Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di Indonesia saat ini sangatlah tidak
terbatas. Secara umum sumber daya dapat dibagi menjadi : (1) sumber daya yang
dapat diperbaharui (renewable resource) seperti: ikan, udang, rumput laut,
kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut; (2) sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui (non renewable resource) meliputi: mineral, bahan tambang/galian,
minyak bumi dan gas; (3) energi kelautan, seperti: OTEC, pasang surut,
gelombang; (4) jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental service) seperti :
pariwisata dan perhubungan laut.
Udara yang kita hirup sampai detik ini, air yang mengalir dan masih kita
manfaatkan, tumbuh-tumbuhan yang mengeluarkan oksigen (0 2) untuk kita hirup
sekaligus dapat kita konsumsi, sinar matahari yang terbit untuk kita nikmati
keindahannya dan tanah yang juga dapat dimanfaatkan semuanya merupakan
sumber daya alam.
Namun, bagaimana dengan pemanfaatan Sumber Daya Alam itu sendiri?
Semua itu tergantung pandai atau tidaknya manusia memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya. Pemanfaatan SDA juga dapat dilakukan oleh para pedagang untuk
mencari nafkah. Misalnya: penjual sayur-sayuran untuk memenuhi kebutuhan
hidup, penjual ikan yang memanfaatkan Sumber Daya Alam dengan menjual
ikan-ikan yang didapat dari laut dan lainnya.
Dengan mempelajari dan melakukan penelitian kita dapat mengetahui
bagaimana dengan kehidupan masyarakat yang hidup di pesisir? Apakah mereka
bisa memanfaatkannya? Dan apakah berpengaruh terhadap pendapatan mereka.
Semua dapat dicapai apabila semua manusia yang menggunakannya pandai
memanfaatkannya dengan bijak.
Bila dibandingkan dengan kelompok pelaku ekonomi lainnya, kelompok
ekonomi yang mengalami kondisi keterasingan dari dinamika perekonomian
nasional lebih parah terjadi pada kelompok nelayan. Hal ini banyak bersumber
dari sifat dasar arena aktivitas yang dimiliki tidak memiliki dukungan perangkat
hukum yang memadai, seperti tidak dimungkinkannya pemilikan laut atau
kawasan pantai sebagai asset produksi, kebutuhan investasi yang relatif besar dan
1

beresiko tinggi, serta luas pemasaran yang cenderung hanya untuk memenuhi
kebutuhan local. Kondisi seperti ini mengakibatkan kelompok masyarakat nelayan
cenderung tertinggal jauh dibandingkan dengan kelompok lain yang bekerja
didaratan.
Hal ini yang muncul di permukaan dalam hubungannya dengan
peningkatan kualitas hidup nelayan adalah keterdesakkan kelompok masyarakat
ini akibat semakin intensifnya penetrasi nelayan asing terhadap sumber daya dan
pasar domestic. Pengusaha dalam bidang marine-bisnis nasional dengan modal
besar dengan jaringan pasar yang luas dan pemanfaatan teknologi yang hampir
mustahil tersaingi oleh kelompok masyarakat nelayan nasional. Upaya
perlindungan melalui peraturan daerah dan peningkatan kemandirian kelompok
masyarakat ini merupakan agenda yang mendesak untuk segera diselesaikan
sebagai bagian integral pengembangan masyarakat nelayan.
Sebagai contoh saya akan memaparkan bagaimana gambaran kehidupan
para nelayan di daerah Kecamatan Bagan Percut sebagaimana hasil dari
kunjungan belajar kami untuk mendapatkan beberapa informasi terkait kehidupan
nelayan disana.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, kita juga dapat menarik rumusan
atas masalah-masalah yang timbul, diantaranya yaitu :
1. Bagaimana keadaan Alam di desa percut ?
2. Bagaimana kehidupan masyarakat yang bekerja menjual ikan di desa
percut ?
3. Apakah mereka memanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik?
4. Siapa-siapa saja yang memanfaatkan sumber daya disekitar mereka?
5. Bagaimana dengan pendapatan para penjual ikan yang dalam sehari
menyisihkan waktu mereka untuk berdagang?
6. Apakah ada masalah yang mereka hadapi dan bagaimana masalah yang
ada?
7. Bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah yang sering muncul?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang penulis kembangkan antara lain :
1. Menambah wawasan kepada pembaca mengenai keadaan alam di Desa
Percut.
2

2. Menceritakan keseruan perjalanan fieldtrip.


3. Mendeskripsikan kehidupan masyarakat Desa Percut.
4. Mendeskripsikan aktivitas penjual ikan dalam memanfaatkan sumber daya
alam disekitar mereka.
5. Menganalisis pendapatan masyarakat yang menjual ikan .
6. Mendeskripsikan lokasi tempat terjadinya transaksi yang terjadi setiap
hari.
7. Menjelaskan beberapa jenis ikan yang diperjual-belikan.
8. Memaparkan rencana-rencana pemanfaatan sumber daya alam .
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran
kepada mahasiswa bagaimana keadaan kehidupan masyarakat disekitar pesisir di
desa percut. serta menambah wawasan mahasiswa agar mahasiswa mampu
mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi hal-hal yang sering terjadi di
daerah tersebut.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kajian Sumber Daya Alam ( SDA )
Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Yang tergolong
di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam,
berbagai jenis logam, air, dan tanah. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan
populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era
eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara

signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak
diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya
tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo,
Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati
atau nonhayati yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur
Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan
Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang
ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan
dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.
2.2 Unsur-unsur Terbentuknya Pasar
Menurut A.T Mosher, unsur-unsur yang terkait dengan adanya kemajuan
pasar antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Adanya pasar input dan pasar output


Teknologi yang senantiasa berubah
Sarana transportasi
Infrastruktur
Lembaga pemerintah
Bank

Lalu bagaimana dengan Pasar di Desa Percut? Apakah sudah memenuhi semua
unsur-unsur tersebut? Berikut penjabarannya :
1. Mempunyai kebijakan Program Agromerinpolitan (dijuluki sebagai kota
2.
3.
4.
5.
6.
7.

perikanan)
Masih harus dibangun Program Agropolitan (sebagai kota pertanian)
Adanya unsur pasar input (kegiatan nelayan dan potensi)
Harga yang dilakukan kepada pelanggan bersifat refresentatif
Nelayan kaku dengan teknologi yang ada
Transportasi sudah ada dan sangat mendukung
Infrastruktur perbaikan mesin atau mekanik (tidak ada), sarana jalan raya
(sudah ada)

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Masalah dan Isu Strategi
A. Masalah Yang Dihadapi Masyarakat Dan Nelayan Daerah Bagan
Percut
Ada beberapa masalah yang dilihat dari beberapa aspek yang dihadapi dalam
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pesisir di daerah Bagan Percut, yaitu ;
1. Aspek Sosial
Masih kurangnya keterlibatan dan kemampuan masyarakat lokal untuk
berpartisipasi secara aktif dan diberdayakan dalam upaya berbagai
pelestarian lingkungan serta dalam proses pengambilan keputusan untuk
pengelolaan sumber daya pesisir.
2. Aspek Ekonomi
- Belum dilaksanakannya secara optimal dan berkelanjutan kegiatan
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya pesisir karena keterbatasan
modal, sarana produksi, pengetahuan dan keterampilan, serta faktor
eksternal seperti keterbatasan pelayanan dan penyediaan fasilitas oleh
-

pemerintah.
Masih perlu

ditingkatkannya

koordinasi

dalam

penyusunan

perencanaan dan pengambilan keputusan oleh instansi-instansi


pemerintah daerah yang berkaitan dengan pembangunan pesisir.
3. Aspek Ekologis
Masih rendahnya pengertian dan kesadaran masyarakat untuk melindungi,
menjaga keseimbangan dan memantapkan ekosistem pesisir, sehingga
terjadi banyak pengrusakan hutan bakau (magrove), tumbuh karang dalam
jangka waktu pendek.
4. Aspek Administratif
Masih perlunya ditingkatkan koordinasi dan mekanisme administrasi dan
penyusunan perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan perairan karena selama ini
masih terdapat banyak tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab
diantara lembaga-lembaga pemerintah dan nono pemerintah yang terkait.
B. Isu Strategi

Disamping permasalahan-permasalahan diatas, terdapat isu-isu strategi dalam


pengelolaan sumber daya pesisir dan laut untuk kedepan, yaitu ;
-

Rendahnya sumber daya manusia terutama pada masyarakat bahari.


Lemahnya kemampuan kelembagaan pada sektor pemerintah dan

masyarakat.
Belum dikelolahnya potensi sumber daya pesisir khususnya perikanan
secara optimal sebagai suatu usaha yang dapat memberikan kontribusi

yang besar terhadap peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat.


Belum dikembangkan secara optimal potensi pariwisata sebagai salah

satu sektor andalan dalam pembangunan daerah.


Kurang memadainya pembangunan diwilayah

kepulauan

baik

pembangunan prasarana sosial maupun prasarana fisik.

3.2 Studi Kasus


Dalam kunjungan studi kami ke daerah Kecamatan Bagan Percut beberapa
waktu lalu kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada masyarakat yang
langsung kami sambangi sebelum melaut. Kami tidak sempat bertanya kepada
nelayan karena saat itu nelayan sudah tidak ada di lokasi. Sambutan dari beberapa
masyarakat disana cukup antusias akan pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan,
kami juga memberikan kuesioner yang bersifat terbuka kepada masyarakat tetapi
kami yang menuliskan semua jawaban dari para nelayan dikarenakan mereka
sedang sibuk menyusun ikan hasil tangkapan di TPI (tempat pelelangan ikan).
Tetapi tetap saja ada kami jumpai masyarakat yang sedikit acuh akan pertanyaan
kami. Adapun beberapa pertanyaan yang kami ajukan kepada mereka adalah :
1. Bagaimana system tangkap hasil laut disini ?
2. Bagaimana mekanisme pembagian hasil laut antara nelayan-anak buah-toke ?
3. Berapa penghasilan Bapak/Ibu dari berjualan ikan disini ?
4. Berapa sewa lahan berjual ikan disini ?
5. Bagaimana system pelelangan ikan disini, sistematis atau tidak ?
Itu adalah beberapa pertanyaan penting yang saya ajukan kepada
masyarakat disana, tetapi ternyata tidak semua pertanyaan dapat dijawab dengan
lugas, seperti pertanyaan bagaimana system pelelangan ikan di TPI ini,
kebanyakan dari mereka tidak mengerti system sebenarnya. Tempat pelelangan

ikan yang seharusnya berjalan dengan sistematis, ikan dari nelayan tidak boleh
langsung dihampiri oleh pedagang lalu terjadi proses penawaran antara kedua
belah pihak begitu saja, hasil tangkapan dikepul dahulu, begitu tesusun dan
terkumpul dengan rapi maka proses pelelangan pun terjadi, dan disana sudah
terletak meja kasir sebagai fasilitator untuk mendorong kelangsungan system
pelelangan, tetapi tempat kasir itupun tidak terpakai, tidak berguna dan terkesan
tidak efisien.
Padahal jika system berjalan dengan baik, maka itu akan lebih
menguntungkan para nelayan dan dapat mendorong tingkat kehidupan mereka
sendiri. Ya kami hanya merasa kecewa dengan penampakan situasi yang ada
disana, tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa diantara mereka hanya tamatan SD
(Sekolah Dasar) atau bahkan banyak yang tidak bersekolah, dengan latar belakang
pendidikan yang sangat minimum maka pikiran saya mengamini bahwa wajar
system yang ada disini tidak berjalan dengan baik.
3.3 Frekuensi Data Penjual Ikan di Percut
Statistics

PEKERJAAN
PENDIDIKA PEKERJAA
UMUR
SAMPINGA
N
N
N

NAMA

JENIS
KELAMIN

Valid

12

12

12

12

12

12

Missing

Statistics
JLH.TANGGUNGAN
KELUARGA
PENDAPATAN
N

IKAN
TERLARIS

IKAN LANGKA

Valid

12

12

12

12

Missing

Statistics

ASAL MODAL

JUMLAH MODAL AWAL

Valid

12

12

Missing

Frequency Table
NAMA

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

ANDI

8.3

8.3

8.3

ANTO

8.3

8.3

16.7

FAJUR

8.3

8.3

25.0

HAMDAN

8.3

8.3

33.3

IKSAN

8.3

8.3

41.7

JUMIATI

1s

8.3

8.3

50.0

RAMLAN

8.3

8.3

58.3

SABARIA

8.3

8.3

66.7

SAHZAN

8.3

8.3

75.0

SYAFIRUDDIN

8.3

8.3

83.3

SYAMSUDDIN

8.3

8.3

91.7

ZULKIFLI

8.3

8.3

100.0

Total

12

100.0

100.0

JENIS KELAMIN

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

"PRIA"

