BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan darah menekan dinding pembuluh
darah. Setiap kali berdetak (sekitar 60-70 kali per menit dalam keadaan
istirahat), jantung akan memompa darah melewati pembuluh darah.
Tekanan terbesar terjadi ketika jantung memompa darah (dalam keadaan
kontriksi), dan ini disebut dengan tekanan sistolik. Ketika jantung
beristirahat (dalam keadaan dilatasi), tekanan darah berkurang disebut
tekanan darah diastolik (Smith, 2010).
Tekanan darah tidak pernah konsisten, Kondisinya berubah-ubah
sepanjang hari, sesuai dengan situasi. Tekanan darah akan meningkat
dalam keadaan gembira, cemas, atau sewaktu melakukan aktifitas fisik,
setelah situasi ini
tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target
10
seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah
jantung), dan hipertropi ventrikel kanan (untuk otot jantung).
Selain itu hipertensi atau penyakit darah tinggi juga didefinisikan sebagai
suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka
bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur
tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun
alat digital lainnya (Smith, 2010).
3. Epidemiologi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang
mengganggu kesehatan masyarakat. Umumnya, terjadi pada manusia yang
berusia (< 40 tahun). Namun banyak yang tidak menyadari bahwa
mereka menderita hipertensi akibat yang tidak nyata dan sering disebut
silent killer. Pada awal terkena penyakit hipertensi belum menimbulkan
gangguan
hasil
Survei
Kesehatan
Rumah
Tangga
(SKRT)
2004,
hipertensi pada pria 12,2% dan perempuan 15,5%. Pada usia setengah baya
dan muda, hipertensi ini lebih banyak menyerang pria dari pada perempuan.
Pada golongan usia 55-64 tahun, pasien hipertensi pada pria dan perempuan
11
12
(JNC VII), klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat I dan derajat 2:
Tabel 1
Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII
Klasifikasi Tekanan
Tekanan Darah
darah
Sistolik (mmHg)
(mmHg)
Normal
< 120
< 80
Pra Hipertensi
120-139
80-89
Hipertensi derajat 1
140-159
90-99
Hipertensi Derajat 2
160
100
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Hipetensi esensial (Yogiantoro,
2006)
5. Etiologi
Walaupun penyebab yang tepat untuk sebagian besar kasus hipertensi
tidak dapat di identifikasi, hal tersebut dapat di mengerti bahwa hipertensi
merupakan suatu kondisi yang multifaktor. Karena hipertensi sebagai tanda,
hal tersebut memiliki banyak penyebab.
Untuk tejadinya hipertensi harus ada perubahan pada salah satu faktor
pada tekanan darah: resistensi perifer (SVR) atau Cardiac output (CO). Untuk
terjadinya hipertensi pasti ada masalah dengan monitor system control atau
pengaturan tekanan, dan hubungan antara satu dengan beberapa faktor yang
lain pada takanan darah. Agar terjadinya peningkatan tekanan arterial, harus
ada peningkatan baik CO maupun SVR. Peningkatan CO kadang-kadang di
13
temukan pada orang dengan hipertensi tahap awal dan borderline (Smeltzer,
2010).
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui penyebabnya, namun banyak faktor yang
mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf
simpatik, system renin angiotensin, efek dari eksresi Natrium, obesitas,
merokok dan stress.
2) Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.
Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dan lain-lain.
2.
risiko
terkena
hipertensi
menjadi
lebih
besar sehingga
14
dilindungi
hormon
estrogen
yang
berperan
dalam
15
16
kematian
17
lingkungannya
yang
mendorong
seseorang
untuk
stress
harian,
didapatkan
gejala
bahwa
ansietas
hal
dan kemarahan
yang
tekanan
darah
telah
18
mengurangi
asupan
garam.
Pada
masyarakat
yang
19
yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena
perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
c) Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume
darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika Aktivitas memompa jantung berkurang, Arteri mengalami
pelebaran, Banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan
menurun.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan
di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang
mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
1) Perubahan Fungsi Ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
a) Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran
garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah
dan mengembalikan tekana darah ke normal.
b) Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan
garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah
kembali ke normal.
c) Ginjal juga bisa meningkatkan TD dengan menghasilkan enzim yang
disebut Renin, yang memicu pembentukan hormon Angiotensin, yang
selanjutnya akan memicu pelepasan hormon Aldosteron.
20
(Adrenalin)
dan
Norepinefrin
Gambar 1.
Mekanisme Regulasi Tekanan Darah
21
22
gejala. Bila
demikian
gejala
baru
muncul
setelah
terjadinya komplikasi pada ginjal, mata, otak dan jantung. Gejala lain
yang sering ditemukan adalah sakit kepala, marah, telinga berdengung,
rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing
9. Komplikasi Hipertensi
a. Stroke dapat timbul akibat perdarahan di otak, atau akibat embolus yang
terlepas dari pembuluh non-otak yang terkena tekanan darah. Stroke
dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi
otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerahdaerah yang dipendarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami
arterosklerosis dapat melemah
sehingga
meningkatkan kemungkinan
23
24
a.
25
6) Angiotension Kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan
cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk
golongan obat ini adalah Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil.
7) Penghambat Reseptor Angiotension II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat
angiotension II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya
pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah
Valsartan (Diovan). (Depkes, 2008)
b. Terapi Non Farmakologi
1) Mengubah gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah dengan
menghindari faktor hipertensi yang berkaitan dengan mengurangi
makan-makan yang mengandung garam, makan buah-buahan segar
dan perilaku sehat dengan cara olahraga (Dep.Kes, 2008).
2) Penurunan berat badan karena kenaikan tekanan darah berkaitan
dengan peningkatan berat badan. Akumulasi lemak dalam tubuh dan
perut berkaitan erat dengan hipertensi, hiperipidemia, dan diabetes.
Berdasarkan penelitian dengan menurunkan berat badan terbukti dapat
26
merokok
dapat
mencegah
terjadinya
penyakit
27
B. Aktivitas Fisik
1. Defenisi Aktifitas Fisik
Latihan fisik adalah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan
sistem penunjangnya (Sunita Almatsier, 2010).
Latihan fisik dibagi menjadi dua aktivitas fisik internal dan aktivitas
eksternal, aktivitas fisik internal yaitu suatu aktivitas dimana proses bekerjanya
organ-organ dalam tubuh saat istirahat, sedangkan aktivitas eksternal yaitu
aktivitas yang dilakukan oleh pergerakan anggota tubuh yang dilakukan
seseorang selama 24 jam serta banyak mengeluarkan energi (Siti Fathonah,
2011).
Latihan fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan
fisik, mental dan kualitas hidup sehat (Baliwati, 2009).
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan a
Latihan fisik adalah gerakan yang dilakukan tubuh baik secara internal maupun
eksternal yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederha yang jika
dikakukan dalam porsi seimbang akan penting bagi pemeliharaan tubuh.
2. Cara Mengukur Latihan fisik
Sunita Almatsier (2010) mengatakan Latihan fisik dibagi menjadi 3 yaitu
Latihan fisik Berat, Latihan fisik sedang dan Latihan fisik Ringan, Penilaian
terhadap klasifikasi tersebut dapat dialakukan dengan menggunakan teknik
wawancara melalui quesioner yang berisikan 10 pertanyaan dengan beberapa
28
29
harus disesuaikan
dengan kondisikesehatan
agartidak
30
dimaksudkan
untuk
mengurangi
cedera
dan
31
32
Penurunan Tekanan
Latihan Fisik
D. Hipotesis
Darah
Ada pengaruh Latihan Fisik Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien
Hipertensi di Puskesmas Bentiring Kabupaten Bengkulu Tengah