1. Definisi
Gangguan pada nodus AV dan/atau system konduksi menyebabkan
kegagalan transmisi gelombang P ke ventrikel (Davey, 2005). AV block
merupakan komplikasi infark miokardium yang sering terjadi (Boswick,
1988).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa AV block adalah gangguan system
konduksi AV yang menyebabkan transmisi gelombang P ke ventrikel dan
ditimbulkan sebagai bagian komplikasi IMA.
2. Klasifikasi
a.
b.
c.
d.
Jenis CAD
I. Stabil
II.
III.
Labil
Variant (prinzmetal)
B. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis menurut Price & Lorraine (2001) seperti:
1. Dada terasa tak enak(digambarkan sebagai mati rasa, berat,
atau terbakar;dapat menjalar ke pundak kiri, lengan, leher,
punggung, atau rahang);
2. Sesak napas;
3. Berdebar-debar;
4. Denyut jantung lebih cepat;
5. Pusing;
6. Mual;
7. Kelemahan yang luar biasa
KOMPLIKASI
8
1. Aritmia
Merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan. Aritmia yaitu
gangguan dalam irama jantung yang bisa menimbulkan perubahan
eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu
rekaman grafik aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis
akan meningkatkan kecepatan denyut jantung.
2. Gagal Jantung Kongestif
Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard. Disfungsi
ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan menimbulkan kongesti
pada vena pulmonalis sedangkan pada disfungsi ventrikel kanan
akan menimbulkan kongesti pada vena sistemik.
3. Syok kardikardiogenik
Syok kardiogenik diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri
sesudah mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran setan
perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible yaitu
penurunan perfusi perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan
kongesti paru yang bisa berakhir dengan kematian.
4. Disfungsi Otot Papillaris
Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan
mengganggu
fungsi
katup
mitralis.
Inkompetensi
katup
mengakibatkan aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai
akibat pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan kongesti pada
atrium kiri dan vena pulmonalis.
5. Ventrikuler Aneurisma
Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau apek
jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan balon
pada setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah
sekuncup. Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu
gagal jantung kongestif kronik, embolisasi sistemik dari thrombus
mural dan aritmia ventrikel refrakter.
6. Perikarditis
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung
berkontak
dengan
pericardium
menjadi
kasar,
sehingga
merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan reaksi
peradangan.
7. Emboli Paru
Emboli paru bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau
kematian mendadak. Trombosis vena profunda lebih lazim pada
pasien payah jantung kongestif yang parah
10
Komplikasi CABG
a.
11
12
Pain: High levels of pain in the foot and sometimes further up the leg
Livedo Reticuarlis: lace-like bluey purplish skin discoloration
Foot Pulses: Palpable peripheral foot pulses are present
Age: The affected person is usually over 50 years of age
Common Causes
Blue toe syndrome develops when there is a blockage in the small blood
vessels of the foot which reduces the blood flow to the toes, known as
ischaemia. The blockage is usually caused by either cholesterol crystals
or a lump of plaque getting stuck.
Plaque deposits are a waxy substance made up of things like fatty acids,
cholesterol and calcium. They build up on the inner lining of arterial walls
over a number of years. Sometimes, small bits of plaque break off (known
as embolisation) and then travel round the body in the blood stream.
13
In blue toe syndrome, the plaque tends to break off from blood vessels
near the groin and abdomen (known as the abdominal aorta-iliac-femoral
arterial system). It travels through the blood stream and gets lodged in
the small blood vessels of the foot. This limits the flow of oxygen and
glucose to the toes, both of which are needed to keep cells alive. The
result is destruction and death of the surrounding tissues. The toes start
to turn a bluey purple colour (known as cyanosis) due to the lack of
oxygen, hence the name blue toe syndrome.
Trash foot is most common in men over the age of 40. Embolization and
resultant blockage of the blood vessels can occur for a number of reasons:
1) Spontaneously: a piece of plaque breaks off with no specific cause
2)
Surgical Procedure: most commonly vascular surgery or
angiography (where a small catheter is passed through the blood vessels
to
examine
the
arteries)
3) Medical Treatment: Anti-coagulants (blood thinners such as
warfarin) or thrombolytic treatment (to break up large blood clots);
14
awal
tahun
1970-an,
memerlukan
waktu
lebih
dari
10
detik
dan
yang
dengan
terbentuk
adanya
tumor
di
jantung.
Akhir
tahun
1980-an,
dengan
ataupun
melaporkan
MSCT
segmentasi
16
slice
fungsi
ventrikel.
mempunyai
Beberapa
sensitifitas
(82%
meneliti
-
95%),
dilakukan
dan
telah
dijadikan
sebagai
salah
satu
pilihan
dapat
myocardial
menganalisa
data
scintigraphy,
klinis
yang
cukup
17
mencerminkan
banyaknya
kalsium
pada
pembuluh
darah
secara
langsung
menunjukkan
persentasi
penyempitan
pada
3. Ejection fraction
Ejection fraction dapat dinilai dengan adanya ukuran kapasitas enddiastolic danend-systolic, akan
melaporkan ejection
tetapi
fraction dengan
MSCT
beberapa
penelitian
underestimates
5-10%
18
o Abnormalitas
ruang-ruang
jantung
(dilatasi,
penipisan
melalui arteri yang sebelumnya menyempit. Nyeri dada akan mereda dan
Anda riapat melakukan olah raga.
Keberhasilan angioplasti juga menandakan bahwa Anda tidak perlu
menjalani prosedur operasi dengan sayatan yang disebut operasi
coronary artery bypass grafting. Pemulihan dari operasi ini biasanya lebih
lama
dan
mungkin
lebih
menyakitkan.
Keuntungan lain dari prosedur ini:
Tidak memerlukan sayatan besar
Anda tidak memerlukan bius total
HIPERBARIK
Terapi oksigen hiperbarik menggunakan ruang bertekanan untuk
meningkatkan jumlah oksigen dalam darah. Tekanan udara di dalam ruang
oksigen hiperbarik adalah sekitar dua setengah kali lebih besar dari
tekanan normal di atmosfer. Hal ini membantu darah membawa oksigen
lebih banyak ke organ dan jaringan tubuh Anda.
Terapi hiperbarik dapat membantu mempercepat penyembuhan luka,
terutama luka terinfeksi. Terapi ini dapat digunakan untuk mengobati:
Luka bakar
Gangrene gas
Cangkok kulit
Definisi
Secara umum, terapi oksigen hiperbarik merupakan suatu metoda
pengobatan dimana pasien diberikan pernapasan oksigen murni (100%)
pada tekanan udara yang dua hingga tiga kali lebih besar daripada
tekanan udara atmosfer normal (satu atmosfer). Terapi ini merupakan
terapi komplementer yang dilakukan bersama dengan terapi medis
konvensional.
Sebagaimana disebutkan diatas, dalam kondisi tertentu para prajurit
matra kelautan rentan akan paparan masalah kesehatan kelautan. Kondisi
tubuh mereka dituntut akrab kepada kondisi bertekanan tinggi jauh
dibawah permukaan laut pada saat melakukan penyelaman.
Sejarah
Terapi oksigen hiperbarik diperkenalkan pertama kali oleh Behnke pada
21
tahun 1930. Saat itu terapi oksigen hiperbarik hanya diberikan kepada
para penyelam untuk menghilangkan gejala penyakit dekompresi
(Caissons disease) yang timbul akibat perubahan tekanan udara saat
menyelam, sehingga fasilitas terapi tersebut sebagian besar hanya
dimiliki oleh beberapa rumah sakit TNI AL dan rumah sakit yang
berhubungan dengan pertambangan.
Di Indonesia sendiri, terapi oksigen hiperbarik pertama kali dimanfaatkan
pada tahun 1960 oleh Lakesla yang bekerjasama dengan RSAL Dr.
Ramelan, Surabaya. Hingga saat ini fasilitas tersebut merupakan yang
terbesar di Indonesia. Adapun beberapa rumah sakit lain yang memiliki
fasilitas terapi oksigen hiperbarik adalah:
Proses terapi
Pasien akan dimasukkan ke dalam sebuah chamber bertekanan udara dua
hingga tiga kali lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer normal
sambil diberikan pernapasan oksigen murni (100%) selama satu
hingga dua jam. Selama proses terapi pasien diperbolehkan untuk
membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada
telinga akibat tingginya tekanan udara.
Manfaat
Merangsang
pertumbuhan
pembuluh
darah
baru
untuk
Mampu
membunuh
bakteri,
terutama
bakteri
anaerob
badan menjadi lebih segar, badan tidak mudah lelah, gairah hidup
meningkat, tidur lebih enak dan pulas
Sebelum
menjalani
memastikan
tidak
terapi,
adanya
pasien
akan
kontraindikasi
dievaluasi
untuk
dilakukannya
terapi
keracunan
oksigen,
misalnya
obat-obatan
jenis
23
Komplikasi
Terkadang dalam prosesnya, dapat ditemukan komplikasi, antara lain:
o
tubuh (paru, di
Keracunan oksigen
Gangguan
penglihatan
sementara
lensa.
24
akibat
pembengkakan