Anda di halaman 1dari 2

Penyakit Hati : Buruk Sangka

Posted by: AndySyauqi in AaGym


Allah Swt berfirman,
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka, tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang. (QS. Al Hujurt [49]: 12).
Hati yang jernih, bening, dan bersih akan terpancar dari perilaku sehari-hari. Tidak ada buruk
sangka, yang ada kasih sayang terhadap sesama, berbaik sangka terhadap Allah Swt, juga
terhadap sesama saudara. Sebaliknya, jika hati kotor, maka yang ada adalah penyakitpenyakit hati yang mengerikan. Salah satunya adalah buruk sangka.
Buruk sangka dalam istilah Al Quran dikenal dengan Suudhan dan sebaliknya, istilah
untuk baik sangka adalah husnudhan. Keduanya merupakan prasangka terhadap sesuatu
atau seseorang.
Jika kita mengawali hari dengan buruk sangka, bukannya dengan doa-doa yang Rasulullah
Saw ajarkan, maka yang akan terjadi adalah banyaknya kesalahan yang akan kita lakukan di
sepanjang hari tersebut.
Pasangan suami istri yang saling berburuk sangka, keduanya akan sibuk dengan pikiran
masing-masing, hati tidak menentu. Akhirnya berpengaruh pada kualitas hidup rumah tangga
mereka hingga mengabaikan anak-anak mereka. Tugas dan kewajiban yang seharusnya
menjadi prioritas utama menjadi terbengkalai karena sangkaan yang bukan-bukan dan tidak
ada buktinya.
Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak berburuk sangka. Namun, bukan berarti Islam
melarang kita untuk bersikap waspada atau berhati-hati dalam menyikapi situasi. Jika kita
berada di dalam lingkungan orang-orang shaleh, kenapa kita harus berburuk sangka terhadap
mereka. Jika ada yang mengetuk pintu rumah kita dan kita yakin bahwa yang mengetuk itu
adalah saudara kita yang baik akhlaknya, kenapa tidak kita ajak mereka untuk masuk dan
berbincang di dalam rumah kita?
Begitu juga sebaliknya. Jika lingkungan sekitar kita terkenal dengan kejahatan dan
kemaksiatan, maka sebaiknya kita mewaspadai segala bentuk situasi yang ada. Bersikap hatihati itu perlu, tapi tidak berarti kita harus berburuk sangka pada orang di sekitar kita. Namun,
Kita pun perlu berhati-hati, jangan sampai kita beranggapan bahwa orang lain telah berburuk
sangka kepada kita. Karena jika demikian, maka kitalah yang telah berburuk sangka
kepadanya.

Siapapun bisa terjangkit penyakit hati ini. Oleh karenanya, jika kita ingin terhindar dari
kebiasaan berprasangka buruk terhadap sesuatu atau seseorang, bahkan berprasangka buruk
terhadap Allah Swt, cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah berbaik sangka.
Tidak ada yang mustahil bagi Allah Swt. Jika niat kita untuk memperbaiki diri itu kuat,
disertai dengan usaha maksimal, maka bukan mustahil kita akan hidup dalam kebahagiaan
tanpa ada prasangka buruk. Melatih diri untuk mencari seribu satu alasan positif dalam
memaklumi sikap atau perilaku orang lain adalah salah satu cara agar kita terhindar dari
buruk sangka.
Saat ucapan salam kita tidak dijawab oleh orang lain, maka berbaik sangkalah, siapa tahu
mereka tidak mendengar ucapan salam kita. Atau, ketika ada imam shalat yang membaca
surat selain surat-surat dari Juz Amma dengan lantunan suara yang sangat bagus, maka
jangan berburuk sangka bahwa dia berbuat riya. Tanamkanlah dalam hati dan pikiran kita
bahwa dia melakukan hal itu karena memang itulah yang patut dia lakukan dan bahwa dia
melakukannya dengan niat ikhlas karena Allah Swt.
Jadi, latihlah hati dan pikiran kita untuk memikirkan segala hal yang positif. Kita mendengar
ceramah di masjid, jika hati dan pikiran kita jernih, maka kita akan bertambah ilmu dan
akhlak kita akan semakin baik. Kita pun tidak disibukkan dengan prasangka yang bukanbukan terhadap penceramah. Pikiran dan hati kita menjadi tenang.
Kalaupun kita ada dalam kesulitan ekonomi, jika kita tidak berburuk sangka kepada Allah
Swt dan orang-orang di sekitar kita, maka kita tidak akan merasa dunia ini sempit. Kita
mampu melewatinya dengan tetap menjaga perilaku kita. Selain akhlak kita terpelihara,
kemuliaan kita juga akan tetap terjaga. Dengan menghindari kebiasaan berburuk sangka,
selain akan baik dalam pandangan manusia, yang utama adalah baik dalam pandangan Allah
Swt.

Anda mungkin juga menyukai