Anda di halaman 1dari 11

METODE

Khaerunnisa Apriani 1112102000023

Penilaian Tolerabilitas
Dinilai sebelum pemberian obat dan setiap 2 jam
selama studi

Pengumpulan Sampel dan Prosesnya

Analisis
Sampel
Sampel dianalisis menggunakan metode deteksi RP-HPLC/UV yang
telah divalidasi.
Standar azitromisin disediakan oleh Saydon Pharmaceuticals Pvt Ltd,
Peshawar, Pakistan dan roksitromisin disediakan oleh Bryon
Pharmaceuticals Pvt Ltd, Peshawar, Pakistan.
Pelarut HPLC seperti trietilamin, asetonitril, dietil eter dan metanol dan
semua reagen kimia lainnya seperti natrium hidroksida (NaOH) dan
kalium dihidrogen fosfat dibeli dari Sigma-Aldrich (Oslo, Norwegia).
Air ultra murni disiapkan menggunakan sebuah sistem air ultra murni
Millipore (Billerica, Massachusetts).
Semua reagen dan zat kimia ini digunakan tanpa pemurnian lebih
lanjut

Menyiapkan standar internal (larutan induk azitromisin dan


Untuk
roksitromisin)
Timbang
azitromisin
dan
roksitromisin

Keduanya
larutkan
dalam
asetonitril
secara
terpisah

Didapatkan
larutan
induk
azitromisin
dan
roksitromisin

memberi
konsentrasi
akhir 1,0
g/mL,
encerkan
larutan
induk
dengan
asetonitril

Serupa
Menyiapkan
larutan standar azitromisin
dengan
perlakuan
diatas, larutan
standar
azitromisin
dibuat dalam
rentang
konsentrasi
0,02 sampai
2,0 g/mL (11
tingkat
konsentrasi)

Tambakan
dengan
larutan
standar
internal yang
telah dibuat

Maka tiap
konsentrasiny
a mengandung
1,0 g/mL
larutan
standar
internal

Encerkan
larutan induk
azitromisin

ditambahka
n ke semua
larutan
standar dan
sampel
serum

Siapkan
larutan
standar
mengandung
1,0 g/mL
pada tiap
azitromisin
dan standar
internal
(pencampuran
1:1)

Ekstraksi cair-cair untuk preparasi sampel

Pemisahan kromatograf
- dilakukan pada sistem HPLC Perkin Elmer (Norwalk, Connecticut) yang
dilengkapi dengan pompa Seri 200, degasser vakum, kolom oven Peltier,
dan detektor UV-Vis dan injektor manual Rheodyne 7725i.
- Datanya dianalisis di terminal komputer kromatograf Perkin Elmer
Totalchrom (versi 6.3.1), diinterfasekan dengan hardware HPLC melalui
jaringan interfase kromatograf (NCI) 900.

- Analit-analitnya dipisahkan menggunakan Kromasil 100 RP18


(250 X 4.6 mm, 5 m; Thames Restek, Saunderton, United
Kingdom).
- Kolom analitik dilindungi oleh cartridge pra kolom Bondapak
RP18 (30
4.6 mm,
10
m
; Merck
kGaA,mMDarmstadt,
Analisisxdilakukan
pada suhu
kamar
menggunakan
asetonitril-50
kalium dihidrogen dengan pH
dapar fosfat 7,00 (60:40 v / v)
Jerman).
Trietilamina (0,6 mL / L) sebagai fase gerak isokratik dipompa dengan laju alir 1,5 mL / menit

Volume injeksi dijaga pada 20 L dan eluennya dimonitor pada panjang gelombang 205 nm

Roksitromisin (pada konsentrasi 1,0 g/mL) digunakan sebagai standar internal.


Metode kromatograf divalidasi dan dengan penekanan pada linearitas dalam rentang konsentrasi
yang diharapkan, sensitivitas, recovery, dan presisi.

Konsentrasi
sampel, C, dihitung menggunakan rumus :

Dimana :
- dan : area peak analit dalam sampel serum dan pencampuran 1:1
- dan : area peak standar internal dalam serum sampel dan pencampuran 1:1
- CCS adalah konsentrasi analit dalam pencampuran 1: 1, dan
- FD adalah faktor pengenceran.

FARMAKOKINETIK DAN ANALISIS


STATISTIK
Sebuah model non kompartemen, seperti yang diusulkan oleh Shargel
dan Yu, digunakan untuk mengakses parameter farmakokinetik : Cmax,
Tmax, AUC0-t, AUMC, MRT, dan t1/2.
Cmax dan Tmax diperoleh langsung dari kurva waktu-konsentrasi
AUC0-t, dihitung menggunakan metode trapezoidal linear dan AUMC dan
MRT juga dihitung menggunakan data yang sama.
Konstanta laju eliminasi (Ke) dihitung dengan mengaplikasikan analisis
regresi log-linear sampai setidaknya 3 konsentrasi terakhir azitromisin
yang dapat dihitung.
t1/2 dihitung dengan 0,693/Ke.
Semua parameter farmakokinetik ini ditentukan menggunakan paket
statistik PK Solutions 2.0 (SummitPK, Montrose, Colorado).

Data farmakokinetik untuk 2 formulasi terlebih dahulu diubah ke log


sebelum analisis statistik, yang didasarkan pada 90% CIs untuk rasio
parameter farmakokinetik pada 2 formulasi ini.
Bila 90% CIs untuk rasio nilai uji Cmax, Tmax dan AUC0-t dan formulasi referensi
berada dalam kisaran 0,8-1,25 bioekuivalen.
Batas bawah (LB) dan batas atas (HB) pada 90% CI dihitung menggunakan
rumus :

Dimana :
- MD : perbedaan nilai mean
- SD : standar deviasi
- n : jumlah pasien dalam penelitian
- nilai t : 1,7959 untuk 12 pasien.

Sebagai tambahan pada 90% CIs yang tepat untuk


perbandingan 2 formulasi, nilai statistik seperti median,
range (nilai minimum dan maksimum) dan % CV juga
dihitung sebagai parameter farmakokinetik.

Anda mungkin juga menyukai