Anda di halaman 1dari 21

" HIZBUT TAHRIR NEO MU'TAZILAH "

OLEH : SYAIKH MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL - ALBANI.

Dihadapan Saya Ada Dua Pertanyaan. Keduanya Bertemu Pada Satu Titik. Yaitu Tentang Hizbut
Tahrir.

PERTANYAAN PERTAMA : Saya Telah Membaca Tentang Hizbut Tahrir Dan Saya Mengagumi
Banyak Pemikiran Mereka. Kami Menginginkan Agar Anda Menerangkan Atau Memberi Faidah
Kepada Kami Tentang Sekelumit Kelompok Ini ?

PERTANYAAN KEDUA : Berbicara Sekitar Persoalan Diatas, Tetapi Penanya Meminta Kepada Saya
Penjelasan Yang Luas Tentang Hizbut Tahrir. Tujuan - Tujuan Serta Pemikiran - Pemikirannya.
Apakah Dia Menyimpang Dalam Hal Aqidah ?

Sebagai Jawaban Dari Dua Pertanyaan Ini, Saya Katakan : Sesungguhnya Kelompok Atau
Perkumpulan Islam Mana Saja Yang Tidak Tegak Diatas Kitab Allah Dan Sunnah Rasul-Nya
Shallallahu Alaihi Wassalam Serta Diatas Manhaj Salafus Shalih Tentu Ia Dalam Kesesatan Yang
Nyata ! Tidak Diragukan Lagi, Bahwa Kelompok Mana Saja Yang Tidak Tegak Diatas Tiga Sumber
Ini Akhirnya Hanyalah Kerugian Belaka. Sekalipun Sangat Ikhlas Ia Dalam Dakwahnya.

Pembahasan Saya ( Albani ) Sekarang Ini, Adalah Tentang Jama'ah - Jama'ah Islam Yang
Seharusnya Menjadi Jama'ah Yang Ikhlas Karena Allah Saja, Dan Menjadi Penasehat Bagi Umat.
Sebagaimana Telah Datang Penjelasannya Dalam Sebuah Hadits Shahih. Agama Itu Adalah
Nasehat Kami Bertanya : Bagi Siapa Wahai Rasulullah ? Beliau Menjawab : Bagi Allah, Kitab-Nya,
Rasul-Nya Dan Bagi Pemimpin - Pemimpin Kaum Muslimin Serta Orang Awamnya Mereka [ Riwayat
Muslim Dari Hadits Tamim Ad - Daari ].

Yang Demikian Itu Karena Perkara Ini Adalah Sebagimana Yang Difirmankan Oleh Rabb Kita Dalam
Al - Qur'an Al - Karim :" Artinya : Dan Orang - Orang Yang Berjihad Untuk ( Mencari Keridhaan )
Kami, Benar - Benar Akan Kami Tunjukkan Kepada Mereka Jalan - Jalan Kami " [ QS. Al - Ankabut :
69 ].

Maka Barangsiapa Yang Jihadnya Karena Allah Diatas Kitabullah Dan Sunnah Rasulullah Serta
Diatas Manhaj Salafus Shalih, Niscaya Orang Yang Demikian Termasuk Orang - Orang Yang
Dikatakan Dalam Firman Allah Ta'ala :" Artinya : Jika Kamu Menolong Agama Allah, Niscaya Dia
Akan Menolongmu " [ QS. Muhammad : 7 ].

Jadi Manhaj Shalafus Shalih Ini Merupakan Pokok Agung Yang Seharusnya Setiap Jama'ah Islam
Berada Diatasnya Dalam Menegakkan Dakwah. Berdasarkan Pengetahuan Saya Terhadap Semua
Jama'ah Serta Kelompok Yang Ada Sekarang Ini Dinegeri - Negeri Islam, Maka Akan Saya Katakan
Bahwa Sesungguhnya Mereka Semuanya Kecuali Jama'ah Yang Satu ( Saya Tidak Mengatakan, : "
Kecuali ( Kelompok / Hizb Yang Satu ) Karena Jama'ah Ini Tidaklah Bertahazub ( Berbuat Hizbiyah )
Tidak Pula Berkumpul Dan Berfanatik Kecuali Kepada Pokok - Pokok Yang Telah Disebutkan Tadi
Yaitu Kitabullah, Sunnah Rasulullah Dan Manhaj Salaf.

Saya Mengetahui Dengan Baik Bahwasanya Semua Jama'ah Selain Jama'ah Ini Tidak Menyeru
Kepada Pokok Yang Ketiga, Padahal ( Pokok Itu ) Adalah Asas Yang Kuat. Mereka Hanya
Menyerukan ( Agar Orang Kembali ) Kepada Al - Kitab Dan Sunnah Saja Tanpa Menyerukan
Keduanya ( Agar Orang Berpijak ) Kembali Pada Manhaj Saalafus Shalih. Dan Sebenarnya Akan
Menjadi Terang Bagi Kita Arti Penting Dari Qaid ( Syarat Pengikat ) Yang Ketiga Ini Manakala Kita
Perhatikan Nash - Nash Syar'i Yang Berasal Dari Nabi, Baik Berupa Kitab ( Al - Qur'an ) Maupun
Sunnah.

Dalam Kenyataan, Jama'ah - Jama'ah Islam Modern Bahkan Firqah - Firqah Islam, Dari Sejak
Dimulainya Penyimpangan Diantara Jama'ah - Jama'ah Islam Pertama Yaitu Sejak Hari Keluarnya
Khawarij Menentang Amirul Mu'minin Ali Bin Abi Thalib Radhiyallaahu 'Anhu Dan Sejak Mulainya Al
-Ja'ad Bin Dirham Berdakwah Dengan Dakwah Mu'tazilah Dan Sejak Munculnya Firqah - Firqah Lain
Yang Sudah Dikenal Nama - Namanya Semenjak Dahulu Namun Yang Sekarang Diperbaharui
Nama - Namanya Dengan Nama - Nama Yang Baru. ( Kenyataan Dari ) Semua Firqah Ini, Baik
Firqah Yang Dahulu Maupun Yang Sekarang, Tidak Terdapat Satu Firqah Pun( Diantaranya ) Yang
Mengatakan Dan Menyuarakan Dia Berada Diatas Manhaj Salafus Shalih.

Firqah - Firqah Ini Dengan Segala Perbedaan / Perselisihan Yang Ada Diantara Mereka, Baik Dalam
Masalah Hukum Maupun Furu' ( Cabang ), Mereka Semua Sama - Sama Mengatakan : Kami
Berada Diatas ( Pijakan ) Al - Kitab Dan As - Sunnah" Akan Tetapi Mereka Berbeda Dengan Kita
Katakan Yang Mana Perkara Tersebut Justru Merupakan Kesempurnaan Dakwah Kita. Yaitu
Perkataan Dan Diatas Manhaj Shalafus Shalih.

Berdasarkan Kenyataan Ini, Siapakah Yang Akan Menghukumi ( Manakah Yang Paling Benar )
Diantara Firqah - Firqah Ini. Yaitu Firqah - Firqah Yang Secara Pengakuan Dan Secara Dakwah
Paling Tidak Berintima' ( Menisbatkan Diri ) Kepada Al - Kitab Dan As - Sunnah ? Hukum Apakah
Yang Bisa Digunakan Untuk Menentukan Kata Putus Diantara Mereka Sedangkan Mereka
Semuanya Mengatakan Diatas Kalimat Yang Satu ? Jawabnya Tidak Ada Jalan Untuk Menghukumi
Bahwa Satu Jama'ah Diantara Mereka Itu Berada Diatas Kebenaran ( Al - Haq ) Kecuali Jika Dia
Menisbatkan Diri ( Intima' ) Kepada Manhaj Shalafus Shalih.

Disini, Seperti Yang Dikatakan Dizaman Sekarang Menjadi Tanda Tanya Yang Terlontar Pada Diri
Sendiri. Yaitu Dari Manakah Kita Mendatangkan Kalimat Tambahan : Dan Diatas Manhaj Salafus
Shalih ?

Jawabnya, Sesungguhnya Kita Mendatangkannya Dari Kitabullah, Sunnah Rasulullah Dan Dari Apa
Yang Ditempuh Oleh Para Imam Salaf, Baik Dari Kalangan Shahabat, Tabi'in Maupun Pengikutnya
Yang Mengikuti Mereka Dengan Baik Dari Kalangan Ahlu Sunnah Wal Jama'ah Seperti Halnya Yang
Mereka Katakan Sekarang. Yang Paling Pertama Adalah Firman Allah :

"Artinya : Dan Barang Siapa Yang Menentang Rasul Setelah Jelas Kebenaran Baginya, Dan
Mengikuti Jalan Yang Bukan Jalan Orang - Orang Mukmin Kami Biarkan Dia Leluasa Dalam
Kesesatan Yang Telah Menguasainya Itu Lalu Kami Masukkan Ia Kedalam Jahannam. Dan
Jahannam Itu Seburuk -Buruk Tempat Kembali " [ QS. An - Nisaa : 115 ].

Firman Allah ( Pada Ayat Diatas ) : Dan Mengikuti Jalan Yang Bukan Jalan Orang - Orang Mukmin,
Dihubungkan Dengan Firman Allah : Dan Barangsiapa Yang Menentang Rasul, Maka Seandainya
Ayat Ini Berbunyi ; ( Dan Barangsiapa Yang Menentang Rasul Setelah Jelas Kebenaran Baginya,

Kami Biarkan Dia Leluasa Dalam Kesesatan Yang Telah Menguasainya Itu Lalu Kami Masukkan Ia
Kedalam Jahannam, Dan Jahannam Itu Seburuk -Buruk Tempat Kembali ) Tanpa Firman Allah ( Dan
Mengikuti Jalan Yang Bukan Jalan Orang - Orang Mukmin ) Tentu Ayat Ini Menunjukkan Benarnya
Firqah - Firqah Yang Dahulu Maupun Yang Sekarang. Sebab Mereka Semua Mengatakan, : " Kami
Berjalan Pada Rel Al - Kitab Dan Sunnah " ! Sekalipun Secara Pengalaman Mereka ( Sebenarnya )
Tidak Berpegang Teguh Kepada Al - Qur'an Dan As - Sunnah. Karena Mereka Tidak
Mengembalikan Masalah - Masalah Yang Mereka Selisihkan Kepada Al - Kitab Dan Sunnah.

Sebagaimana Yang Allah Ta'ala Firmankan, :" Artinya : Kemudian Jika Kamu Berlainan Pendapat
Tentang Sesuatu Maka Kembalikanlah Kepada Allah ( Al - Qur'an ) Dan Rasul ( Sunnah ) Jika Kamu
Benar - Benar Beriman Kepada Allah Dan Hari Akhir. Yang Demikian Itu Lebih Baik Dan Lebih
Utama Akibatnya " [ QS. An - Nisaa : 59 ].

INI ADALAH ORANG - ORANG YANG TAQLIK MENDAHULUI PENDAPAT PARA IMAM YANG
TIDAK MAKSUM DARIPADA FIRMAN ALLAH DAN SABDA RASULNYA YANG MAKSUM.

Jika Anda Mengajak Salah Seorang Dari Kebanyakan Ulama Dan Da'i - Da'i Mereka ( Supaya
Kembali ) Kepada Kitab Allah Dan Sunnah Rasul-Nya Ia Akan Berkata, : " Aku Hanyalah Mengikuti
Madzhabku " Dimana Orang Ini Mengatakan, : " Madzhabku Hanafi ", Sedangkan Yang Satu Itu
Mengatakan " Madzhabku Syafi'i ... " Dan Begitulah Seterusnya. Mereka Mendudukkan Taqlid
( Sikap Mengekor ) Mereka Kepada Imam - Imamnya Sama Dengan Kedudukan Ittiba' Terhadap
Kitab Allah Dan Sunnah Rasul-Nya. Dengan Demikian Apakah Mereka Berarti Telah Merealisasikan
Ayat Ini ? Tidak, Sama Sekali Tidak. Berdasarkan Kenyataan Ini, Lalu Apakah Gunanya Pengakuan
Mereka Bahwasanya Mereka Berada Diatas Al - Kitab Dan As - Sunnah Selama Secara Amaliyah
( Pengamalan ) Mereka Tidak Merealisasikannya ?

Ini Adalah Contoh Yang Tidak Saya Maksudkan Untuk Orang - Orang Taqlid ( Awam). Tetapi Yang
Saya Maksudkan Adalah Para Da'i Islam Yang Seharusnya Tidak Menjadi Orang - Orang Taqlid
Yang Lebih Mendahulukan Pendapat Para Imam Yang Tidak Maksum Daripada Firman Allah Dan
Sabda Rasul-Nya Yang Maksum. Dengan Demikian Tidaklah Allah Menyebut Kalimat Itu Ditengah Tengah Ayat Secara Sia - Sia, Tetapi Kalimat Itu Disebut Untuk Menanamkan Suatu Asas Dan
Membuat Suatu Kaidah. Yaitu Bahwa Kita Tidak Boleh Menyerahkan Pemahaman Al - Kitab Dan As
- Sunnah Kepada Akal Kita Yang Serba Ketinggalan Zaman Dan ( Serba ) Terbelakang Dalam
Pemahaman.

WAJIB BERPEGANG TEGUH PADA AL - KITAB DAN AS - SUNNAH DAN YANG DITEMPUH OLEH
SALAFUS SHALIH

Kaum Muslimin Hanyalah Benar - Benar Dikatakan Mengerti Mengikuti Al - Kitab Dan As - Sunnah
Secara Mendasar Dan Sesuai Dengan Kaidah, Bila Disamping Berpegang Pada Al - Kitab Dan As Sunnah Juga Berpegang Pada Apa Yang Ditempuh Oleh Salafus Shalih. Sebab Ayat Ini
Mengandung Nash Bahwa Kita Wajib Untuk Tidak Menyelisihi Dan Tidak Menetang Rasul.
Sebagaimana Juga Mengandung Ketentuan Agar Kita Tidak Menyelisishi Jalannya Kaum Mukminin.
Artinya Kita Wajib Mengikuti ( Ittiba' Kepada ) Rasul Dan Tidak Menentangnya. Begitupula Kita Wajib
Mengikuti Jalannya Kaum Mukminin Dan Tidak Menyelisihinya. Dari Sinilah Pertama - Tama Kami
Katakan, Bahwa Setiap Kelompok Atau Setiap Jama'ah Islamiyah Wajib Melakukan Pembetulan
Asas Geraknya. Yaitu Dengan Cara Berpegang Teguh Kepada Al - Kitab Dan Sunnah Serta
Pemahaman Shalafus Shalih.

TETAPI SAYANG SEKALI IKATAN SYARAT PEMAHAMAN SALAFUS SHALIH TIDAK DIAMBIL
OLEH HIZBUT TAHRIR DAN IKHWANUL MUSLIMIN.

Tetapi Sayang Sekali Ikatan Syarat ( Yang Terakhir ) Ini Yakni ( Pemahaman Salafus Shalih ) Tidak
Diambil Oleh Hizbut Tahrir, Tidak Pula Oleh Ikhwanul Muslimin Dan Tidak Pula Oleh Kelompok Kelompok Islam Semisal Mereka. Adapun Kelompok - Kelompok Yang Terang - Terangan
Mengumumkan Perang Terhadap Islam Seperti Partai Ba'ats Dan Partai Komunis Maka Bukan
Disini Sekarang Pembicaraannya.

Jika Demikian Halnya, Maka Sepatutnya Setiap Muslim Laki - Laki Dan Perempuan Mengetahui
Bahwa Suatu Garis Jika Sudah Bengkok Sejak Dari Pangkalnya Maka Garis Bengkok Itu Akan
Semakin Menjauh Dari Garis Yang Lurus. Setiap Kali Telapak Kaki Melangkah Pasti Langkahnya
Semakin Bertambah Menyimpang. Garis Lurus Itu Adalah ( Garis ) Yang Dikatakan Oleh Allah
Rabbul' Alamin Dalam Al - Qur'anul Karim :

" Artinya : Dan Bahwa ( Yang Kami Perintahkan ) Ini Adalah Jalan-Ku Yang Lurus, Maka Ikutilah Dia.
Dan Janganlah Kamu Mengikuti Jalan - Jalan Yang Lain, Karena Jalan - Jalan Itu Mencerai Beraikan
Kamu Dari Jalan-Nya " [ QS. Al - An'am : 153 ].

Ayat Mulia Ini Jelas Dan Qathi' Dalalah ( Pasti Penunjukannya ) Sebagimana Yang Menjadi
Kesukaan Serta Ciri Khas Hizbut Tahrir Diantara Kelompok - Kelompok Yang Ada Dalam
Dakwahnya, Risalah - Risalahnya Dan Ceramah - Ceramahnya. Dikatakan Qathi' Dalalah, Karena
Ayat Itu Menyatakan Bahwa Jalan Yang Dapat Menyampaikan Kepada Allah Itu Hanya Satu.
Sedangkan Jalan - Jalan Lain Adalah Jalan - Jalan Yang Akan Menjauhkan Kaum Muslimin Dari
Jalan Allah.

Firman Allah Ta'ala, :" Artinya : Dan Bahwa ( Yang Kami Perintahkan ) Ini Adalah Jalan-Ku Yang
Lurus, Maka Ikutilah Dia. Dan Janganlah Kamu Mengikuti Jalan - Jalan Yang Lain, Karena Jalan Jalan Itu Mencerai Beraikan Kamu Dari Jalan-Nya " [ QS. Al - An'am : 153 ].

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam Telah Menambahkan Penjelasan Dan Keterangan Terhadap
Ayat Ini. Karena Memang Demikianlah Kedudukan Sunnah Beliau Selamanya. Sebagaimana Telah
Disebutkan Oleh Allah Dalam Al - Qur'an Ketika Dia Berbicara Kepada Nabi-Nya :

" Artinya : Dan Kami Turunkan Al - Qur'an Agar Kamu Menerangkan Kepada Manusia Apa Yang
Telah Diturunkan Kepada Mereka " [ QS. An - Nahl : 44 ].

Sunnah Nabi Shalallau 'Alaihi Wassalam Merupakan Penjelas Yang Sempurna Bagi Al - Qur'an.
Sedangkan Al - Qur'an Adalah Pokoknya. Ia Merupakan Perundang - Undangan Bagi Islam. Untuk
Lebih Mendekatkan Kejelasan Permasalahannya Bagi Akal, Saya Terangkan ( Berikut Ini ).

Al - Qur'an, Bila Diibaratkan Dengan Sistem Perundang - Undangan Buatan Manusia, Ibarat Undang
- Undang Dasarnya. Sedangkan As - Sunnah, Bila Diibaratkan Dengan Aturan - Aturan Buatan
Manusia, Ibarat Aturan Yang Menjelaskan Undang - Undang Dasar Tersebut. Oleh Karena Itu
Termasuk Sesuatu Yang Telah Disepakati Oleh Seluruh Kaum Muslimin, Bahwasanya Tidak
Mungkin Memahami Al - Qur'an Tanpa Penjelasan Rasulullah. Ini Merupakan Perkara Yang Telah

Disepakati. Tetapi Sesuatu Yang Diperselisihkan Oleh Kaum Muslimin Dan ( Yang Kemudian )
Pengaruhnya Bermacam - Macam Setelah Itu, Ialah Bahwa Setiap Firqah Sesat Zaman Dahulu
Tidak Melihat ( Mengangkat Kepalanya Pada ) Syarat Pengikat Yang Ketiga Yaitu Ittiba' ( Mengikut )
Kepada Salafus Shalih. Oleh Sebab Itulah Mereka Menyelisihi Ayat Yang Telah Saya Sebutkan
Berulang - Ulang Tersebut Yakni.

" Artinya : Dan Mengikuti Jalan Selain Kaum Mukminin " [ QS. An - Nisaa : 115 ].

Akhirnya Merekapun Menyelisihi Jalan Allah. Karena Jalan Allah Itu Hanya Satu, Yaitu Seperti Yang
Disebutkan Dalam Ayat Terdahulu ( Yakni ) :

" Artinya : Dan Bahwa Yang Kami Perintahkan Ini Adalah Jalan-Ku Yang Lurus, Maka Ikutilah Dia.
Dan Janganlah, Kamu Mengikuti Jalan - Jalan Yang Lain, Karena Jalan - Jalan ( Lain ) Itu
Menceraiberaikan Kamu Dari Jalan-Nya"[ QS. Al - Anaam : 153 ].

Saya ( Syaikh Albani ) Katakan, : " Bahwa Sesungguhnya Nabi Telah Menambahkan Keterangan
Dan Penjelasan Terhadap Ayat Ini Ketika Salah Seorang Shahabat Beliau Yang Terkenal Ilmu
Fiqihnya, Yaitu Abdullah Ibnu Mas'ud Radiyallaahu 'Anhu Meriwayatkan, :

" Artinya : Suatu Hari Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wassalam Membuat Sebuah Garis Dengan
Tangannya Untuk Kita Ditanah Dengan Garis Lurus. Kemudian Beliau Membuat Garis Disekitarnya
Dengan Garis - Garis Pendek. Lalu Beliau Menunjuk Garis Yang Lurus Seraya Membaca ( Firman
Allah ) : Dan Bahwa ( Yang Kami Perintahkan ) Ini Adalah Jalan-Ku Yang Lurus Maka Ikutilah Dia.
Dan Janganlah Kamu Mengikuti Jalan - Jalan ( Yang Lain ) Karena Jalan - Jalan Itu Mencerai
Beraikan Kamu Dari Jalan-Nya. Beliau Sambil Menggerakkan Jarinya Keatas Garis Yang Lurus
Bersabda, : " Ini Adalah Jalan Allah, Kemudian Beliau Menunjuk Kegaris - Garis Yang Pendek
Disekitarnya, Lalu Beliau Bersabda, : " Ini Adalah Jalan - Jalan Yang Pada Setiap Ujung Pangkal
Jalan - Jalan Itu Ada Setan Yang Menyeru Manusia Menuju Jalan - Jalan Tersebut [ Hadits Ini
Melalui Jalan Periwayatan Yang Maknanya Senada Diriwayatkan Oleh Ahmad, Al - Hakim Dan
Nasa'i Dengan Sanad Yang Baik ].

Hadits Ini Ditafsirkan Oleh Hadits Lainnya Lagi Yaitu Hadits Yang Diriwayatkan Oleh Ahlu Sunan
( Penyusun Kitab - Kitab Sunan ) Seperti Abu Dawud, Tirmidzi, Dan Para Imam Hadits Yang
Semisalnya Melalui Jalan Periwayatan Yang Banyak Dari Sejumlah Shahabat Seperti Abu Hurairah,
Mu'awiyah, Anas Bin Malik, Dan Lainnya Dengan Sanad Yang Baik ( Jayyid ), Bahwa Nabi
Bersabda, :

"Artinya : ( Kaum ) Yahudi Telah Terpecah Belah Menjadi 71 Kelompok ( Firqah ). ( Kaum )
Nasharani ( Kristen ) Telah Berpecah Belah Menjadi 72 Firqah. Dan Umatku Akan Terpecah Belah
Menjadi 73 Firqah, Semuanya Di Neraka Kecuali Satu. Lalu ( Para Shahabat ) Bertanya, : "
Siapakah Dia Wahai Rasulullah ? Beliau Menjawab, : Dia Adalah Apa Yang Aku Dan Shahabatku
Berada Diatasnya " Hadits Ini Menjelaskan Kepada Kita Tentang Jalannya Kaum Mukminin Yang
Tersebut Dalam Ayat Itu [ QS. An -Nisaa : 115 ].

Siapakah Gerangan Orang - Orang Mukmin Yang Disebutkan Dalam Ayat Tersebut ? Mereka Adalah
Orang - Orang Yang Telah Disebutkan Oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam Dalam Hadits
Alfiraq ( Perpecahan ) Ketika Beliau Ditanya Tentang Kelompok Yang Selamat ( Al - Firqah An
-Najiyah ) Tentang Manhajnya, Sifatnya Dan Pangkal Geraknya. Maka Beliau Menjawab, : " Apa
Yang Aku Dan Shahabatku Ada Diatasnya "

Karena Itu Hal Ini Wajib Mendapat Perhatian ! Sebab Jawaban Rasulullah Tersebut Jika Bukan
Wahyu Dari Allah, Maka Dia Adalah Tafsir Dari Rasulullah Terhadap " Jalannya Kaum Muminin "
Yang Disebutkan Dalam Firman Allah Azza Wajalla Tadi. Itulah Yang Dimaksud Dengan Ayat :

" Dan Barangsiapa Yang Menentang Rasul Sesudah Jelas Kebenaran Baginya Dan Mengikuti Jalan
Selain Jalan Orang - Orang Mukmin ... "

Allah Telah Menyebut Rasul Dalam Ayat Tersebut Dan Telah Menyebut Pula Jalannya Orang
Mukmin. Sementara Itu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam Telah Pula Menyatakan Tanda Tanda Golongan Yang Selamat Yang Tidak Termasuk Dalam 72 Golongan Yang Binasa. Yaitu
Bahwa ( Golongan Yang Selamat Itu ) Adalah Golongan Yang Berdiri Diatas Apa Yang Rasul Dan
Para Shahabatnya Ada Diatasnya ( Yakni Sejalan Dengan Pemahaman Rasul Dan Para
Shahabatnya ).

Kita Mengetahui Benar, Bahwa Ketika Allah Azza Wa Jalla Berfirman Kepada Manusia, Maka Dia
Hanyalah Berbicara Kepada Orang - Orang Yang Berakal, Kepada Para Ulama Dan Kepada Orang Orang Yang Berfikir. Akan Tetapi Kita ( Juga ) Mengetahui Bahwa Akal Manusia Berbeda - Beda.
Karena Akal Ada Dua, Akal Muslim Dan Akal Kafir. Akar Kafir Ini Bukanlah Akal. Karena Akal
Menurut Bahasa Arab Adalah Sesuatu Yang Mengikat Dan Mengendalikan Pemiliknya Dari
Kemungkinan Terpeleset Kekanan Atau Kekiri. Sementara Itu Tidak Mungkin Orang Berakal Tidak
Terpeleset Kekanan Atau Kekiri, Kecuali Jika Mengikuti Al - Kitab Dan Sunnah Rasulullah Shalallahu
'Alaihi Wassalam Serta Mengikatkannya Dengan Pemahaman Salaf.

AKAL HAKIKI ADALAH AKAL MUSLIM YANG BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASULNYA.AKAL
MAJAZI ADALAH AKAL ORANG - ORANG KAFIR YANG MENGATAKAN PENGAKUANNYA.

Oleh Karena Itu, Allah Menceritakan Pengakuan Orang - Orang Kafir Dan Orang - Orang Musyrik
Pada Hari Kiamat, Bahwasanya Mereka Bukanlah Orang - Orang Yang Berakal.

Allah 'Azza Wajalla Berfirman, :" Artinya : Dan Mereka Berkata, : " Sekiranya Kami Mendengarkan
Atau Menggunakan Akal Terhadap Peringatan Itu Niscaya Tidaklah Kami Menjadi Penghuni Penghuni Neraka Yang Menyala - Nyala " [ QS. Al - Mulk : 10 ].

Berdasarkan Ayat Diatas Mereka Mengakui Bahwa Ketika Mereka Berada Dalam Kehidupan Dunia
Bukanlah Orang - Orang Yang Berakal. Padahal Diantara Mereka Terdapat Orang - Orang Cerdik
Pandai Yang Dapat Mengetahui Perkara Yang Tampak Dari Kehidupan Dunia.

Sebagaimana Telah Allah Ta'ala Sebutkan Dalam Kitab-Nya :" Artinya : Mereka Hanya Mengetahui
Yang Lahir Saja Dari Kehidupan Dunia, Sedang Mereka Tentang Kehidupan Akhirat Adalah Lalai
" [ QS. Ar - Ruum : 7 ].

Jika Demikian Berarti Disana Ada Dua Akal : Yaitu Akal Hakiki ( Akal Yang Sebenarnya ) Dan Akal
Majazi ( Tidak Hakiki ). Akal Hakiki Adalah Akal Muslim Yang Beriman Kepada Allah Dan Rasul-Nya

Sedangkan Akal Majazi ( Tidak Hakiki ) Adalah Akalnya Orang - Orang Kafir Yang Menyatakan
Pengakuannya :

Artinya : Sekiranya Kami Mendengar Atau Memikirkan / Berakal ( Terhadap Peringatan Itu ) Niscaya
Tidaklah Kami Termasuk Penghuni - Penghuni Neraka Yang Menyala - Nyala " [ QS. Al - Mulk : 10 ].

Secara Umum Allah Juga Telah Berfirman Tentang Orang - Orang Kafir.

" Artinya : Mereka Mempunyai Hati, Tetapi Tidak Dipergunakan Untuk Memahami Ayat - Ayat Allah
" [ QS. Al - A'raaf : 179 ].

ORANG - ORANG KAFIR MEMILIKI HATI, TETAPI MEREKA TIDAK BERAKAL.MEREKA TIDAK
MEMPERGUNAKAN HATINYA UNTUK MEMAHAMI KEBENARAN.

Orang - Orang Kafir Memiliki Hati, Tetapi Mereka Tidak Berakal ( Berfikir ) Dengannya. Yakni Mereka
Tidak Mempergunakan Hatinya Untuk Memahami Kebenaran !

Maka Setelah Kita Mengetahui Hakikatnya, Saya Tidak Menyangka Ada Perselisihan Padanya.
Karena Hal Itu Jelas Dalam Al - Qur'an Dan Hadits -Hadits Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi
Wassalam. Akan Tetapi Dari Hakikat Ini Saya Ingin Sampai Pada Hakikat Lain Yang Merupakan
Pembahasan Dalam Bukti - Bukti Dan Dalil - Dalil Ini.

Jika Akal Orang Kafir Bukanlah Akal, Maka Akal Muslim Juga Terbagi Menjadi Dua. Akal Seorang
Muslim Yang 'Alim ( Berilmu ) Dan Akal Seorang Muslim Yang Bodoh. Akal Seorang Muslim Yang
Bodoh Tidak Mungkin Sama Pemahamannya Dengan Akal Seorang Muslilm Yang Berilmu ( 'Alim )
Selamanya.

Oleh Karena Itu Allah Ta'ala Berfirman, :" Artinya : Dan Tiada Yang Memahaminya Kecuali Orang Orang Yang Berilmu " [ QS. Al - Ankaabut : 43 ].

Juga Allah Ta'ala Berfirman, :" Artinya : " Maka Bertanyalah Kepada Orang - Orang Yang
Mempunyai Pengetahuan, Jika Kamu Tidak Mengetahui " [ QS. An - Nahl : 43 ].

Dengan Demikian Seorang Muslim Yang Benar - Benar Beriman Kepada Allah Dan Rasul-Nya Tidak
Boleh Menetapkan Akalnya Sebagai Sumber Hukum. Tetapi Dia ( Justru ) Harus Menjadikan
Akalnya Tunduk Kepada Firman Allah Dan Sabda Nabi-Nya Shalallahu 'Alaihi Wassalam.

DARI SINI KITA MENEMUKAN SATU TITIK DALAM DAKWAH HIZBUT TAHRIR TERPENGARUH
OLEH MU'TAZILAH.

Dari Sini Kita Menemukan Satu Titik Dalam Dakwah Hizbut Tahrir. Bahwasanya Mereka
Terpengaruh Oleh Mu'tazilah Dalam Dasar Pijaknya Mengenai Jalan ( Cara ) Keimanan ( Thariqul
Iman ). Jalan Keimanan ( Thariqul Iman ) Ini Adalah Sebuah Judul Pembahasan Mereka Yang
Terdapat Dalam Kitab Nizham Al - Islam ( Aturan - Aturan Islam ) Yang Dikarang Oleh Pemimpin
Mereka Yaitu : Taqiyuddin An - Nabhani Rahimahullah.

Saya ( Syaikh Nashiruddin Al - Bani ) Pernah Berjumpa Dengannya ( Taqiyuddin An - Nabhani )


Beberapa Kali. Saya Mengenalnya Dengan Baik Dan Mengenal Apa Yang Ditempuh Oleh Hizbut
Tahrir Dengan Sangat Baik. Karena Itu Insya Allah Saya Berbicara Berdasarkan Ilmu Tentang
Segala Hal Yang Dakwah Mereka Tegak Diatasnya.

Inilah Dia Point Pertama Yang ( Harus ) Mereka Tanggung, Yaitu Bahwa Mereka Menjadikan Akal
Memiliki Keistimewaan Lebih Dari Yang Semestinya. Disini Akan Saya Ulas Lagi, Bahwa Tidak
Berarti Saya Menafikan ( Meniadakan ) Kedudukan Akal Dalam Islam. Tetapi Saya Hanya Ingin
Menegaskan Bahwa Akal Tidak Memiliki Hak Untuk Menjadi Penentu Bagi Al - Kitab Dan As Sunnah. Tetapi Akal-lah Yang Wajib Tunduk Kepada ( Ketentuan ) Hukum Al - Kitab Dan As Sunnah Serta Berita - Berita Keduanya. Tidak Lain Kewajiban Akal Melainkan Memahami Segala
Hal Yang Dibawa Al - Kitab Dan As - Sunnah.

DARI SINILAH KAUM MU'TAZILAH ZAMAN DAHULU MENYIMPANG, MEREKA MENGINGKARI


BANYAK SEKALI HAKIKAT ( KEBENARAN ) MENJADIKAN AKAL BERKUASA ATAS NASH - NASH
AL - QUR'AN DAN AS - SUNNAH.LALU MERUBAH, MENGGANTI DAN MENUKAR NASH - NASH
TERSEBUT

Dari Sinilah Kaum Mu'tazilah Zaman Dahulu Menyimpang. Mereka Mengingkari Banyak Sekali
Hakikat ( Kebenaran ) Yang Besar Karena Mereka Menjadikan Akal Berkuasa Atas Nash - Nash Al Kitab Dan As - Sunnah. Lalu Mereka Mentahrif ( Merubah Makna / Lafal ) Nash - Nash Tersebut,
Mengganti Dan Menukar - Nukar ( Makna )nya. Dengan Bahasa Ungkapan Para Ulama Salaf,
Mereka Menta'thil ( Menolak Makna ) Nash - Nash Al - Kitab Dan As - Sunnah.

Ini Adalah Satu Point Yang Saya Ingin Agar Pembaca Memperhatikannya. Yaitu Bahwa Semestinya
Akal Seorang Muslim Itu Tunduk Kepada Nash - Nash Al - Kitab Dan As - Sunnah Serta Kepada
Pemahaman Keduanya. Maka Yang Menjadi Pemutus Perkara ( Hakim ) Adalah Allah Dan RasulNya. Bukan Akal Manusia Yang Menjadi Hakim. Sebab Berdasarkan Apa Yang Telah Kita Sebutkan,
Bahwa Akal Manusia Itu Berbeda - Beda. Ada Akal Muslim Dan Adapula Akal Kafir. Kemudian
Antara Akal Muslim Yang Berilmu Dengan Akal Muslim Yang Bodoh Juga Berbeda. Karenanyalah
Allah Subhanahu Wa Ta'aala Berfirman, Dan Kiranya Tidaklah Mengapa Kita Mengulang - Ulang
Dalil Karena Pembahasan Ini Sedikit Sekali Mengetuk Telinga ( Pendengaran ) Banyak Dari Berjuta Juta Kaum Muslimin Baik Laki - Laki Maupun Perempuan. Karena Itulah Saya Terpaksa Mengulang Ulang Point - Point Dan Dalil - Dalil Ini.

Diantaranya Adalah Firman Allah 'Azza Wa Jalla, :" Artinya : Dan Tiada Yang Memahaminya Kecuali
Orang - Orang Yang Berilmu " [ QS. Al - Ankaabut : 43 ].

Disini Kita Berhenti Sebentar ( Dan Bertanya ) Siapakah Orang - Orang Yang Berilmu Itu ? Adakah
Mereka Para Ulama Kafir ? Sama Sekali Bukan ! Kita Tidak Menghargai Mereka, Sebab Mereka
Bukan Orang - Orang Yang Berakal. Karena Pada Hakikatnya Mereka Hanyalah Orang - Orang Yang
Memiliki Kecerdasan Berhubung Mereka Telah Menciptakan, Membuat Dan Telah Mencapai
Kemajuan Materi Yang Sudah Dikenal Semua Orang. Demikian Juga Akal ( Yang Ada ) Pada Kaum
Muslimin. Akal Ini Tidaklah Sama, Akal Orang Yang Berilmu Tidak Sama Dengan Akal Orang
Bodoh. Dan Akan Saya Kemukakan Lagi Sesuatu Yang Lain, Yaitu Bahwa Akal Orang Yang Berilmu
Yang Mengamalkan Ilmunya Tidak Akan Sama Dengan Orang Yang Berilmu Yang Tidak

Mengamalkan Ilmunya. Oleh Karena Itu Kaum Mu'tazilah Telah Menyimpang Dalam Banyak
Landasan / Asas Yang Mereka Tetapkan Menyelisihi Jalan Syariat, Baik Al - Kitab, As - Sunnah
Maupun Manhaj Salafus Shalih. Inilah Point Pertama, Yaitu Penyandaran Hizbut Tahrir Kepada Akal
Lebih Dari Yang Semestinya.

Point Kedua : Apa Yang Menurut Saya Merupakan Cabang Dari Point Pertama, Yaitu Bahwa Mereka
Membagi Nash - Nash Al - Kitab Dan As - Sunnah Menjadi Dua Bagian. Dari Segi Periwayatannya
Dan Dari Segi Dalalah ( Penunjukannya ). Adapun Dari Segi Periwayatannya, Mereka Berkata
Bahwa Riwayat Qath'iyatu Ats - Tsubut ( Jelas Dan Pasti Sumbernya Dari Nabi Shalallahu 'Alaihi
Wassalam ) Dan Ada Kalanya Zhanniyatu Ats - Tsubut ( Masih Belum Jelas Apakah Benar
Sumbernya Dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam ). Sedangkan Dari Segi
Dalalah ( Penunjukannya ) Juga Demikian. Adakalnya Qath'iyau Ad - Dalalah ( Pasti Dan Jelas
Penunjukannya ) Dan Adakalanya Zhanniyatu Ad - Dalalah ( Masih Belum Jelas Penunjukannya ).

Kita Tidak Akan Memperdebatkan Istilah - Istilah Ini Karena Hal Ini Sebagaimana Dikatakan Tidak
Perlu Dipermasalahkan. Tetapi Yang Kami Perdebatkan Adalah Bilamana Mereka Menggiring
( Maksud ) Istilah Ini Menuju Hal - Hal Yang Menyimpang Yang Menyelisihi Pemahaman Kaum
Muslimin Generasi Pertama. Dari Sinilah Akan Tampak Nyata Bagi Semua Orang Tentang Arti
Penting Sabilul Mu'minin( Jalannya Kaum Mukminin ), Sebab Sabilul Mu'minin Ini Merupakan
Pengikat Yang Dapat Mencegah Terpelesetnya Seorang 'Alim Yang Muslim, Apalagi Yang Bodoh,
Dari Nash Al - Qur'an Dan As - Sunnah Bila Dia Merujuk Kepada Istilah Yang Semisal Diatas Yang
Tidak Boleh Jika Membuahkan Hasil - Hasil Berikut Ini. Yaitu Bahwa Mereka Telah Menggiring
Peristilahan Tersebut Menuju Hal Berikut.

Kata Mereka, Bahwa Apabila Datang Suatu Nash Dalam Al - Qur'an Dan Nash Tersebut Tidak
Diragukan Lagi Menurut Istilah Yang Telah Disebutkan Terdahulu Disebut Qath'iyatu Ats - Tsubut
Tetapi Zanniyatu Ad - Dalalah, Maka Seorang Muslim Tidak Wajib Berpegang Kepada Makna Yang
Terkandung Didalamnya. Karena Dia Zhanniyatu Ad - Dalalah.

