Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Tchobanoglous (1993) menyatakan bahwa lindi (leachate) adalah cairan hasil

dari dekomposisi sampah yang melarutkan dan mensuspensikan material organik.


Selain dari hasil proses dekomposisi sampah, lindi juga berasal dari sumber eksternal
seperti saluran drainase, air hujan, air permukaan, air tanah dan mata air bawah tanah.
Sedangkan menurut Damanhuri (2010) lindi adalah cairan yang merembes melalui
tumpukan sampah dengan membawa materi terlarut atau tersuspensi terutama hasil
proses dekomposisi materi sampah atau dapat pula didefinisikan sebagai limbah cair
yang timbul akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan sampah, melarutkan
dan membilas materi terlarut, termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi
biologis. Secara umum lindi mengandung bahan pencemar berupa logam berat, zat
organik dan zat anorganik seperti amonia, sulfat dan logam-logam kation dalam
konsentrasi tinggi. Jadi, limbah lindi ini sangat berpotensi menyebabkan

pencemaran air, baik air permukaan, air tanah maupun air bawah tanah.
Pencemaran air oleh lindi disebabkan karena tidak adanya lapisan dasar dan
tanah penutup yang akan menyebabkan lindi semakin banyak terbentuk sehingga
pencemaran air dan tanah di sekitarnya tidak dapat dihindarkan (Isyana P. dan
Sudarmadji, 2008). Untuk mencegah lindi masuk ke air tanah, dasar dari tempat

pembuangan sampah yang baik biasanya dibutuhkan sistem pelapis dasar (liner)
yang berfungsi mengurangi mobilitas lindi ke dalam air tanah. Sebuah liner yang
efektif akan mencegah migrasi cemaran ke lingkungan, khususnya ke dalam air
tanah.
Salah satu komponen utama sistem liner adalah lapisan kedap yang
berfungsi sebagai penahan resapan lindi ke lapisan tanah dibawahnya
(Damanhuri, 2008). Geosynthetic Clay Liner (GCL) merupakan salah satu lapisan
kedap air dengan struktur komposit perpaduan antara geotextile non woven dan
bahan bentonite. Bentonite merupakan bahan yang dapat mengurangi transport

I-1

I-2

cemaran anorganik, bentonite dibungkus diantara geotextile non woven, sehingga


bentuk satu kesatuan Geosynthetic Clay Liner akan bekerja menjadi kedap air jika
kontak dengan air. Meskipun liner tersebut merupakan bahan kedap, kerusakan
dapat terjadi ketika pelaksanaan pekerjaan konstruksi karena alat-alat konstruksi
yang beroperasi, kerusakan karena regangan, robek akibat penurunan tanah yang
mendukungnya, bocor karena benda tajam karena kelebihan beban, dan
sebagainya.
1.2

Identifikasi Masalah
Jumlah timbulan sampah yang telah melebihi daya tampung di TPA

Jatibarang menyebabkan jumlah lindi yang mengandung senyawa organik dan


anorganik bersifat toksik meningkat sehingga berpotensi mencemari air tanah.
Lindi pada TPA Jatibarang mengandung kontaminan yang tinggi yaitu Besi (Fe)
TSS dan Warna. TPA Jatibarang belum menggunakan sistem liner pada lapisan
dasar TPA.
1.3

Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium, dengan menggunakan

reaktor yang dapat mensimulasikan Geosynthetic Clay Liner sehingga dapat


mengetahui kemampuan Geosynthetic Clay Liner sebagai lapisan dasar TPA
terhadap perubahan konsentrasi lindi. Untuk itu perlu adanya pembatasan yang
dilakukan, antara lain :
1. Lindi yang digunakan adalah lindi dari TPA Jatibarang, Semarang.
2. Parameter yang diamati dalam penelitian ini dibatasi, yaitu parameter
Warna, Besi (Fe) dan Total Suspended Solid (TSS)
3. Material

liner

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini

adalah

Geosynthetic Clay Liner


1.4

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah,

maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut :

I-3

1. Berapa besar penurunan konsentrasi warna, Besi (Fe) dan Total


Suspended Solid (TSS) lindi TPA Jatibarang, Semarang?
2. Berapa efisiensi penyisihan konsentrasi warna, Besi (Fe) dan Total
Suspended Solid (TSS) lindi TPA Jatibarang, Semarang?
3. Bagaimana kemampuan penyerapan Geosynthetic Clay Liner terhadap
perubahan konsentrasi warna, Besi (Fe) dan Total Suspended Solid
(TSS) lindi TPA Jatibarang, Semarang?
1.5

Tujuan Penelitian
1. Menganalisis besar penurunan konsentrasi warna, Besi (Fe) dan Total
Suspended Solid (TSS) lindi TPA Jatibarang, Semarang
2. Menganalisis efisiensi penyisihan konsentrasi warna, Besi (Fe) dan
Total Suspended Solid (TSS) lindi TPA Jatibarang, Semarang
3. Menganalisis kemampuan penyerapan Geosynthetic Clay Liner
sebagai lapisan dasar terhadap perubahan konsentrasi warna, Besi (Fe)
dan Total Suspended Solid (TSS) lindi TPA Jatibarang, Semarang.

1.6

Manfaat Penelitian
1.

Menambah landasan IPTEK mengenai kemampuan Geosynthetic Clay

2.

Liner sebagai lapisan dasar TPA.


Masukan untuk stake holder (pemegang kepentingan) atau instansi
terkait dalam mengambil kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai