Anda di halaman 1dari 33

SKENARIO

Halaman 1 : Biologi Seluler


Seli berusia 17 tahun mahasiswi FK UPN Veteran Jakarta dibawa ibunya ke
dokter karena mengalami diare sejak 2 hari yang lalu, untuk mengetahui organisme
penyebab diare yang dialami Seli, dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan
laboratorium (mikrobiologi). Dari sempel feses Seli yang dikultur terlihat sejumlah
koloni mikroorganisme. Untuk mengidentifikasi mikroorganisme tersebut digunakan
mikroskop

modern

sehingga

terlihat

bentuk

dan

organel-organel

sel.

Mikrooorganisme yang terlihat di bawah mikroskop tersebut dapat dikategorikan


sebagai sel prokariota yang terlihat bergerak.
Halaman 2 : Cells Biology
Seminggu kemudian saat Seli merasa bahwa tubuhnya sudah bugar kembali,
Seli membuka laptop untuk mengerjakan tugas tutorialnya, disana Seli mengetahui
bahwa sel dapat berkomunikasi satu dengan lainnya.
Seli juga mengetahui bahwa semua molekul dalam sel akan berinteraksi satu
sam lain. Interaksi antar molekul tersebut akan menentukan sifat-sifat biologis
molekul-molekul di dalam sel. Pada umumnya interaksi molekular tersebut berupa
interaksi nonkovalen disamping kovalen.
Sel baik berdiri sendiri sebagai sel tunggal maupun bergabung sebagai
organisme multiseluler, harus berkomunikasi agar tetap eksis. Komunikasi intrasel
maupun intersel dilaksanakan melalui suatu jejaring (network) komunikasi, dengan
tujan mengkoordinasi dan regulasi, pertumbuhan, diferensiasi, metabolisme sel
bahkan ketahanan hidup sel.
Halaman 3 : Siklus Sel
Pada buku lain yang dibaca, Seli juga mengetahui bahwa pada organisme
bersel banyak terjadi proses diferensiasi sel, yaitu pembelahan ssel yang
menghasilkan sel baru yang mempunyai fungsi yang berbeda dari sel awal dan
hasilnya akan diperoleh organ-organ yang berbeda. Pada eukariota dikenal 2 sistem
pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis.

LEARNING PROGRESS REPORT


Terminologi
1. Diare : frekuensi dan pengentalan feses yang tidak normal.
2. Organel : salah satu struktur, sitoplasma yang terikat membran pada fungsi dan
morfologi yang berbeda.
3. Prokariota : organisasi seluler yang tidak memiliki nukleus sejati dan dan
membran nukleus.
4. Kultur : perkembangbiakan mikroorganisme atau sel jaringan sel makhluk
hidup dalam media khusus yang kondusif bagi pertumbuhannya.
5. Mikrobiologi : ilmu yang berkaitan dengan studi mikroorganisme.
6. Mikroorganisme : organisme mikroskopik.
7. Mikroskop modern : alat yang digunakan untuk memperoleh pembesaran
bayangan objek yang kecil dan memperhatikan struktur secara detil sehingga
mudah dibedakan.
8. Interaksi : suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih
objek memengaruhi atau memiliki efek satu sama lain.
9. Kovalen : satu ikatan kimia atau lebih yang terbentuk dengan menggunakan
pasangan elektron bersama-sama.
10. Nonkovalen : satu ikatan kimia atau lebih yang terbentuk tidak menggunakan
pasangan elektron bersama-sama
11. Biologis : hal yang bersangutan dengan biologi.
12. Regulasi : cara semua organ dan sistem tubuh bekerjasama secara efisien.
13. Diferensiasi : suatu perubahan dimana sel yang telah mencapai volume akhir
pertumbuhan menjadi terspesialisasi sesuai fungsinya menghasilkan jenis
jaringan, organ, atau organisme yang baru.
14. Metabolisme : semua reaksi kimia yang terjadi dalam organisme, termasuk
yang terjadi di tingkat seluler.
15. Intrasel : hubungan antara sel dengan jaringan atau organ di sekitarnya.
16. Intersel : hubungan antara sel dengan sel itu sendiri.

Problem
1. Mengapa dokter menyarankan pemeriksaan mikrobiologi pada penderita
diare?
2. Mikroorganisme apa yang menyebabkan diare?
3. \Bagaimana proses terjadinya diare?
4. Mengapa

proses

kultur

dapat

digunakan

untuk

mengidentifikasi

mikroorganisme tersebut?
5. Mengapa mikroorganisme tersebut dapat dikatakan prokariotik?
6. Apakah semua mikroorganisme bergerak? Jika iya, dengan apa?
7. Bagaimana bentuk dan struktur organel sel?
8. Bagaimana cara sel berinteraksi?
9. Bagaimana dan dimana sel berinteraksi juga berkomunikasi?
10. Mengapa komunikasi antarmolekul dapat menentukan sifat biologis suatu sel?
11. Apa yang dimaksud dengan komunikasi intersel dan intrasel?
12. Apa yang dimaksud dengan jejaring komunikasi sel?
13. Bagaimana komunikasi intersel dan intrasel dapat mengoordinasi dan
meregulasi pertumbuhan serta diferensiasi, metabolisme bahkan ketahanan
sel?
Hipotesis
1. Seli diare karena terinfeksi mikrooorganisme.
2. Mikroorganismenya termasuk sel prokariotik.
3. Denan teknik kultur, mikroorganisme dapat berkembang biak.
4. Sel terdiri dari organel-organel.
5. Sel memiliki bentuk
Mekanisme
Sel

Definisi

MembranPlasma

Klasifikasi

Sitoplasma

Struktur

Organel

Nukleus
3

Komunikasi Sel

Definisi

Jenis

Fungsi

Mekanisme
Peneriman

Dengan
Mediator

Parakrin

Endokrin

Hormon
protein

Kontak
Langsung

Gap
Junction

Transduksi
Respon

Sinaps

Hormon
Steroid

Me

Pertumbuhan
Pembelahan Sel

Perkembangan
Perbaikan

Sinyal reproduksi
Prokariotik
-

Replikasi DNA
Sitokinesis

Eukariotik

Mitosis

Interfase

Profase
G1
S
G2

Metaf
ase
fase

Anafase

Telofase
Meiosis
Meiosis 1
Meiosis 2
4

More Info
1. Apa jenis bakteri yang teridentifikasi dari hasil laboratorium?
I Dont Know
1. Apa yang dimaksud dengan sel prokariotik dengan eukariotik?
2. Apa saja perbedaan antara sel prokariotik dengan eukariotik?
3. Apa yang dimaksud dengan mikroorganisme dan apa saja yang termasuk di
dalamnya?
4. Bagaimana proses sel berkembangbiak?
5. Bagaimana struktur sel?
6. Apa fungsi membran, organel, sitoplasma, dan nukleus?
7. Apa saja jenis komunikasi antarsel?
8. Apa perbedaan dan persamaan interaksi kovalen dengan nonkovalen?
9. Adakah jenis interaksi lain selain interaksi kovalen dan nonkovalen?
10. Bagaimana mekanisme komunikasi antarsel?
Learning Issues
1. Sel
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Struktur
d. Fungsi
e. Reproduksi
2. Komunikasi sel
a. Definisi
b. Jenis
c. Mekanisme
d. Fungsi

