Anda di halaman 1dari 19

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN

SYARIAH DI MASJID
Hardyansyah
10800112027
Program studi akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, Jl. Sultan Alauddin No. 36, Samata,, Gowa, Makassar, Sulawesi
Selatan 90222, Indonesia
Email: ardy.uin@gmail.com

Keyword: system,information,accounting,sharia accounting,financial reporting


I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang


pesat, penggunaan komputer pada saat ini merupakan suatu kebutuhan setiap
instansi. Kemajuan suatu instansi dapat dilihat dari bagaimana cara memanfaatkan
teknologi komputer, sebagai alat bantu dalam menyelesaikan masalah ataupun
pekerjaan. Hal tersebut sangat membantu daya saing perusahaan. Hal ini pun
diikuti oleh perkembangan sistem informasi membutuhkan berbagai faktor
pendukung, seperti partisipasi dari pengguna. Partisipasi pengguna diharapkan
mampu mendukung kesuksesan dari sistem informasi yang mencerminkan
kepuasan dari para pengguna sistem informasi.
Hubungan antara partisipasi dan kepuasan para pengguna dipengaruhi oleh
beberapa faktor kemungkinan. Mckeen et.al (1994) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem sebagai
variabel-variabel yang moderat, sedangkan dampak dari pengguna dan
komunikasi pengguna sebagai variable yang indenpenden dihubungkan dengan
partisipasi dan kepuasan dari para pengguna. Maka dari itu sistem informasi harus
dikembangkan untuk memenuhi kbutuhan dan keinginan pengguna.

Pengembangan

sistem

merupakan

penyusunan

sistem

baru

untuk

menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem


yang telah ada. Pengembangan sistem informasi juga merupakan sebuah
keputusan yang sangat strategis menyangkut investasi yang cukup besar, terdapat
banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan. Kompleksitas sistem bukanlah
merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan bisa jadi kontraproduktif bila
dalam tahapan implementasi ternyata tidak didukung dengan kesiapan sumber
daya manusia (SDM dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang dikuasai
perusahaan.
Organisasi masjid merupakan organisasi sektor publik atau organisasi nirlaba,
yang mengelola sumberdaya untuk menjalankan aktivitas masjid, dimana
kebanyakan masjid didirikan oleh swadaya masyarakat. Ada yang berawal dari
tanah wakaf pribadi, ada juga yang didirikan oleh sekelompok masyarakat tertentu
karena kebutuhan fasilitas peribadatan yang dekat dengan tempat tinggal atau
tempat bekerja. Pengelolaan dan sumber daya diperoleh diperoleh secara
sukarela.Tidak ada paksaan untuk menjadi pengelola masjid (tamir dan
bendahara). Satu-satunya motivator bagi seorang tamir adalah mandat dari Al
Quran. Ada kecenderungan bahwa organisasi nonlaba (termasuk organisasi
pengelola masjid) akan menjadi sorotan masyarakat .
Sejak 14 abad silam rasulullah saw telah menunjukkan tuntutannya dalam hal
pemakmuran masjid, begitu pula di zaman keemasan islam (sejak abad ke 6-13M
atau selama 7 abad ), umat islam berhasil menjadikan masjid sebagai markas
pelaksanaan hubungan antara manusia dengan Allah Swt (ibadah) dan manusia
dengan manusia (muamalah). Untuk menjadikan masjid pelaksanaan hubungan
manusia dengan manusia dan pemakmuran masjid, maka dari itu dibutuhkan
sistem informasi.
Sistem informasi yang dibutuhkan para pengurus masjid adalah sistem
informasi akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan sehingga dapat
membantu pengurus masjid dalam mengambil keputusan untuk keberlangsungan
masjid dimasa yang akan datang. Dengan adanya sistem informasi pengelolaan

keuangan diharapkan dapat mempermudah pekerjaan dan dapat mengurangi


kesalahan-kesalahan yang sering terjadi. Selain itu sistem informasi pengelolaan
keuangan harus sesuai dengan standar akuntansi, karena dapat mempermudah
pihak pengurus masjid dalam mengontrol masjid.
Pembuatan laporan keuangan pada masjid belum memenuhi standar akuntansi
dan belum terkomputerisasi.pembuatan laporan keuangan pada masjid masih
manual, dan dikerjakan hanya oleh satu orang sehingga dari segi waktu dalam
melakukan pembuatan laporan keuangan menjadi kurang efektif. Fenomena
akuntansi syariah diharapkan dapat mewakili kebutuhan akan laporan yang benarbenar jujur, adil, dan dapat dipercaya karena laporan keuangan akuntansi syariah
berbasiskan pada syariah, dan syariah sendiri memiliki tujuan mulia yakni
menciptakan kemaslahatan bagi umat manusia. Dengan demikian tepat kiranya
bila prinsip-prinsip akuntansi syariah dapat dijadikan solusi alternatif dalam
menjaga akuntabilitas laporan keuangan.
Untuk mengurangi masalah yang terjadi pada pengurus masjid dalam
mengelola pengeluaran kas dan penerimaan kas supaya pengelolaan data lebih
cepat, akurat serta menghasilkan laporan tepat waktu. Maka dari itu diperlukan
penerapan sistem informasi akuntasi laporan keuangan pada masjid dan penerapan
akuntansi syariah di masjid.

Berdasarkan permasalahan diatas , maka penulis tertarik mengambil judul :


Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Syariah di Masjid.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penerapan SIA dalam pengelolaan keuangan masjid?
2. Bagaimana penerapan akuntansi keuangan menurut PSAK 45 dan PSAK

101 syariah di masjid ?

II. TINJAUAN TEORITIS DAN PEMBAHASAN


A. Stewardship Theory

Teori stewardship adalah teori yang dicetuskan oleh Donaldson dan Davis,
teori ini menggambarkan situasi dimana para manajer tidaklah termotivasi oleh
tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka
untuk kepentingan organisasi, sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan
sosiologi yang telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi
untuk bertindak sesuai keinginan principal, selain itu perilaku steward tidak akan
meninggalkan

organisasinya

sebab

steward

berusaha

mencapai

sasaran

organisasinya. Teori ini didesain bagi para peniliti untuk menguji situasi dimana
para eksekutif dalam perusahaan sebagai pelayan dapat termotivasi untuk
bertindak dengan cara terbaik pada principalnya.
Teori ini juga mengasumsikan adanya hubungan yang kuat antara kepuasan
dan

kesuksesan

organisasi.

Kesuksesan

organisasi

menggambarkan

maksimasilisasi utilitas kelompok principal dan manajemen. Maksimalkan utilitas

kelompok ini pada akhirnya akan memaksimumkan kepentingan individu ang ada
dalam kelompok organisasi tersebut.
Dari teori ini dapat dipahami dalam laporan keuangan syariah pada masjid.
Masyarakat sebagai principal yang mempercayakan pengurus masjid sebagai
steward untuk mengelola dana yang demi kemakmuran masjid yang mendasarkan
pelayan yang memiliki perilaku dimana dia dapat dibentuk agar selalu dapat
diajak

bekerjasama

dalam

organisasi,

memiliki

perilaku

kolektif

atau

berkelompok dengan utilitas tinggi dari pada invidualnya dan selalu bersedia
untuk melayani.
B. Need Theory (Teori Kebutuhan).

Manusia memiliki kebutuhan untuk tingkat tinggi yang stabil, tegas berbasis,
harga diri, dan hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang
merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan ini
frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga (Azizi,-:6).
Teori Maslow ini menjelaskan bahwa individu yang didorong oleh kebutuhan
seperti keamanan, rasa hormat, dan harga diri, mereka membangun sistem nilai
individu yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Seperti kebutuhan
terpenuhi, individu dapat menjelajahi tingkat yang lebih tinggi kepuasan dan nilainilai perubahan memperjelas. Maslow juga mengungkapkan, manusia

akan

didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai dengan waktu,
keadaan, dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu hirarki (Yoesdhita,
2012:6). Teori Maslow ini mengutarakan keperluan-keperluan motivasi yang
berbeda yang terdapat dalam satu hierarki sering digambarkan sebagai piramida,
dimana tingkat yang lebih rendah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan
tingkat atas mewakili kebutuhan akan aktualisasi diri. Hirarki tidak ada dengan
sendirinya, namun dipengaruhi oleh situasi dan budaya umum. Maslow percaya
bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan bergerak baik di arah

aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan mereka oleh


masyarakat (Azizi,-:7).
Artinya, dalam teori ini menganggap tindakan yang dilakukan oleh manusia
pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik
maupun kebutuhan psikis. Hirarki kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut
(Pujadi, 2007:42):
1. Kebutuhan fisik dan biologis (physiological needs), yaitu kebutuhan untuk
menunjang kehidupan manusia seperti makanan, air, pakaian, dan tempat
tinggal. Menurut maslow, jika kebutuhan fisiologis belum terpenuhi, maka
kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia.
2. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan (safety and security needs),
yaitu kebutuhan untuk terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut kehilangan.
3. Kebutuhan sosial (affiliation or acceptance needs), yaitu kebutuhan untuk
bergaul dengan orang lain dan untuk diterima sebagai bagian dari yang lain.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem or status needs), yaitu kebutuhan
untuk dihargai oleh orang lain. kebutuhan ini akan menghasilkan kepuasan
seperti kuasa, prestis, status, dan kebanggaan akan diri sendiri.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualizations needs), yaitu kebutuhan
untuk mengaktualisasikan semua kemampuan dan potensi yang dimiliki
hingga menjadi orang seperti yang dicita-citakan. menurut Maslow,
kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan paling tinggi dalam
hirarki kebutuhan.
12
Dengan melihat dari sisi teori kebutuhan maka akan dilihat bagaimana
pengaruh dari dorongan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hirarkinya sendiri
ataupun dengan bantuan berupa dukungan dari orang lain, dalam hal ini berupa
dukungan dari masyarakat ketika seorang pengurus merasa perlu menggunakan TI

dalam memudahkan dan mempercepat pekerjaannya maka hal ini akan


mendorongnya untuk menguasai TI tersebut dan dapat berdampak terhadap
keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi dalam masjid.
C. SISTEM DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pembahasan detail sistem diawali dari pembahasan untuk apa manusia


diciptakan, seperti dijelaskan pada Al-Quran Surah Adz-Dzaariyaat ayat 56 :

Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan


supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Untuk menunaikan tugas itu, Allah memberi manusia dua anugrah nikmat
utama yaitu, manhaj al-hayah (sistem) dan washilah al hayah (sarana).
Sistem adalah seluruh aturan kehidupan manusia yang bersumber dari AlQuran dan Sunnah rasul. Aturan tersebut berbentuk keharusan dan larangan
melakukan sesuatu. Aturan tersebut dikenal sebagai hokum lima, yaitu wajib,
mbah, makruh, dan haram.
D. INFORMASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Informasi itu sendiri sudah dibahas di Al-Quran pada surah Al-Hujurat ayat 6
sebagai berikut :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Dalam menyelesaikan masalah yang selalu dihadapkan manusia, ada satu
faktor kunci yang menjadi dasar pijakan, yaitu infornmasi. Bagaimana pun,
seseorang mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan, dan pengetahuan
bergantung kepada informasi yang sampai kepadanya. Jika informasi itu akurat,
maka akan bisa diambil keputusan yang tepat. Sebaliknya, jika informasi itu tidak

akurat akan mengakibatkan munculnya keputusan yang tidak tepat. dan giliran
selanjutnya, muncul kedhaliman di tengah masyarakat.
E. AKUNTANSI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Akuntansi pun juga sudah dibahas dalam Al-Quran sebelum luca pacioli ,
Rasulullah SAW yang termuat dalam firman Allah SWT dalam QS. AlBaqarah/2:282

...
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.
Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mendiktekan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepala Allah Tuhannya,...
Penggalan Surat Al Baqarah 282 tersebut diatas secara implisit memberikan
pesan bahwa Islam mendorong praktik akuntansi dalam kehidupan bermuamalah
(perdagangan). Pada dasarnya, ilmu akuntansi dan praktek akuntansi di
lingkunganan bisnis (muamalah) telah menjadi bagian yang integral. Namun, ilmu
akuntansi dan prakteknya di luar entitas bisnis khususnya lembaga keagamaan
sangat termarginalkan. Sebagai entitas pelaporan akuntansi yang menggunakan
dana masyarakat sebagai sumber keuangannya dalam bentuk sumbangan, sedekah
atau bentuk bantuan sosial lainnya yang berasal dari masyarakat (publik), masjid
menjadi

bagian

dari

entitas

publik

yang

semua

aktivitasnya

harus

dipertanggungjawabkan kepada publik. Transparansi dan akuntabilitas menjadi


kata kunci yang penting bagi entitas publik untuk bertahan dan memaksimalkan
perannya pada domain sosial budaya dimana entitas tersebut berada yang berbeda
dengan entitas publik lainnya.
F. SYARIAH

Definisi syariah menurut Sri Nurhayati dan Wasilah dalam bukunya yang
berjudul akuntansi syariah di di Indonesia. syariah adalah aturan yang telah
ditetapkan oleh Allah swt untuk di patuhi oleh manusia dalam menjalani segala
aktivitas hidupnya di dunia. (2009:2).
Menurut buchari dan donni syariah merupakan aturan Allah tentang
pelaksanaan dari penyerahan diri secara total melalui proses ibadah dalam
hubungan dengan sesama makhluk, secara garis besar syariah meliputi dua hal
pokok yaitu ibadah dalam arti khusus atau ibadah mahdah dan ibadah dalam arti
umum atau muamalah atau ibadah ghair mahdah.
G. AKUNTANSI SYARIAH

Definisi akuntansi syariah menurut Sri Nurhayati-Wasilah dalam bukunya


yang berjudul Akuntansi Syariah di Indonesia. akuntansi syariah adalah proses
akuntansi atas transaksi-transaksi dengan aturan yang telah ditetapkan oleh allah.
(2009:2)
Menurut Rahmawati muin akuntansi syariah adalah suatu proses pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran dan pelaporan atas transaksi kegiatan ekonomi pada
periode tertentu yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
H. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Dalam konsep dasar penyusunan penyajian laporan keuangan syariah disebutkan


ada 2 jenis yaitu tujuan utama dan tujuan lainnya.
1. Tujuan Utama

Tujuan utama dari laporan syariah disebutkan untuk menyediakan


informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi pemakai dalam
pengambilan keputusan.
2. Tujuan lain dari LKS.
Menurut konsep dasar penyusunan penyajian laporan keuangan syariah
tujuan lainnya diluar tujuan utama adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua hal
b. Menyajikan informasi tentang kepatuhan terhadap syariah.
c. Menyediakan informasi asset, kewajiban, pendapatan dan beban yang
tidak sesuai syariah.

d. Mengevaluasi pemenuhan tanggungjawab entitas terhadap amanah

yang diberikan pemilik dana untuk mengamankan dan mendapatkan


keuntungan yang layak.
e. Memberikan informasi tentang keuntungan yang diperoleh investor,
pemilik dana syirkah temporer.
f. Memberikan informasi mengenai kewajiban entitas dalam pelaksanaan
kewajiban sosial, zakat,infaq, shadaqah, dan wakaf.
Disini dapat kita lihat bahwa tujuan dari Lembaga keuangan syariah masih tetap
tentang informasi mengenai neraca,laba rugi dan perubahan posisi keuangan yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan informasi tentang
kepatuhan, akuntabilitas dana, dan aspek sosial seperti zakat, infaq, sadaqah dan
wakaf ditempatkan sebagai tujuan lainnya. Sikap ini akan berpengaruh pada
konten informasi yang harus disajikan lembaga keuangan syariah oleh entitas
syariah dan entitas lain yang melakukan transaksi syariah. Namun kita cukup salut
karena walaupun masih tetap laporannya menyangkut keuangan belum tentu
termasuk aspek operasional dan pelaksanaanya, namun sudah menyangkut :
1. Aspek kepatuhan dan peningkatan pelaksanaan syariah dalam transaksi

dan kegiatan usaha.


2. Aspek syariah yang tidak dipatuhi dalam aspek keuangan; asset,
kewajiban, pendapatan, dan beban, terutama bagaimana perolehan dan
penggunannya.
3. Aspek kewajiban sosial antara lain dalam hal pelaksaaan kewajiban zakat,
infaq, sadaqah, dan wakaf. Mudah-mudahan disni termasuk juga aspek
sosial lain seperti tanggung jawab sosial yang lebih luas atau CSR.
Dari penjelasan diatas menunjukkan suatu kemajuan besar dalam merekstruktur
akuntansi konvensional, kendatipun konsep DSAK ini belum secara tegas
beranjak dari laporan keuangan dan kinerja keuangan lainnya ke informasi
kualitatif lainnya. Namun sudah mulai menyentuh aspek-aspek syariah, sosial,
yang tentu bukan hanya melibatkan aspek keuangan saja tetapi juga aspek
operasional, perilaku, sikap dan kegiatan lainnya.

I.

SISTEM INFORMASI
KEUANGAN MASJID

AKUNTANSI

DALAM

MENGELOLA

Kegiatan pencatatan pembukuan akuntasi di masjid masih dilakukan secara


manual dimulai dari bukti transaksi berupa nota, kuitansi maupun faktur. Bukti
transaksi tersebut kemudian dicatat sesuai transaksinya apakah dia masuk
pengeluaran kas dan penerimaan kas. Dari aktivitas tersebut akan menghasilkan
laporan keuangan yang terdiri pemasukan ,pengeluaran, serta saldo akhir.
Melihat kondisi tersebut perlu adanya penerapan sistem informasi akuntansi
untuk keefektifan dalam pembuatan laporan keuangan.

Rancangan sistem

akuntansi tersebut terdiri dari tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Pada
bagian input berupa bukti tranksaksi atau dokumen yang digunakan, sedangkan
pada bagian proses meliputi perancangan buku jurnal dan buku besar, serta pada
bagian output menghasilkan laporan keuangan. Dari rancangan sistem diatas di
harapkan bisa mengatasi masalah yang terkait oleh pengurus masjid dalam
mengelola keuangan masjid.
Pengurus masjid juga dituntut dapat bisa mengoperasikan komputer akuntansi
sederhana sehingga dapat membandingkan kinerja pencapaian hasil antara
pembukuan manual dengan menggunakan komputer. Mungkin kendala baru yang
akan dihadapi pengurus adalah belum terbiasanya menggunakan komputer untuk
keperluan pencatatan transaksi keuangan sehingga cenderung untuk tetap
menggunakan pencatatan manual. Akan tetapi seiring berjalan waktu dengan
pengurus bisa mempelajari secara terus menerus akan bisa menguasainya dan
dapat memberikan kesadaran mengenai pentingnya sistem informasi untuk
kemakmuran masjid.
J. AKUNTANSI SYARIAH DI MASJID

AICPA (American Institute of certified Public accountants) dan FASB


(Financial Accounting Standar Board) mendefinisikan not for-profit organization
adalah entitas yang memiliki karakteristik sebagai berikut (1) sebagian besar
sumber daya organisasi tergantung pada penyedia sumber daya yang tidak
mengharapkan timbal balik / return, atau ikhlas menyumbangkan sumberdaya
tanpa pamrih; (2) operasional organisasi adalah menyediakan barang atau jasa

tetapi tidak bertujuan memperoleh keuntungan; (3) tidak ada ownership interest
(kepentingan pemilik) seperti perusahaan bisnis. Pada perusahaan bisnis,
perusahaan dimiliki oleh investor.(Wilson and kattelus 2002). Dari pernyataan
diatas menjelaskan bahwa masjid adalah salah satu organisasi nirlaba non
pemerintahan melihat karakteristik yang di sebutkan AICPA.
Masjid kebanyakan menggunakan jenis pelaporan yang hanya mengakui
pemasukan kas di debet dan pengeluaran kas di kredit. Menurut penulis bahwa
dari publikasi laporan tersebut masih belum terinci dan belum memenuhi standar
akuntansi berlaku..

Melihat kondisi tersebut

penulis ingin mengembangkan

pelaporan keuangan menurut standar yang berlaku. Standar tersebut adalah


gabungan antara menurut PSAK 45 untuk laporan yang mencerminkan kegiatan
komersil dan PSAK 101 syariah untuk laporan yang mencerminkan kegiatan
sosial.
Menurut PSAK 45, organisasi nirlaba perlu menyusun setidaknya 4 jenis
laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan
arus kas, catatan atas laporan keuangan. Dari keempat jenis laporan tersebut,
ditujukan untuk laporan yang mencerminkan kegiatan komersil.menurut PSAK
101 untuk laporan yang mencerminkan kegiatan sosial yaitu laporan sumber dan
penggunaan dana zakat.
1. LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA

Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai asset, kewajiban


dan asset bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut
pada waktu tertentu. Informasi ini dapat mebantu para penyumbang, anggota
organisasi, kreditu dan pihak-pihak lain untuk menilai:
a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan ,
dan
b. Likuditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, serta kebutuhan pendanaan eksternal.
Lebih lanjut, komponen dalam laporan posisi keuangan mencakup:
Asset
a. Kas dan setara kas;

b.
c.
d.
e.
f.

Bila ada kas atau asset lain yang dibatasi penggunaannya oleh
penyumbang, maka hal ini harus disajikan terpisah dari kas atau asset
lain yang tidak terikat penggunaannya.
Piutang
Persediaan
Sewa, asuransi, dan jasa lainnya yang di bayar dimuka;
Sura berharga
Tanah,bangunan,peralatan,serta asset tetap lainnya digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa,dan lain-lain.

Bila dilihat dari susunan tersebut, dapat dipahami bahwa penyajian asset pada
laporan posisi keuangan suatu organisasi nirlaba juga diurutkan berdasarkan
likuiditasnya sampai kemampuan suatu asset untuk dengan dikonversi menjadi
kas.
Liabilitas
a. Utang dagang
b. Pendapatan diterima dimuka;
c. Utang jangka panjang, dan lain-lain

Asset bersih
a. Asset bersih tidak terikat. Asset bersih ini umumnya meliputi pendapatan

dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi,
dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut.
b. Asset bersih terikat temporer. Pembatasan ini berupa pemabatasan waktu
maupun penggunaan, ataupun keduanya
c. Asset bersih terikat permanen. Pembatasan ini bisa dilakukan erhadap (1)
asset seperti tanah yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk
dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2) asset yang disumbangkan untuk
investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen.
2. LAPORAN AKTIVITAS
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan infroasi mengenai pengaruh
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat asset bersih,
hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaiman penggunaan sumber
daya dalm pelaksanaan berbagai program atau jasa. Perubahan asset bersih dalam
laporan aktivitas biasanya melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu (1) pendapatan (2)

beban, (3) gains and losses, dan (4) reklasifikasi asset bersih. Seluruh perubahana
asset bersih ini nantinya akan tercermin pada nilai akhit aset bersih yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan.
Adapun informasi dalam laporan ini dapat membantu para untuk :
a. Mengevaluasi kinerja masjid dalam suatu periode,
b. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan
memberikan jasa, dan
c. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Secara umum, ketetentuan dalam aktivitas adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan disajikan penambah aset tidak terikat, kecuali jika
2.

3.

4.

5.

6.

penggunaannya dibatasi oleh penyumbang.


Beban disajikan sebagai pengurang aset bersih tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya
pembatasan.
Sumbangan dapat disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat,
terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya
pembatasan.
Jika ada sumbangan terikat temporer yang pembatasannya tidak
berlaku lagi dalam periode yang sama, maka sumbagantersebut dapat
disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjnag disajikan secara
konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Keuntungan dan kerugian dari investasi dan aset (atau kewajiban) lain
diakui sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Selain dari ketiga jenis aset bersih yang ada sebagaimana dijerlaskan
sebelumnya, organisasi nirlaba tetap berpeluang untuk menambah
klasifikasi aset bersih sekiranya diperlukan. Klasifikasi ini bisa
dilakukan menurut kelompok operasi atau non-opersai, dapat
dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direaliasasi atau
belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, dengan cara lain yang
sesuai dengan aktivitas organisasi.

Lebih lanjut, komponen dalam laporan aktivitas mencakup:


Pendapatan
a. Sumbangan

b. Jasa layanan
c. Penghasilan

Semua pendapatan tersebut disajikan secara bruto. Namun, khusus untuk


pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban
terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan. Komponen lain juga disajikan dalam jumlah neto
adalah keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau
peristiwa lain yang berada diluar pengendalian organisasi dan manajemen.
Misalnya keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak
digunakan lagi.
Beban
a. Beban terkait program masjid
b. Beban terkait aktivitas pendukung

Dari klasifikasi ini bermanfaat untuk membantu stakeholders

dalam menilai

pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Disamping penyajian klasifikasi


beban secara fungsional, organisasi nirlaba dianjurkan unuk menyajikan informasi
tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya sewa, listrik, penyusutan
dan lainnya.
3. LAPORAN ARUS KAS

Tujuan utama laporan arus adalah menyajikan informasi mengenai


penerimaan dan pengeluara kas dalm suatu periode. Adapun klasifikasi
penerimaan dan pengeluaran kas pada laporan arus dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Metode penyusunan laporan arus
kas pun bisa menggunakan metode langsung (direct method) maupun tidak
langsung (indirect method)
Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal dari pendapatan,
sumbangan, dan dari perubahan atas aset lancar dan kewajiban lancar yang
berdampak pada kas. Sementara itu , arus kas dari aktivitas investasi biasanya
mencatat dampak perubahan aset tetap terhadap kas, misalnya karena
pembelian peralatan, penjualan aset tetap,dsb. Lebih lanjut, arus kas dari
aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan kas dari penyumbang yang
penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang; penerimaan kas dari

sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk


perolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana
abadi (endowment), atau dari hasil investasi yang dibatasi penggunaannya
untuk jangka panjang.
4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas laporan keuangan adalah catatan tambahan dan informasi
yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan
informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas laporan
keuangan membantu menjelaskan perhitungan item tertentu dalamlaporan
keuangan serta memberikan penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi
keuangan. Catatan atas laporan keuangan dapat mencakup informasi tentang
hutang, kelangsungan entitas, piutang, ,kewajiban kontijensi, atau informasi
kontekstual untuk menjelaskan angka-angka keuangan
5. LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZAKAT
Menurut Sony warsono dan Jufri dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Transaksi Syariah, Laporan ini merupakan sebuah keharusan terutama bagi
lembaga yang disebut Baitul Mal yang menerima dan menyalurkan zakat.
Entitas syariah yang mengelola dana zakat, misalnya dipungut dari para
karyawan, juga menyusun laporan sumber dan penggunaan dana zakat.
Laporan sumber dan penggunaan dana zakat disusun berdasar akun zakat
yang merupakan salah satu sumber pemerolehan dana. Artinya, sumber-sumber
dana zakat diperoleh dari informasi di sisi kredit akun zakat, sedangkan
penggunaan dana zakat diperoleh dari informasi di sisi debet akun zakat.
Di entitas syariah kecil, akun zakat diperlakukan sebagai akun utang lancar,
sedangkan bagi perusahaan besar, sebaiknya diperlakukan sebagai salah satu
sumber pemerolehan sumber yang dipisahkan karena informasi tentang zakat
merupakan informasi yang tidak boleh dianggap sepele.(2011:121)
Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Syariah di Indonesia (2011:284), menerangkan bahwa:
Ada dua jenis zakat:
1. Zakat Jiwa/Zakat Fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap

muslim setelah matahari terbenam akhir bulan ramadan.

2. Zakat Harta adalah zakat yang boleh dibayarkan pada waktu yang tidak

tertentu, mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut,


hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja.

Simpulan

1. Untuk menghindari yang namanya kesalahan dan mendapatkan solusi dari

masalah yang terkait oleh pengurus masjid dalam mengelola keuangan


masjid maka dari itu diperlukan rancangan sistem infomasi akuntansi itu
perlu adanya. Rancangan sistem akuntansi tersebut terdiri dari tiga bagian
yaitu input, proses, dan output. Pada bagian input berupa bukti tranksaksi
atau dokumen yang digunakan, sedangkan pada bagian proses meliputi
perancangan buku jurnal dan buku besar, serta pada bagian output
menghasilkan laporan keuangan.
2. Dari tulisan ini menjelaskan bahwa masjid merupakan salah satu
organisasi nirlaba non pemerintahan melihat karakteristik yang disebutkan
AICPA. Pengurus Masjid tidak semata-mata hanya mencari keuntungan
atau kerugian tetapi didasarkan pada ketulusan untuk kerudhaan Allah.
3. Masjid sebagai organisasi nirlaba non pemerintahan memerlukan
penerapan standar yang berlaku yaitu pelaporan keuangan menurut standar
yang berlaku adalah antara menurut PSAK 45 untuk laporan yang
mencerminkan kegiatan komersil dan PSAK 101 syariah untuk laporan
yang mencerminkan kegiatan sosial.

DAFTAR PUSTAKA
A,Hall ,James. (2011). Accounting information systems. Edisi keempat. Jakarta :
Salemba empat.
Asdar,U.Ludigdo,P.Widya,Yeney. (2014). Studi Fenomenologis Akuntabilitas
Keuangan Masjid. IOSR Jurnal Ekonomi dan Keuangan (IOSR-JEF) e-ISSN:
2321-5933, p-ISSN: 2321-5925.Volume 5, Issue 4. (. September-Oktober
2014), PP 10-17 www.iosrjournals.org .
Ayu,a,Vidi.(2012). Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan
Syariah Pada Dewan Kemakmuran Masjid Agung Al-Ukhuwwah Dengan
Menggunakan Software Microsoft Visual basic 2005 dan database sql
server 2005 berbasis client server.Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia.
Harahap,sofyan,safri.(2008).Kerangka Teori Dan Tujuan Akuntansi Syariah.
Jakarta: Pustaka Quantum.
Iswandi,wahyu,zikra.(2011) Perancangan Sistem informasi Akuntansi Masjid.
jurnal saintek Vol.III no.2: 112-123, desember 2011
Saming.(2014).Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Perusahaan Terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Perbankan Di Kota

Makassar. Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Universitas Islam Negeri


Alauddin Makassar.

Simanjuntak A.dahnial, Yeni Januarti.(2011). Akuntabilitas Dan Pengelolaan


Keuangan Di Masjid. Simposium Nasional Akuntansi XIV ACEH Fakultas
Ekonomi Syaih Kuala Banda Aceh, 21-22 juli 2011

S,K,Agus.(2005) .informasi dalam perspektif islam. Terakditasi dirjen dikti


SK.no.56/DIKTI/KEP/2005,
Muin,rahmawati, (2012). Akuntansi syariah (PSAK Syariah). Universitas islam
negeri alauddin makassar uin.:Alauddin University press.
Nurhayati,sri , (2009). Akuntansi syariah di Indonesia edisi 2, seri departemen
akuntansi FEUI , salemba empat:Jakarta.
Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Catatan_atas_laporan_keuangan diakses
pada tangal 4 juli 2015 09.54 wita

Anda mungkin juga menyukai