Dengan Demikian ( Menurut Mereka ) Tidak Boleh Bagi Seorang Muslim Untuk Membangun
Aqidahnya Berdasarkan Nash Yang Qath'iyatu Ats - Tsubut Tetapi Zhanniyatu Ad - Dalalah.

Begitu Juga Sebaliknya, Jika Datang Suatu Dalil Yang Qath'iyatu Ad - Dalalah Tetapi Tidak
Qath'iyatu Ats - Tsubut Seperti Keadaan Pada Umumnya Hadits - Hadits Nabi, Maka Mereka Tidak
Mau Mengambilnya Sebagai Sandaran Aqidah.

DARI SINILAH MEREKA DATANG DENGAN MEMBAWA AQIDAH BARU YANG TIDAK PERNAH
DIKENAL OLEH SALAFUS SHALIH.

Dari Sinilah Kemudian Mereka Datang Dengan Membawa Aqidah Baru Yang Tidak Pernah Dikenal
Oleh Salafus Shalih. Mereka Membuat Istilah - Istilah Khusus Bagi Mereka. Buku - Buku Mereka
Yang Memuat Permasalahan Ini Cukup Dikenal. Yang Saya Maksudkan Adalah Buku - Buku Mereka
Terdahulu. Sebab ( Sekarang ) Mereka Telah Melakukan Pelurusan - Pelurusan Didalamnya. Dalam
Hal Ini Saya Termasuk Orang Yang Paling Tahu Tentang Adanya Pelurusan - Pelurusan Ini. Akan
Tetapi Dalam Kenyataannya Hanya Pelurusan Semu Saja, Kalaupun Betul Kita Akui Adanya
Pelurusan Itu. Namun Hal Tersebut Hanyalah Menunjukkan Bahwa Mereka Adalah Orang - Orang
Yang Bingung, Hingga Dalam Aqidahnya.

Sebab Mereka ( Tetap Saja ) Mengatakan Bahwa Aqidah Tidak ( Bisa ) Tegak Kecuali Berdasarkan
Dalil Yang Qath'iyatu Ats - Tsubut Dan Qath'iyatu Ad - Dalalah. Yaitu Bahwa Hadits Shahih Secara
Riwayat Dan Qath'i ( Pasti ) Secara Dalalah ( Penunjukannya ), Tidak Bisa Dijadikan Sebagai
Sandaran Aqidah. Karenanya, Kita Katakan Kepada Mereka Sebagai Debat Dan Bantahan Kita
Terhadap Mereka, : " Aqidah ( Keyakinan ) Ini Kamu Ambil Dari Mana ? Mana Dalil Yang Menunjukkan Tidak Bolehnya Seorang Muslim Mendasarkan Aqidahnya Pada Hadits Shahih Atau Nash Yang
Tidak Mencapai Derajat Mutawatir Dan Tidak Pula Qath'iyatu Ad - Dalalah ? Darimanakah Anda
Mendatangkan Kaidah Tersebut ? "

Ternyata Mereka Rancu Dalam Menjawabnya. Pembahasan Mengenai Ini Panjang Sekali. Mereka
Berdalil Dengan Semisal Firman Allah Subhanahu Wa Ta'aala, :" Artinya : Mereka Tidak Lain
Hanyalah Mengikuti Sangkaan - Sangkaan Dan Apa Yang Diingini Oleh Hawa Nafsu Mereka " [ QS.
An - Najm : 23 ].

Dan Firman-Nya, :" Artinya : " Sesungguhnya Persangkaan Itu Tiada Berfaidah Sedikitpun Terhadap
Kebenaran " [ QS. An - Najm : 28 ].

Namun Pembahasan Seperti Ini Akan, Mengeluarkan Kita Dari Pembahasan Yang Semestinya
Mengenai Apa Yang Kita Ketahui Tentang Hizbut Tahrir. Karena Diskusi Mengenai Kaidah Ini Dan
Penjelasan Tentang Hal - Hal Yang Ada Padanya Akan Selalu Mendapatkan Bantahan - Bantahan.
Disamping Diskusi Itu Hanya Akan Ditegakkan Berdasarkan Argumen Yang Hakikatnya Seperti
Fatamorgana Yang Disangka Air Oleh Orang Yang Kehausan.[1]

Oleh Karena Itu, Kita Cukupkan ( Pembahasannya ) Pada Keterangan Yang Telah Kita Kemukakan
( Diatas )

PERIHAL KAIDAH MEREKA YANG SESAT, YAITU YANG BERBUNYI BAHWA, :" TIDAK BOLEH
SEORANG MUSLIM MEMBANGUN AQIDAHNYA BERDASARKAN HADITS SHAHIH YANG TIDAK
QATH'IYATU ATS - TSUBUT WALAUPUN QATH'IYATU AD - DALALAH ". DARI MANAKAH
MEREKA DAPATKAN INI ?TIDAK ADA DALILNYA DARI AL - QUR'AN, AS - SUNNAH DAN
PEMAHAMAN SALAFUS SHALIH, BAHKAN PEMAHAMAN SALAF MENENTANG HAL INI.

" Tidak Boleh Seorang Muslim Membangun Aqidahnya Berdasarkan Hadits Shahih Yang Tidak
Qath'iyatu Ats - Tsubut Walaupun Qath'iyatu Ad -Dalalah " Darimanakah Mereka Dapatkan Ini ?
Sama Sekali Tidak Ada Dalilnya Bagi Mereka, Baik Dari Al - Qur'an, As - Sunnah Maupun Dari
Pemahaman Salafus Shalih. Bahkan Pemahaman Salaf Menentang Hal Ini !.KELOMPOK KHALAF (
KELOMPOK YANG TIDAK BERPAHAM SALAF ) DARI KALANGAN MU'TAZILAH.

Pemikiran Ini Sesungguhnya Dibangun Oleh Sebagian Kelompok Khalaf ( Kelompok Yang Tidak
Berfaham Salaf ) Dari Kalangan Mu'tazilah Terdahulu Beserta Pengikutnya Dizaman Sekarang.
Paling Tidak Dalam Hal Aqidah. Mereka Itu Adalah Hizbut Tahrir.

Saya Katakan, Bahwa Setiap Kita Mengetahui Sesungguhnya Ketika Allah Mengutus Beliau
Shalallahu 'Alaihi Wassalam Sebagai Pemberi Kabar Gembira Serta Pembawa Peringatan,
Berfirman Padanya, :

" Artinya : Hai Rasul, Sampaikanlah Apa Yang Diturunkan Kepadamu Dari Rabb-mu. Dan, Jika Tidak
Kamu Kerjakan ( Apa Yang Diperintahkan Itu, Berarti ) Kamu Tidak Menyampaikan Risalah-Nya,
Allah Memelihara Kamu Dari Gangguan Manusia " [ QS. Al - Maidah : 67 ].

Maka Penyampaian Beliau Terhadap Risalah-Nya Kepada Manusia, Kadang -Kadang Beliau
Sampaikan Sendiri Dengan Menghadiri Pertemuan - Pertemuan Dan Perkumpulan - Perkumpulan
Mereka. Beliau Berbicara Secara Langsung Kepada Mereka. Tetapi Kadang - Kadang Beliau
Mengutus Seorang Utusan Untuk Mengajak Orang - Orang Musyrik Agar Mengikuti Dakwah
Nabi.Dan Kadang - Kadang Pula Beliau Hanya Berkirim Surat, Sebagaimana Telah Diketahui
Berdasarkan Sejarah, ( Misalnya-Red ). Kepada Hiraqlius Raja Romawi, Kepada Kisra Raja Persia,
Kepada Muqauqis Dan Kepada Pemimpin - Pemimpin Arab, Sebagaimana Telah Dijelaskan Dalam
Buku - Buku Sejarah.

