Anda di halaman 1dari 4

Cara membuat Lukisan Di Gerabah (Kendi)

Alat dan Bahan :

 Plastik, kertas koran atau taplak meja berbahan vinil.


 Pot tembikar baru
 Sikat kasar
 Kertas ampelas
 Kain lap
 Cat akrilik semprot warna bening
 Cat akrilik atau stensil

Cara Pembuatan :

1. Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan pengecatan. Karena nantinya Anda
akan menggunakan cat semprot, Anda perlu memilih tempat yang berventilasi cukup
dan bebas dari debu. Tempat terbaik yang disarankan untuk melakukan pengecatan
adalah di luar rumah. Alasi permukaan meja atau lantai dengan kertas koran atau
plastik untuk melindunginya dari semprotan cat.
2. Bersihkan pot dengan air hangat dan biarkan pot mengering. Pot-pot baru sering
kali dilapisi dengan lapisan debu tipis. Bahkan, ada beberapa pot yang ditempeli
dengan label atau stiker harga. Hal-hal tersebut dapat mencegah cat melekat pada
permukaan pot dengan baik. Oleh karena itu, mulailah dengan merendam pot di
wadah berisi air hangat. Gunakan sikat kasar atau spons kasar untuk melepaskan pasir
atau tanah yang menempel pada permukaan pot. Jika terdapat label harga yang
menempel pada permukaan pot dan sulit dilepaskan, rendam pot di dalam air panas
selama sekitar satu jam, kemudian sikat bagian berlabel tersebut. Setelah pot bersih,
letakkan pot di tempat yang terkena cahaya matahari dan biarkan pot kering
3. Haluskan permukaan pot dengan kertas ampelas. Setelah pot bersih, gunakan
kertas ampelas halus (220 grit) untuk menghaluskan permukaannya. Fokuskan
pengampelasan pada bagian-bagian pot yang kasar dan sudut-sudut yang tajam. Anda
tidak perlu khawatir jika pot tidak sampai halus dengan sempurna. Pot tembikar asli
dan tidak bercat tidak akan pernah memiliki permukaan yang sehalus pot porselen
karena pot tembikar pasti memiliki tekstur yang khas. Akan tetapi, bagian yang kasar
dan berigi-rigi merupakan bagian yang rusak dan perlu diperbaiki.
4. Lap pot dengan kain yang lembap dan biarkan pot kering. Pengelapan
dimaksudkan untuk menghilangkan sisa-sisa tanah dan pasir pada permukaan pot.
Biarkan pot benar-benar kering sebelum Anda melanjutkan ke langkah berikutnya.
5. Lapisi bagian dalam pot dengan pernis dan biarkan pot kering. Kocok kaleng
semprotan pernis akrilik (warna bening) sampai Anda mendengar bunyi berdesis,
kemudian semprotkan (tipis saja) pernis ke bagian dalam pot dengan merata. Pastikan
bagian dasar dan sisi-sisi pot terlapisi dengan baik. Pot tembikar bersifat mudah
menyerap cairan, sehingga pada penyemprotan pertama pernis akan meresap ke dalam
pot. Anda tidak perlu khawatir karena hal tersebut wajar terjadi. Sebelum Anda
melapisi bagian dalam dengan pernis, tunggulah hingga lapisan pernis yang pertama
kering. Anda mungkin perlu menyemprotkan dua hingga tiga lapisan pernis. Pastikan
setiap lapisan kering sebelum Anda menyemprotkan kembali pernis. Pelapisan pernis
merupakan hal yang penting untuk dilakukan untuk mencegah kelembapan merembes
ke bagian luar pot setelah pot ditanami tanaman.
o Anda dapat menggunakan pernis akrilik jenis apa pun, seperti matte, satin,
atau glossy, namun pastikan pada kaleng terdapat informasi bahwa produk
yang digunakan tahan air.
o Untuk penampilan yang lebih memukau, terlebih dahulu cat bagian dalam pot
dengan warna hitam, kemudian lapisi dengan pernis setelah cat kering.
6. Cobalah lapisi bagian luar pot dengan cat semprot warna primer. Jika Anda
ingin mengecat keseluruhan pot dengan satu warna dasar, Anda perlu melapisinya
dengan cat dasar. Pegang kaleng dan aturlah dalam jarak sekitar 15 hingga 20
sentimeter dari permukaan pot, kemudian semprotkan cat (tipis saja) secara merata ke
permukaan pot. Setelah lapisan cat pertama mengering, Anda dapat menyemprotkan
lapisan kedua bila perlu. Pelapisan cat primer tidak hanya membantu menghasilkan
permukaan pot yang lebih halus, tetapi juga mencegah cat terserap ke dalam
permukaan pot.
7. Cobalah lapisi bagian luar pot dengan pernis matte. Jika Anda ingin melukis
desain tertentu namun tetap menampilkan permukaan asli tembikar, lapisi bagian luar
pot dengan semprotan pernis akrilik dengan efek matte. Pegang kaleng dan aturlah
dalam jarak sekitar 15 hingga 20 sentimeter dari permmukaan pot, kemudian
semprotkan pernis (tipis saja) secara merata. Setelah lapisan pertama mengering,
Anda dapat menyemprotkan pernis sebagai lapisan pernis kedua bila perlu. Pelapisan
dengan pernis membantu melindungi permukaan pot dan mencegah pot menyerap
terlalu banyak cat, namun tetap memberikan permukaan yang tepat sehingga cat dapat
menempel dengan baik. Efek matte pada pernis akan membaur dengan tekstur matte
pot tembikar Anda.
o Gunakan teknik ini jika Anda ingin menciptakan penampilan lapuk atau
berkerak pada pot Anda.
8. Biarkan cat primer mengering dengan merata sebelum Anda melanjutkan ke
langkah berikutnya. Kebanyakan produk cat primer akan mengering dalam waktu
15 menit. Akan tetapi, ada beberapa produk cat primer yang pengeringannya
berlangsung selama 2 hingga 3 jam. Bacalah petunjuk penggunaan produk yang
tertera di kaleng semprotan untuk mengetahui lebih pasti lama waktu pengeringan cat.

Tips

 Anda juga dapat mengecat pot tembikar yang sudah lama. Rendam pot di dalam air
hangat selama sekitar satu jam sebelum Anda menyikat atau mengampelas pot. Jika
pot terlalu kotor, tambahkan sedikit pemutih pada air cucian. Bilas sampai bersih, dan
pastikan pot benar-benar kering sebelum Anda melakukan pengecatan.
 Saat memberi warna dasar, mewarnai, dan memberi pernis, lapisi pot dengan lapisan
yang tipis. Jika lapisan terlalu tebal, cat dapat menggenang, menetes dari pot, atau
mengering dengan tidak sempurna.

Peringatan

 Bekerjalah di tempat dengan ventilasi udara yang baik, terutama jika Anda
menggunakan cat semprot dan pernis.
 Jangan tutupi lubang pembuangan yang ada di dasar pot. Lubang tersebut harus
dibiarkan terbuka. Tanpa sistem drainase yang baik, tanaman akan lebih mudah
membusuk.

Conto Gambar :
1. Budaya Non benda

Asal Mula Danau Toba

Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri
sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak
mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud
mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat
ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut
langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut
berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail
yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani
tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut.
Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!!
Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung
dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu
bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang
sangat cantik.

“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini?
Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk,
karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah
membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”,
kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada
satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul
Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah,
karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak
yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak
tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan
dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan
makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak
dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu
dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus
dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah
perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung
membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan
buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani
itu langsung memarahi anaknya. “Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!,”
umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang
lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang
sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan
akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.

2. Artefak / objek budaya

Anda mungkin juga menyukai