Anda di halaman 1dari 5

DEMAM TIFOID

No Dokumen :

TanggalTerbit :
DAFTAR No Revisi:

UPTD PUSKESMAS
TILIK Tgl Mulai Berlaku :
TANJUNG ENIM
Halaman :

Unit : Poli Umum

Nama Petugas :

Tanggal Pelaksanaan :

No Kegiatan Ya Tidak Ket


1 Apakah pasien mengalami Demam turun
naik terutama sore dan malam hari
dengan pola intermiten dan kenaikan
suhu step-ladder, Demam tinggi dapat
terjadi terus menerus (demam kontinu)
hingga minggu kedua, Sakit kepala
(pusing-pusing) yang sering dirasakan di
area frontal, Gangguan gastrointestinal
berupa konstipasi dan meteorismus atau
diare, mual, muntah, nyeri abdomen dan
BAB berdarah, Gejala penyerta lain,
seperti nyeri otot dan pegal-pegal, batuk,
anoreksia, insomnia, penurunan
kesadaran atau kejang?
2
Apakah pada pemeriksaan fisik
didapatkan Keadaan umum tampak sakit
sedang atau sakit berat, Kesadaran:
dapat compos mentis atau penurunan
kesadaran (mulai dari yang ringan,
seperti apatis, somnolen, hingga yang
berat misalnya delirium atau koma),
Demam, bradikardia relative, Ikterus ,
Pemeriksaan mulut: typhoid tongue,
tremor lidah, halitosis, Pemeriksaan
abdomen: nyeri (terutama regio
epigastrik), hepatosplenomegali.
3
Apakah perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang?

a) Darah perifer lengkap beserta


hitung jenis leukosis

b) Serologi

a. IgM antigen O9 Salmonella


thypi (Tubex-TF)

b. Enzyme Immunoassay test


(Typhidot)

c. Tes Widal tidak direkomendasi

c)Kultur Salmonella typhi (gold


standard)

Dapat dilakukan pada spesimen:

a. Darah : Minggu pertama hingga


akhir minggu kedua, saat
demam tinggi

b. Feses : minggu kedua sakit

c. Urin : minggu kedua atau ketiga


sakit

d. Cairan empedu : stadium lanjut

4 penyakit atauuntuk deteksi


carrier thypoid

5 d) Pemeriksaan penunjang lain


sesuai indikasi klinis, misalnya:
SGOT/SGPT, kadar lipase dan
amilase

Apakah data di atas sudah dapat


menegakkan diagnosis?

Apakah tatalaksana sudah sesuai


diagnosis?

a. Non Medikamentosa
1. Istirahat tirah baring dan
mengatur tahapan mobilisasi
2. Menjaga kecukupan asupan
cairan, yang dapat diberikan
secara oral maupun parenteral.

3. Diet bergizi seimbang,


konsistensi lunak, cukup kalori
dan protein, rendah serat.

4. Kontrol dan monitor tanda vital


(tekanan darah, nadi, suhu,
kesadaran), kemudian dicatat
dengan baik di rekam medik
pasien

b. Medikamentosa
1. Terapi simptomatik untuk
menurunkan demam
(antipiretik) dan mengurangi
keluhan gastrointestinal.

2. Terapi definitif dengan


pemberian antibiotik. Antibiotik
lini pertama untuk demam
tifoid adalah Kloramfenikol,
Ampisilin atau Amoksisilin
(aman untuk penderita yang
sedang hamil), atau
Trimetroprim-sulfametoxazole
(Kotrimoksazol).

1. Bila pemberian salah satu


antibiotik lini pertama dinilai
tidak efektif, dapat diganti
dengan antibiotik lain atau
dipilih antibiotik lini kedua yaitu
Seftriakson, Sefiksim,
Kuinolon (tidak dianjurkan
untuk anak <18 tahun karena
dinilai mengganggu
pertumbuhan tulang).

2. Konseling dan Edukasi


a. Edukasi pasien tentang tata cara:

1. Pengobatan dan perawatan


serta aspek lain dari demam
tifoid yang harus diketahui
pasien dan keluarganya.

2. Diet, jumlah cairan yang


dibutuhkan, pentahapan
mobilisasi, dan konsumsi obat
sebaiknya diperhatikan atau
dilihat langsung oleh dokter,
dan keluarga pasien telah
memahami serta mampu
melaksanakan.

3. Tanda-tanda kegawatan harus


diberitahu kepada pasien dan
keluarga supaya bisa segera
dibawa ke rumah sakit
terdekat untuk perawatan.

b. Pendekatan Community Oriented

Melakukan konseling atau edukasi


pada masyarakat tentang aspek
pencegahan dan pengendalian
demam tifoid, melalui:

1. Perbaikan sanitasi lingkungan


2. Peningkatan higiene makanan
dan minuman

3. Peningkatan higiene
perorangan

c. Pencegahan dengan imunisasi

Nilai = X 100% =

Anda mungkin juga menyukai