Dan Termasuk Yang Pernah Beliau Lakukan, Ialah Mengutus Mu'adz Bin Jabal, Abu Musa Al Asy'ary Dan Ali Bin Abi Thalib Ke Yaman. Beliau Juga Mengutus Dihyah Al - Kalby Ke Romawi.
Mereka Semuanya Adalah Individu - Individu Yang Khabar ( Pemberitaan / Periwayatan )-nya
Menurut Kaidah Hizbut Tahrir Diatas, Tidak Berfungsi Sebagai Khabar ( Pemberitaan / Periwayatan )
Yang Qathi' ( Pasti ) Sebab Mereka Adalah Individu - Individu ( Sendiri - Sendiri ). Mu'adz Bin Jabal (
Di Yaman-Red ) Berada Disatu Tempat, Abu Musa Disatu Tempat Yang Lain, Dan Ali Ditempat Yang
Lain Lagi. Bisa Jadi Pula Waktunya Berbeda.

Disana Ada Sebuah Hadits Dalam Shahih Bukhari Dan Shahih Muslim. Beliau Berdua
Mengeluarkan Hadits Shahih Tersebut Dengan Sanad Yang Shahih :

" Artinya : Dari Anas Bin Malik Radhiyallaahu 'Anhu Bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam
Ketika Mengutus Mu'adz Ke Yaman Beliau Bersabda Kepadanya, : " Jadikanlah Yang Pertama
Engkau Dakwahkan Kepada Mereka Adalah Syahadat Laa Ilaaha Illallah ( Tidak Ada Yang Berhak
Diibadati Dengan Benar Kecuali Allah .... " [ Al - Hadits ].

Siapakah Orang Islam Yang Ragu Bahwa Syahadat Ini Merupakan Asa / Pokok Pertama ? Artinya
Sebagai ( Asas ) Aqidah Pertama Yang Diatasnya Dibangun Keimanan Kepada Allah, Malaikat Malaikat-Nya, Kitab - Kitab-Nya, Dan Rasul - Rasul-Nya ? Sesungguhnya Mu'adz Telah Pergi

Sendirian Saja Sebagai Penyampai Dan Juru Dakwah Yang Menyeru Kaum Musyrikin Agar Mereka
Beriman Kepada Agama Islam.

Anda Lihat Apakah Hujjah Sudah ( Cukup ) Tegak Dengan Mu'adz Manakala Beliau Mengajak Kaum
Musyrikin Untuk Masuk Islam Dan Memerintahkan Mereka Agar Menegakkan Shalat Lima Waktu
Dalam Sehari Semalam. Yaitu Shalat Yang Terdiri Dari Dua, Empat, Dan Tiga Raka'at Sampai
Kepada Rincian - Rinciannya Yang Sudah Kita Ketahui Bersama - Alhamdulillah - ? Beliau Juga
Memerintahkan Mereka Untuk Mengeluarkan Dari Harta Zakat Yang Berhubungan Dengan Emas,
Perak, Buah - Buahan, Sapi, Onta Dan Lain - Lainnya.

Pertanyaannya Sekarang Adalah Apakah Sudah ( Cukup ) Tegak Hujjah Islam Bagi Kaum Musyrikin
Dengan Hanya Diutusnya Mu'adz Bin Jabal Sendirian ? ( Tentu ) Menurut Madzhab Hizbut Tahrir Dengan Amat Menyesal - Hujjah Belum Tegak. Sebab Mu'adz Hanya Seorang Diri Hingga Bisa
Dimungkinkan Untuk Berdusta Seperti Menurut Perkataan Mereka ? ! Apabila Kita Katakan Bahwa
Kedustaan Itu Terlalu Jauh Dari Mu'adz, Tetapi ( Menurut Hizbuta Tahrir - Red ) Tidak Akan Kurang
Dari Kemungkian Untuk Dikatakan Bahwa Boleh Jadi Beliau Berbuat Salah Atau Lupa.

Sesungguhnya Mereka Telah Datang Membawa Sebuah Filsafat, Bahwa Kita Tidak Boleh
Mengambil Aqidah Islamiyah Dari Hadits Shahih. Kalau Begitu Orang - Orang Yaman Ketika Diseru
Oleh Muadz Untuk Beraqidah, Berarti Hujjah Belum Tegak Bagi Mereka, Karena Beliau Sendirian
Saja ( Dalam Menyampaikan Islam ). Padahal Diantara Orang - Orang Yaman Itu Ada Yang
Penyembah Berhala, Ada Yang Nasrani Dan Ada Pula Yang Majusi. Menurut Kaidah Hizbut Tahrir
Ini, Hujjah Dalam Masalah Aqidah Belum Tegak Bagi Mereka ? !

Adapun Dalam Masalah Hukum Fiqih Hizbut Tahrir Berpandangan Seperti Pendapat Umumnya
Kaum Muslimin. ( Yaitu Bahwa ) Dengan Hadits Ahad ( Hadits Yang Tidak Mutawatir - Red ). Bisa
Ditetapkan Hukum - Hukum Syariat. Sedangkan Masalah Aqidah ( Menurut Hizbut Tahrir ) Tidak
Dapat Ditetapkan Dengan Hadits Ahad ? !

Inilah Mu'adz. Beliau Menjalankan Gambaran Aqidah Ahad Dalam Islam Secara Menyeluruh, Baik
Dalam Hal Ushul( Pokok ) Maupun Furu' ( Cabang ) Dalam Masalah I'tiqad ( Aqidah ) Maupun
Hukum ( Fiqh ). Dengan Demikian, Dari Mana Mereka Datang Dengan Membawa Pemilahan Pemilahan Tersebut ?

Firman Allah Subahanhu Wa Ta'ala, :" Artinya : Ini Tidak Lain Hanyalah Nama - Nama Yang Kamu
Dan Bapak - Bapak Kamu Mengada - Adakannya. Allah Tidak Menurunkan Suatu Keteranganpun
Mengenainya " [ QS. An - Najm : 23 ].

HADITS AHAD INI, DIMANA HIZBUT TAHRIR MENOLAK PULUHAN HADITS SHAHIH
BERDASARKAN KAIDAHNYA YANG LEMAH DAN TIDAK MEMILIKI KEKUATAN.

Disini Saya Ingin Mengakhiri Pembahasan Yang Berhubungan Dengan Hadits Ahad Ini, Dimana
Hizbut Tahrir Menolak Puluhan Hadits Shahih Berdasarkan Kaidahnya Yang Lemah Dan Tidak
Memiliki Kekuatan Sama Sekali. Yaitu Kaidah Bahwa Hadits - Hadits Ahad Tidak Bisa Dijadikan
Landasan Aqidah. Maka Saya Ingin Akhiri Pembahasan Ini Dengan Poin - Poin Berikut Ini.

" DA'I HIZBUT TAHRIR DIPERMALUKAN MUSLIMIN JEPANG "

Ada Salah Seorang Diantara Mereka Menyebutkan Bahwa Seorang Da'i Hizbut Tahrir Pergi Ke
Jepang. Ia Menyampaikan Serentetan Ceramah Kepada Mereka. Diantara Ceramah Yang
Disampaikannya Adalah Tentang Jalan Iman. Diantara Isi Ceramahnya, Bahwa Masalah Aqidah
Tidak Bisa Ditetapkan Berdasarkan Hadits Ahad. Ternyata Disana, Ditengah Hadirin Ada Seorang
Pemuda Yang Berakal, Cerdik Dan Pandai. Ia Berkata Kepada Penceramah Itu, :

" Wahai Ustadz ..., Anda Datang Sebagai Da'i Ke Jepang. Sebuah Negeri Syirik Dan Kufur.
Sebagaimana Anda Katakan, Bahwa Anda Datang Dalam Rangka Berdakwah Agar Mereka
( Masyarakat Jepang ) Masuk islam. Anda Mengatakan Kepada Mereka Bahwa Islam Menyatakan
Sesungguhnya Aqidah Tidak Bisa Ditetapkan Berdasarkan Khabar Ahad ( Pemberitaan Satu
Orang ). Anda Juga Berkata Kepada Kami Bahwa Termasuk Perkara Aqidah Ialah Agar Jangan
Mengambil Aqidah Dari Berita Satu Orang Individu. Anda Sekarang Menyeru Kami Agar Menerima
Islam, Padahal Anda Seorang Diri. Maka Berdasarkan Filsafat Anda Ini, Sebaiknya Anda Pulang
Saja Kenegeri Anda, Lalu Bawalah ( Kemari ) Puluhan Orang Islam Seperti Anda Yang Semuanya
Mengutarakan Pernyataan Seperti Pernyataan Anda. Dengan Demikian Khabar ( Berita ) Anda
Menjadi Mutawatir !!

Demikianlah Pemuda Itu Menjatuhkan Penceramah Tersebut. Ini Hanyalah Satu Diantara Banyak
Contoh Yang Membuktikan Akibat Buruk Bagi Siapa Saja Yang Menyelisihi Manhaj Salafus Shalih.

Ada Sebuah Hadist Dalam Shahih Bukhari Dari Hadits Abu Hurairah Radhiyallaahu 'Anhu Bahwa
Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam Bersabda, :

" Artinya : Jika Seseorang Diantara Kamu Duduk Dalam Tasyahud Akhir, Hendaklah Ia Berlindung
Dari Empat Perkara. ( Hendaknya ) Ia Mengucapkan Do'a ( Artinya ) : Ya, Allah Sesungguhnya Aku
Berlindung Diri Kepada-Mu Dari Siksa Neraka Jahannam, Dari Siksa Kubur, Dari Fitnah Ketika
Hidup Dan Mati, Dan Dari Fitnah Al - Masih Ad - Dajjal. [ Hadits Senada Juga Diriwayatkan Oleh Abu
Dawud Dan Nasa'i Dengan Sanad Yang Shahih ] "

Hadits Diatas Termasuk Jenis Hadist Ahad, Tetapi Ia Adalah Hadits Yang Termasuk Aneh Dan Asing
Menurut Filsafatnya Hizbut Tahrir. Sebab Dari Satu Sisi Mengandung Hukum Syar'i. Hukum Syar'i
Menurut Mereka ( Dapat ) Tertetapkan Berdasarkan Hadits Ahad. Namun, Disisi Lain Mengandung
Aqidah Karena Disana Ada Azab Kubur Dan Ada Fitnah Dajjal. Padahal Mereka Tidak Mengimani
Siksa Kubur Dan Tidak Pula Mengimani Fitnah Dajjal Akbar Yang Kisahnya Telah Diceritakan Oleh
Rasulullah Dalam Banyak Hadits. Diantaranya Adalah Sabda Beliau, :

"Artinya : Tidak Ada Satu Fitnahpun Sejak Diciptaknnya Adam Hingga Hari Kiamat Yang Lebih
Berbahaya Dari Fitnah Dajjal " [ Hadits Riwayat. Ahmad, Muslim, Dan Al - Hakim ].

Mereka Hizbut Tahrir Tidak Mengimani ( Bakal Munculnya ) Dajjal Ini, Karena Menurut Anggapan
Mereka Hadits Tersebut Bukanlah Hadits Mutawatir. Maka Sekarang Kita Katakan Kepada Mereka :

" Apa Yang Bisa Kalian Lakukan Terhadap Hadits Abu Hurairah Radhiyallaahu 'Anhu ( Sebelumnya )
Yang Disatu Sisi Mengandung Hukum Syar'i ( Yaitu Disyariatkannya Membaca Do'a Tersebut Diakhir
Shalat - Red ) Dengan Demikian Kalian Harus Mengucapkan Do'a Pada Akhir Shalat :

" Aku Berlindung Diri Kepada-Mu Dari Azab Kubur "

Tetapi Mungkinkah Kalian Meminta Perlindungan Diri Dari Azab Kubur Sedangkan Kalian Tidak
Mengimani Adanya Azab Kubur ?

Dua Hal Yang Saling Berlawanan Tidak Mungkin Dapat Berkumpul. Namun, Kemudian Mereka
Datang Kepada Kita Dengan Kilah - Kilah Yang Sesungguhnya Dilarang Allah. Mereka
Mengatakan, : " Bahwa Kami Membenarkan Azab Kubur Tetapi Kami Tidak Mengimaninya ? ! "

( Ini Jelas ) Filsafat Yang Aneh Sekali. Mengapa Mereka Jadi Begini ? Sesungguhnya Mereka Telah
Datang Membawa Filsafat Pertama, Kemudian Mereka Terperangkap Secara Sambung Menyambung Kedalam Banyak Filasafat. Akhirnya Dengan Filsafat - Filsafat Itu Mereka Keluar Dari
Jalan Lurus Yang Pernah Ditempuh Para Shahabat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Sementara Itu
Hadits Tersebut Sebagaimana Telah Dijelaskan Adalah Panjang Penjelasannya.

Sesungguhnya Diantara Dakwah Hizbut Tahrir Yang Selalu Mereka Kumandangkan Adalah Bahwa
Mereka Ingin Menegakkan Hukum Allah Dimuka Bumi. Saya Hendak Mengingatkan Bahwa Hizbut
Tahrir Tidak Sendirian Dalam Tujuan Ini. Semua Jama'ah Dan Kelompok - Kelompok Islam Pada
Akhirnya Adalah Bertujuan Sama Yaitu Ingin Menegakkan Hukum Allah Dimuka Bumi.

Tetapi Pertanyaannya Adalah Apakah Kelompok - Kelompok Islam Ini - Yang Diantaranya Adalah
Hizbut Tahrir - Berada Pada Jalan Allah Yang Lurus Seperti Yang Pernah Ditempuh Nabi Dan Para
Shahabatnya ? Jawabnya Ialah Sebagaimana Yang Selalu Kami Isyartakan Dalam Syair :

" Semua Mengaku Punya Hubungan Dengan Laila, Tetapi Laila Tidak Mengakuinya "

TIDAK SEORANGPUN DALAM JAMA'AH INI MENGIKUTI KEPEMAHAMAN SALAFUS SHAHIH,


MEREKA JAUH DARI PERTOLONGAN ALLAH.SEBAB ALLAH HANYA AKAN MENOLONG
ORANG YANG MENOLONG AGAMANYA

Tidak Seorangpun Dalam Jama'ah Ini Yang Mengikatkan Pemahamannya Terhadap Islam Dengan
Pengikat Yang Kami Sebutkan Ini, Yaitu Pemahaman Salafus Shalih. Karena Itulah Mereka Jauh
Dari Pertolongan Allah. Sebab Allah Hanya Akan Menolong Orang Yang Menolong AgamaNya.
Jalan Pertolongan Allah Adalah Ittiba' ( Mengikuti ) Kitab Allah, Sunnah Nabi-Nya Dan Jalannya
Orang - Orang Mukmin. Syarat Inilah Yang Dilupakan Oleh Firqah - Firqah Terdahulu Maupun Oleh
Golongan - Golongan ( Hizb - Hizb ) Modern Sekarang Ini, Termasuk Didalamnya Hizbut Tahrir Yang
Pemikiran -Pemikirannya Menyimpang Dalam Aqidah.

Karenanya Kami Ulangi Lagi Apa Yang Kami Kemukakan Pada Permulaan Tulisan Ini. Yaitu Bahwa :
Jama'ah Manapun Yang Aqidah Serta Manhajnya Tidak Berpijak Pada Pemahaman Salafus Shalih,
Maka Jama'ah Itu Tidak Akan Dapat Menegakkan Islam. Baik Itu Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin,
Atau Jama'ah Lain Manapun. Sebab Mereka Tidak Menegakkan Dakwahnya Pada Pokok - Pokok
( Landasan - Landasan ) Yang Tiga Yaitu : Kitab Allah, Sunnah Rasulullah Yang Shahih Dan Manhaj
Salafus Shalih .... !!!

Kiranya Cukuplah ( Pembahasan - Red ) Sampai Disini Saja. Dan Ini Adalah Peringatan. Mudah Mudahan Bermanfaat Bagi Kaum Mukminin.

Wallahu'alam Bishawwab Walhamdulillahirabbil'aalamin.

[ Diterjemahkan Dari Hizbut Tahrir Mu'tazilatul Judud, Edisi Indonesia Hizbut Tahrir Neo Mu'tazilah,
Dimuat Di Majalah As - Sunnah Edisi 3/Th. III/1418-1997. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah
Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo ].

Anda mungkin juga menyukai