011,
yaitu :

Keadaan Tenaga di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok


Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011
No
1
2

3
4

5
6

Jenjang Pendidikan
Medis
- Dokter Umum
- Dokter Gigi
Keperawatan
D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
D3 Kesehatan Gigi
SPK Perawat Kesehatan
D1 Kebidanan
SPRG
Kefarmasian
- Apoteker
- SMF/SAA
Kesehatan Masyarakat
S1 Kesehatan Masyarakat
D3 Sanitarian
D3 Gizi
D1 Sanitarian
D1 Gizi
Analis Kesehatan
Tenaga Non Kesehatan
- Sarjana Non Kesehatan

Jumlah

%
5
2
1
8
0
4
1
1
0
1

0
3.57

1
1
2
0
0
1

7.14
0
3.57
0
0
0

3.57

No

- SLTA
- SLTP
- SD Kebawah
Jenjang Pendidikan
Jumlah Seluruhnya
% Tenaga Kesehatan
% Tenaga Non Kesehatan

14.28
3.57
0
%
100
78.58
21.42

Jumlah
31
26
5

Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Sukmajaya


Secara keseluruhan tenaga di Dinas Kesehatan sebagian besar adalah
tenaga berlatar belakang kesehatan di banding tenaga yang berlatar belakang
non kesehatan
2.1.5

Sarana Kesehatan dan Prasarana Penunjang


Tabel dibawah ini menggambarkan tentang fasilitas dan sarana kesehatan yang

ada di Puskesmas Sukmajaya


Fasilitas dan Sarana Kesehatan Di Kota Depok
Tahun 2011

Jenis Sarana

Pemilik

Praktek Perorangan
- Dr. Spesialis
Swasta
- Dr Umum
Swasta
- Dr Gigi
Swasta
- Bidan
Swasta
2 RB
Swasta
3 Laboratorium
Swasta
4 Optik
Swasta
5 Apotek
Swasta
6 Batra
Swasta
Sumber : Puskesmas Sukmajaya Dalam Angka 2011

Tirtajaya

Mekarjaya

Kelurahan
Total

2
8
4
8
1
3
1
10
15

0
0
0
1
0
0
0
0
1

2
8
4
9
1
3
1
10
16

2.1.6 Derajat Kesehatan

Sesuai derajat kesehatan disuatu negara dapat diukur dengan beberapa indikator
salah satunya adalah Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada Unit Pelayanan
Kesehatan Dasar, Angka Kematian (Mortalitas) pada bayi (IMR/Infrant Mortality
Rate), Angka Kematian Balita, Angka Kematian Bayi (MMR/Maternal Mortality
Rate), Angka Kesakitan (Mordibity) dan lain-lain.
1.

Kematian (Mortality)
Mortalitas berhubungan erat dengan angka kesakitan (Morbiditas),
karena penyakit merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya
kematian. Tingginya tingkat kematian khususnya kematian ibu, bayi kematian
karena penyakit tertentu disuatu daerah dapat dijadikan sebagai alat ukur atau
indikator bahwa derajat kesehatan di daerah tersebut masih rendah, yang dapat
pula berarti rendahnya upaya pelayanan kesehatan dan rendahnya kesadaran
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Data mortalitas Puskesmas
Sukmajaya dapat dilihat pada uraian berikut ini :
Total seluruh kematian bayi pada tahun 2011 sebanyak 12 orang Jumlah
ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010
a.

Angka Kematian Balita


Angka kematian balita di Puskesmas Sukmajaya pada tahun tahun 2011
berdasarkan data yang ada 4 org.

b. Angka Kematian Ibu (AKI)


Sebagai indikator derajat kesehatan yang dapat disajikan di Puskesmas
Sukmajaya adalah jumlah tidak ada kematian ibu.

