Perkotaan
GAMBARAN DAN
PERMASALAHAN SISTEM
DRAINASE
Faktor Hujan
Q=f(hujan, tataguna lahan)
PENGUKURAN HUJAN
Pengukuran Hujan Dilakukan Dengan
Menampung Hujan Yang Jatuh Di Beberapa
Titik Yang Sudah Ditentukan Dengan
Menggunakan Alat Pengukur Hujan.
Hujan Yang Terukur Mewakili Suatu Luasan
Daerah Disekitarnya Yang Dinyatakan
Dengan Kedalaman Hujan.
INTENSITAS HUJAN I :
(Tinggi Hujan Persatuan Waktu).
h
I
t
Air hujan
Corong
Saringan
Tipping bucket
Terjungkir bila penuh
setara 0.5 mm air hujan
Recorder
CONTOH :
Dari suatu DAS seluas 2 HA dan sketsa
data grafik AUHO (Alat Ukur Hujan
Otomatik) tsb, di bawah ini :
Penyelesaian :
a.Perhitungan Intensitas Hujan tiap jam disajikan dlm. tabel sbb:
No.
Waktu
(pukul)
Tinggi hujan
(mm)
Lamanya (jam)
Intensitas
(mm/jam)
8-9
0,0
1,0
0,0
9-10
0,0
1,0
0,0
10-11
2,0
1,0
2,0
11-12
2,0
1,0
2,0
12-13
0,0
1,0
0,0
13-14
0,0
1,0
0,0
14-15
4,0
1,0
4,0
15-16
10,0
1,0
10,0
16-17
20,0
1,0
20,0
10
17-18
14,0
1,0
14,0
11
18-19
0,0
1,0
0,0
12
19-20
2,0
1,0
2,0
13
20-21
0,0
1,0
0,0
2
n
1 n
P Pi
n i 1
P = hujan rata-rata
Pi = tinggi curah hujan distasiun i,
i = 1, ,n.
CONTOH 1 :
Diketahui suatu das mempunyai 4 stasiun hujan, stasiun a =
50 mm, b = 40 mm, c = 20 mm dan d = 30 mm. Hitung
hujan rerata dengan metode rata-rata aljabar !.
Penyelesaian :
Sta. A berada tidak jauh dari das, jadi berpengaruh sbb. :
1 n
1
P Pi (50 40 20 30) 35mm
n i 1
4
Jika stasiun a berada jauh dari das maka data distasiun tidak
diperhitungkan, sehingga :
1 n
1
P Pi (40 20 30) 30mm
n i 1
3
Perbedaan cukup besar karena variasi hujan di masing2 sta
cukup besar, padahal metode tsb. Cocok jika variasi hujan
terhadap jarak antar stasiun tidak besar.
2. METODE THIESSEN :
Metode ini memperhitungkan bobot/daerah
pengaruh dari masing-masing stasiun hujan
asumsi : hujan yang terjadi pada suatu luasan dalam
DAS = hujan yg tercatat di sta. terdekat jadi
mewakili luasan tsb.
Jumlah stasiun hujan minimum 3 buah
Penyebaran stasiun hujan bisa tidak merata.
Tidak sesuai untuk daerah bergunung (pengaruh
orografis)
DAS dibagi menjadi poligon, stasiun pengamat hujan
sebagai pusat.
Apabila ada penambahan/ pemindahan stasiun
pengamat hujan, akan mengubah seluruh jaringan
dan mempengaruhi hasil akhir perhitungan.
Tidak memperhitungkan topografi.
Lebih teliti dibandingkan dengan cara Aljabar.
Sta. di
luar DAS
2
A P
P
A
_
A1
A2
An
_
P
Hujan rata-rata DAS.
CONTOH 2 :
DATA SEPERTI GAMBAR DI BAWAH, LUAS
DAS 500 KM. HITUNG HUJAN RERATA
DENGAN METODE THIESSEN !.
Stasiu
n
Hujan
(mm)
Luas
poligon
Hujan x
Luas
A
B
C
D
50
40
20
30
JUMLAH
95
120
172
113
500
4.750
4.800
3.440
3.390
16.380
A P
P
A
_
16.380
32,76mm
500
C. METODE ISOHYET :
Isohyet adalah garis yang menghubungkan
titik-titik dengan kedalaman hujan yang sama.
