Siapapun bisa terjangkit penyakit hati ini. Oleh karenanya, jika kita ingin terhindar dari
kebiasaan berprasangka buruk terhadap sesuatu atau seseorang, bahkan berprasangka buruk
terhadap Allah Swt, cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah berbaik sangka.
Tidak ada yang mustahil bagi Allah Swt. Jika niat kita untuk memperbaiki diri itu kuat,
disertai dengan usaha maksimal, maka bukan mustahil kita akan hidup dalam kebahagiaan
tanpa ada prasangka buruk. Melatih diri untuk mencari seribu satu alasan positif dalam
memaklumi sikap atau perilaku orang lain adalah salah satu cara agar kita terhindar dari
buruk sangka.
Saat ucapan salam kita tidak dijawab oleh orang lain, maka berbaik sangkalah, siapa tahu
mereka tidak mendengar ucapan salam kita. Atau, ketika ada imam shalat yang membaca
surat selain surat-surat dari Juz Amma dengan lantunan suara yang sangat bagus, maka
jangan berburuk sangka bahwa dia berbuat riya. Tanamkanlah dalam hati dan pikiran kita
bahwa dia melakukan hal itu karena memang itulah yang patut dia lakukan dan bahwa dia
melakukannya dengan niat ikhlas karena Allah Swt.
Jadi, latihlah hati dan pikiran kita untuk memikirkan segala hal yang positif. Kita mendengar
ceramah di masjid, jika hati dan pikiran kita jernih, maka kita akan bertambah ilmu dan
akhlak kita akan semakin baik. Kita pun tidak disibukkan dengan prasangka yang bukanbukan terhadap penceramah. Pikiran dan hati kita menjadi tenang.
Kalaupun kita ada dalam kesulitan ekonomi, jika kita tidak berburuk sangka kepada Allah
Swt dan orang-orang di sekitar kita, maka kita tidak akan merasa dunia ini sempit. Kita
mampu melewatinya dengan tetap menjaga perilaku kita. Selain akhlak kita terpelihara,
kemuliaan kita juga akan tetap terjaga. Dengan menghindari kebiasaan berburuk sangka,
selain akan baik dalam pandangan manusia, yang utama adalah baik dalam pandangan Allah
Swt.