2. Angka Kesakitan (Morbidity)

A. Penyakit Menular
1600
1400

Januari
Februari

1200

Maret
April

1000

Mei
Juni

800

Juli
600

Agustus
September

400

Oktober
November

200

Desember
0
Faringitis akut
1200
Januari

1000

Februari
Maret

800

April
Mei
Juni

600

Juli
Agustus

400

September
Oktober

200

November
Desember

0
Nasofaringitis akut

1000
900

Januari

800

Februari

700

Maret

600

Mei

April
Juni

500

Juli

400

Agustus

300

September

200

Oktober
November

100

Desember

0
Penyakit infeksi saluran nafas lain
400
350
300
250
200

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli

150
100
50

Agustus
September
Oktober
November
Desember

0
Gangguan lain pada kulit dan jaringan subkutan yang tidak terklasifikasi

250
Januari
200

Februari
Maret
April

150

Mei
Juni
Juli

100

Agustus
September
Oktober

50

November
Desember
0
Dermatitis lain tidak spesifik (eksema)
200
180

Januari

160

Februari

140

Maret

120

Mei

April
Juni

100

Juli

80

Agustus

60

September

40

Oktober
November

20

Desember

0
Konjungtivitis

10

250
Januari
200

Februari
Maret
April

150

Mei
Juni
Juli

100

Agustus
September
Oktober

50

November
Desember
0
Diare dan gastroenteritis
250
Januari
200

Februari
Maret
April

150

Mei
Juni
Juli

100

Agustus
September
Oktober

50

November
Desember
0
Influenza

11

120
Januari

100

Februari
Maret

80

April
Mei
Juni

60

Juli
Agustus

40

September
Oktober

20

November
Desember

0
Abses, Furonkel, Karbunkel kuton
100
90

Januari

80

Februari

70

Maret

60

Mei

April
Juni

50

Juli

40

Agustus

30

September

20

Oktober
November

10

Desember

0
Demam tifoid

B. Penyakit Tidak Menular

12

700
600

Januari
Februari

500

Maret
April
Mei

400

Juni
Juli

300

Agustus
September

200

Oktober
November

100

Desember

0
Hipertensi Primer

300

250

Januari
Februari
Maret

200

April
Mei
Juni

150

Juli
Agustus
100

September
Oktober
November

50

Desember

0
Gastroduodenitis tidak spesifik

13

250

Januari

200

Februari
Maret
April

150

Mei
Juni
Juli

100

Agustus
September
Oktober

50

November
Desember

0
Rematisme tidak spesifik

300

250

Januari
Februari
Maret

200

April
Mei
Juni

150

Juli
Agustus
100

September
Oktober
November

50

Desember

0
Artritis lainnya

14

250
Januari
200

Februari
Maret
April

150

Mei
Juni
Juli

100

Agustus
September
Oktober

50

November
Desember
0
Myalgia

180
160

Januari

140

Februari
Maret

120

April

100

Mei
Juni

80

Juli
Agustus

60

September

40

Oktober
November

20

Desember

0
Diabetes Melitus non spesifik

15

200
180

Januari

160

Februari

140

Maret

120

Mei

April
Juni

100

Juli

80

Agustus

60

September

40

Oktober
November

20

Desember

0
Neurolgia dan neuritis

160
140

Januari
Februari

120

Maret
April

100

Mei
Juni

80

Juli
60

Agustus
September

40

Oktober
November

20

Desember
0
Penyakit saluran pencernaan tidak spesifik

16

140
Januari

120

Februari
Maret

100

April
Mei

80

Juni
Juli

60

Agustus
September

40

Oktober
November

20

Desember
0
Asma

250
Januari
200

Februari
Maret
April

150

Mei
Juni
Juli

100

Agustus
September
Oktober

50

November
Desember
0
Gout

3. Incidence Rate, Attack Rate, Prevalence Rate

2.1.7

A. Penyakit Menular (Di Lampiran)


B. Penyakit Tidak Menular (Di Lampiran)
Kejadian Luar Biasa

17

Pada tahun 2011 di Puskesmas Sukmajaya tidak tercatat adanya


Kejadian Luar Biasa (KLB),
2.1.8

Status Gizi
1. Kurang Energi Protein (KEP) pada Balita
Status Gizi balita di Puskesmas Sukmajaya menggunakan standar Z
Score baku WHO NCHS didapatkan hasil sebagai berikut :
Pada tahun 2011 ditemukan 86 balita penderita gizi
kurang status gizi yang kurang dilakukan beberapa intervensi
salah satunya adalah Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
(PMTP) dan diharapkan dapat pada tahun yang akan datang
dapat meningkat lagi jadi gizi baik.
2. Anemia Gizi pada WUS, Wanita Pekerja dan Remaja Puteri
Seperti juga pada anak sekolah, data anemia gizi besi pada WUS, wanita
pekerja dan remaja puteripun telah di lakukan secara berkala .
3. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Hingga tahun 2011 belum ada laporan mengenai kasus GAKY di
Puskesmas Sukmajaya. Puskesmas Sukmajaya memang bukan daerah endemis
GAKY, namun demikian upaya untuk mencegah terjadinya gangguan akibat
kekurangan yodium tetap dilakukan antara lain berupa penyuluhan terpadu,
pendataan jenis garam yang mengandung yodium, serta pemantauan penggunaan
garam beryodium di masyarakat melalui anak SD/MI
4. Kekurangan Vitamin A
Sampat saat ini di Kota Depok, kekurangan Vitamin A tidak menjadi
masalah utama karena belum terdapat kasus yang menunjukan adanya
penderita, namun untuk mencegah terjadinya penyakit Xeropthalmia tetap
dilakukan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada bayi, balita, ibu
hamil dan melahirkan serta remaja putri.
5. Gizi Lebih

18

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa di Indonesia saat ini


telah terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, sebagai akibatnya terjadi
masalah gizi ganda yaitu di satu pihak masalah kekurangan zat gizi masih
merupakan masalah yang harus ditanggulangi, tetapi di sisi lain masalah gizi
lebih terutama pada bayi dan balita mulai banyak ditemukan dan cenderung
meningkat terutama di kota besar. Masalah gizi lebih ini sangat berkaitan
dengan berbagai resiko penyakit degeneratif yang ditimbulkannya.

2.2 CHOP

19

2.2.1 Penyakit Menular


1. Faringitis Akut
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina). Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut orofaring
yaitu tonsilo faringitis akut, atau bagian dari influenza (rinofaringitis).
Penyebab :
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.

Virus (yaitu rhinovirus, adenovirus, parainfluenza, coxsackievirus, EpsteinBarr

virus, herpes virus)


Bakteria (yaitu, grup A -hemolytic Streptococcus [paling sering]), Chlamydia,

Corynebacterium diphtheriae, Hemophilus influenzae, Neisseria gonorrhoeae


Jamur (yaitu Candida); jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat.
Gambaran Klinis :
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi
kumannya serta daya tahan tubuh penderita, tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri
dalam 3 5 hari.
Faringitis yang disebabkan bakteri :

Demam atau menggigil Nyeri menelan


Faring posterior merah dan bengkak
Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
Mungkin batuk
Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
Tidak mau makan / menelan
Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
Malaise
Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus :

20

Onset radang tenggorokannya lambat, progresif


Demam
Nyeri menelan
Faring posterior merah dan bengkak
Malaise ringan
Batuk
Kongesti nasal

2. Nasofaringitis Akut (Common Cold)


Nasofaringitis akut merupakan keadaan infeksi anak yang paling lazim, tetapi
kemaknaannya terutama tergantung pada frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi.
Pada anak-anak sindrom ini lebih luas daripada orang dewasa, sering melibatkan sinus
paranasal dan telinga tengah serta nasofaring.
Etiologi :
Penyakit disebabkan oleh lebih dari 200 agen virus yang berbeda secara
serologis. Agen utamanya adalah rhinovirus, yang menyebabkan lebih dari sepertiga
dari semua kasus cold; koronavirus menyebabkan sekitar 10%. Masa infektivitas
berakhir dari beberapa jam sebelum munculnya gejala sampai 1-2 hari sesudah penyakit
nampak. Streptokokus grup A adalah bakteri utama yang menyebabkan nasofaringitis
akut.
Patologi :
Perubahan yang pertama adalah edema dan vasodilatasi pada submukosa.
Infiltrat sel mononuklear menyertai, yang dalam 1-2 hari, menjadi polimorfonuklear.
Perubahan struktural dan fungsional silia mengakibatkan pembersihan mukus
terganggu.
3. Penyakit Infeksi Saluran Nafas Lain
Jenis penyakit yang termasuk dalam infeksi saluran pernapasan bagian atas
antara lain :

Batuk
Pilek
Sakit telinga (otitis media)

21

Sedangkan jenis penyakit yang termasuk infeksi saluran pernapasan bagian


bawah antara lain :

Bronchitis
Bronkhiolitis
Pneumonia

a. Pilek
Pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung yang disebut
ingus.
Penyebab pilek :
Reaksi alergi adalah :

Reaksi yang terjadi antara allergen seperti debu, bulu binatang peliharaan, dan
lain-lain dengan zat pertahanan tubuh yang menyebabkan terlepasnya beberapa
zat mediator yang bersifat vasodilator. Akibatnya terjadi pembengkakan selaput
lendir hidung yang nampak sebagai hidung tersumbat, meningkatnya sekresi
lendir/meler, mata berair dan bersin-bersin.

