Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEBIJAKAN DAN HUKUM LINGKUNGAN

RESUME MATERI KULIAH I KEBIJAKAN LINGKUNGAN HIDUP (PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP )

Disusun Oleh :

Satiti Nurwasini Wijati

L2J009079

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2012

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan, teknologi, industrialisasi dan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat tak pelak lagi semakin memperbesar resiko kerusakan lingkungan. Karenanya, upaya pelestarian dan perlindungan seyogyanya juga harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga tetap mampu mewadahi dan mengakomodir kebutuhan akan lingkungan hidup yang sehat. Kecenderungan pembangunan dibawah globalisasi untuk menjadi the development that meet the needs of the present without compromising the ability of future generation to meet their own need atau pembangunan yang tidak berkelanjutan, tampaknya harus segera mendapatkan perhatian serius tidak hanya dari pakar dan pemerhati lingkungan belaka, tetapi juga harus melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses monitoring dan control terhadap pelestarian lingkungan. Perhatian yang serius itu semakin diperlukan terlebih dalam beberapa kasus pembangunan, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indnesia, cenderung bermetamorfosa menjadi the development thet seek the economic profit for the present without compromising the right of the people to get the good and clean environment atau pembangunan yang mengejar keuntungan ekonomis tanpa memperhitungkan akibat atau dampak yang dapat merusak dan merampas hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan yang lebih baik dan bersih. Persoalan pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup tentu saja tidak dapat serta merta diserahkan pada kesadaran masing-masing individu anggota masyarakat maupun kepada badan-badan hukum semata. Instrumen hukum sebagai salah satu strategi pengelolaan, pelestarian, dan perlindungan lingkungan, dalam kajian Indonesia sebagai negara yang berdasarkan hukum harus pula dekembangkan sehingga mampu mewadahi kepentingan masyarakat banyak akan lingkungan yang sehat, nyaman dan bersih. Hukum lingkungan dalam bidang ilmu hukum, merupakan salah satu bidang ilmu hukum yang paling strategis karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi yaitu segi hukum administrasi, segi hukum pidana, dan segi hukum perdata. Dengan demikian, tentu saja hukum lingkungan memiliki aspek yang lebih kompleks. Sehingga untuk mendalami hukum lingkungan itu sangat mustahil apabila dilakukan seorang diri, karena kaitannya yang sangat erat dengan segi hukum yang lain yang mencakup pula hukum lingkungan di dalamnya. Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di mana lingkungan mencakup semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan

mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasad hidup lainnya.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebijakan Menurut James E Anderson merumuskan kebijakan sebagai rangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu. Kebijakan atau policy bukan kebijaksanaan atau wisdom merupakan course of actions atau arah kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan penetapan dan atau pelaksanaan standee lingkungan melibatkan kegiatan kegiatan : 1. Pengumpulan data 2. Pengolahan data 3. Analisis data 4. Pembahasan hasil analisis data 5. Perumusan dan pemberian rekomendasi untuk mengambil keputusan 6. Proses pengambilan keputusan 7. Pelaksanaan keputusan 8. Monitoring dan evalusi pelaksanaan keputusan Kebijakan dijadikan pedoman,pegangan/petunjuk bagi setiap usaha/kegiatan/aparatur pemerintah dalam rangka mencapai kelancaran atau keterpaduan dalam upaya mencapai tujuan. Hukum Hukum dalam arti sempit : per perundang undangan Hukum dalam arti luas : segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum baik subtansi hukum (per UU), stuktur hukum, maupun kultur hukum. Menurut KOESNADI : Hukum lingkungan adalah Hukum yang mengatur berbagai aspek lingkungan

Sedangkan menurut SITI SUNDARI RANGKUTI : HUKUM YG MENGATUR HUB TIMBAL BALIK ANTARA MANUSIA DENGAN MAHLUK HIDUP LAINNYA, YG APABILA DILANGGAR DAPAT DIKENAKAN SANKSI Dan menurut MOCHTAR KUSUMAATMADJA (definisi dalam arti luas) Hukum merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, dan juga mencakupi lembaga-lembaga (institutions) dan proses-proses (processes) yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam kenyataan.

2.2 BENTUK DAN PENGATURAN Kebijakan Kebijakan Nasional kebijakan negara yg bersifat fundamental dan strategis dlm

pencapaian tujuan nasional/negara sebagaimana yg tertera dalam UUD 1945 Wewenang penetapan kebijakan nasional adalahMPR, dan presiden bersama sama DPR Bentuk kebijakan nasional dituangkan dalam peraturan per undang undangan : 1. UUD 45 (ps 33) 2. ketetapan MPR 3. Undang Undang 4. Perpu KEBIJAKAN UMUM Kebijakan presiden yg lingkupnya menyelu-ruh dan bersifat nasional.Berupa ketentuan yg bersifat garis besar dalam rangka tugas umum pemerintahan dan pembangunan guna mencapai tujuan nasional.Wewenang penetapan kebijakan umum berada pada presiden.Dapat berupa PP, Penpres dan instruksi presiden

KEBIJAKAN PELAKSANAAN Merupakan penjabaran dari kebijakan umum Sebagai strategi pelaksanaan dalam suatu bidang tertentu Wewenang penetapannya berada pada menteri/pejabat lain yang setingkat menteri dan pimpinan LPND sesuai dg kebijakan tingkat atasnya dan peruu yg berlaku Dapat berupa peraturan, keputusan atau instruksi dari pejabat tsb di atas

KEBIJAKAN TEKNIS Merupakan penjabaran dari kebijakan pelaksanaan yg memuat pengaturan teknis di bidang tertentu Wewenang penetapannya berada pada direktur jendral dan juga oleh pimpinan LPND Bentuk kebijakan teknis berupa; keputusan, instruksi atau surat edaran pejabat tsb di atas

Hukum BERDASAR KEPENTINGAN- KEPENTNGAN LINGKUNGAN DPT DIBEDAKAN BERMACAM2 BAGIAN H LINGKUNGAN : 1. HUKUM BENCANA 2. HUKUM KESEHATAN LINGKUNGAN 3. HUKUM TTG SUMBER DAYA ALAM 4. HUKUM TATA RUANG 5. HUKUM PERLINDUNGAN LINGKUNGAN 6. HUKUM LINGKUNGAN MERUPAKAN BAGIAN DARI HUKUM ADMINISTRASI 7. HUKUM LINGKUNGAN DIGOLONGKAN SBG HUKUM KLASIK : MENGANDUNG ASPEK PERDATA, PIDANA,PAJAK, INTERNASIONAL DAN PENATAAN RUANG 8. DITINJAU DR SUBTANSINYA MENIMBULKAN PEMBIDANGAN : H. L. ADMINISTRASI, H.L. KEPERDATAAN, H.L. KEPIDANAAN, H.L. INTERNASIONAL, DAN H TATA RUANG. 9. HL. MRPK H FUNGSIONIL YG MENGANDUNG TEROBOSAN BERBAGAI DISIPLIN HUKUM KLASIK

10. HL. SGB GENUS PUNYA CBG TERSENDIRI, NAMUN SBG BESAR SUBTANSINYA MERUPAKAN RANTING DARI HUKUM ADMINISTRASI.

2.3 TUJUAN Tujuan pengelolaan LH (UU no.32/tahun : 2009) 1. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; 2. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia; 3. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem; 4. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup; 5. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup; 6. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan; 7. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia; 8. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana; 9. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan 10. mengantisipasi isu lingkungan global.

2.4 INSTRUMEN Menggunakan Instrumen yg dipakai dalam perencanaan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum 1. Instrumen perencanaan : a. inventarisasi lingkungan hidup; b. penetapan wilayah ekoregion; dan c. penyusunan RPPLH. 2. Instrumen pemanfaatan : RPPLH sebagai dasar pemanfaatan Jika RPPLH belum tersusun, pemanfaatan,

pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan: a. keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat. 3a.Instrumen pengendalian (dlm pencegahan): a. KLHS; b. tata ruang; c. baku mutu lingkungan hidup; d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; e. amdal; f. UKL-UPL; g. perizinan; h. instrumen ekonomi lingkungan hidup; i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup; j. anggaran berbasis lingkungan hidup; k. analisis risiko lingkungan hidup; l. audit lingkungan hidup; dan m. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan. 3b. Instrumen pengendalian (dlm penanggulangan): a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup kepada masyarakat; b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; c. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkunganhidup; dan/atau d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3c.Instrumen pengendalian (dlm pemulihan) : Pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan: a. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar; b. remediasi; c. rehabilitasi; d. restorasi; dan/atau

e. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Instrumen pemeliharaan : Pemeliharaan lingkungan hidup dilakukan melalui upaya: a. konservasi sumber daya alam; b. pencadangan sumber daya alam; dan/atau c. pelestarian fungsi atmosfer. 5. Instrumen pengawasan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap izin lingkungan. 6. Instrumen penegakan hukum 1. Penegakan hukum administrasi (perijinan, PTUN) 2. Penegakan hukum perdata 3. Penegakan hukum Pidana 4. Penegakan hukum Internasional (perdata/pidana internasional)

2.5 Ruang Lingkup Instrumental dan hukum alam Ruang Lingkup Lingkungan Hidup, terdiri dari pendekatan Intrumental, pendekatan hukum alam, yang akan diuraikan dibawah ini : 1.Pendekatan Intrumental. Didasari kepada asas, tujuan dan sasaran, dimana pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab Negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dimana bagi setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup dengan berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan

menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan tujuan untuk menjamin

pelestarian fungsi lingkungan hidup, dimana pada setiap kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, karena mungkin saja pada setiap kegiatan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup tersebut. Berdasarkan masalah tersebut diatas perlunya suatu persyaratan pada setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan untuk memperoleh izin melakukan usaha dan kegiatan dengan persyaratan dan kewajiban untuk melakukan upaya

pengendalian dampak lingkungan hidup. Dan atas dasar tersebut perlunya melakukan pengawasan dilaksanakan pengawasan terhadap setiap usaha atau kegiatan dengan menunjuk pejabat yang berwenang melakukan pengawasan terhadap lingkungan hidup dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah dan Kepala Daerah, yang dibentuk khusus oleh Pemerintah. Pemerintah Daerah (Gubernur) berwenang melakukan paksaan perintah terhadap penanggung jawab terhadap kegiatan untuk mencegah dan mengakhiri terjadinya pelanggaran, serta menanggulangi akibat yang ditimbulkan oleh suatu pelanggaran, untuk melakukan penyelamatan dan wewenang tersebut dapat diserahkan kepada Bupati/Walikotamadya, dimana terhadap pelanggaran tersebut dapat dijatuhi sanksi berupa pencabutan izin usaha atau kegiatannya. Sedangkan untuk melakukan peningkatan kinerja usaha atau kegiatan dalam hal ini Pemerintah mendorong penanggung jawab usaha atau kegiatan untuk melakukan audit lingkungan hidup. Dan untuk menyelesaikan terhadap Lingkungan Hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa, sedangkan penyelesaian sengketa di luar sidang tidak berlaku terhadap tindak pidana lingkungan hidup. 2.Pendekatan Hukum Alam. Dalam pendekatan hukum alam tidak terlepas dari Hukum Kehutanan yang mengatur hak-hak penguasaan atas hutan dan hasil hutan, dimana menurut UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan (LN.8/1967, TLN. 2832), Hutan adalah suatu lapangan bertumbuh pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya yang oleh Pemerintah ditetapkan sebagai hutan, industri, kayu

bakar, bambu, rotan, rumpu-rumputan dan hasil hewan seperti satwa buru, satwa elok. Berdasarkan Hukum Adat sebagai dasar pembangunan hukum, didalam mengadakan unifikasi hukum adalah tidak memilih Hukum Adat sebagai dasar utama pembangunan Hukum Tanah yang baru., yang secara sadar diadakan kesatuan hokum yang memuat lembaga-lembaga dan unsur-unsur yang baik, baik yang terdapat dalam Hukum Adat maupun Hukum Baru. Pada umumnya orang melihat dan mengartikan Hukum Adat hanya sebagai hukum positif yaitu sebagai hukum yang merupakan suatu rangkaian norma-norma hukum, yang menjadi pegangan bersama dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut berbeda sekali dengan norma-norma hukum tertulis, yang dituangkan dengan sengaja secara tegas oleh Penguasa Legislatif dalam bentuk peraturan perundang-undangan, norma-norma Hukum Adat saebagai hukum tidak tertulis adalah rumusanrumusan para ahli (hukum) dan hakim. Rumusan-rumusan tersebut bersumber pada rangkaian kenyataan mengenai sikap dan tingkah laku para anggota masyarakat hukum adat dalam menerapkan konsepsi dan asas-asas hukum, yang merupakan perwujudan kesadaran hukum warga masyarakat hukum adat tersebut dalam menyelesaikan kasus-kasus konkret yang dihadapai. Atas dasar penjelasan tersebut, dimana penulis membahasan mengenai ketentuan Hukum Adat dan Undang Undang Pokok Agraria, karena kedua landasan hukum ini adalah merupakan landasan yang fudamental bagi ketentuan-ketentuan atau normanorma Lingkungan Hidup, yang pada dasarnya tidak terlepas dari norma-norma Hukum Adat, Sosiologi dan Hukum Agraria. Dimana ketiga ketentuan atau norma/perundang-undangan saling berhubungan sangat kental atau erat sekali, karena pada umumnya yang menjadi objek kajiannya adalah mengenai penguasaan tanah, masyarakat dan Pemerintah. Kajian Hukum Lingkungan Hidup merupakan komponen aspek sosial yang perlu di kaji secara mendalam didalam menyusun analisis mengenai dampak lingkungan sehingga dampak negatif akibat suatu kegiatan terhadap komponen tersebut dapat dikelola dengan baik, dimana aspek sosial dalam analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang telah dilakukan terhadap komponen demografi, dan budaya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain dalam penyusunan AMDAL . Dimana analisis mengenau dampak lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan

Pemerintah No. 51 tahun 1993 tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu atau kegiatan yang direncakakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi pengambilan keputusan. Atas dasar tersebutlah bahwa pedoman teknis kajian aspek social menjadi penting dalam menyusun AMDAL dan ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kajian-kajian komponen lain dengan tujuan untuk memahami dan melakukan kajian mengenai aspek-aspek social dalam penyusunan Amdal, untuk memahami segala aspek biogeofisik dan social dalam AMDAL dan untuk membantu mempermudah proses penyusunan aspek 12ocial dalam studi AMDAL. Mengenai ruang lingkup adalah merupakan proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasikan dampak penting potensial yang timbul sebagai akibat rencana usaha atau kegiatan, yang diperlukannya dua hal dalam pelingkup AMDAL yaitu :

1. Indentifikasi Dampak Potensial, dimana dalam proses indentifikasi dampak potensila dapat dipergunakan beberapa yaitu daftar uji, matrik interaksi sederhana, bagan alir, penelaahan pustaka, pengamatan lapangan, analisis isi dan interaksi kelompok. 2. Evaluasi Dampak Potensial bertujuan menyeleksi dan menetapkan komponen dampak potensial aspek sosial yang relevan untuk ditelaah yaitu dengan menggunakan beberapa pertanyaan. 3. Pemusatan dampak penting (focusing) yang bertujuan untuk

mengelompokkan/mengkatagorikan dampak penting yang telah dirumuskan sebelumnya agar diperoleh isu-isu pokok lingkungan secara utuh dan lengkap dengan memperhatikan: a. Dampak rencana usaha atau kegiatan terhadap komponen lingkungan yang akan mengalami perubahan mendasar/dampak penting. b. Dampak rencana aspek sosial yang mengakibatkan timbulnya dampak penting pada aspek fisik, kimia, dan biologi (Hubungan sebab akibat antar komponen dampak penting aspek sosial itu sendiri).

Metode Pendekatan Dan Fungsi Hukum Metode Pendekatan Dan Fungsi Hukum adalah kebijakan yang mengkaji Lingkungan Hidup, dengan menggunakan metode pendekatan dan fungsi hukum dengan melihat kepada segala aspek dampak pencemaran, akibat pencemaran, hukum sebagai social control dan sanksi hukum terhadap lingkungan hidup, karena pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku kegiatan atau usaha sering melalaikan hal-hal yang dapat merugikan lingkungan hidup, yang sangat merugikankehidupan manusia.

BAB III KESIMPULAN


Hukum merupakan serangkaian alat yang ada pada Pmerintah untuk mewujudkan kebijaksanaan. Berarti ada alat yang lain untuk mewujudkan kebijaksanaan. Antara lain instrumen politik, sosial, ekonomi, teknologi dsbnya.

DAFTAR PUSTAKA

UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup www.google.com Diakses tanggal 16 September 2012. www.terranet.com Diakses tanggal 16 September 2012.
Siahaan,N.H.T. 2009, Hukum Lingkungan, Pancuran Alam,Jakarta. Purwaka,Tommy Hendra. 2010, Kebijakan Lingkungan Hidup, Universitas Atmajaya,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai