Anda di halaman 1dari 1

Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang paling banyak

dijumpai di antara tumor ganas THT di Indonesia, dimana karsinoma nasofaring


termasuk dalam lima besar tumor ganas dengan frekuensi tertinggi, sedangkan di
daerah kepala dan leher menduduki tempat pertama.1 Tumor ini berasal dari fossa
Rosenmuller pada nasofaring yang merupakan daerah transisional dimana epitel
kuboid berubah menjadi epitel skuamosa.1,2
Survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1980
secara pathology based mendapatkan angka prevalensi karsinoma nasofaring 4,7
per 100.000 penduduk atau diperkirakan 7.000-8.000 kasus per tahun di seluruh
Indonesia. Di Indonesia, catatan dari berbagai rumah sakit menunjukkan bahwa
karsinoma nasofaring menduduki urutan keempat setelah kanker leher rahim,
payudara, dan kulit.3 Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta
ditemukan lebih dari 100 kasus setahun, RS Hasan Sadikin Bandung 60 kasus,
Makassar 25 kasus, Palembang 25 kasus, Denpasar 15 kasus dan 11 kasus di
Padang dan Bukittnggi. Demikian pula di Medan, Semarang, Surabaya dan kotakota lainnya menunjukkan distribusi KNF yang merata di Indonesia.4,5 Karsinoma
nasofaring dapat terjadi pada segala usia, tapi umumnya menyerang usia 30-60
tahun, hingga 75-90%. Proporsi laki-laki dan perempuan adalah 3:1.3,6,7
Penanggulangan karsinoma nasofaring

Anda mungkin juga menyukai