Infeksi

Pilek juga merupakan suatu gejala infeksi virus atau bakteri, missal : influenza.

b. Batuk
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
saluran nafas.
Penyebab batuk

Penyakit infeksi : bakteri atau virus, misalnya : tuberkulosa, influenza


Bukan infeksi, misalnya debu, asma, alergi, makanan yang merangsang
tenggorokan, batuk pada perokok.

Batuk dapat dibedakan menjadi :

Batuk berdahak, yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada
tenggorokan. Batuk jenis ini lebih sering terjadi pada saluran napas yang peka

terhadap paparan debu, lembab berlebih dan sebagainya.


Batuk tak berdahak (batuk kering), terjadi apabila tidak ada sekresi saluran
napas, iritasi pada tenggorokan sehingga timbul rasa sakit.

22

4. Gangguan Pada Kulit Dan Jaringan Subkutan


Gangguan pada kulit dan jaringan subkutan antara lain dapat berupa :

Ruam
Primair :
Makula : Kelainan kulit yang sama tinggi dengan permukaan kulit,

warna berubah, batas jelas


Papula : kelainan kulit yang lebih tinggi dari permukaan kulit, padat,

batas jelas, ukuran tidak lebih 1 cm


Nodula : Papula, ukuran > 1 cm
Vesikula : Isi cairan, ukuran > 1 cm
Bulla : Vesikulla, ukuran > 1 cm
Pustulla : vesikula, isi nanah
Urtika : Kelainan kulit > tinggi dari permukaan kulit, edematesis, warna

merah jambu, bentuk macam-macam


Tumor : Kelainan kulit yang menonjol, ukuran > 2,5 cm
Sekunder :
Squama : Jaringan mati dari lapisan tanduk yang terlepas, sebagian kulit

menyerupai sisik
Krusta : Kumpulan secret diatas kulit
Fisurra : Epedermis yang retak hingga dermis terlihat
Erosio : Kulit yang epidermis, bagian atasnya terkelupas
Excoriasio : Kulit yang epidermisnya terkelupas, lebih dalam dari erosio
Ulcus : Kulit ( epidermis + dermis ) terlepas karena destruksi penyakit
Parut : Jaringan ikat yang terbentuk menggantikan jaringan dermis /
jaringan lebih dalam yang telah hilang

5. Eksema
Eksim atau Eczema merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan karena
kulit alergi terhadap zat - zat tertentu, seperti: kosmetik, perhiasan imitasi, deterjen,
sabun, atau bahan - bahan kimia yang lain. Selain itu, eksim juga bisa disebabkan oleh
alergi terhadap makanan tertentu, seperti: susu, alkohol, atau ikan laut. Jika tidak
ditangani dengan benar, penyakit eksim ini bisa menyebabkan borok dan menjalar ke
bagian kulit yang belum terinfeksi. Penyakit eksim dibedakan menjadi 2, yaitu: eksim
kering dan eksim basah. Bagian dari tubuh yang paling sering terkena penyakit eksim
ini adalah: sela-sela jari tangan maupun kaki, sela - sela paha, daerah belakang lutut,
pergelanga tangan, dan daerah di sekitar leher. Walaupu sudah diobati sampai sembuh,
penyakit eksim bisa kambuh secara berulang -ulang.

23

Gejala :

Bagian kulit yang terkena eksim akan terasa gatal dan panas, terutama pada

malam hari
Gejala eksim basah: kulit akan terlihat melepuh, berwarna merah, bengkak,

basah, serta timbul bintil - bintil yang berisi air atau nanah
Gejala eksim kering: kulit akan terlihat bersisik keras, mengeropeng, serta
berwarna kemerah-merahan

Pencegahan :

Selalu mengenakan pakaian yang bersih, tidak ketat, dan terbuat dari bahan yang

menyerap keringat
Menghindari makanan/minuman, serta hal - hal yang memicu terjadinya alergi
Bila sudah ada bagian tubuh yang terkena eksim, hindari penggunaan sabun

pada daerah yang terkena penyakit eksim


Mandi dengan menggunakan air hangat suam - suam kuku juga bisa

memberikan rasa nyaman pada bagian tubuh yang terkena eksim


Hindari terlalu sering kontak dengan air untuk mencegah penyebaran penyakit

eksim
Menjaga perlengakapan mandi selalu bersih dan tidak lembab supaya terhindar

dari penyakit eksim


Tidak menggunakan sabun mandi (sabun mandi batangan, bukan cair) yang juga

digunakan oleh penderita eksim


Tidak bertukar pakaian/handuk dangan penderita eksim.

6. Konjungtivitis
Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva. Berdasarkan
penyebabnya, konjungtivitis dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Infeksi

bakterial

virus

parasit

Jamur

b. Noninfeksi

iritasi yang tetap (mata kering)

24

alergi

toksin

Tanda tanda konjungtivitis adalah:

Hiperemis konjungtiva bulbi (Injeksi konjungtiva). Kemerahan paling nyata


didaerah forniks dan berkurang ke arah limbus, disebabkan dilatasi arteri
konjungtiva posterior akibat adanya peradangan. Warna merah terang mengesankan
konjungtivitis

bakterial,

dan

warna

keputihan

mirip

susu

mengesankan

konjungtivitis alergi.
Mata berair (Epiphora). Sekresi air mata diakibatkan oleh adanya sensasi benda

asing atau karena gatal.


Pseudoptosis, yaitu turunnya palpebra superior akibat kelopak mata bengkak.
Terdapat pada konjungtivitis berat seperti trachoma dan keratokonjungtivitis

epidemik.
Eksudasi (Sekret), terutama pada pagi hari. Pada konjungtivitis sekret dapat bersifat:

Serous-mukous, kemungkinan disebabkan infeksi virus akut

Mukous (bening, kental), kemungkinan disebabkan alergi

Purulent/ Mukopurulen, kemungkinan disebabkan infeksi bakteri

7. Diare dan Gastroenteritis


Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang
meningkat.
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan
oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
Diare merupakan peningkatan jumlah disertai hilangnya konsistensi kotoran. Pada
anak usia dibawah 2 tahun, dianggap suatu diare apabila jumlah kotoran lebih dari 10
mL/kg. Pada anak lebih dari 2 tahun, diare didefinisikan sebagai volum kotoran perhari
lebih dari 200 gr, lebih mudahnya adanya kotoran dengan lebih banyak dari biasanya,
dengan konsistensi cairan, lebih dari 4 kali perhari. Tetapi yang harus lebih diperhatikan
adalah jumlah dan frekuensi buang kotoran sehari-hari, karena pada anak yang masih

25

menyusui, normal buang kotoran sampai 5 6 kali perhari. Kotoran yang mengambang
dan disertai dengan bau yang sagat tidak enak bisa dicurigai adanya gangguan
penyerapan lemak, yang dapat pula disebabkan oleh infeksi Giardia Lamblia.
Mengetahui karakteristik kotoran pada saat normal dibandingkan pada saat sakit, seperti
konsistensi, warna, volume dan frekuensi akan sangat membantu memperkirakan
penyebab gangguan ini.
8. Influenza
Flu atau influenza adalah infeksi virus dengan gejala atau keluhan sebagai
berikut :

demam/sumang, nyeri kepala, nyeri di otot.


pilek, hidung tersumbat atau berair, batuk, rasa kering di tenggorokan
kadang-kadang disertai diare.

Penanggulangan :

Terapi non-obatFlu umumnya dapat sembuh sendiri oleh daya tahan tubuh.
Beberapa tindakan yang dianjurkan untuk meringankan gejala flu adalah seperti

untuk keadaan batuk dan pilek dengan ditambah :


Beristirahat 2 3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan.
Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang tinggi
akan menambah daya tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak
mengandung vitamin.

Terapi obat :

Obat flu yang dapat diperoleh tanpa resep dokter merupakan kombinasi dari
beberapa zat berkhasiat sebagai berikut : antipiretik/analgetik, antihistamin,
ekspektoran, antitusif, dekongestan.

Beberapa hal yang memerlukan perhatian khusus pada penggunaan obat flu antara lain :

Pada umumnya komponen-komponen yang terkandung dalam kombinasi obat

flu relatif aman untuk dikonsumsi/digunakan sepanjang sesuai aturan pakai.


Obat flu hanya meringankan keluhan dan gejala saja dan tidak dapat

menyembuhkan.
Umumnya obat flu dengan berbagai merek mengandung kombinasi yang sama,

26

sehingga tidak dianjurkan menggunakan obat flu dengan berbagai merek pada

saat yang sama.


Fenilpropanolamin, fenilefrin, efedrin dan pseudoefedrin merupakan nasal
dekongestan yang harus digunakan secara hati-hati pada penderita atau yang

mempunyai potensi tekanan darah tinggi maupun usia lanjut.


Dextrometorfan HBr merupakan antitusif yang harus digunakan secara hati-hati
pada penderita asma.

9. Furunkel
Furunkel atau disebut juga Bisul, adalah peradangan pada folikel rambut dan
jaringan yang biasanya mengalami nekrosis ini disebabkan oleh staphylococcus aureus.

Etiologinya kebanyakan oleh

Staphylococcus aureus, merupakan sel-sel

berbentuk bola atau coccus Gram positif yang berpasangan berempat dan berkelompok.
Staphylococcus aureus merupakan bentuk koagulase positif, ini yang membedakannya
dari spesies lain, dan merupakan patogen utama bagi manusia. Pada Staphylococcus
koagulase negatif merupakan flora normal manusia. Staphylococcus menghasilkan
katalase yang membedakannya dengan streptococcus.
Gejala:

Mula-mula nodul kecil yang mengalami peradangan pada folikel rambut,


kemudian menjadi pustula dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus
keluar. Proses nekrosis ini biasanya berlangsung selama 2 hari 3 minggu.

Nyeri, pada daerah tersebut terutama pada yang akut.

Gejala konstitusional yang sedang (panas badan, malaise, mual).

Terdapat satu atau lebih dan dapat kambuh kembali.

Tempat predileksi : muka, leher, lengan, pergelangan tangan dan jari-jari tangan,
pantat dan daerah anogenital.

27

Cara Mendiagnosa :
Diagnosis furunkel dapat ditegakkan secara klinis mengingat gambaran klinisnya yang
khas yaitu lesi awal berupa infiltrat kecil, membesar membentuk nodul eritematosa
berbentuk kerucut, nyeri, terdapat core (mata bisul), kemudian melunak menjadi abses,
pecah, terbentuk ulkus.
Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang
luas serta pembentukan jaringan parut. Pembentukan dan penyembuhan karbunkel
terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan demam serta
lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius dan sangat nyeri.
10. Demam Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram
negatif Salmonella typhi. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam
sel fagositik

mononuklear

dan

secara

berkelanjutan

dilepaskan

ke

aliran

darah. (Darmowandowo, 2006)


Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu s. Typhi, s. Paratyphi
A, dan S. Paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain. Demam yang
disebabkan oleh s. Typhi cendrung untuk menjadi lebih berat daripada bentuk infeksi
salmonella yng lain. (Ashkenazi et al, 2002)

2.2.2 Penyakit Tidak Menular


1. Hipertensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah peningkatan tekanan
darah di dalam arteri (pembuluh darah nadi) dia atas angka normal.
Hipertensi primer (essensial) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
Umumnya klasifikasi tekanan darah yang dipakai adalah menurut The sevent Report of
The Joint National Comitte on Prevention, Detection, Evaluastion and Treatment of
High Blood Pressure (JNC 7), yaitu sebagai berikut :

28

No.

Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan Darah

Tekanan Darah Diastolik

Sistolik

(mmHg)

(mmHg)
1.

Normal

< 120

dan

<80

2.

Prahipertensi

120- 139

atau

80-89

3.

Hipertensi grade 1 (ringan)

140- 159

atau

90-99

4.

Hipertensi grade 2 (sedang)

160-179

atau

100-109

5.

Hipertensi grade 3 (berat)

180

atau

110

Hipertensi primer memiliki kecenderungan genetik kuat, yang dapat diperparah


oleh faktor kegemukan, stress, merokok dan ingesti garam berlebih. Adapun
kemungkinan- kemungkinan penyebab hipertensi primer adalah sebagai berikut :
a.

Defek pada penanganan garam

Gangguan fungsi ginjal yang ringan secara betahap dapat menyebabkan akumulasi
garam dan air dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan progresif tekanan arteri.
b.

Kelainan membrane plasma


Contohnya ialah gangguan pada pompa Na+ K+. Gangguan tersebut dapat

mengubah gradient elektrokimia di kedua sisi membrane plasma, yang pada gilirannya
turut mengubah ekstabilitas dan kontraktilitas jantung dan otot polos dinding pembuluh
darah sedemikian rupa sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
c.

Zat Mirip- digitalis endogen


Kerja dari zat ini yaitu untuk meningkatkan kontraktilitas jantung serta

menimbulkan konstriksi pembuluh darah dan menurunkan pengeluaran garam melalui


urin, yang pada akhirnya dapat menimbulkan hipertensi kronik.
d.

Tekanan fisik pada pusat control kardiovaskular oleh suatu arteri di atasnya.
Dinyatakan bahwa dengan memindahkan sebuah lengkung besar arteri yang

berdenyut menekan medulla jaringan otak, dapat menurunkan tekanan darah tinggi
melalui sejumlah kecil operasi pada bedah syaraf.

29

2. Gastroduodenitis
Gastroduodenitis adalah suatu peradangan pada selaput lendir lambung dan
duodenum. Gejala umum penyakit ini adalah kelemahan, lesu, gangguan tidur, sakit
kepala, nyeri kram tajam di perut bagian atas, disertai mual dan muntah.
Gastroduodenitis adalah bentuk gastritis kronis, dan peradangan menyebar ke
duodenum. Gejala gastroduodenitis mirip dengan gejala maag, yaitu nyeri pada perut,
mual, perasaan kenyang, kehilangan nafsu makan, rasa tidak enak di mulut, bersendawa,
nyeri ulu hati, sembelit atau diare. Penderita gastroduodenitis kulitnya akan terlihat
pucat karena kekurangan vitamin A. Keparahan gejala tergantung pada tingkat
gangguan proses metabolisme dalam tubuh.
Gastroduodenitis dapat menyebabkan meningkatnya produksi asam, mengurangi
pembentukan mucus (lender), dan gangguan regulasi hormon sekresi. Gastroduodenitis
merupakan predisposisi perkembangan penyakit hati dan saluran empedu, serta
endokrin patologi.
Pengobatan gastroduodenitis tidak dapat dilakukan dengan minum obat tanpa
resep dari dokter karena hal ini bisa memperburuk kondisi pasien. Penderita harus
berkonsultasi kepada dokter. Pengobatan dimulai dengan diet, yang harus benar-benar
dipatuhi. Makanan tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin, harus dikunyah dengan
baik. Selama masa pengobatan, penderita tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi jus,
teh dan kopi, karena minuman tersebut dapat menyebabkan meningkatnya pelepasan
asam klorida. Penanganan harus dilakukan sampai penderita benar-benar sembuh. Jika
tidak, gastroduodenitis tersebut dapat mengakibatkan pendarahan lambung dan
duodenum.
3. Rematisme dan Artritis Lainnya
Rematisme (rematik) adalah penyakit yang menyerang persendian dan anggota
gerak terutama tulang, sendi, otot, dan tulang belakang yang menimbulkan rasa nyeri
dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, jaringan ikat dan otot). Penyakit

30

rematik ini sering disebut dengan istilah arthritis, meski tidak berbahaya tetapi jika
seseorang terserang rematik maka akan menjadi sangat terganggu karena rasa nyerinya
yang dapat menyerang persendian mulai dari bagian kepala hingga sendi-sendi pada
bagian kaki sehingga akan membatasi aktivitas bagi penderita rematik.
Meskipun sangat jarang sekali terjadi, namun pada kasus tertentu penyakit
reumatik juga dapat menimbulkan kematian jika tidak ada upaya dalam mengobati
terutama jika penderita telah mengidap rematik hingga berbulan-bulan atau sampai
bertahun-tahun. Satu hal yang perlu diwaspadai jika rematik tidak segera diobati dengan
baik dan benar akan beresiko menimbulkan kecacatan seperti kerusakan sendi dan yang
lebih parah dapat menimbulkan kelumpuhan
Jenis penyakit rematik sangat bervariasi, variannya hingga 150-an jenis. Namun
rematik yang banyak dijumpai disekitar kita ada empat jenis rematik yaitu:

Osteoarthritis / osteoarthritis (OR) yang disebabkan oleh pengapuran

Rematik luar sendi yang menyerang jaringan di luar tulang rawan

Rematik peradangan / arthritis reumatoid (AR)

Rematik yang disebabkan oleh pengeroposan


Jenis rematik yang paling banyak diderita penduduk dunia adalah arthritis
reumatoid (AR) yaitu rematik radang sendi, gout (asam urat) yang disebabkan oleh
kadar asam urat yang berlebihan dalam darah atau terjadi karena kelebihan hasil
metabolisme purin yang tertimbun di persendian. Timbunan ini yang menimbulkan rasa
sakit di persendian, penyakit ini paling sering menyerang kelompok usia 20-50 tahun.
Gejala yang umum ditemukan adalah sendi kaku saat bangun tidur dan penderita sulit
bergerak , jenis rematik yang termasuk banyak penderitanya adalah osteoarthritis (OR),
yaitu pengapuran sendi. osteoarthritis (OR) merupakan penyakit rematik yang bersifat
degenaratif karena peran faktor usia.
Jenis rematik sangat bervariasi dan penyebabnya pun juga bermacam-macam
meskipun belum bisa diketahui secara pasti penyebabnya, namun ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi munculnya penyakit rematik yaitu:

Infeksi sehingga menyebabkan peradangan pada sendi

Sikap badan yang salah dalam melakukan pekerjaan

Stres yang disertai dengan kelelahan,

Obesitas/kegemukan

31

Sirkulasi darah yang tidak lancar.


Secara umum penyakit ini ditandai dengan sejumlah gejala, seperti peradangan
pembengkakan, kemerahan, kelemahan otot, dan ketegangan otot, nyeri pada anggota
gerak seperti nyeri di lutut, siku, pergelangan maupun di bagian sendi-sendi lain,
gangguan di otot dan tendon. Pada rematik yang sudah kronis, dapat terjadi perubahan
bentuk organ tubuh yang terserang.
4. Myalgia
Myalgia dapat diartikan sebagai nyeri otot dan dapat terjadi pada kelompok otot mana
pun. Myalgia dapat disebabkan oleh karena sprain, kelebihan beban pada otot, atau oleh karena
gaya hidup yang kurang aktif. Namun myalgia juga dapat menjadi tanda penyakit infeksi
seperti flu hingga yang lebih serius seperti penyakit Lyme. Nyeri myalgia yang hromyalgia.

Myalgia yang disebabkan karena gangguan tidur

individu yang mengalami gangguan tidur sering kali mengalami nyeri otot. Gangguan tidur dan
nyeri otot yang menyertainya mungkin disebabkan oleh ansietas temporer akibat situasi yang
menimbulkan stress, atau bisa juga kerena kebisingan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan
selama tidak ada gejala lain yang menyertai myalgia tersebut atau jika nyerinya tidak juga
menghilang setelah beberapa hari. Namun gangguan tidur yang berkepanjangan dapat
mengindkasikan gangguan yang serius seperti depresi yang memerlukan penanganan tenaga
profesional.

