Anda di halaman 1dari 6

PENULISAN LAPORAN HASIL PENELITIAN YANG BAIK

Oleh
Dr. Ir. Paulus Boli, M.Si.
(Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNIPA)

A. PENDAHULUAN
Salah satu ukuran keberhasilan suatu lembaga pengelola kawasan konservasi dapat diukur
dari cara mengungkapkan hasil pikiran, gagasan dan pekerjaannya melalui tulisan berupa
laporan hasil pemantauan pekerjaan di lapangan. Publikasi yang berkualitas nampaknya
tidak mungkin dihasilkan tanpa penelitian yang berkualitas. Oleh karena itu laporan yang
dihasilkan harus sebaik mungkin dalam perencanaan dan pengerjaannya. Secara umum,
laporan sebagai hasil kegiatan penelitian dan monitoring sumberdaya maupun aktivitas
pengawasan kawasan konservasi terdiri atas tiga komponen utama masing-masing adalah: (1)
bagian pendahuluan, (2) bagian metode dan (3) bagian hasil dan pembahasan.
Langkah awal dari suatu penelitian adalah mengajukan masalah. Pengertian masalah dalam
hal ini adalah kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan (das sollen) dengan suatu
kenyataan (das sein). Suatu masalah tidak berdiri sendiri melainkan selalu terkait dengan
faktor lainnya sehingga menjadi latar belakang suatu masalah tertentu. Secara operasional,
suatu gejala baru disebut masalah jika gejala tersebut terdapat dalam situasi tertentu.
Berdasarkan masalah yang dijumpai maka dapat dibuat judul penelitian. Judul penelitian itu
sendiri mengadung focus dan locus. Facus adalah ruang lingkup yang akan diteliti dan locus
adalah tempat yang akan diteliti.
Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang masalah penulis laporan perlu menceriterakan hal-hal yang
melatarbelakangi mengapa memilih judul. Dalam hal ini penulis laporan dalam hal ini
seolah-olah bertindak sebagai yang sedang mengamati situasi lingkungan tempat perkara.
Selain itu, para pembuat laporan memunculkan alasan-alasan mengapa memilih judul
misalnya dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. Latar belakang dapat pula
mengacuh krisis yang terjadi di lapangan. Latar belakang ditutup dengan kalimat kunci yang
menekankan pentingnya masalah tersebut segera diteliti dan kemungkinan dampaknya jika
tidak diteliti segera. Jumlah halaman latar belakang jangan terlalu panjang, namun biasanya
1-2 halaman.

Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu
obyek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Identifikasi
masalah bertujuan agar mendapatkan sejumlah masalah yang relevan dengan judul penelitian.
Dalam mengidentifikasikan masalah kita dihambat oleh 2 faktor keterbatasan yakni
keterbatasan materiil (tidak tahu apa yang menjadi masalah) dan keterbatasan metodologis

(tidak tahu bagaimana cara memecahkan masalah). Untuk mengatasi ke dua hambatan
tersebut maka kita harus menjadi spesialis, kritis dalam membaca, mendengar dan berpikir,
serta berani mengungkapkan gagasan penelitian mutakhir, baik dalam diskusi maupun tulisan
ilmiah.
Identifikasi masalah tidak boleh tiba-tiba muncul, melainkan didasarkan pada masalah yang
sudah tertulis, baik secara implisit (tersirat) maupun eksplisit (tersurat) di latar belakang
masalah. Identifikasi masalah hanya diambil dari latar belakang masalah. Identifikasi
masalah tidak boleh memunculkan masalah baru yang tidak dibahas dalam latar belakang.
Contoh Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidntifikasi
sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara tingkat penangkapan penyu dan populasinya.
2. Bagaimanakah kondisi terumbu karang di Pulau Yop saat ini dibanding tahun 2010.
3. Bagaimanakah tingkat partisipasi masyarakat lokal Teluk Cenderawasih dalam
melindungi kawasan konservasi di TNTC.

Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang
akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi faktor-faktor mana saja
yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian, dan faktor yang tidak termasuk
dalam ruang lingkup masalah penelitian. Masalah yang dibatasi hendaknya manageable,
obtainable, significance dan interested.
Pembatasan masalah dilakukan karena keterbatasan waktu penelitian yang diberikan untuk
mengumpulkan data dan keterbatasan kemampuan dan tenaga peneliti. Pembatasan masalah
diambil dari identifikasi masalah. Pembatasan masalah tidak boleh muncul tiba-tiba selain
dari yang diidentifikasi. Pembatasan masalah bagaikan seseorang yang menghadapi
hidangan berbagai makanan dan minuman di suatu restoran, peneliti harus memilih beberapa
menu yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya.
Contoh pembatasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang diteliti dibatasi pada masalah
hubungan tingkat penangkapan penyu oleh masyarakat dengan populasi penyu di Pulau-pulau
Auri. Penyu yang ditangkap dibatasi pada penyu betina yang bertelur di pantai. Masyarakat
yang dimaksud adalah penduduk lokal pemilik hak ulayat di Pulau-Pulau Auri. Waktu
pengamatan selama 2 tahun terakhir.

Perumusan Masalah
Perumusan masalah ialah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa
saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Perumusan masalah merupakan
penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah

merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah
yang baik berarti telah menjawab setengah pertanyaan (masalah). Masalah yang telah
dirumuskan dengan baik akan membantu memusatkan pikiran dan mengarahkan cara berpikir
penulis.
Merumuskan masalah penelitian disarankan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Masalah penelitian hendaknya dirumuskan dalam kalimat bertanya.
2. Perumusan masalah berbentuk padat dan jelas.
3. Rumusan harus memberi petunjuk cara pengumpulan data guna menjawab pertanyaan
yang terkandung dalam rumusan tersebut, termasuk alat analisis yang akan digunakan.
Contoh perumusan masalah
1. Apakah metode pengawetan dengan rendaman menghasilkan penetrasi yang lebih
baik daripada metode tekanan pada jenis kayu matoa?
2. Bagaimana tingkat populasi penyu yang bertelur di pantai Pulau-pulau Auri setiap
tahun?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ialah pernyataan mengenai apa yang hendak kita capai. Tujuan penelitian
dicantumkan dengan maksud agar kita maupun pihak lain yang membaca laporan penelitian
dapat mengetahui dengan pasti apa tujuan penelitian itu sesungguhnya. Tujuan penelitian
terdiri atas dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum berhubungan
dengan kjonsep-konsep yang bersifat umum, sedangkan tujuan khusus harus berhubungan
dengan konsep-konsep yang lebih spesifik dibandingkan dengan yang digunakan dalam
perumusan masalah.
Untuk merumuskan tujuan penelitian selalu diawali dengan kata-kata petunjuk seperti contoh
berikut:
1. Untuk menentukan......................
2. Untuk mengetahui.......................
3. Untuk mencari.............................
Contoh tujuan penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah penyu yang bertelur di
pantai Pulau-Pulau Auri.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor penyebab kerusakan terumbu
karang di Pulau Yop.

Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, dapat mengharapkan kegunaan atau manfaat penelitian.
Kegunaan penelitian dibedakan atas: (1) manfaat teoritis dan (2) manfaat praktis. Kegunaan
teoritis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan

konsep atau teori ilmu pengetahuan seperti ilmu perikanan atau ilmu kelautan. Sedangkan
kegunaan praktis sebaiknya disebutkan secara tersurat berguna bagi siapa.
Contoh kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan perkembangan ilmu atau informasi
konservasi penyu yang bertelur di Pulau-Pulau Auri dan dapat menjadi sumbangan pemikiran
bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
Contoh kegunaan praktis
Bagi pengelola kawasan konservasi, hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi
pengelola kawasan konservasi TNTC melakukan tindakan pengawasan penangkapan penyu
yang bertelur di Pantai Pulau-Pulau Auri.

B. METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Berisi pemaparan dimana penelitian dilaksanakan dan kapan penelitian dimulai dan berakhir.
Tempat dan waktu penelitian bermanfaat untuk membatasi daerah dan waktu dari variabelvariabel yang diteliti.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dapat berupa analisis suatu teori, metode percobaan atau
kombinasi keduannya. Metode yang digunakan diuraikan terperinci yang meliputi: peubah,
model yang digunakan, teknik sampling (rancangan penelitian), teknik pengumpulan dan
analisis data, serta cara penafsiran.
a. Peubah (Variabel)
Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih sifat yang berdiri sendiri.
Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa, penyebab gejala atau
ciri-ciri obyek bermasalah yang akan diteliti. Variabel dibedakan atas variabel bebas dan
variabel terikat.
b. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampling (contoh) dilakukan dengan 2 cara masing-masing adalah:
1. Sampling random (probability sampling), yaitu pengambilan contoh secara acak
(random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal, tabel bilangan random atau
dengan komputer.
2. Sampling nonrandom (nonprobability sampling) atau incidental sampling, yakni
pengambilan dengan tidak acak contoh pengambilan secara sengaja (purposive
sampling)

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari suatu aktivitas penelitian dibedakan atas:


1. Observasi yakni pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala
yang diteliti. Ada dua indra yang sangat vital dalam teknik ini adalah mata dan
telinga. Oleh karena itu, kedua indra ini benar-benar sehat.
2. Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut
interviewee.
3. Angket adalah daftar pertanyaan atau penyataan yang dikirim kepada responden, baik
secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). Ada dua jenis yakni
pertanyaan seperti ya, tidak, pilihan ganda, skala penilaian dan daftar chek.
Sedangkan jenis angket terbuka mempunyai bentuk pertanyaan berupa jawaban
singkat atau uraian singkat (bentuk isian).
4. Dokumentasi adalah pengambilan data dari dokumen-dokumen yang ada seperti
laporan-laporan hasil penelitian. Data yang diambil sering disebut dengan data
sekunder.
d. Teknik Analisis Data
Analalisis data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam bentuk
frekuensi, tabel, tabel silang, grafis, dan lain-lain. Selain itu, teknik analisis statistik dapat
digunakan tergantung pada masalah dan jenis data yang dipakai. Contoh menguji hipotesis
dengan analisis statistik uji-t atau dengan Anova.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN


Hasil Penelitian
Hasil penelitian sebaiknya dipisahkan dalam penulisannya dan penyajiannya hendaknya
dalam bentuk yang ringkas dan komunikatif. Bahan-bahan yang disajikan dalam hasil
penelitian meliputi:
a. Deskripsi latar belakang subyek dan wilayah populasi penelitian
b. Deskripsi variabel pokok yang diteliti, misalnya analisis variabel tunggal dan ganda
disajikan dalam bentuk grafik, tabel silang, persentase dan lain-lain.
c. Pengetesan hipotesis (tolak Ho atau terima Ho).
d. Hasil hitungan dalam bentuk tabel-tabel atau matriks, data kasar masukan dalam
lampiran.
e. Uraian cara menarik kesimpulan dari pengetesan hipotesis harus dikemukan dengan jelas.
Pembahasan
Pembahasan atau penafsiran analisis dilakukan secara teoritis, baik kuantitatif maupun
kualitatif. Pembahasan harus tepat, cermat, dan sistematis. Apabila ditemukan hasil yang
menarik untuk dibahas dan didalam penelitian juga terdapat hal yang sama hendaknya
dikemukakan dalam pembahasan ini. Pemhasan yang bermutu antara lain berisi penjelasan
mengapa hasil penelitian ini mendukung atau bertentangan dengan teori dan atau hasil
penelitian terdahulu yang relevan.
Selanjutnya memberikan sesuatu yang perlu
ditindaklanjuti dimasa depan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kesimpulan merupakan penyataan singkat, jelas dan sistematis dari seluruh hasil analisis dan
pembahasan serta pengetesan hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Kesimpulan harus
berdasarkan hasil penelitian .
Saran
Peneliti dapat mengajukan saran dari hasil penelitian kalau memang ada. Dalam mengajukan
saran hendaknya disebutkan secara tersurat untuk siapa saran tersebut ditujukan. Saran yang
diajukan hendaklah jelas, rinci, serta dapat dialkukan oleh pihak yang menerima saran.
Saran-saran berasal dari pembahasan dan harus berkaitan dengan kesimpulan. Urutannya
harus sesuai dengan kesimpulan.

PUSTAKA
1. Usman H., P.S. Akbar 2009. Metodologi penelitian sosial. Edisi kedua. Penerbit
Bumi Aksara. Jakarta.
2. Tokede M.J. 2007. Metode ilmiah untuk Pembelajaran. Unipa Press, Manokwari.
3. Gunawan A.W., S.S. Achmadi dan L. Arianti 2008. Pedoman Penyajian Karya
Ilmiah. Edisi Kedua. IPB Press dan Sekolah Pascasarjana IPB.

Anda mungkin juga menyukai