Diasumsikan bahwa : hujan pada suatu daerah
diantara 2 garis isohyet merata dan = nilai
rata-rata dari kedua garis isohyet tersebut.
- Digunakan di daerah datar / pegunungan.
- Stasiun curah hujan tersebar merata & harus banyak.
- Bermanfaat untuk curah hujan yang singkat, metode
paling teliti tetapi analisnya harus berpengalaman.
I i I i 1
I2 I3
I n I n1
I1 I 2
Ai
A1
A2
...... An
2
i 1
2
2
2
P
n
A1 A2 ....... An
Ai
n
i 1
PROSES TAHAPANNYA :
1. Plot Stasiun hujan & besar kedalaman curah hujan.
2. Dari nilai kedalaman hujan di stasiun yang
berdampingan, dibuat interpolasi dengan pertambahan
nilai yang ditetapkan.
3. Buat kurva dengan menghubungkan titik-titik interpolasi
pertambahan
nilai 5 mm.
Belum
terhitung
III
PENYELESAIAN :
DIBUAT GARIS-GARIS
ISOHYET, KEMUDIAN DI
HITUNG LUASAN DAERAH
DI ANTARA 2 GARIS ISOHYET
DISAJIKAN DALAM TABEL
SBB. :
Daer Isohye
Luasan
ah
t
antara 2
mm
Isohyet, km
I
15
20
III
25
IV
30
V
35
VI
40
50
45
JUMLA
HUJAN RERATA :
H
II
Rerata
dari 2
Isohyet,
km
Luasan x
Rerata
17.5
210
50
22.5
1.125
95
27.5
2.613
111
32.5
3.608
140
37.5
5.250
70
42.5
2.975
14
500 16.826
16.826
P
33,65mm
500
4
THIESSEN
Sta.
Hujan
Luas
(Ha)
Hujan P
(mm)
15
65
15/455 x 100%
3,3
3,3% x 65
70
146
70/455 x 100%
= 15.4
15,4% x 146
22
80
192
80/455 x 100%
= 17,6
17,6% x 192
34
85
269
85/455 x 100%
= 18,7
18.7% x 269
50
10
154
10/455 x 100%
2,2
2,2% x 154
60
298
60/455 x 100%
= 13.2
13,2% x 298
39
100
500
100/455 x 100%
= 21,9
21,9% x 500
= 110
25
450
25/455 x 100%
5,5
5,5% x 450
25
10
282
10/455 x 100%
2,2
2,2% x 282
Total
455
Jumlah = 100
Jumlah = 291
CONTOH
ISOHYET :
Isohyet
Luas Bruto
Luas Neto
Vol.hujan
mm
Ha
Ha
mm
Kolom 3x4
500
10
10
525
5.250
400
100
90
450
40.500
300
190
90
350
31.500
200
290
100
250
25.000
100
400
110
150
16.500
<100
455
55
80
4400
123.150
CONTOH SOAL 5 :
Dari suatu DAS seluas 57,20 km 2 terdapat 7 buah
stasiun hujan otomatis. Pada bulan Mei terukur hujan
pada Sta.1 = 64 mm, Sta. 2 = 60 mm, Sta.3 = 52 mm,
Sta.4 = 48 mm, Sta.5 = 50 mm, Sta.6 = 40 mm dan
Sta.7 = 36 mm.
Hitung kedalaman hujan rata-rata DAS pada bulan
tersebut dengan metode Rata-rata Aljabar, Metode
Thiessen & Isohyet.
PENYELESAIAN :
A. METODE RATA2 ALJABAR :
B. METODE
THIESSEN
Sta.
HujanP LuasPoligon
PxA
mm
(A)km2 (mmxkm2)
64
6,56
419,84
60
10,52
631,20
52
8,02
417,64
48
9,08
435,84
50
6,32
316,00
40
7,42
296,80
36
9,28
334,08
57,20
2851,4
C. METODE ISOHYET
Sta.
1+2
60
17,94
1.076,40
3,4,5
50
16,22
831,00
6+7
40
22,64
905,60
57,20
2.813,00
Contoh Soal 6 :
Hitung Hujan DAS dengan cara Thiessen dan Aljabar
Sta.
A.
B.
C.
D.
129,9
354,9
242,4
112,5
TOTAL
839,7
150
170
205
180
15,47%
42,26%
28,87%
13,40%
23,21
71,84
59,18
24,12
178,35
Distribusi Hujan
Intensitas Hujan
Debit Rasional