10

83.3

83.3

83.3

"WANITA"

16.7

16.7

100.0

Total

12

100.0

100.0

UMUR

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

19

8.3

8.3

8.3

28

8.3

8.3

16.7

30

16.7

16.7

33.3

32

8.3

8.3

41.7

36

8.3

8.3

50.0

38

8.3

8.3

58.3

40

25.0

25.0

83.3

45

8.3

8.3

91.7

48

8.3

8.3

100.0

Total

12

100.0

100.0

PENDIDIKAN

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

TIDAK SEKOLAH

25.0

25.0

25.0

SD

50.0

50.0

75.0

SMP

8.3

8.3

83.3

SMA

16.7

16.7

100.0

Total

12

100.0

100.0

PEKERJAAN

Valid

PEDAGANG IKAN

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

12

100.0

100.0

100.0

10

PEKERJAAN SAMPINGAN
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

75.0

75.0

75.0

NELAYAN

16.7

16.7

91.7

PENJUAL RUJAK

8.3

8.3

100.0

Total

12

100.0

100.0

Valid

JLH.TANGGUNGAN KELUARGA

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

25.0

25.0

25.0

33.3

33.3

58.3

25.0

25.0

83.3

16.7

16.7

100.0

Total

12

100.0

100.0

PENDAPATAN

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

2800000.00

8.3

8.3

8.3

3000000.00

16.7

16.7

25.0

3700000.00

8.3

8.3

33.3

4000000.00

25.0

25.0

58.3

4500000.00

8.3

8.3

66.7

5000000.00

8.3

8.3

75.0

5100000.00

8.3

8.3

83.3

6000000.00

16.7

16.7

100.0

Total

12

100.0

100.0

11

IKAN TERLARIS

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

KEPITING

8.3

8.3

8.3

TEMBILANG

16.7

16.7

25.0

UDANG

16.7

16.7

41.7

LOBSTER

8.3

8.3

50.0

LIDAH

16.7

16.7

66.7

SENANGIN

16.7

16.7

83.3

SOTONG

16.7

16.7

100.0

Total

12

100.0

100.0

IKAN LANGKA

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

SENANGI

10

83.3

83.3

83.3

TUNA

16.7

16.7

100.0

Total

12

100.0

100.0

12

ASAL MODAL

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

ORANG TUA

16.7

16.7

16.7

TABUNGAN SENDIRI

50.0

50.0

66.7

PINJAM

33.3

33.3

100.0

Total

12

100.0

100.0

JUMLAH MODAL AWAL

Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

1000000.00

16.7

16.7

16.7

1250000.00

25.0

25.0

41.7

1500000.00

41.7

41.7

83.3

1900000.00

8.3

8.3

91.7

3000000.00

8.3

8.3

100.0

Total

12

100.0

100.0

13

Bar Chart

14

15

16

17

18

19

GET FILE='C:\Users\TOSHIBA\Documents\SPSS KAMI.sav'.


CROSSTABS /TABLES=UM BY JTG /FORMAT=NOTABLES /COUNT
ROUND CELL /BARCHART.

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
UMUR *
JLH.TANGGUNGAN
KELUARGA

