Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN BEBERAPA CEKAMAN LINGKUNGAN

TERHADAP PEMBUAHAN TANAMAN MANGGA DALAM POT


Tanaman mangga mempunyai toleransi tumbuh yag tinggi, baik didataran
rendah maupun di dataran tinggi, dengan keadaan volume curah hujan sedikit atau
banyak, tetapi untuk memperoleh produksi Mangga yang tinggi membutuhkan
temperatur curah hujan, keadaan awan dan angin yang bertoleransi tepat.
Di Indonesia Mangga dapat tumbuh pada ketinggian 0-1000 m dpl, menurut
Untung (1998) ketinggian yang ideal adalah 600 mdpl. Masa berbunga tanaman
Mangga dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut, hal ini
beerhubungan dengan radiasi matahari yang dibutuhkan tanaman. Di Indonesia pada
umumnya setiap kenaikan rata-rata 130 m dimana Mangga ditanam, maka masa
pembungaan tertunda selama 4 hari.(AAK,1991)
Tanaman

Mangga

memerlukan

temperatur

yang

panas

menjelang

pembungaan, karena temperatur tersebut mencegah pertumbuhan vegetatif dan


mendorong pertumbuhan reproduktif. Temperatur untuk tanaman Mangga lebih
kurang 24oC-27oC, pada suhu tersebut pertumbuhan vegetatif dan hasilnya cukupbaik,
suhu yang dapat ditoleransi adalah 28oC-30oC (Untung, 1998)
Keadaan volume curah hujan juga akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Mangga dan proses produksi pembentukan bunga dan buah. Persentase curah hujan
setiap tahun secara alami sangat penting pengaruhnya terhadap proses pembungaan,
sebab masa primordia bunga akan terjadi setelah musim hujan. Curah hujan yang
dapat ditolerir untuk pertumbuhan dan perkembangan mangga berkisar antara 700
-2500 mm/ tahun. Ciri khas lain pada tanaman mangga yaitu angat tahan terhadap
kekeringan, malahan kondisi inilah yang diinginkan. Kondisi kering yang masih
dapat ditolerir adalah 2-6 bulan. (Pracaya,1995)
Di daerah dengan curah hujan yang tinggi tanaman mangga tidak dapat
berbuah maksimal, beberapa jenis tanaman Mangga gagal berbunga pada saat cuaca
lembab malam hari, berawan dan terjadi tetesan air embun pada bunga Mangga,
sehingga mempercepat serangan penyakit.

Menurut (AAK,1998) Curah hujan diluar batas toleransi akan berakibat


kurang menguntungkan terhadap tanaman Mangga, diantaranya adalah :
1. Curah Hujan akan mencuci butir-butir tepung sari, akhirnya tepung sari tersebut
jatuh.
2. Hujan yang terlalu lebat bisa menyebabkan luka pada permukaan tubuh bunga
sehingga bisa mengakibatkan bunga rontok.
3. Volume curah hujan yang tinggi mengakibatkan udara menjadi lembab, sehingga
memudahkan serangan hama penyakit.
4. Selama hari-hari hujan, serangga penyerbuk tinggal diam bermalas-malasan,
praktis mereka tidak dapat melakukan penyerbukan
Berdasarkan sifat pembuahan mangga tersebut, maka kita juga dapat membuat
mangga tersebut berbuah selain dari musimnya. Adapun teknologi yang digunakan
dalam pembuahan mangga diluar musim dikenal sebagai teknologi off season.
Teknologi ini terdiri dari secara mekanik dan secara hormonal.
Teknologi memunculkan buah di luar musim, disebut teknologi off-season.
Tujuan teknologi ini ada dua yaitu, pertama adalah murni motif ekonomi yang
ditujukan untuk menaikkan harga komoditas buah-buahan jauh lebih tinggi
dibandingkan ketika dalam musimnya on season. Tujuan kedua lebih idealis, pada
aplikasi kebijakan pemenuhan pangan buah-buahan masyarakat agar tersedia
sepanjang tahun. Komoditas buah-buahan yang sudah teruji berhasil dalam penerapan
teknologi off-season adalah: lengkeng, durian, mangga, apel, jeruk dan jambu air dan
ini di negara Thailand sudah diterapkan mereka selangkah lebih maju dari patanipetani kita dengan dukungan departemen pertanian dan perkebunan setempat. Gak
heran durian montong asal thailand tersedia sepanjang tahun di pasar Indonesia.
Tujuan aplikasi teknologi off-season pertama -motif ekonomi- dilakukan berkaitan dengan erat dengan karakteristik produk komoditas agobisnis yang berbeda
dengan komoditas lainnya. Produk agrobisnis mudah sekali rusak, mempunyai biomassa besar, memerlukan tempat luas untuk gudang dan transpor, hasil produknya
beragam/multi grade (Gumbira, 2001). Dimana jika sedang panen raya on-season,
buah-buah seperti tidak ada harganya, terjual dengan harga sangat murah. Sedang jika

tidak sedang musim, buah dengan kualitas dan kuantitas yang sama dijual dengan
harga berkali-kali lipat lebih mahal. Contoh konkretnya ada pada komoditas mangga,
jeruk dan durian
Fenomena menarik yang berhubungan dengan Penjaminan Mutu Pangan
(Food Safety), terjadi dalam bisnis buah-buahan, contohnya pada saat tidak musim
Jeruk Lokam atau Ponkam dengan mutu yang sangat buruk (off-grade) tetap habis
diserbu pembeli. Dengan buah bisa dibuahkan sepanjang musim, maka ketersediaan
buah akan merata sepanjang tahun dengan jumlah yang cukup. Sehingga konsumen
tetap memperoleh buah bermutu baik dengan harga wajar.
Bagi orang yang sudah mengetahui teknologi off-season, hal ini merupakan
peluang bisnis yang sangat menarik. Namun seringkali untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya teknologi ini tidak diterapkan dengan bijak, apalagi jika
yang menerapkan adalah klan pedagang, pengijon, tengkulak dan pemborong. Satu
contoh penerapan teknologi yang tidak bijak banyak terjadi pada perkebunan mangga
rakyat di Rembang, Ngawi, Situbondo, Probolinggo dan Pasuruan. Dimana jauh
sebelum musim mangga mulai para pengijon sudah mendatangi petani/pekebun
mangga, mereka mengontrak-mengijon mangga lebih tinggi dari harga pasaran biasa,
petani senang bukan kepalang, keuntungan besar dalam benaknya.
Kemudian setelah deal, para pengijon mengaplikasikan zat pengatur tumbuh
(ZPT), yang menghentikan fase vegetatif dan memunculkan fase generatif bunga dan
buah. Biasanya dengan aplikasi ZPT buah mangga akan berbuah maju dua bulan
sebelum musimnya dan berbuah amat sangat lebat. Pengijon untung besar, karena
selain harga mangga berlipat-lipat, kuantitas produksi mangga juga berlipat-lipat.
Petani berpandangan bahwa Pengijon sedang beruntung tiba beja, bahasa Jawanyakarena anugrah alam. Petani baru sadar ketika sehabis panen pohon-pohon
mangganya tidak segera pulih dengan tumbuh pupus dan tunas baru. Pohon
mangganya semakin hari semakin merana, daunnya banyak yang mengering, gugur
atau mengeriting, dahan ranting mengkerut dan mudah patah (getas), daya tahan
tanaman lemah (mudah terserang hama dan penyakit), dan tak jarang panen tersebut
menjadi adalah panen terakhir karena pohon tersebut akhirnya mati.