BAB I
SEL
Definisi
Sel merupakan suatu struktur yang kompleks, sangat terorganisasi dan terbagi dalam
kompartment-kompartment.
Fungsi
Mempertahankan homeostasis tubuh, yaitu mempertahankan lingkungan internal
tubuh dalam keadaan relatif konstan.
Struktur Sel
1. Membran Plasma / Membran Sel / Plasmalemma

Fungsinya
a. Komunikasi. Mengandung reseptor yang dapat mengenali dan
berespon terhadap molekul sinyal.
b. Koneksi antarsel. Menciptakan suatu batas yang fleksibel,
melingdungi kandungan sel dan menyangga struktur sel.
c. Sawar fisis. Lapisan lipid ganda memisahkan antara zat di
dalam sel dan di luar sel.
d. Permeabel selektif. Mengatur masuk dan keluarnya ion,
nutrien dan molekul sisa melalui membran.

Mem
bran

plasma terdiri dari : 55% protein, 25% lipid, 13% kolesterol, 4% lipid
lain, dan 3% karbohidrat.

Struktur membran plasma meliputi :


a. Lapisan lipid ganda (Fosfolipid bilayer)
Fosfolipid bilayer ini memiliki gugus hidrofilik yang larut
dalam air dan gugus hidrofobik yang larut dalam lemak.
-

Fosfat.

Merupakan

gugus

hidrofilik,

sehingga

membentuk dua permukaan membran sel utuh, yaitu sisi


dalam membran yang langsung berhubungan dengan
cairan intrasel dan sisi luar yang berhubungan dengan
cairan ekstrasel.
-

Lipid. Merupakan gugus hidrofobik, sehingga antara


satu gugus hidrofobik dari lapisan lipid pertama dan
satu gugus hidrofobik dari lapisan lipid kedua saling
tarik menarik. Maka kedua lapisan hidrofobik ini
cenderung bertemu di tengah membran.

Kolesterol. Molekul kolesterol terselip di antara asam


lemak

fosfolipid

yang

padat.

Fungsinya

untuk

menstabilkan sel, ikut membantu menentuka derajat


permeabilitas kedua lapis membran terhadap bahan larut
air dari cairan tubuh. Juga mengatur banyak sifat cair
dari pergerakan komponen membran.
b. Protein Membran.
Ada dua jenis protein di dalam membran sel, yaitu:
-

Protein Integral. Merupakan suatu protein membran


yang dapat menembus membran sepenuhnya. Fungsi
protein integral adalah :
Sebagai kanal struktural, menjadi lintasan yang dapat
dilewati oleh molekul air dan zat larut air yang dapat
berdifusi dari cairan ektrasel ke cairan intrasel.
Sebagai zat pengangkut (carrier), yaitu membawa zat
lain yang jika tidak diangkut, tidak bisa melewati
membran sel.
7

Sebagai reseptor untuk zat kimia larut air seperti


hormon peptida. Ligan spesifik akan berikatan dengan
reseptor sehingga mengaktifkan bagian dalam protein
integarl sebagai second messenger yang berfungsi
sebagai sarana penyampaian informasi mengenai
lingkungan luar sel ke dalam sel.
-

Protein Perifer. Merupakan protein yang hanya


melekat pada salah satu sisi atau permukaan membran
atau pada protein integral. Fungsinya sebagai enzim.

c. Karbohidrat Membran (Glikokaliks).


Dalam bentuk kombinasi dengan protein dan lipis, yaitu
glikoprotein dan glikolipid. Gugus gliko hampir semua
menonjol pada permukaan luar membran membentuk suatu
lapisan. Seluruh permukaan luar sel yang dilapisi oleh suatu
selubung karbohidrat yang berikatan longgar itu disebut
glikokaliks. Fungsinya :
-

Banyak karbohidrat yang bermuatan negatif (-),


sehingga sebagian besar sel memiliki permukaan luar
yang bermuatan negatif (-) dan dapat menolak zat atau
benda-benda bemuatan negatif (-) lainnya.

Glikokaliks dari beberapa sel melekat pada glikokaliks


sel yang lain, sehingga sel dapat melekat satu sama lain.

Banyak karbohidrat berfungsi sebagai reseptor hormon.

Beberapa karbohidrat ikut dalam reaksi kekebalan.

2. Sitoplasma

Terdiri dari komponen cair yang disebut sitosol. Di dalam sitoplasma


terdapat atau tersebar organel-organel (struktur metabolik) aktif.

Di

dalam

sitoplasma,

pernagkat

yang

semua

bertemu

di

ribosom untuk sintesis protein


(mRNA, tRNA, faktor lainnya)
juga

terkandung

dalam

sitoplasma.

Struktur sitoplasma minor (paling


sedikit atau tidak bermakna)
adalah badan inklusi yang merupakan timbunan dari karbohidrat
(grnaula glikogen), lipid (droplet lemak), dan pigmen (granula
lipofusin).

Dalam sitosol terdapat ratusan enzim.

3. Nukleus (Inti Sel)

Fungsinya :

a. Pengatur sel. Menyimpan materi genetik, mengarahkan semua aktivitas


sel dan mengatur struktur sel.
b. Produksi. Memproduksi subunit ribosom dalam nukleolus dan
mengirimkannya ke sitoplasma untuk dirakit menjadi ribosom.

Komponen nukleus :
a.

Selubung

nukleus

(Membran nukleus)

Membran ganda : membran dalam dan membran luar.

Ruang di antara membran dalam dan membran luar ini


disebut ruang perinuklear.

Membran luar nukleus ditempeli banyak ribosom dan


berhubungan dengan membran retikulum endoplasma.
9

Ruang antara membran dalam dan membran luar


nukleus juga berhubungan atau menyatu dengan
tubulus/vesikel retikulum endoplasma.

Di dalam membran dalam terdapat jalinan protein


fibrosa yaitu lamina nuklear yang terbentuk dari filamen
intermediet lamin.

Pada jarak tertentu, membran dalam bergabung dengab


membran luar nukelus membentuk pori-pori nukleus,
yaitu jalur keluar masuk zat-zat dalam nukelus ke
sitoplasma sel.

b. Kromatin.
Kromatin mengandung suatu DNA untai ganda (helix) yang
berikatan dengan

protein basa yaitu histon dan protein

nonhiston. DNA yang terikat dengan nukleosom ini akan


terlipat-lipat hingga tingkatan kromatin berikutnya. Tingkatan
gulungan yang lebih rumit dan dapat dilihat secara
mikroskopik disebut kromosom.
c. Nukleolus (Anak inti/Nukleoli)
Nukleolus merupakan kumpulan dari sebagian besar RNA
dan protein ribosom. Nukleolus ini tidak memiliki membran.
Nukleolus dapat membesar pada sel yang aktif mensintesis
protein.

Pada

dasarnya,

pembentukan

nukleolus

(pembentukan ribosom yang ada di sitoplasma) berawal dari


nukleus. DNA yang ada dalam nukleus akan memproduksi
RNA, kemudian RNA ini sebagian akan disimpan di dalam
nukleolus, tapi kebanyakan diantar keluar menuju sitoplasma.
RNA

bersama-sama

protein

spesifik

kemudian

akan

membentuk ribosom matang.


4. Organel Sel

Retikulum Endoplasma
Bentuknya seperti tumpukan dari tubulus dan struktur vesikel
gepeng yang saling bertumpukan yang disebut sisterna. RE memiliki
10

membran luar yang terhubung dengan membran luar nukleus. Ruang di


dalam tubulus dan vesikel terdapat suatu cairan yang disebut matriks
endoplasma. Ruang di dalam RE terhubung dengan ruang antara
membran dalam dan luar nukleus. RE ada dua macam, yaitu:
1) RE Kasar (bergranula)
Ditempeli oleh ribosom sehingga strukturnya kasar dan
bergranula. Fungsinya untuk sintesis protein (dilakukan
oleh ribosom yang menempel di RE). Hasil sintesis
protein sebgaian dilepaskan langsung ke sitoplasma dan
lebih banyak lagi dimasukkan dalam ruang RE sehingga
masuk dalam matriks endoplasma. Kemudian melalui
tubulus diangkut menuju RE halus yang letaknya paling
dekat dengan apparatus golgi.
2) RE halus (agranula)
Fungsinya untuk mensintesis lipid. Lipid tersebut
langsung akan menjadi bagian dari fosfolipid bilayer
yang menyusun membran RE halus. Akibatnya RE
halus akan membesar. Agar ukuran RE halus tidak
melebihi yang dibutuhkan sel, RE secara teratur
melepaskan vesikel RE atau vesikel transpor yang
membawa zat-zat hasil sintesis dari RE menuju
apparatus golgi.

11

Fungsinya yang lain :


a. Mengandung enzim yang mengatur pemecahan glikogen
pada saat glikogen akan digunakan sebagai sumber energi.
b. Mendetoksifikasi zat-zat yang mungkin bisa merusak sel
dengan cara koagulasi, hidrolisis, oksidasi, dll.

Apparatus Golgi
Terdiri dari empat atau
lebih

vesikel

tertutup

gepeng,

yang

tipis

tersusun

menumpuk (sisterna) dan dekat


dengan salah satu sisi nukleus.
Apparatus golgi penting untuk
sel sekretoris karena letaknya di
sisi sel tempat zat sekretorik
akan dikeluarkan.
Fungsinya :
a. Memroses lebih lanjut zat hasil sintesis oleh RE yang telah
ditransfer melalui vesikel transpor yang masuk dalam sisi
konveks golgi yaitu cis apparatus golgi.
b. Dari pemprosesan lebih lanjut akan dihasilkan lisosom,
vesikel sekretoris, komponen sitoplasma, dll.
c. Mensintesis karbohidrat tertentu yang tidak dapat disintesis
dalam RE, terutama polimer sakarida yang berikatan dengan
protein kecil, yaitu asam hialunorat dan kondroitin sulfat.
d. Memadatkan sekret RE sehingga menjadi zat berkonsentrasi
tinggi.Saat zat sekret tersebut melewati lapisan terluar
apparatus golgi, proses pemadatan dan pengadahan berlanjut.
Akibatnya vesikel kecil maupun besar terlepas dari apparatus
golgi dan tersebar ke seluruh bagian sel.

Mitokondria
12

Mitokondria memiliki membran ganda, yaitu membran luar dan


membran dalam. Membran dalam mitokondria akan melipat-lipat
membentuk rak-rak atau disebut dengan krista. Dalam krista ini
terdapat enzim oksidatif. Di dalam ruang bagian dalam mitokondria
juga terdapat enzim-enzim lain.
Fungsi mitokondria :
a. Sebagai gudang energi (tempat pembentukan energi/respirasi sel).
b. Enzim oksidatif dan enzim lain akan bekerjasama untuk mengoksidasi
zat makanan sehingga terbentuk CO2
dan H2O dan pelepasan sejumlah
energi. Energi yang dilepas inilah yang
akan membentuk suatu zat berenergi
tinggi

yaitu

dikeluarkan

ATP.

dari

ATP

akan

mitokondria

dan

berdifusi ke seluruh bagian sel.


c. Mitokondria dapat mereplikasi diri, hal
ini karena dalam mitokondria juga
terdapat DNA seperti DNA nukleus.

Lisosom
Lisosom
struktur

memiliki

seperti

Merupakan

bagian

vesikel.
dari

apparatus golgi yang terlepas


dan menyebar ke sel

uruh

sitoplasma.
Fungsinya :
a. Membentuk sistem pencernaan intrasel yang mencerna
struktur sel yang rusak, zat yang telah dicerna sel dan zat
partikel makanan, juga zat yang tidak diinginkan seperti
bakteri.

13

b. Mengandung 40 jenis enzim hidrolase yang akan memecah


senyawa organik menjadi dua bagian. Satu berhubungan
dengan atom H+ dan satu lagi dengan gugus hidroksi (OH-).
c. Mengandung bahan bakterisid, yaitu bahan yang dapat
membunuh

bakteri

yang

sudah

difagosit

sebelum

menimbulkan kerusakan sel.


d. Lisosom dan vesikel fagositosit maupun vesikel pinositotik
yang saling menempel akan membentuk organ pencernaan.
e. Autolisis.
Selain fungsi

yang telah disebutkan diatas, lisosom juga dapat

membahayakan sel, contohnya :


a. Lisozim : melarukan membran sel bakteri.
b. Lisoferin : Mengikat zat besi atau zat-zat yang dapat merangsang
pertumbuhan bakteri.
c. pH lisosom kira-kira 5.0 yang dapat mengaktifkan hidrolase dan
menginaktifkan sistem metabolisme bakteri.

Ribosom
Ribosom

merupakan organel kecil

dan

padat

dalam sel yang

berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar


20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein
ribosom

(disebut Ribonukleoprotein atau

menerjemahkan mRNA untuk

membentuk

RNP).

Organel

ini

rantai polipeptida (yaitu

protein) menggunakan asam aminoyang dibawa oleh tRNA pada


proses translasi.

Di

dalam

sel,

ribosom

tersuspensi

di

dalam sitosol atau terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada
membran inti sel. Ribosom adalah komponen sel yang membuat
protein dari semua asam amino. Salah satu prinsip utama biologi,
sering disebut sebagai dogma sentral, adalah DNA yang digunakan
untuk membuat RNA, yang, pada gilirannya, digunakan untuk
membuat protein.

14

Urutan DNA gen disalin ke


RNA mRNA.

Ribosom

kemudian membaca informasi


dalam

RNA

menggunakannya

dan
untuk

membuat protein. Proses ini


dikenal

sebagai

translasi;

yaitu, ribosom menerjemahkan informasi genetik dari RNA menjadi


protein.
Ribosom melakukan hal ini dengan mengikat sebuah mRNA
dan menggunakannya sebagai template untuk urutan yang benar asam
amino pada protein tertentu. Asam amino yang melekat pada RNA
transfer tRNA molekul, yang masuk salah satu bagian dari ribosom
dan mengikat ke urutan messenger RNA. Asam amino terlampir yang
kemudian bergabung bersama oleh bagian lain dari ribosom.
Ribosom bergerak sepanjang mRNA, membaca urutan dan
menghasilkan rantai asam amino. Ribosom terbuat dari kompleks dari
RNA dan protein. Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih
besar daripada yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA,
sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA dan asam
amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit
terpecah.

Vesikel Sekretoris
Merupakan vesikel yang membawa zat-zat sekretorik. Hampir
semua zat sekretorik dibentuk di dalam RE dan apparatus golgi
kemudian zat tersebut dilepaskan dari apparatus golgi dalam bentuk
vesikel penyimpanan yaitu vesikel sekretoris.

Peroksisom / Badan Mikro


Bentuknya hampir seperti lisosom tapi bukan merupakan
bagian dari apparatus golgi yang terlepas. Peroksisom diyakini
terbentuk dengan cara replikasi diri. Peroksisom mengandung ezim
15

oksidase
menyebabkan

yang

dapat

O2

berikatan

dengan atom H+ dari zat-zat


kimia dalam sel dan membentuk
H2O2. H2O2 sendiri merupakan
zat yang berpotensi menyebabkan
kerusakan sel yang jika dalam
kadar yang tinggi akan menjadi
racun bagi sel, sehingga kelebihan H2O2 akan dipecah oleh enzim
oksidase lain yaitu katalase.

Proteasom
Proteasom merupakan suatu struktur silindris yang terdiri dari
empat cincin dan masing-masing cincin ini terdiri dari tujuh protein
termasuk protease. Proteasom adalah sejumlah besar kompleks
protease sitoplasma yang tidak berhubungan dengan membran dan
ukurannya sebesar subunit ribosom.
Fungsinya :
a. Mendegradasi atau memecah polipepetida yang tidak
diperlukan lagi oleh sel dan membatasi aktivitas protein
spesifik pada periode waktu tertentu.
b. Menangani protein sebagai molekul sendiri.

Sentriol
Sentriol merupakan struktur silindris yang terbentuk dari
sembilan triplet mikrotubulus yang

berdekatan dan berbagi

protofilamen. Pasangan sentriol yang dikelilingi matriks berdekatan


dengan nukleus yang tidak membelah disebut sentrosom. Fungsinya
membentuk gelendong mitosis pada saat pembelahan sel.

16

Sitokleteton
Sitoskeleton merupakan kerangka mekanis sel. Fungsinya
memberi bentuk sel, penyokong sel, dan berperan penting dalam
pergerakan organel dan vakuola serta pergerakan keseluruhan sel.
Sitoskeleton ada tiga macam, yaitu :

a. Mikrofilamen (filamen aktin)


Terdiri dari protein tubulin dan berfungsi
sebagai balok penahan-tekanan untuk
mempertahankan bentuk sel, motilitas pada
flagela dan silia, serta pergerakan kromosom dalam pembelahan sel.
b. Mikrotubulus (filamen globulin)
Terdiri dari protein aktin, berfungsi sebagai
unsur

penahan-tarikan

dalam

mempertahankan bentuk sel, motilitas pada


pseudopodia

dan

pembentukan

alur

pembelahan sel
c. Filamen intermediet
Salah satu dari berbagai protein berasal sari keratin. Berfungsi sebagai
unsur penahan-tarikan untuk mempertahankan bentuk sel, tempat
bertautnya nukleus dan organel lain, serta

pembentukan lamina

nukleus.

17

BAB II
INTERAKSI DAN KOMUNIKASI SEL
Pada organisme uniseluler semua potensi kemampuan seperti iritabilitas,
konduktivitas, kontraktilitas, respirasi dan lainnya bertujuan untuk mempertahankan
hidupnya sendiri. Pada organisme multiseluler terjadi penugasan pada masing-masing
sel atau jaringan. Dalam membentuk jaringan terdapat dua mekanisme dasar untuk
menjaga integritas sel-sel menjadi satu kesatuan, baik kesatuan struktural maupun
kesatuan fungsional. Integritas struktural didasarkan pada adesi sel.
ADESI SEL
Adesi sel dapat dikelompokkan dengan dasar yang berbeda berdasarkan bentuk lawan
interaksinya, yaitu adesi antarsel (jika lawan interaksinya sel) dan adesi sel dengan
matriks ekstraselular (jika lawan interaksinya matriks ekstraselular. Sedangkan
berdasarkan mekanisme adesi sel dibagi menjadi adesi penghubung tetap dan
penghubung sementara.
Adesi Antarsel :
Terjadinya kontak antar sel-sel yang berhadapan. Daerah ini merupakan modifikasi
permukaan sel sehingga sel-sel mengadakan hubungan dengan sekitarnya berdasarkan
struktur dan fungsinya. Adesi sel yang menetap dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Hubungan lekat (adhering junction)

18

Struktur ini dinamakan desmosom. Struktur ini banyak ditemukan pada


jaringan yang mendapat tekanan mekanik, seperti otot jantung, epidermis
kulit, dan epitel leher rahim. Pada hubungan sel ini tidak adanya kontak
langsung karena diantara 2 permukaan membran sel terdapat celah sebesar 1520 nm. Biasanya di dalam sitoplasma hubungan sel ini terdapat kumpulan
filamen aktin (sitoskleton).
Berdasarkan luas daerah penghubung sel dibedakan sebagai :
Macula : apabila hanya meliputi daerah sempit seperti bercak.
Zonula
: apabila daerahnya membentuk suatu gelang yang
menglilingi sel.
Fascia : apabila daerahnya melebar ke daerah yang luas.
2. Hubungan tak tembus (impermeable junction)
Kategori ini disebut dengan tight junction. Merupakan hubungan yang sangat
erat tanpa celah yang memisahkan. Berperan membentuk sawar dalam lapisan
sel seperti pada epitel selaput lendir usus. Tight junction ini berbentuk gelang
(zonula occludens) di sekeliling sel pada bagian puncak sel.
3. Hubungan berkomunikasi (communicating junction)
Struktur ini berfungsi sebagai wahana untuk melalukan molekul dari satu sel
ke sel lain, dan untuk berkomunikasi antar sel. Terdapat 2 macam
penghubung, yaitu :
Gap junction : merupakan bentuk hubungan sel yang sangat umum
terdapat pada jaringan dari semua hewan dan manusia. Gap junction
disusun oleh saluran-saluran kecil yang menghubungkan langsung
ruang dalam dari kedua sel yang berdekatan. Tiap saluran dibentuk
oleh protein membran dari masing-masing sel yang disebut konekson.
Konekson dapat dilalui oleh molekul kecil yang larut dalam air, seperti
ion organic, gula, asam amino, nukleotid, dan vitamin.
Sinapsis
: akan dibahas bersama system komunikasi.

Adesi antarsel Sementara :

19

Hubungan antar sel yang bersifat sementara, melibatkan beberapa jenis


molekul protein yang merupakan molekul integral dari membrane sel. Hubungan ini
terjadi antara sel-sel leukosit dengan sel endotel.
Adesi Antarsel dan Matriks :
Hubungan ini dapat ditemukan pada sel-sel epitel dengan membran basalis,
agar sel-sel epitel tidak tidak terlepas dari jaringan yang ditutupinya. Hubungan ini
punya mekanisme yang bersifat tetap ditemukan pada hemidesmosom dan kontak
fokal, serta bersifat sementara melalui molekul proteoglikan/integrin dengan matriks
extraseluler.

KOMUNIKASI ANTAR SEL


1. Pengertian
Komunikasi antar sel adalah adanya pengirman dan penerimaan pesan yang
melibatkan 2 pihak (pengirim dan penerima)
2. Cara cara sel berkomunikasi
a. Kontak langsung
Dengan kontak langsung melalui molekul molekul khusus pada membran
yang akan memberikan sinyal pada resrptor yang menerima sinyal
b. Mediator
Dengan cara melepaskan bahan bahan kimia (mediator) yang bertindak
sebagai sinyal untuk dikirimkan ke sel sel yang berjauhan. Cara ini dibadi
menjadi 3 macam yaitu:
Parakrin
Sejumlah molekul mediator yang dihasilkan ael tertentu
berfungsi memberikan sinyal sinyal khusus kepada sel sasaran
yang

berada

disekitarnya

sehingga

tidak

memerlukan

pengangkutan khusus. Sel ada yang bisa menghasilkan


mediator untuk digunakan sel lain dan dirinya sendiri. Sel yang
menghasilkan mediator untuk ke sel yang lain (parakrin), sel
yang bisa menghasilkan mediator untuk dirinya sendiri
(autokrin/otokrin) Jenis jenis mediator yang dikeluarkan
tergantung pada sel penghasil dan sel penerima dari. Contoh

20

nya mediator sitokin pada bidang imunulogi , banyak mediator


yang termasuk jenis sitokin diantaranya:
Monokin (dihasilkan oleh sel makrofag )
Limfokin (dihasilkan oleh limfosit)
Kemokin (berfungsi dalam sel sel radang) dsb.

Parakrin
Sinapsis
Sinapsis merupakan penghubung komunikasi dengan cara sel
menghasilkan bahan kimia yaitu berupa neurotransmitter ke se
yang lain lain dan dipisahkan oleh celah sebesar 20nm (celah
sinaptik), selanjutnya reseptor pada sel sasaran menangkap
neurotransmitter. Sinyal kimiawi

merubah sel sasaranya

menjadi kegiatan potensial sehingga sinyal kimiawi harus


diubah menjadi sinyal listrik.
Mekanisme

perambatan

impuls

berlangsumg

dengan

pembukaan dan penutupan gerbang saluran ion Na+. setelah 1


milidetik impuls merambat, impuls tiba di ujung akson
membuka gerbang saluran ion Ca++, sebagai respon terhadap
depolarisasi.

Ca++

membuat

vesikel

yang

berisikan

neurotransmitter akan menempel pada membran presinapsis


21

lalu

mengeluarkan

neurotransmitter.

Neurotransmitter

membuka gerbang untuk Na+ masuk dengan cara menempel


pada membran pascasinapsis, lalu Na+ masuk sehingga
terjadinya perubahan kadar ion diluar dan diidalam.

berdasarkan ukuran ukuran molekulnya, neurotransmitter dapat


dikelompokan menjadi dua yaitu berukuran kecil seperti
asetilkholin, berbagai monoamin dan asam amino dan kedua
sebagai neropeptid. Sinapsis eksitasi adalah sinapsis yang
dimana reseptornya memperantarai suatu efek eksitasi . sinapsis
penghambat adalah sinapsis yang dimana hanya memperantarai
gerbang saluran yang hanya dilalui oleh ion ion negatif kecil.
Endokrin
Mediator yang bekerja pada system endokrin disebut homon.
Sel ini dapat melepaskan berbagai jenis hormone yang berbeda
dan menunjukkan kekhasan respon tingkah laku sel sasarannya.
Reseptor hormone-hormon protein yang berada pada membrane
sel sasaran bertindak sebagai transduser dengan cara mengatur
enzim atau pembukaan gerbang ion.
22

Hormon Polipeptid atau Protein


Merupakan pembawa pesan pertama. Setelah terjadinya ikatan antara
molekul hormone dan reseptor pada membrane sel, pesan diteruskan
melalui pembawa pesan kedua, pesan kedua ini bekerja dalam sel yang
akan mengubah tingkah lakunya sebagai respon sel sasaran.
Tiga cara agar reseptor pada membrane dalam sel sasaran dapat
membangkitkan sinyal intraseluler (pembawa pesan kedua) :
Reseptor Terkait Gerbang Tol, yaitu permukaannya akan membuka atau
menutup pintu gerbang ion dalam membrane sel.
Reseptor yang Terkait Protein G
Reseptor Terkait Enzim, yaitu pada membrane sel sasaran akan menanggapi
dengan cara diaktivasi ataupun dihambat aktifitas enzim tersebut.
Hormon Steroid
Semua hormone ini disintesis di kolesterol. Molekul hormone ini
bersifat hidrofobik dan biasanya mempunyai BM sangat rendah (300
dalton), sehingga untuk melintasi membrane sel sasarannya hanya
dengan cara difusi sederhana saja. Saat sampai di dalam sel, setiap
hormone steroid akan terikat (reversible) dengan protein reseptornya
menyebabkan perubahan alosterik dalam konformasinya sehingga
meningkatkan kemampuan mengikat DNA. Ikatan reseptor hormone
dapat melalui selubung inti, maka peningkatan afinitsa DNA
menyebabkan terjadinya timbunan kompleks reseptor hormone dalam
inti.

23

c. Membentuk gap junction


Gap junction merupakan bentuk hubungan paling
umum yang terdapat pada jaringan hewan dan
manusia. Gap junction disusun oleh saluran saluran
kecil yang menghubungkan langsung ruang dalah
dari kedua sel yang berdekatan. Tiap saluran
dibentuk oleh protein membran dari masing masing
sel dinamakan konekson. Biasanya konekson dapat
dilalui dengan BM <1500.
BAB III
REPRODUKSI SEL

Siklus Sel
Setiap sel mempunyai suatu siklus. Siklus sel dibagi menjadi dua fase umum,
yaitu interfase dan mitosis. Interfase merupakan fase yang berlangsung paling lama.
Interfase pada jaringan mamalia umunya berlangsung sekitar 12 sampai 24 jam. Pada
fase tersebut terjadi pertumbuhan dan persiapan untuk pembelahan.
Selama interfase aktivitas metabolism sel sangat tinggi dan sel melakukan
berbagai fungsi. Pada fase ini ukuran sel menjadi bertambah besar sebagai akibat
pertumbuhan sel, sintesis protein, duplikasi organel sel.
Interfase dapat dibedakan menjadi 3 subfase, yaitu G1, S, dan G2. Pada ketiga
subfase tersebut sel mengalami proses tumbuh. Secara spesifik, pada tahap G1 ukuran
sel bertambah besar akibat pertumbuhan sel. Pada tahap S terjadi duplikasi kromosom
dan sintesis DNA( replikasi DNA). Kromosom yang semula tunggal akhirnya
berubah menjadi kembar (ganda). Pada tahap G2, sel tumbuh sempurna sebagai
persiapan untuk pembelahan sel.

Tahap G1 atau first gap phase

Dimulai dari sel muda yang baru saja membelah. Tahap ini membutuhkan waktu
antara 3-4 jam, tapi ada juga beberapa jenis sel yang membutuhkan waktu beberapa
hari sampai beberapa bulan atau beberapa tahun. Perbedaan waktu pada tahap inilah
yang menyebabkan perbedaan waktu siklus sel antara siklus yang satu dengan sel
yang lainnya. Pada tahap ini akan terjadi sintesis RNA yang kemudian diikuti oleh
sintesis protein sehingga sitoplasma akan bertambah banyak dan sel akan bertumbuh.
Sintesis RNA mula-mula terjadi dalam inti sel sehingga sifat-sifat RNA juga akan
24

spesifik sesuai dengan spesies makhluk hidup dan dengan demikian protein yang akan
disintesis RNA yang berarti juga member pengarahan dalam proses sintesis protein
dalam sel sehingga sel akan tumbuh
sesuai

dengan

sifat-sifat

sel

induknya.

Tahap

atau

Synthetic phase
Dimana terjadi proses sintesis DNA
yang pada umunya berlangsung
selama 7-8 jam. Tetapi dalam tahap ini sintesis RNA tetap berjalan walaupuntidak
dominan.Pada tahap ini molekul-molekul DNA akan terbentuk melalui proses
replikasi dari molekul DNA yang sudah ada. Selain itu, pada tahap ini terjadi
pembentukan molekul histan yang merupakan protein dasar dari kromosom.

Tahap G2 atau second gap phase

Merupakan tahap akhir dari pertumbuhan sel yang kemudian akan disusul dengan
pembelahan sel. Tahap ini umunya berlangsung sekitar 2-5 jam, dalam tahap ini masih
juga yterjadi sintesis RNA. Dari hasil penelitian, sintesis RNA akan mulai berkurang
pada tahap ini dan akan berhenti pada saat pembelahan sel dimulai.

Pengaturan Siklus Sel


Waktu dan laju pembelahan sel dalam bagian pada tumbuhan atau hewan yang
berbeda merupakan hal penting untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan
yang normal. Frekuensi pembelahan sel berbeda-beda sesuai dengan tipe selnya,
misalnya kulit manusia sering membelah panjang hidupnya, sementara sel hati
25

mempertahankan kemampuannya untuk membelah tetapi hanya menggunakannya


pada saat yang tepat, misalnya untuk menyebuhkan luka. Beberapa sel yang paling
terspesialisasi seperti sel saraf dan sel otot tidak membelah sama sekalipada mnusia
dewasa. Perbedaan siklus-sel ini disebabkan oleh pengaturan pada tingkatan
molekuler. Mekanisme pengaturan ini sangat menarik, tidak saja untuk pemahaman
siklus hidup sel normal tetapi juga untuk memahami bagaimana bagaimana sel kanker
berusaha lepas dari pengotrolan normal.
Sistem Pengontrolan Molekuler Menggerakan Siklus Sel
Kejadian berurutan pada siklus sel diarahkan oleh sistem pegontrolan siklus
sel yang jelas, yaitu sekumpulan molekul yang beroperasi secara siklik dalam sel yang
memicu maupun mengkoordinasi kejadian-kejadian penting dalam siklus sel. Sistem
pengontrolan siklus sel ini telah dibandingkan dengan alat pengontrolan pada mesin
cuci otomatis. Seperti alat mesin cuci itu, system pengontrolan siklus sel berlangsung
dengan sendirinya, digerakkan oleh jam terpasang. Akan tetapi, sama seperti mesin
cuci yang butuh penyetelan eksternal (seperti keran yang mengontrol pasokan air) dan
pengontrolan internal (seperti keran yang mengontrol pasokan air) dan pengontrolan
internal (seperti sensor yang mendeteksi ketika tabung cucinya penuh dengan air),
siklus sel ini diatur pada checkpoint-check point tertentu oleh pengontrolan internal
dan eksternal.
Checkpoint Dalam Siklus Sel
Checkpoint dalam siklus sel merupakan titik pengontrolan yng kritis dimana
sinyal berhenti dan sinyal terus dapat mengatur siklus. Sel hewan umunya memiliki
sinyal berhenti yang menghentikan siklus sel pada checkpoint, sampai munculnya
sinyal terus dapat mengatur siklus. Sel hewan umunya memiliki sinyal berhenti yang
menghentikan siklus sel pada checkpoint, sampai munculnya sinyal terus. Banyak
sinyal yang tercatat pada checkpoint berasal dari mekanisme pengawasan seluler;
sinyal ini melaporkan apakah proses seluler krusial hingga ke tempat itu telah
diselesaikan secara benar, dan dengan demikian apakah siklus sel itu harus
dilanjutkan atau tidak. Checkpoint juga mencatat sinyal dari luar sel, sebagaimana
yang akan kita bahas nanti. Tiga checkpoint utama dijumpai dalam fase G1,G2, dan
M.

26

Untuk banyak sel, checkpoint pada G1 yang dianggap sebagai titik retriksi
(pembatasan) dalam sel mamalia tampaknya merupakan yang paling penting. Jika
sebuah sel menerima sinyal terus pada checkpoint G1, sel itu biasanya akan
menyesaikan siklusnya dan memebelah. Tetapi jika sel itu tidak menerima sinyal terus
pada titik itu, sel akan keluar dari siklus dan beralih ke keadaan tidak membelah yang
disebut fase G0. Seperti yang disebutkan sebelumnya, sel saraf dan sel otot
terspesialisasi tidak pernah membelah. Sel lain seperti sel hati dapat dipanggil
kembali untu memasuki siklus sel oleh isyarat lingkungan tertentu, seperti faktor
pertumbuhan yang dilepas pada waktu mengalami luka.
Pertumbuhan Sel
Pertumbuhan dan perkembangan setiap makhluk hidup tergantung dari
pertumbuhan sel dan perbanyakan sel.Hal ini berlaku baik untuk makhluk hidup
uniseluler maupun multiseluler.
Pada makhluk multiseluler seperti manusia,pembelahan sel sangat penting
untuk pertumbuhan makhluk hidup dari muda sampai dewasa.Hal ini disebabkan
karena pertumbuhan makhluk hidup multiseluler tergantung dari jumlah sel yang
menyusun jaringan jaringan dalam tubuhnya karena semakin besar ukuran jaringan
tubuh semakin banyak jumlah sel yang menyusunnya.
Setelah sel membelah menjadi dua,masing masing sel akan masuk ke dalam
stadium interfase dan akan mengalami pertumbuhan sel sehinggan menjadi dewasa
serta siap untuk mengadakan pembelahan kembali.
Dalam masa pertumbuhan,sel akan mengalami perubahan-perubahan tertentu
dan melewati tahap tahap pertumbuhan sel yang meliputi :
1. Tahap G1 atau fase first gape yang dimulai dari sel muda yang baru saja
membelah.Pada tahap ini akan terjadi sintesis RNA yang kemudian diikuti
oleh sintesis protein sehingga sitoplasma bertambah banyak dan sel akan
tumbuh.Sintesis RNA mula-mula terjadi pada inti sel dimana molekul RNA
terbentuk berdasar model molekul DNA yang ada dalam inti sel sehingga
sifat-sifat RNA akan spesifik dan protein yang disintesis RNA bersifat
spesifik.Tahap G1 membutuhkan waktu sekitar 3 4 jam.
2. Tahap G0.Tahapan ini adalah tempat bagi sel yang tidak mendapatkan sinyal
untuk meneruskan pembelahannya atau dapat dikatakan mati.

27

3. Tahap S atau Synthetic phase terjadi proses sintesis DNA.Dalam tahap ini
molekul DNA akan terbentuk melalui proses replikasi dari molekul DNA yang
sudah ada.Tahapan ini membutuhkan waktu sekitar 7 - 8 jam.
4. Tahap G2 atau fase second gape merupakan tahap akhir dari pertumbuhan sel
yang disusul dengan pembelahan sel.Tahap ini masih terjadi sintesis RNA
Setelah tahap G2 diikuti dengan pembelahan sel yang akan menghasilkan sel-sel baru
yang masih muda dan kembali melalui tahap tahap G1,S,G2.
Apoptosis (kematian sel)
Proliferasi ( *dorland, pengertian: reproduksi atau multiplikasi bentuk sel
sejenis) sel berfungsi untuk perbaikan dan pertumbuhan, merupakan proses fisiologi
yang tak perlu diragukan untuk kepentingannya. Namun, yang tak kalah penting bagi
fungsi tubuh dan keseshatan, adalah proses kematian sel terprogram yang disebut
apoptosis. Apoptosis pertama kali ditemukan dalam embrio yang sedang berkembang,
saat kematian sel terprogram menjadi proses yang penting bagi pembentukan embrio
(morfogenesis). Peneliti kemudian melihat bahwa apoptosis merupakan peristiwa
yang umum dijumpai dalam jaringan org dewasa normal. Beberapa contoh berikut
akan menggambarkan pentingnya proses apoptosis. Kebanyakan limfosit-T yang
berasal dari thymus memiliki kemampuan menyerang dan menghancurkan komponen
tubuh dan dapat menimbulkan kerusakan yang parah bila sel2 tersebut memasuki
aliran darah. Di dalam thymus, limfosit-T menerima sinyal yang mengaktifkan
program apoptosis yang tersandi dalam kromosomnya. Limfosit-T kini dihancurkan
melalui apoptosis sebelum meninggalkan thymus.
Pada apoptosis, sel dan intinya menjadi padat, dan ukurannya mengecil. Pada
tahap ini, sel yang apoptotic memperlihatkan inti yang terpulas gelap (inti piknotik)
yang mudah dikenali dengan mikroskop cahaya. Kemudian, kromatin terpotong
kecil2 oleh endonuklease (*Dorland, pengertian : nuklease yang secara spesifik
mengatalisis hidrolisis ikatan interior rantai ribonuklease atau deoksiribonukleotida,
poli- atau oligo- nukleotida) dna. Selama apoptosis berlangsung, sel memiliki vesikel
sitoplasma berukuran besar (blebs) yg terlepas dari permukaan sel. Fragmen yang
terlepas ini terdapat di membrane plasma, yang berubah sedemikian rupa sehingga
semua sisa sel dengan mudah ditelan atau difagositiosis, terutama oleh makrofag.
Pembelahan Sel
28

Setiap sel pasti mengalami pembelahan sel. Pada dasarnya dalam periode
pembelahan sel ini satu sel induk akan menjadi dua sel muda yang kemudian juga
kembali mengalami pertumbuhan menjadi sel dewasa. Pembelahan sel terbagi
menjadi dua, yaitu mitosis dan meiosis.
Mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel anak yang jumlahnya sama
dengan sel parentalnya. Mitosis penting untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel
yang rusak. Mitosis terbagi menjadi:
1. Interfase adalah selang waktu antara dua pembelahan sel berturutan. Interfase
terdiri dari:
G1 (first gap phase). Ciri-ciri:
a) Sel muda yang baru membelah
b) Terjadinya sintesis RNA dan protein
c) Sitoplasma bertambah banyak dan sel bertumbuh
S (synthetic phase). Ciri-ciri:
a) Terjadinya sintesis DNA dan RNA
b) Replikasi molekul DNA
c) Pembentukan molekul histon (protein dasar kromosom)
G2 (second gap phase). Ciri-ciri:
a) Terjadinya sintesis RNA
b) Sel memiliki kromosom bersifat diploid
c) Sel memiliki sepasang unit sentriol
2. Profase, dengan ciri-ciri:
a) Membran inti menghilang
b) Nukleolus menghilang
c) Sentriol mencapai kutub pembelahan sel dengan spindel

yang

menghubungkan sentriol
d) Kromatid terlihat sebagai kromosom yang mempunyai sentromer dan lenganlengannya
3. Metafase, dengan ciri-ciri:
a) Kromatid berjajar di bidang ekuator
b) Terbentuk benang-benang penghubung antara kinetokor dengan kutub
c) Mulai tertariknya bagian kinetokor ke arah kutub pembelahan
4. Anafase, dengan ciri-ciri:
a) Terjadinya pemisahan lengan kromatid
b) Terbentuknya pasangan kromatid bergerak menuju kutub pembelahan
c) Kromatid terpisah dan lebih dikenal sebagai kromosom
d) Sel tampak lebih memanjang atau lonjong
5. Telofase, dengan ciri-ciri:
a) Terbentuknya membran inti yang melingkupi kromosom pada masingmasing kutub pembelahan
b) Terpisahnya sitoplasma beserta organel yang ada
c) Terbentuknya dua sel yang sama bentuk dan sifatnya
29

Meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel-sel anak dengan separuh
jumlah kromosom parentalnya. Meiosis penting untuk sistem reproduksi. Meiosis
terbagi menjadi:
1. Profase I, dibedakan menjadi beberapa tahap, yaitu:
Leptoten: benang kromosom menebal
Zigoten: kromosom mulai tampak jelas, dan yang homolog akan berpasangan
Pakiten: pasangan kromosom terbentuk sempurna
terjadinya pemendekan kromosom
sentromer terlihat jelas
terjadinya pertukaran bahan genetik melalui crossing over
Diploten: terjadinya pemisahan kromosom homolog yang tidak sempurna
Diakinesis: kromosom mengalami pemendekan
nukleolus mulai menghilang
2. Metafase I, ciri-cirinya adalah:
a) Kromosom tersusun di bidang ekuator
b) Terjadi pemisahan kromosom namun tetap satu kesatuan
3. Anafase I, ciri-cirinya adalah:
a) Kromosom mulai bergerak menuju ke kutub pembelahan
4. Telofase I, ciri-cirinya adalah:
a) Kromosom berkumpul di kutub pembelahan
b) Pembentukan membran inti
c) Pemisahan sitoplasma
d) Kromosom mulai membentuk benang-benang tipis
5. Interfase, ciri-cirinya adalah:
a) Tidak terjadi replikasi kromosom
6. Profase II, ciri-cirinya adalah:
a) Terbentuknya spindel
b) Pergeseran sentriol ke kutub pembelahan
c) Membran inti menghilang
d) Nukleolus menghilang
7. Metafase II, ciri-cirinya adalah:
a) Pengumpulan kromosom pada bidang ekuator
b) Pemisahan pasangan kromosom
8. Anafase II, ciri-cirinya adalah:
a) Pergeseran kromosom ke arah kutub
b) Membran sel mulai berubah menjadi lonjong
9. Telofase II, ciri-cirinya adalah:
a) Kromosom berkumpul di kutub pembelahan
b) Pembentukan membran inti
c) Pemisahan sitoplasma
Mitosis
Terjadi di sel tubuh
Jumlah kromosom
dengan sel induk

sel

keturunan

Meiosis
Terjadi di sel kelamin
sama Jumlah kromosom sel keturunan setengah
dari sel induk
30

Pembelahan terjadi 1 kali


Sel anak identik dengan sel induk
Jumlah sel anak 2
Memperbanyak sel pada proses pertumbuhan

Pembelahan terjadi 2 kali


Sel anak tidak identik dengan sel induk
Jumlah sel anak 4
Mengurangi jumlah kromosom generasi
berikutnya

Proses Mitosis:

Proses Meiosis:

31

DAFTAR PUSTAKA

32

Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel. P.T. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Campbell, dkk. 2002. Biologi Edisi Kelima - Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Guyton, Arthur H dan John E. Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Mescher, Anthony L. 2012. Histologi Junqueira Teks & Atlas. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 6. Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Subowo. 2001. Biologi Sel. Sagung Seto: Jakarta.

33

Anda mungkin juga menyukai