Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim
Assalamuaalaikum Wr, Wb
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah
memberi rahmat dan hidayahnya serta limpahan kasih sayangnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan awal praktikum Peledakan tentang
Analisis Fragmentasi Hasil Peleakan ini.
Analisis Fragmentasi Hasil Peleakan ini sangat penting di ketahui, karena
menjadi dasar ilmu bagi penulis dan praktikan lainnya untuk mengikuti praktikum
selanjutnya. Selain itu, penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat
untuk mengikuti praktikum Peledakan selanjutnya.
Dengan selesainnya laporan awal ini tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan materi dan masukan-masukan yang sangat
penting bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan

banyak terima kasih

kepada para Asisten.


Penulis menyadari banyak kesalahan dalam pembuatan laporan akhir ini,
maupun dari materi ataupun teknik penyajiannya. Mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan bagi penulis.
Wassalamualaikum Wr, Wb

Bandung, 24 Oktober 2015

Fajar Shodik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.
1.2.

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1.

BAB III

Latar Belakang
1
Maksud dan Tujuan Praktikum
1.2.1. Maksud Praktikum
1
1.2.2. Tujuan Praktikum
1

Geometri Peledakan Menurut Teori R.L.Ash2


1.2.1. Burden
2
1.2.2. Spasi 3
1.2.1. Stemming
3
1.2.2. Sub Drilling
4
1.2.1. Kedalaman Lubang Ledak
5
1.2.2. Tinggi Jenjang 5
1.2.1. Panjang Kolom Isian 6

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peledakan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberaikan

suatu material (batuan) mengunakan suatu bahan peledak sehingga terjadi suatu
ledakan. Ledakan itu sendiri merupakan migrasi besar-besaran gas, panas dan
tekanan yang tinggi disertai dengan getaran dan suara letupan.
Komersial

peledakan

biasanya

digunakan

dalam

pertambangan,

kontruksi, tunneling, dan aplikasi sejenis lainnya. Dalam dunia pertambangan


peledakan ini biasanya digunakan dalam memberaikan material batuan yang
memiliki kekerasan yang tinggi sehingga tidak dapat dikeruk atau di gali
menggunakan alat mekanis. Hal ini berkaitan dengan kemampugalian suatu
tanah atau batuan yang berbeda-beda tergantung pengaruh alam yang
berlangsung.
Dalam proses atau kegiatan peledakan hasil akhir yang di peroleh
merupakan fragmentasi peledakan hasil ledakan, baik atau tidaknya suatu
fragmentasi tergantung dari penentuan berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut
meliputi geometri peledakan, pola peledakan, pola pemboran dan hasil data
peledakan sebelumnya. Fragmentasi hasil peledakan ini dapat di tentukan sesuai
dengan kebutuhan.

2
1

Maksud dan Tujuan Praktikum


Maksud
Untuk memenuhi salah satu syarat masuk praktikum peledakan mengenai

laporan tentang Analisis Fragmentasi Hasil Peleakan.


2
Tujuan
1.
Mengetahui dan memahami fragmentasi hasil peledakan .
2.
Mengetahui metode perhitungan prediksi fragmentasi secara teoritis.
3.
Mengetahui pengambilan data pengolahan data fragmentasi batuan dari
hasil peledakan secara aktual.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Fragmentasi Batuan
Tujuan utama peledakan adalah untuk memecah batuan guna dilakukan

penanganan atau pengolahan lebih lanjut. Pengaruh siklus tambang dari


fragmentasi yang baik dapat dirasakan dalam loading, pengangkutan,
menghancurkan, menggiling dan proses peledakan sekunder. Manfaat utama
dari penilaian fragmentasi adalah untuk memberikan umpan balik kepada siklus
tambang dan menggunakan informasi ini untuk menghasilkan desain
peledakan yang lebih baik. Adapun pengertian fragmentasi batuan merupakan
suatu ukuran yang menunjukkan ukuran setiap bongkah batuan hasil dari
kegiatan peledakan.
Tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan merupakan suatu petunjuk
yang sangat penting dalam menilai keberhasilan dari suatu kegiatan
peledakan, dimana material yang memiliki ukuran seragam lebih diharapkan
daripada material yang banyak
yang

kecil

akan

berukuran

bongkah.

Tingkat

fragmentasi

menambah produktivitas, mengurangi keausan dan

kerusakan peralatan sehingga menurunkan biaya pemuatan, pengangkutan


dan proses berikutnya, dalam beberapa pekerjaan juga

akan

mengurangi

secondary blasting.

2.2

Oversize Batuan
Oversize batuan merupakan kelebihan ukuran yang tidak sesuai dengan

hasil perhitungan dan akan mempengaruhi efesiensi dari alat muat, alat gali
dan proses selanjutnya. Dengan hasil material berukuran besar maka akan
memerlukan proses lanjutan agar ukuran material yang dibutuhkan terpenuhi
sehingga akan menambah cost. Tidak hanya kelebihan ukuran material hasil
peledakan yang terlalu halus akan mengakibatkan mudahnya pengaliran
material tanpa harus melewati proses crushing dan konsekuensinya dapat
menyebabkan choke pada secondary sircuit, mempengaruhi ekonomi pada
efisiensi processing.

2.3

Model Prediksi/Perkiraan Ukuran Fragmentasi


7

Pemecahan batuan yang menghasilkan fragmentasi batuan pada


peledakan

dimulai

sebelum

masa

batuan mengalami pergerakan.

Fragmentasi yang dihasilkan akibat peledakan terjadi akibat hal hal sebagai
berikut :

Gelombang kejut tarik yang dihasilkan dari pemantulan gelombang kejut


tekan pada bidang bebas (free face). Periode lamanya efek pertama
berlangsung tergantung pada waktu interval antar inisiasi (delay)

dengan pemantulan pada bidang bebas (free face).


Tegangan tarik yang dihasilkan dalam massa batuan di sekeliling lubang
tembak oleh tekanan gas gas peledakan. Efek kedua umumya
berlangsung lebih lama dibanding efek pertama. Lamanya efek kedua
tergantung pada pengukungan gas dalam lubang tembak. Parameter

yang berpengaruh dalam hal ini yaitu pemampat.


Benturan antara fragmen batuan yang terlempar dan antara fragmen
batuan di dinding. Efek yang ketiga berlangsung paling lama disbanding
kedua efek sebelumnya, akan tetapi efeknya paling kecil.
Fragmentasi batuan hasil peledakan sangat dipengaruhi oleh faktor

batuan dan bahan peledak yang digunakan.


Untuk memperkirakan fragmentasi batuan hasil peledakan dapat digunakan
rumusan yang dikemukakan oleh Kuznetsov (1973)

Keterangan:
X

= Ukuran rata rata fragmentasi batuan, meter

= Faktor batuan

= Volume batuan yang terbongkar, m3

= Berat bahan peledak tiap lubang ledak, kg

= Relatif Weight Strength (ANFO = 100)

Untuk mengetahui distribusi ukuran fragmentasi digunakan rumus indek


Keseragaman dan karakteristik ukuran, sebagai berikut :

Perhitungan prosentase bongkah adalah sebagai berikut :

Keterangan :

2.4

Rx

= perbandingan dari material yang tertinggal pada ayakan

= ukuran ayakan, meter

Xc

= karakteristik ukuran n = indeks keseragaman De

= standart deviasi pemboran, meter

= spacing, meter

= panjang isian, meter

= tinggi jenjang, meter

Ketentuan

Tentang

Hubungan

Lubang

Ledak

Dengan

Fragmentasi
Beberapa ketentuan umum tentang hubungan fragmentasi

dengan

lubang ledak:
1.

Ukuran

lubang

ledak

yang

besar

akan

menghasilkan bongkahan

fragmentasi, oleh sebab itu harus dikurangi dengan menggunakan

bahan

peledak yang lebih kuat


2. Perlu diperhatikan bahwa dengan menambah bahan peledak akan meng
hasilkan lemparan yang jauh
3. Pada batuan dengan intensitas retakan tinggi dan jumlah bahan peledak
sedikit dikombinasikan dengan jarak spasi pendek akan
fragmentasi kecil.

menghasil

Penyimpangan dari ketentuan umum tentang ukuran fragmentasi di


atas dapat terjadi karena perbedaan yang spesifik dari kualitas batuan dan
bahan peledak. Untuk itu, sekali lagi, percobaan pengeboran dan peledakan
harus dilakukan untuk menjadapat hasil yang optimum.

BAB III
KESIMPULAN

Geometri Peledakan Secara umum menunjukkan urutan ledakan dari


sejumlah lubang ledak. Adanya urutan peledakan berarti terdapat jeda waktu
ledakan diantara lubang-lubang ledak yang disebut waktu tunda (delay time).
Berikut ini adalah keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan waktu tunda
pada sistem peledakan antara lain :
a)

Mengurangi getaran

b)

Mengurangi over break dan batuan terbang (fly rock)

c)

Mengurangi gegaran akibat air blast dan suara (noise)

d)

Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan

e)

Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan


Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan

sebagai berikut :
a)

Box cut Box cut adalah pola peledakan yang arah runtuhan batuannya
kedepan dan membentuk kotak

b)

Corner cut Corner cut adalah pola peledakan yang arah runtuhan
batuannya ke salah satu sudut dari bidang bebas

c)

V cut V cut adalah pola peledakan yang arah runtuhan batuannya


kedepan dan membentuk huruf V.

DAFTAR PUSTAKA

Rompas,
Herunimas,
2011.
Geometri
Peledakan,
https://www.academia.edu/11565272/Geometri_Peledakan. Diakses pada
02 Oktober 2015 Pukul 22 : 28 WIB (Online).
Sigit,

2013.
Geometri
Peledakan
Pada
Tambang
Terbuka,
http://sigittambang06.blogspot.co.id/2009/06/geometri-peledakan-padatambang-terbuka.html. Diakses pada 02 Oktober 2015 Pukul 21:55 WIB
(Online).

Putra,

Ekky,
2011.
Geometri
Peledakan,
https://fileq.wordpress.com/2012/05/29/geometri-peledakan/.
Diakses
pada 02 Oktober 2015 Pukul 21:30 WIB (Online).

Rasyid,
Abdulsalim,
2012.
Geometri
Peledakan,
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Geometri_Peledakan.pdf. Diakses pada
02 Oktober 2015 Pukul 21:55 WIB (Online).

Anda mungkin juga menyukai