Missing

Total

Percent

Percent

Percent

12

100.0%

.0%

12

100.0%

20

CROSSTABS /TABLES=PDD BY PK /FORMAT=NOTABLES /COUNT


ROUND CELL /BARCHART.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
PENDIDIKAN *
PEKERJAAN

Missing

Total

Percent

Percent

Percent

12

100.0%

.0%

12

100.0%

21

CROSSTABS /TABLES=PDD BY PKS /FORMAT=NOTABLES /COUNT


ROUND CELL /BARCHART.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
PENDIDIKAN *
PEKERJAAN
SAMPINGAN

Missing

Total

Percent

Percent

Percent

12

100.0%

.0%

12

100.0%

22

CROSSTABS /TABLES=PDD BY PDP /FORMAT=NOTABLES /COUNT


ROUND CELL /BARCHART.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
PENDIDIKAN *
PENDAPATAN

Missing

Total

Percent

Percent

Percent

12

100.0%

.0%

12

100.0%

23

3.4 Keadaan Umum Desa Percut


Indonesia merupakan Negara yang sangat subur, terlihat dari sumber daya
alam yang sangat melimpah di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah
Daerah Sumatra Utara Khususnya Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan yang
mempunyai luas 190,79 Km2 meliputi hampir 4,3% dari seluruh luas
Kabupaten Deli Serdang dengan Letak Geografis diantara 257-316 LU 98339927 BT. Iklim atau suhu di berbagai daerah di Indonesia berbeda beda, begitu
juga dengan wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan. Dilihat berdasarkan letak
geografisnya kecamatan percut sei tuan memiliki iklim Tropis.
Desa Percut terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli
Serdang, provinsi Sumatera Utara. Desa yang berada di ujung Timur Laut
Kabupaten Deli Serdang ini memiliki radius 15,3 km dari kota Medan dengan
jumlah penduduk lebih kurang 2.500 KK. Sebagian besar penduduk di desa ini
terdiri dari suku Melayu, Toba, dan Karo yang menganut agama Islam dan
sebagian kecil Kristen. Letak desa yang berada di pesisir laut dan dekat dengan
sungai menjadikan desa ini sebagai desa nelayan, dimana hampir seluruh
penduduk menggantungkan hidup pada hasil-hasil laut. Walau ada sebagian yang
bekerja sebagai petani maupun pedagang, menangkap ikan tetap menjadi
pekerjaan utama di desa ini.

24

3.5 Keadaan Sekitar TPI ( Tempat Pelelangan Ikan )


Sekitar pukul 10.00 WIB saya dan gerombongan anggota kelas A
Ekonomi Pembangunan ditemani dengan Bapak Prof.Dr.Ramli M.S (Sebagai
Dosen mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam) sampai di lokasi tujuan
fieldtrip. Fieldtrip kali ini dilakukan dalam hal melakukan tugas akhir semester
pada mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam (ESDA). Sebelumnya, perjalanan
ini merupakan penelitian yang pada akhirnya akan menjadi tugas individu untuk
membuat sebuah paper. Dan diharapkan dapat menjalani tugas sesuai dengan
ketetapan dan arahan yang disampaikan oleh dosen mata kuliah tersebut.

Gambar 3.5.1
Lokasi TPI
Gubernur Sumatera Utara, H.Gatot Pudjo Nugroho ST bersama ketua Tim
Penggerak PKK Sumatera Utara Hj.Sutias Gatot Pudjo Nugroho meresmikan desa
binaan provsu di desa percut kecamatan percut sei tuan kabupaten deli serdang
pada 14 Juli 2012 sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan
pembangunan masyarakat sumatera utara. Hal ini
menyambut HUT pemprovsu yang ke 64 tahun.

25

juga dilakukan untuk

Program Desa Binaan ini berkerjasama dengan Universitas Sumatera


Utara yang juga sedang dies natalis ke 60 tahun 2012. Dilakukan dalam 5 bidang
yang berkaitan langsung dengan masyarakat. pertama dalam bidang perikanan,
bidang pertanian, bidang pendidikan, bidang lingkungan dan bidang kesehatan.
3.6 Perjalanan Menuju Laut untuk Menangkap Ikan
Kegiatan selanjutnya dalam fieldtrip adalah ikut serta melihat keadaan
dilaut, menambah wawasan bersama anggota group A dengan arahan dari Dosen
Mata Kuliah ESDA. Disini kami diperlihatkan bagaimana Sumber Daya Alam
yang sangat indah yang ada di Desa ini, dari perjalanan ini sangat teramati
indahnya keadaan alam yang dimanfaatkan unuk mengaih rezeki bagi para
nelayan dan penjual ikan.

Gambar 3.6.1
Menggunakan kapal sederhana

Setelah berada ditengah laut sampai hampir 2jam lebih, jaring yang
diturunkan ditengah-tengah laut yang dalam sudah mampu menaikkan banyak
jenis ikan, misalnya saja : kepiting, udang loopster, cumi-cumi dan lainnya.
Disinilah terlihat bahwasanya sumber daya alam di Desa ini sudah dapat
dikatakan mampu memenuhi kehidupan masyarakatnya.

26

Gambar 3.6.2
Ikan hasil tangkapan

3.7 Aktivitas dan Lokasi Penjual Ikan


Ketika nelayan telah berhasil menangkap ikan, mereka langsung
melelangkan ikan untuk segera dijual. Para penjual ikan di Pasar ikan rela
menghabiskan waktu, bergelut dengan bau amis ikan-ikan yang mereka jual setiap
harinya. Setiap hari para penjual ikan tersebut memulai usahanya mulai dari pukul
9 pagi hingga sore, dengan modal rata-rata setiap harinya sebesar Rp. 472.000
rupiah mereka berhasil mengumpulkan keuntungan bersih sebesar Rp. 200.000
per hari bahkan sampai rata-rata hampir 4jt/bulan.yang menjadi sumber
pendapatan untuk mendukung ekonomi keluarga dengan jumlah tanggungan ratarata sebanyak 4 orang hingga 5 orang.
Lokasi berjualan para penjual ikan tidak jauh dari laut yang menghasilkan
ikan tersebut, dan tidak hanya penjual ikan laki-laki yang ada disana, tetapi juga
perempuan.

27

Inilah gambaran aktivitas sehari-hari para penjual ikan yang sangat dipadati oleh
para pembeli yang datang dari bermacam-macam wilayah dan dikunjungi oleh
mahasiswa/i grup A pada penelitian Minggu,14 Juni 2015.

Gambar 3.7.1

Gambar 3.7.2

Berbagai kegiatan dilakukan dilokasi TPI ( Tempat Pelelangan Ikan ).


Lokasi

ini

terletak

di

Cinta

Rakyat (Jl.

Besar

Medan

Percut), Deli

Serdang, Indonesia. Bahkan dilokasi ini tidak hanya dijadikan sebagai tempat
pelelangan ikan, tetapi di sekelilingnya juga banyak dijadikan sebagai tempat
berjualan aneka makanan misalnya: gorengan,rujak dan ada pula rumah makan.
Gambar 3.7.3
Suasana rumah makan disekitar TPI
28

Gambar 3.7.4
Sisa
hasil

ikan

tangkapan dan sampah-sampah karang ikan berserakan di ujung sudut TPI


( Tempat Pelelangan Ikan )

29

3.8 Pendapatan Penjual Ikan dalam Sebulan


Dengan modal awal minimal Rp.1.000.000.00; sampai Rp.3.000.000.00;
penjual ikan sudah dapat mencukupi kehidupan keluarganya minimal dengan
pendapatan Rp.2.800.000.00; sampai semaksimalnya Rp.6.000.000.00; setiap
bulan. Semua dapat dilihat melalui table 3.8.1 dan 3.8.2 berikut :
JUMLAH MODAL AWAL
Cumulative
Frequency

Percent

Valid Percent

Percent

1000000.00

16.7

16.7

16.7

1250000.00

25.0

25.0

41.7

1500000.00

41.7

41.7

83.3

1900000.00

8.3

8.3

91.7

3000000.00

8.3

8.3

100.0

Total

12

100.0

100.0

Table 3.8.1

PENDAPATAN
Cumulative
Frequency

Percent

Valid Percent

Percent

2800000.00

8.3

8.3

8.3

3000000.00

16.7

16.7

25.0

3700000.00

8.3

8.3

33.3

4000000.00

25.0

25.0

58.3

4500000.00

8.3

8.3

66.7

5000000.00

8.3

8.3

75.0

5100000.00

8.3

8.3

83.3

6000000.00

16.7

16.7

100.0

Total

12

100.0

100.0

Table 3.8.2

30

3.9 Jenis-Jenis Ikan yang Diperjual Belikan


Terdapat banyak ikan yang dihasilkan dari sumber daya kelautan dan
diperjual belikan di Desa Percut. Melalui tabel di bawah ini disajikan hasil
identifikasi beberapa jenis ikan beserta eksistensinya di sekitar pesisir pantai
Percut :
Table 3.9.1
No

Jenis ikan

Keberadaan
Banyak

Sedang

Kerang

Belangkas

Ikan lidah

Kepiting

Ikan tuna

Keterangan

Sedikit
hewan air yang termasuk
hewan bertubuh lunak
(moluska).
beberapa jenis hewan
beruas
(artropoda) berbentuk
seperti ladam kuda
berekor
ikan laut, berbadan
gepeng, sebelah bawah
berwarna putih dan
sebelah atas berwarna
sesuai dengan warna
dasar laut
Tubuh kepiting
dilindungi oleh kerangka
luar yang sangat keras,
tersusun dari kitin, dan
dipersenjatai dengan
sepasang capit
Tuna adalah ikan
laut yang terdiri dari
beberapa spesies dari
famili Scombridae
daging tuna berwarna
merah muda sampai
merah tua

31

Ikan senangin

Udang lipan

Udang lobster

Ikan merah

10

Ikan pari

11

Cumi-cumi

12

Ikan
sembilang

adalah sejenis ikan


laut yang tergolong ke
dalam suku Polynemidae
merupakan sejenis
spesies udang yang
diperdagangkan. Ia
merupakan sejenis
spesies udang laut.
bercapit membentuk
sebuah keluarga
(Nephropidae,
kadangkala juga
Homaridae)
dari crustacean besar laut
Ikan ini suka hidup
menyendiri,
keberadaannya didaerah
pantai sampai kedalaman
60 m
adalah salah
satu spesies ikan
pari terbesar di dunia.
Lebar tubuhnya dari
ujung sirip dada ke ujung
sirip
adalah kelompok
hewan cephalopoda besa
r atau jenis moluska yang
hidup di laut
menyatunya sirip
punggung kedua (sirip
lemak), sirip ekor, dan
sirip anus sehingga
bagian belakangnya
tampak seperti sidat

32

3.10 Rencana Pemanfaatan Sumber Daya Alam


Dalam melaksanakan pembangunan, penggunaan sumberdaya alam
dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai
dengan kemampuan daya dukungnya, dengan mengutamakan sebesar-besar
kemakmuran rakyat, serta dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseimbangan lingkungan hidup serta keanekaragaman hayati guna mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan.
Sebenarnya semua sumber daya alam dapat dimanfaatkan untuk kehidupan
manusia. Namun yang penting adalah pemanfaatannya tidak menimbulkan
kerusakan alam. Secara alamiah, makhluk hidup dan lingkungan selalu
membentuk hubungan timbal balik yang dinamis dalam sebuah ekosistem. Materi
dan energi dalam ekosistem mengalami perpindahan yang membentuk suatu
siklus. Tanpa adanya campur tangan manusia semua komponen yang ada di alam
membentuk suatu keteraturan sehingga mempunyai tingkat kelestarian dan
keberlanjutan yang tinggi. Jika dalam sebuah ekosistem terjadi perubahan pada
salah satu komponen tersebut akan menyebabkan perubahan pada komponen yang
lain, bahkan siklus atau rantai yang ada mengalami kerusakan.
Maka, untuk memajukan suatu kondisi dari lokasi yang diharapkan, maka
dilakukanlah perencanaan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat berdasarkan
nilai sumberdaya alam, diantaranya :
1.

Melakukan identifikasi potensi dan sumber daya alam yang terdapat di

Desa Percut
2. Membentuk

badan

riset

untuk

melakukan

penelitian

mengenai

pemanfaatan potensi-potensi yang terdapat di Desa Percut, termasuk


peluang pengembangan potensi, langkah-langkah strategis pengembangan,
tantangan, dan langkah antisipatif dalam menghadapi masalah-masalah
yang mungkin akan dihadapi,
3. Kemampuan dan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya
alam melalui penyuluhan, pelatihan dan pengarahan,
4. Melakukan transfer teknologi modern yang ramah lingkungan dalam
pemanfaatan sumber daya alam
5. Mengawasi implementasi setiap kebijakan.

33

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas yang telah dibahas sebelumnya,maka dapat disimpulkan
bahwa sumber daya alam memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi suatu negara dan dapat menstabilkan perekonomian suatu
Negara. Dari hasil yang di peroleh dan dilihat dari peranannya terhadap
pembangunan ekonomi, sejarah mencatat bahwa masyarakat dapat mencapai
kemakmuran karena berhasil memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki.
Begitupula sumberdaya alam yang tersedia di Desa Percut, yang sangat
dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Dan sangat mempengaruhi kehidupan dan
keadaan

di wilayah sekitar. Sumber daya alam yang indah mengahasilkan

pendapatan yang cukup tinggi dan mampu mencukupi kehidupan keluarga.


Bagi penjual ikan keadaan ini sangat di syukuri dan mereka berharap ada
kemajuan dan pemerintah lebih peduli lagi terhadap situasi yang tidak selamanya
baik. Mereka mengharapkan perubahan dibidang perekonomian.
4.2 Saran
Pentingya peranan sumber daya alam dalam pembangunan berkelanjutan, tanpa
menghindari kepunahan dari sumber daya alam itu sendiri. Oleh karena itu perlu
adanya pengelolaan dan pengendalian melalui berbagai usaha antara lain:
a. Pengambilan sumber daya alam tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan.
b. Kapasitas lingkungan dalam menyerap pencemaran tidak boleh berkurang.
c. Melestarikan fungsi lingkungan baik sebagai sumber bahan mentah maupun
sebagai penampung limbah.
d. Menyatukan pemikiran ekonomi dengan ekologi.
e. Peran serta masyarakat setempat dalam pengelolaan sumber daya lingkungan
ditingkatkan melalui penyuluhan-penyuluhan.

34

PESAN DAN KESAN PENULIS


Perjalanan fieldtrip bersama mahasiswa/i ekonomi pembangunan grup A
yang ditemani oleh dosen yang bersangkutan sangat membawa kesan yang indah.
Karena bisa menambah kekompakan antar mahasiswa. Selain itu menambah
wawasan dan pengalaman. Dari awal ditengah perjalanan dosen memberi
pelajaran dan masukan mengenai wilayah-wilayah percut. Sampai ditengah laut ,
didalam kapal ikan sudah tertarik dijaring dan jaring diangkat teman-teman. Dan
ketika makan bersama dengan kondisi tubuh yang lelah, melewati jalan yang
kering karena cuaca yang sangat cerah dan panas. Bahkan sampai pulang fieldtrip
tidak lepas dari kekompakan.
Ketika penulis mempunyai kesan tersendiri, maka kesan tidaklah indah
tanpa pesan, disini penulis mempunyai pesan yang mungkin perlu dianalisa, saya
sebagai penulis mengakui bahwa memang perlu pelajaran sumber daya alam ini
dijalani diluar lingkungan kampus agar mahasiswa tidak merasa jenuh bila setiap
mata kuliah yang diajarkan hanya dikampus tidak ada realisasi atau prakteknya.
Jadi saya sangat berharap utuk kedepannya dosen dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dari perjalanan fieldtrip di Desa Percut ini. Mungkin dengan
mengunjungi wilayah yang keadaan alamnya lebih indah. Sehingga tidak jenuh
tetapi mahasiswa lebih dapat merasakan kenyamanan dengan belajar Ekonomi
Sumber Daya Alam ( ESDA ) ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua tidak
terkecuali bagi pembaca. Bahwa masih banyak keindahan alam yang dapat
dinikmati di wilayah Indonesia, tanpa harus mengunjungi Negara lain.

35

LAMPIRAN
DOKUMENTASI

36

37

38

DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumberdaya Kelautan Untuk Kesejahteraan
Rakyat (Kumpulan Pemikiran). Kerjasama LISPI dengan Ditjen P3K,
DKP. Jakarta
Mardiyanto, Antun (Juni 1997). Perubahan Kebijakan Pemanfaatan Lahan,
Makalah.
http://wikantika.wordpress.com/2008/04/30/fenomena-kawasan-pesisir/
http://percutseituan.net/?page_id=48
Purba, MR. 1986. Tata Guna Lahan, Medan. Diktat
http://www.researchgate.net/publication/42351531_Analisis_Pemanfaatan_Sumbe
r_Daya_Perikanan_Melalui_TPI_Terhadap_PAD_Desa_Bagan_Percut_Kecamata
n_Percut_Sei_Tuan_Kabupaten_Deli_Serdang
http://murnisimanihuruk.blogspot.com/2010/06/wilayah-pesisir-percut-seituan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam

39

Anda mungkin juga menyukai