Flu ataukah Cold?

baik Flu maupun cold (common cold) merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan
oleh virus. Bedanya adalah flu disertai dengan adanya gejala myalgia dan demam yang cukup
parah, sementara cold tidak.
Ketidakseimbangan hormon menyebabkan myalgia
Ketidakseimbangan hormon terjadi manakala salah satu hormon reproduktif tidak lagi
bekerja secara fungsional. Akibatnya, tubuh beralih menggunakan persediaan high-test
hormone-nya,adrenalin, yang biasanya dipakai untuk mekanisme flight or fight pada
situasi darurat. Penyalahgunaan adrenalin secara kronis oleh tubuh akan mengarah
kepada berbagai gangguan seperti nyeri otot persistent yang disebut fibromyalgia
kronis.

32

Defisiensi vitamin juga dapat menyebabkan myalgia

Myalgia dapat juga disebabkan oleh diet dan gaya hidup yang tidak sehat. Vitamin
memainkan peranan penting dalam kesehatan secara keseluruhan. Vitamin D yang
secara alami dapat diperoleh dalam jumlah melimpah dengan berjemur di sinar matahari
pagi, turut berperan dalam membantu absorpsi kalsium. Defisiensi vitamin D sering
ditemui pada kelompok masyarakat yang sebagian besar melakukan aktivitasnya di
dalam ruangan.
Vitamin B12 berperan dalam produksi sel darah merah, perkembangan saraf, dan
metabolisme karbohidrat, lemak serta protein. Vitamin ini banyak ditemukan pada
daging, ikan dan produk susu. Kekurangan vitamin tidak hanya dapat menimbulkan
terjadinya myalgia, namun juga mengarah kepada gangguan kesehatan yang lebih
serius.

Obat-obatan yang menginduksi myalgia

Kelompok obat tertentu seperti statin (penurun kadar kolesterol) memiliki efek samping
berupa nyeri otot. Hal ini khususnya terjadi ketika pasien mulai mengkonsumsi obat
tersebut atau ketika dosisnya mulai dinaikkan. Pada beberapa kasus, nyeri otot yang
terjadi ketika sedang mengkonsumsi obat ini dapat juga menunjukkan bahwa otot-otot
sedang mengalami kehancuran suatu situasi yang dapat mengarah kepada gagal ginjal
dan bahkan mengancam nyawa.

Myalgia akibat penyakit autoimun

Penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus merupakan kondisi dimana
sistem imun menyerang jaringan/organ tubuh. Selain myalgia, penyakit autoimun
umumnya juga disertai gejala berupa nyeri tekan pada otot, kehilangan massa otot dan
ruam.Myalgia merupakan suatu bentuk respon tubuh terhadap berbagai kemungkinan
kondisi. Myalgia yang parah dan berlangsung selama lebih dari dua minggu dapat
mengindikasikan bahwa tubuh sedang menghadapi suatu keadaan yang serius, terutama
jika gejala myalgia tersebut tidak dapat dihubungkan secara pasti dengan cedera atau
penyakit yang baru dialami, juga jika disertai dengan gejala lainnya.
5. Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang
tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin

33

atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau
tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga
kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun
jangka panjang pada pasien tersebut.
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe.

DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun,


walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin

dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya.


DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien
tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan

tertentu.
DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh
gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.

Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang
semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat.
Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.
Gejala DM tipe II antara lain:

rasa haus yang berlebih,


buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk berkemih saat

malam hari menjadi lebih sering dari biasanya),


banyak makan,
penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula darah, yakni gula darah
setelah puasa 8 jam atau gula darah sewaktu.
Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol kadar gula darahnya. Kadar
gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang rendah, atau
terlalu rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM. Komplikasi jangka
pendek misalnya hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu
rendah (<70 mg/dl). Gejala yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah

34

berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar, dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien
dapat kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-kejang. Komplikasi jangka panjang
yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah besar maupun kecil serta sistem
saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak, jantung, ginjal, mata,
persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara teratur.
6. Neuralgia dan Neuritis
Neuralgia dan neuritis seringkali terjadi pada kondisi yang sama. Gejala kedua
penyakit ini sangat mirip.
Neuralgia adalah nyeri pada satu atau lebih saraf yang terjadi tanpa stimulasi sel
reseptor nyeri (nociceptor). Nyeri neuralgia disebabkan oleh perubahan dalam struktur
neurologis atau fungsi bukan oleh eksitasi reseptor nyeri yang menyebabkan nyeri
nosiseptif. Ada empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan neuralgia: 1).
Malfungsi gerbang ion; 2). Saraf menjadi mekanis sensitif dan menciptakan sinyal
ektopik; 3). Sinyal silang antara serat besar dan kecil, dan 4). Kerusakan akibat
kerusakan pada prosesor pusat.
Faktor predisposisi dari penyakit ini diantaranya adalah faktor keturunan,
anemia, paparan dingin dan kelembaban, luka, demam menular, racun logam, alkohol,
tembakau dalam bentuk apapun, gout, diabetes dan gangguan sistem saraf pusat,
depresi, dan kelelahan. Nyeri neuralgic bisa terjadi pada setiap bagian tubuh, tetapi
paling sering terjadi di sekitar wajah, dahi dan dada.
Gejala khas dari neuralgia meliputi nyeri di sepanjang perjalanan saraf sensorik
yang terlibat, badan terasa lemah dan anemia.
Neuritis adalah peradangan pada saraf, melibatkan satu ataupun sekumpulan
saraf. Terkadang melibatkan beberapa kelompok saraf berbeda di beberapa bagian
tubuh. Diketahui juga sebagai polyneuritis, juga polyneuropathy. Sebenarnya jelasnya
bukan peradangan, tapi perubahan posisi saraf yang menyebabkan kelemahan,
kehilangan refleks, danperubahan sensasi.

35

Gejala :

Rasa kesemutan, terbakar ataupun tertusuk di saraf yang terpengaruh.


Pada beberapa kasus, mungkin menyebabkan mati rasa, kehilangan rasa dan

kelumpuhan diotot sekitar.


Terkadang muka mengalami kelumpuhan sementara apabila digerakkan.
Dalam kondisi akut, pasien mungkin tidak dapat menutup mata karena

kehilangan tenaga dari otot muka yang terpengaruh.


Mungkin juga disebabkan karena anemia pernisius, melibatkan saraf tulang

belakang.
Pasien dengan kondisi seperti ini mungkin mengalami kesulitan berjalan dalam
kegelapan.

Penyebab :
Penyebab utama dari neuritis adalah kelebihan asam tubuh kronis, dimana asam
pada darah dan cairan tubuh lain berlebih. Semua cairan tubuh seharusnya basa pada
setiap reaksi. Bisa juga karena kekurangan gizi, atau gangguan metabolisme seperti
kesalahan metabolisme kalsium, kekurangan beberapa vitamin B seperti B12, B6, B1,
asam pantotenik dan B2.
Pengobatan dan Perawatan :
Pengobatan bisa dilakukan secara sementara dengan obat pengurang rasa sakit,
tapi tidak mengobatikeseluruhan. Pengobatan terbaik adalah dengan benar-benar
memastikan bahwa pasienmendapatkan nutrisi yang baik, berupa vitamin dan nutrisi
lain.
7. Penyakit Saluran Pencernaan Tidak Spesifik
Penyakit saluran pencernaa tidak spesifik antara lain dapat berupa :
a. Maag
Gastritis atau maag merupakan inflamasi (radang) yang terjadi pada mukosa
dinding lambung. Kelainan sistem pencernaan ini dapat bersifat akut dan kronis.
Gastritis dapat terjadi karena kelebihan asam yang diproduksi oleh lambung

36

sehingga menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung. Produksi berlebih asam


di lambung ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya pola hidup tidak
sehat dan teratur, merokok, minuman beralkohol, atau stres yang berlebihan.
b. Hemarrhoid
Hemorrhoid (wasir atau ambeien) adalah pembengkakan pada pembuluh darah
vena di sekitar anus. Hemorrhoid, umumnya, terjadi pada orang-orang yang
terlalu lama duduk terus-menerus atau pada orang yang menderita sembelit.
Kelainan sistem pencernaan ini juga sering terjadi pada wanita hamil dan orangorang yang terlalu gemuk.
Gejala-gejala

hemorrhoid

tahap

awal

berupa

keluarnya

darah

berwarnamerah segar saat buang air besar, biasanya keluar bersama atau sesudah
tinja. Selain itu, terasa gatal atau iritasi di daerah anus dan rasa sakit atau tidak
nyaman. Gejala dapat berlanjut menjadi benjolan yang keluar lewat anus.
c. Sariawan
Sariawan atau stomatitis aftosa adalah suatu kelainan pada selaput lender mulut
berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan
dengan permukaan agak cekung. Munculnya sariawan ini disertai rasa sakit yang
tinggi.
d. Sembelit
Sembelit atau biasa disebut konstipasi dapat disebabkan oleh terjadinya
penyerapan air yang berlebihan pada sisa makanan dalamusus besar. Akibatnya,
feses menjadi sangat kering dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Kelainan
sistem pencernaan ini juga dapat ditimbulkan karena sering menahan buang air
besar, emosi seperti rasa gelisah, cemas, takut atau stres.
8. Asma
Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang
menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan
(inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran

37

nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas.


Pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu
sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas
saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin,
makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan
olahraga.
Selain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita mengalami
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun sinisitis. Serangan penyakit
asma juga bisa dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus menstruasi, hal ini sangat
jarang sekali. Angka peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko
yang mendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan.
Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :

Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan


nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang
berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah

penderita asma!
Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena

kesulitannya dalam mengatur pernafasan.


Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau
leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita
dapat memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita
juga akan mengeluarkan banyak keringat.

9. Gout (Penyakit Asam Urat)


Gout atau penyakit asam urat adalah penyakit yang terjadi akibat kelebihan asam
urat dalam darah yang kemudian menumpuk dan tertimbun dalam bentuk kristal-kristal
pada persendian.

38

Proses terjadinya penyakit asam urat:

Konsumsi zat yang mengandung purin secara berlebihan


Zat purin dalam jumlah banyak masuk dalam tubuh, kemudian melalui

metabolisme berubah menjadi asam urat


Kadar asam urat dalam tubuh meningkat, sehingga ginjal tidak mampu

membuang kelebihan asam urat


Kristal asam urat yang berlebih menumpuk di persendian
Akibatnya sendi kita terasa nyeri, membengkak, meradang, panas dan kaku

Selain konsumsi makanan yang banyak mengandung zat purin, konsumsi alkohol
juga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit asam urat. Alkohol menyebabkan
pembuangan asam urat lewat urine berkurang, sehingga asam urat tetap bertahan dalam
peredaran darah dan menumpuk di persendian.
Sebagai akibat asam urat, ginjal juga akan mengalami gangguan. Pada kasus yang
parah, penderita sampai tidak bisa jalan karena persendian terasa sangat sakit jika
bergerak. Tulang di sekitar sendi juga bisa keropos atau mengalami pengapuran tulang.
Gejala asam urat :

Sendi terasa nyeri, ngilu, linu, kesemutan dan bahkan membengkak dan

berwarna kemerahan (meradang)


Biasanya persendian terasa nyeri saat pagi hari (baru bangun tidur) atau malam

hari
Rasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang
Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan

tangan dan siku


Pada kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat bergerak

2.2.3 Five (5) Level Prevention


A. Strategi
Strategi bidang kesehatan untuk melaksanakan program dan kegiatankegiatan sesuai dengan arah kebijakan yang tercantum dalam Laporan
Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Terpadu Puskesmas Sukmajaya
adalah :

39

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat melalui penyediaan


layanan kesehatan dasar
Strategi

yang dilaksanakan Puskesmas Sukmajaya untuk mencapai

misinya adalah :
1. Meningkatkan kualitas SDM Kesehatan
2. Membuat komitmen dari semua karyawan untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu dan berorientasi kepada kepuasan pelanggan
3. Menjalankan kebijakan kesehatan yang telah ditetapkan dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
4. Pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan
5. Langkah pemecahan masalah kesehatan :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sukmajaya.
b. Menentukan prioritas masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Sukmajaya.
c. Menentukan tujuan pemecahan masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Sukmajaya.
d. Menentukan alternatif pemecahan masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Sukmajaya.
e. Membuat Rencana Operasional (POA) Kesehatan Terpadu Puskesmas
Sukmajaya.
B. Sasaran
Adapun sasarannya adalah :
-

Bertambahnya pelaku pelayanan kesehatan (kuantitas dan kualitas)

Bertambahnya pelaku pembangunan untuk berperilaku hidup bersih dan


sehat

Bertambahnya sarana dan prasarana kesehatan linngkungan masyarakat yang


memenuhi syarat kesehatan

Bertambahnya kualitas pelaku atau penyedia pelayanan kesehatan swasta

40

Pencegahan dan tindakan preventif yang dilakukan puskesmas sukmajaya :


1. Kesehatan Lingkungan
1. Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan rumah tangga terhadap air bersih berdasarkan
hasil laporan tahunan puskesmas mengalami peningkatan. Karena itu di perlukan
adanya pemantauan dan pemeriksaan berkala oleh petugas kesehatan lingkungan
Puskesmas

2. Penyehatan Lingkungan Pemukiman/Perumahan


Sebagai ukuran yang digunakan untuk menilai kesehatan perumahan
adalah luas lantai rumah/tempat tinggal, jenis atap rumah, jenis lantai, dinding
rumah serta jenis penerangan rumah yang digunakan
2.Peran Serta Dan Perilaku Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan
Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang
berorientasi sehat dan bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi
kesehatan baik fisik, mental spiritual maupun sosial.
Sesuai dengan upaya promosi kesehatan yang esensinya adalah
pemberdayaan masyarakat, maka peran serta masyarakat yang optimal dalam
bidang

kesehatan

merupakan

indikator

keberhasilan,

kelangsungan

dan

kemandirian pembangunan kesehatan.

41

2.3 BHP
2.3.1 Pembahasan
Dibawah ini kami akan melampirkan hasil dari wawancara kelompok kami
terhadap beberapa pengunjung dipuskesmas Sukmajaya.
Pada bagian ini kami melakukan wawancara terhadap pasein sekitar dan
meninjau secara psikososial dan pendapat para pasein dan pengunjung terhadap
pelayanan kesehatan puskesmas Sukmajaya Sebagai Primary Health Care.
Kami telah melakukan wawancara yang pertama kepada Bapak Saipul dan Ibu
Murni mereka membawa keempat anak ke puskesmas. Karena mereka beralasan dari
segi jarak lumayan dekat ,waktu yg tidak terbuang sia-sia dijalan , dan hemat biaya .
Pak Saipul (32) dan Bu Murni (25) beralasan datang pada hari itu (11/12/2012)
adalah untuk memeriksa keadaan anaknya yang pertama laki-laki bernama rian yang
mengalami gatal-gatal pada bagian kaki yang mengalami koreng dan menjadi luka.
Sudah seminggu mengalami gatal-gatal tersebut .lalu anaknya yang keempat menjalani
imunisasi dipuskesmas tersebut. Mereka mengatakan pelayanan serta fasilitas,obat,dan
harga cukup baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mereka sudah merasa puas
dan cocok di puskesmas Sukmajaya .
Saat kami melakukan wawancara

kami menanyakan pendapat tentang

pelayanan di puskesmas Sukmajaya kepada mereka, Pak Saipul dan Bu Murni

42

berpendapat bahwa pelayananan yang cepat, ramah, dan harga obat yang relatif murah
dengan keadaan ekonomi mereka .

Wawancara
yang kedua kami lakukan
kepada Bapak Agus (28) dan Ibu Saudah (24) mereka
beralasan datang hari itu (11/12/2012) adalah karena ingin mengimunisasi anaknya yang
balita berumur (2 bulan ). Mereka beralasan datang ke puskesmas karena jaraknya dekat
rumah mereka. Pelayanan imunisasi di puskesmas tersebut sangat memuaskan karena
dokter-dokter sangat cepat dan tanggap sehingga pasien tidak menunggu lama dalam
mengumunisasi anaknya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan di
puskesmas Sukmajaya sangat memuaskan warga sekitar.

43

Jadi kesimpulan yang kami


dapat adalah
Pelayanan

yang diberikan

oleh
puskesmas

kepada

masyarakat

sekitar sangat memuaskan pasien.


Mulai dari fasilitas ,obat yg diberikan kepada pasien, kesopanan dan keramahan petugas
hingga harga yang sesuai. Terbukti dari hasil survei yang dilakukan pada gambar berikut
:

44

Ket : Kesopanan dan keramahan petugas sangat baik

45

Ket : Banyak pasien yg menganggap bahwa biaya tersebut sangat sesuai dengan
ekonomi

pasein

46

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata cukup
banyak penyakit yang tercatat di puskesmas Sukmajaya. Orang-orang yang
terkena penyakit pun cukup bervariasi, mulai dari usia yang muda hingga
usia tua dan tidak mengenal jenis kelamin, jadi perempuan dan laki-laki
sama peluangnya untuk terkena penyakit. Dapat dilihat dari grafik yang
sebelumnya telah dipaparkan bahwa terdapat fluktuasi atau naik turun
jumlah penderita suatu penyakit selama 1 tahun, pada bulan tertentu bisa
tinggi tetapi pada bulan selanjutnya bisa bertambah atau berkurang.
Terjadinya fluktuasi dalam jumlah penderita penyakit merupakan hal
yang wajar karena banyak faktor yang dapat memengaruhi tingkat kesehatan
seseorang. Faktor tersebut dimulai dari individu itu sendiri, lingkungan, gaya
hidup, hingga pelayanan kesehatan yang dalam hal ini adalah puskesmas,
yang memiliki tugas promotif sehingga mengajak masyarakat sadar dan
menjalankan pola hidup sehat.
Puskesmas yang merupakan lembaga kesehatan milik pemerintah strata
pertama sangatlah penting dalam upaya kesehatan di kawasan tertentu. Dapat
dilhat dari tabel diatas bahwa fasilitas obat yang diberikan kepada pasien,
kesopanan dan keramahan petugas hingga harga yang sesuai dengan pasein
sangat baik dan memuaskan pasien. Jika fungsi puskesmas sudah berjalan
dengan baik, maka tidak mustahil akan terciptanya lingkungan yang sehat
dan tentunya Indonesia sehat. Akan tetapi untuk mendukung itu semua
masyarakat juga harus menjaga kesehatan dan lingkungannya.
3.2 Saran
Dalam mencapai tujuan terciptanya lingkungan yang sehat, perlu adanya
kesadaran dan kerjasama yang baik antar masyarakat, puskesmas dan tentu
saja pemerintah. Diperlukan jumlah petugas medis atau dokter yang

47

sebanding dengan populasi di daerah sekitar puskesmas tersebut, agar


tindakan preventif dan pengobatan dapat berjalan efisien dan tepat sasaran.
Masyarakat juga harus sadar akan kebersihan dan pola hidup sehat.
Karena semua upaya akan terasa sia-sia jika masyarakat acuh tak acuh
terhadap al tersebut, karena sesuai dengan pepatah kebersihan merupakan
pangkal kesehatan .

48

DAFTAR PUSTAKA
- SP3 Puskesmas Sukmajaya (Laporan LB 1, LB 2 dan LB 4)
- Lintas Sektor yang terkait

49

Anda mungkin juga menyukai