Teknologi memunculkan buah di luar musim, atau disebut teknologi offseason. Ada Berbagai Teknologi Off-season.
1. Secara Mekanik/Fisik
2. Secara Kimia/Hormonal
3. Gabungan kedua cara tersebut diatas
Setelah mengetahui banyaknya cara-cara yang ada. Maka dalam makalah ini
hanya dijelaskan bagian teknologi off season secara mekanik saja. Dan sebenarnya
pada jaman dulu teknologi off-season ini sudah diterapkan, walau mungkin kita
melakukannya dengan cara tak sengaja atau mungkin hanya ikut-ikutan saja, antara
lain tapi dengan cara mekanis antara lain dengan cara:
a). Kerat
Tanaman buah dalam pot juga butuh batangnya dikerat. tehniknya batang
dikerat atau seolah-olah dilukai. gunanya untuk menghalangi makanan yang telah ada
di batang turun lagi melewati susunan kambium. Tehnik pengeratan ini dapat
merangsang percepatan buah. pengeratan ini dikerjakan dalam periode (musim
panen). Pengeratan yang terus-terusan dapat mengakibatkan batang dimasuki air serta
berujung berlangsung busuk batang serta busuk akar. pengeratan pada tanaman
mangga juga mesti memperoleh penanganan spesial. janganlah mengerat batang
terlebih pada musim hujan. pada musim hujan usaha pengeratan ini tidak
direkomendasika. pemaksaan pengeratan bisa bikin fatal, salah salah dapat
mengakibatkan berlangsung busuk batang. Mengerat pembuluh floem (kulit pohon)
melingkar sepanjang lingkaran pohon sampai kelihatan pembuluh xylem (kayu
pohon).
b). Pruning
Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa
sedikit daun. Pemangkasan dilakukan sebagai upaya pengurangan persaingan di
antara bagian satu dengan bagian lain dalam satu tanaman atau di antara tanaman satu
dengan tanaman lainnya dengan mengurangi/membuang beberapa cabang, pucuk atau
bagian tanaman lainnya, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang sesuai

dengan yang diharapkan. Adapun tujuan pemangkasan pada tanaman mangga adalah
mengendalikan keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan reproduktif untuk
meningkatkan hasil, memperbesar buah dan mempercepat proses pemasakan buah.
Sementara pangkasan pada tanaman mangga dapat dibedakan dalam tiga macam
yaitu pangkasan bentuk, pangkasan bentuk dan pangkasan tunas-tunas di ketiak
cabang atau tangkai daun (Anonim, 2010).
Di dalam pola pertumbuhan tanaman, pertumbuhan ujung batang yang
dilengkapi dengan daun muda apabila mengalami hambatan, maka pertumbuhan
tunas akan tumbuh ke arah samping yang dikenal dengan tunas lateral misalnya
saja terjadi pemotongan pada ujung batang (pucuk), maka akan tumbuh tunas pada
ketiak daun. Fenomena ini kita namakan apical dominance. Hubungan antara
auksin dengan apical dominance pada suatu tanaman telah dibuktikan oleh Skoog
dan Thimann. Dalam eksperimennya, pucuk tanaman kacang dibuang, sebagai akibat
treatment tersebut menyebabkan tumbuhnya tunas di ketiak daun. Dari ujung tanaman
yang terpotong itu diletakan blok agar yang mengandung auksin. Dari perlakuan
tersebut ternyata bahwa tidak terjadi pertumbuhan tunas pada ketiak daun. Hal ini
membuktikan bahwa auksin yang ada di apical bud menghambat tumbuhnya tunas
lateral (Wawan, 2009).
Pengaruh pemangkasan pada tanaman mangga yang mendapat perlakuan
pemangkasan memiliki jumlah tunas yang lebih banyak ketimbang tanaman tomat
yang tidak mendapat perlakuan (kontrol). Dari sini sudah dapat dilihat bahwa dengan
melakukan pemangkasan akan mempengaruhi atau merangsang hormon yang
mengakibatkan tanamn tidak tumbuh terlalu tinggi, namun akan lebih banyak tumbuh
cabang-cabang yang nantinya adalah tembat tumbuh bunga dan buah.
c). Pelukaan
Pelukaan merupakan cara yang sudah lama, namun bila tidak hati-hati
melakukannya tanaman akan mati. Mengapa dengan cara dilukai tanaman malah
menjadi cepat berbuah ?. Dengan pelukaan, pengangkutan hasil fotosuntesis ke
bagian akar menjadi terganggu. Sehingga terjadilah pemusatan zat-zat makanan ke

cabang-cabang daun dedaunan. Pemusatan ini akan mendorong proses pembungaan


untuk lebih cepat terjadi, yang kemudian diikuti dengan proses pembuahan.
Pelukaan ini bisa dilakukan pada pangkal batang yang disebut penyunatan,
bisa pada batang yang disebut pencacahan. Untuk pelukaan pada akar/ umbi jarang
dilakukan sebab terlalu riskan. Bila pelukaan pada akar/ umbi jangan lupa diolesi
dengan parafin, cat tau tir untuk menghindari infeksi jamur dan sebagainya. Ada pula
dengan cara pengerokan kulit batang pohon. Biasanya cara ini digunakan untuk
mempercepat pembungaan dan pembuahan pada tanaman lengkeng. Pengerokan ini
dilakukan setelah pemangkasan. Melukai pembuluh floem dengan benda tajam.
Bentuknya bisa dengan mengerok, mencacah, memaku atau mengiris kulit kayu.
d). Pengikatan
Melilit

pohon

merupakan

suatu

cara

tradisional,

tujuannya

untuk

mempercepat proses pembuahan. Dahulu kita tidak mengerti mengapa dengan diikat
demikian tak lama kemudian pohon berbunga dan berbuah. Memang dengan melilit
batang tanaman, pengangkutan karbihidrad hasil fotosintesis ke bagian akar menjadi
terhambat dan akhirnya terjadilah timbunan-timbunan zat makanan yang kemudian
akan merangsang timbulnya pembungaan dan pembuahan.
Bagian tanaman yang dililit bisa pada batang primernya maupun pada batang
sekundernya. Alat yang digunakan untuk melilit biasanya adalah kawat, Kawat ini
dililitkan pada batang kencang sekali. Setelah tanaman buah-buahan tersebut
berbunga atau setelah bakal-bakal buahnya bermunculan barulah lilitan dilepas.
Mengikat erat pohon dengan kawat hingga transpor hasil fotosintesa pembuluh floem
terhambat.
e). Stressing air
Penyirapan dengan air atau artinya stres air tidak diperkenankan sembarangan.
penyiraman memanglah butuh untuk type buah spesifik contohnya mangga.
tehniknya terhitung cukup spesifik. tanaman yang baru saja ditanam tidak harus tiaptiap hari disiram. idealnya, sesudah sekian hari berlangsung adaptasi baru tanaman

disiram dengan normal. gunanya untuk lebih mempercepat sistem perangsangan


tanaman supaya mengeluarkan bunga. namun sebagian tanaman yang ditanam di
tempat dingin, stres air dikerjakan optimal 3 hari, namun di tempat panas optimal 1
minggu. bila tanaman berlebihan air, bukan hanya buah yang diinginkan dapat
tumbuh tetapi cuma daun nya saja lebat. tak hanya stres air, penyiraman teratur juga
butuh dikerjakan 2 kali dalam 1 hari serta baiknya saat pagi serta sore hari. bila pagi
hari, janganlah menyiram di bagian daun dikarenakan dapat mengakibatkan daun itu
layu akibat sistem fotosintesis terganggu.
Kelima teknologi off-season konvensional ini, pada prinsipnya adalah
merubah perbandingan unsur carbon (C) dan nitrogen (N) C/N ratio dalam tubuh
tanaman. Cara konvensional ini mempunyai kelemahan yaitu tak terukur. Kalau
aplikasinya kebetulan pas, ya berhasil tapi kalau tidak pas ya gagal. Dalam
berbudidaya cara konvensional tersebut tidak direkomendasikan, karena selain tidak
bisa memberikan kepastian, juga dapat mengakibatkan kerusakan pohon secara fisik
dan fisiologis.

Anda mungkin juga menyukai