Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PRAKTIKUM MATA KULIAH

PENGANTAR USAHA TANI

Oleh:
Kelompok 6
Alief Rodhlian W.

(135040201111210)

Adinda Bestari

(135040201111222)

Nike Sintya

(135040201111232)

Sofiatul Ula

(135040201111316)

Sri Fatmi Kurniasari (155040209111016)


Kelas B

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

A. Pendahuluan
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber
energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Inti dari pertanian adalah
usaha tani ( farming ) karena usaha tani menyangkut sekumpulan kegiatan yang
dilakukan dalam budidaya. Kegiatan budidaya tanaman yang antara lain
ditunjukan oleh pola tanaman sepanjang tahun dipengaruhi faktor lingkungan baik
abiotik, biotik, maupun sosial.
Usaha

tani

pada

dasarnya

mengkombinasikan faktor

merupakan

lingkugan

kegiatan

dengna teknik

ekonomi
budidaya,

dengna
sehingga

memerlukan pengetahuan dalam pemilihan lokasi, pemilihan bahan tanam,


metode budidaya, pengumpilan hasil panen, distribusi produk, pengolahan produk
dan pemasaran. Selain itu, dalam usaha pertanian juga dibutuhkan pengtahuan
terapan mengenai tata cara petani dalam menentukan, mengorganisasi, serta
mengkoordinasi penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien
sehingga memperoleh hasil yang optimum.
Sejarah penerapan padi di Desa Ulak Arustanding, petani padi sawah lebabk
pada sekitar tahun 1995-an memiliki kebisaan dan tata cara dalam melakukan
pertanian. Mereka masih sangat memegang nilai-nilai adat, dalam pengolahan
lahan persawahan. Dengan pemanenan yang masih sangat tradisional dan
masyarakat sekitar masih mempertahankan budidaya dan pemanenan dengan cara
tradisional.
Kegiatan analisis ini diharapkan dapat mendekatkan mahasiswa dengan
kondisi ekosistem pertanian yang sesungguhnya. Mahasiswa dapat mempelajari
usaha tani yang dilakukan oleh petani sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan faktor yang menjadi penentu pola
tanam yang diterapkan oleh petani.

B. Pembahasan
Desa Ulak Arustanding, petani padi sawah lebabk pada sekitar tahun 1995-an
memiliki kebisaan dan tata cara dalam melakukan pertanian. Mereka masih sangat
memegang nilai-nilai adat, dalam pengolahan lahan persawahan. Dengan
pemanenan yang masih sangat tradisional dan masyarakat sekitar masih
mempertahankan budidaya dan pemanenan dengan cara tradisional.
Dengan penerapan system yang sudah berbeda yakni menggunakan bibit baru
dan lebih mengarah pada penggunaan pupuk anorganik, serta pemanenan
bomassa, maka berpengaruh terhadap produktivtasnya. Selain masalah-masalah
tadi juga dikarenakan dengan pembuatan bendungan pada daerah tersebut.
Pembuatan bendungan tersebut bagi petani padi sawah lebak cenderung
merugikan, karenanya informan juga mempertanyakan mengapa pemerintah
kurang memperhatikan hal tersebut. Penurunan hasil padi dirasakan dari tahun ke
tahun, hingga terakhir penurunan mencapai 60%. Kondisi ini semakin mendorong
para petani sawah lebak untuk memilih pertanian cara baru. Hal ini terjadi pada
sekitar tahun 1995an.
Tanaman padi sawah lebak hanya bisa ditanami setahun sekali dan
keberhasilannya sangat tergantung pada curah hujan dan air sungai. Berhubung
terdapat jenis sawah lebak, yakni lebak pematang, tengahan dan dalam maka
penanaman padi dalam satu lahan tidak serentak tergantung jenis lebak dan
surutnya air. Pada saat lebak pematan siap ditanami maka tengahan dan lebak
dalam masih belum mbisa ditanami karena masih tinggi kedalaman airnya.
Umumnya penanaman hingga panen berlangsung mulai bulan april hingga bulan
September setiap tahunnya.
Baik sebelum revolusi hijauu maupun setelah revolusi hijau, lahan rawa lebak
hanya mungkin ditanami petani padi sawah lenak sekali dalam setahun. Menurut
informasi petugas UPTD pertanian, masing masing jenis lebak berbeda waktu
masa tanam. Dalam kondisi iklim normal, lebak pematan mulai ditanami pada
bulan april-mei, lebak tengahan Mei Juni dan lebak dalam Juli Agustus.
Selain dengan bantuan teknis, dalam upaya peningkatan pengetahuan petani padi
sawah lebak mengenai usahan pertanian, dinas pemerintah membuat program dan
bantuan diantaranya dibentuk sekolah lapang pengelolaan terpadu (SLPTT).

Tujuan dari program ini adalah pertama, terjadi peningkatan produksi, kedua,
peningkatan produktivitas dan mutu, dan ketiga, peningkatan tanamna pangan.
Dengan program ini petani diberi arahan secara intens dengan membentuk
kelompok tani.
Perempuan dan pertanian memiliki kaitan erat. Dalam buku Sarinah (1947),
presiden pertama Indonesia, bahwa perempuanlah yang menemukan ilmu
pertanian yang pertama. Keterlibatan perempuan dalam kegiatan pertanian tidak
hanya pada saat penerapan ervolusi hijau meskipun pada pergeseran dan
perubahan peran. Pada masa sebelum masa revolusi hijau perempuan memiliki
peran dihampir seluruh proses pertanian padi sawah lebak. Mulai dari penyiapan
lahan, pemilihan bibit, hingga ke proses pemanenan.
Secara umum pekerjaan perempuan di pertanian sawah lebak tidak banyak
perubahan dan perbedaan antra sebelum dan sesudah revolusi hijau. Perbedaan
menyolok pada pemilihan bibit, yang semula bibit dipilih dai hasil panen tetapi
untuk setelah revolusi hijau cenderung semuanya dibeli. Peran perempuan dalam
pertanian tersebut memberi kontribusi bagi ketersediaan pangan keluarga berupa
padi. Perempuan juga berperan dalam pemenuhan padngan dengan melakukan
diversivikasi pekerjaan.

C. Kesimpulan
Pertanian padi sawah lebak memiliki sejarah perkembangan, dimana dengan
pertanian dengan system sederhana dan terus dipertahankan hingga masa kemasa
dengan menggunakan varietas lokal. Setelah adanya intervensi kebijakan revolusi
hijau yang lebih mengarah pada peningkatan produktivitasnya maka beralihlah
denagan penggunaan varietas IR 42, Ciherang dan yang lainnya. Pola pangan
masyarakatpun berubah yang semula mengkonsusi padi local beralih pada
konsumsi padi baru.
Dengan adanya system yang berubah maka disitu juga berdampak pada
perubahan kebiasaan masyarakat. Dimana peran perempuan juga bertambah
dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga yang dapat ditunjang dari segi
pendidikan dan modal usaha maupun meningkatkan keterampilan. Sehingga perlu
kiranya dalam hal jaringan pemasaran.

DAFTAR PUSTAKA
Yunindayawati, dkk. 2014. Sejarah Pertanian Sawah Labak Peran Perempuan
dan Pangan Keluarga di Kabupaten Ogan Ilir Sumatra Selatan. Jurusan
Sosiologi :Universitas Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai