1. Judul Penelitian
2. Bidang Ilmu
3. Ketua Tim Penelitian
Nama Lengkap
: Najmuna Ratri Lakshita
NIS
:14540
Kelas
:X
e-mail
: najmunalakshita@yahoo.com
Asal Sekolah
: SMA Negeri 1 Yogyakarta
Alamat Sekolah
: Jalan Hos. Cokroaminoto No 10 Yogyakarta,
telepon (0274) 513454, faks: (0274) 542602
4. Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul Diantara Dua Sungai, Arsitektur
Keraton Yogyakarta Melintasi Zaman belum pernah disertakan dalam lomba
apapun, dan dikerjakan dengan melibatkan anggota peneliti sebanyak 2 orang,
pembimbing sebanyak 1 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Anggota Peneliti
: Sakina Yaumil Fitri
: 14581
: X
Pembimbing
: Rudi Prakanto, S.Pd.M. Eng
: 19680323 199503 1 003
Nama Lengkap
NIS
Kelas
Nama Lengkap
NIP
Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Yogyakarta
PERNYATAAN ORISINALITAS
Sekolah
: SMA Negeri 1 Yogyakarta
Alamat Sekolah
: Jalan Hos. Cokroaminoto No 10 Yogyakarta
Telepon/faks sekolah: (0274) 513454, faks: (0274) 542602
Telepon/HP
: 089697517449
Menyatakan bahwa proposal ini, yang berjudulDiantara Dua Sungai, Arsitektur
Keraton Yogyakarta Melintasi Zaman, adalah
1) Sepenuhnya ditulis oleh tim peneliti yang beranggotakan sebanyak 2 orang dengan
rincian sebagai berikut,
Anggota Peneliti
Nama Lengkap
: Sakina Yaumil Fitri
NIS
: 14581
Kelas
: X
2) Dikerjakan di bawah pembimbing,
Pembimbing
Nama Lengkap
: Rudi Prakanto, S.Pd.M. Eng
NIP
: 19680323 199503 1 003
3) Orisinal karya tim peneliti ini, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek
substansi maupun penulisan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila
dikemudian hari ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua
risiko atas perbuatan yang kami lakukan sesusi dengan aturan yang berlaku.
Yogyakarta, 12 April 2015
Yang membuat pernyataan
Ketua tim penelitian,
Pembimbing Penelitian,
Materai 6000
Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Yogyakarta
RUDI PRAKANTO, S.Pd. M. Eng
NIP. 19680323 199503 1 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan proposal
iv
Rudi Prakanto, S.Pd.M. Eng, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Yogyakarta
2
3
4
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan, mendapatkan balasan
dari Tuhan Yang Maha Esa.Kami selaku penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan karya tulis ini. Untuk itu, segala saran
dan kritik dari para pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan penyusunan
laporan di masa yang akan datang.
Akhirnya dalam kesederhanaan bentuk ini, kami berharap semoga karya tulis ini
dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Penyusun
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 3.1
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Yogyakarta, Keraton Yogyakarta masih kokoh berdiri hingga saat ini. Melihat posisi
Keraton Yogyakarta yang berada tepat di tengah-tengah antara Sungai Winongo dan
Sungai Code, serta amannya Keraton dari potensi bencana alam seperti lahar dingin
Gunung Merapi, serta Laut Selatan, memungkinkan apabila Sungai Code dan Sungai
Winongo memiliki peran lain selain sebagai pertahanan terhadap Keraton Yogyakarta,
yaitu sebagai sarana pengaman dari bencana alam.
Peletakkan keraton yang berada di dua sungai, yaitu Sungai Code dan Sungai
Winongo, menunjukkan bahwa pendiri Keraton Yogyakarta juga memikirkan faktor
keamanan dan juga pertahanan keraton. Jika dilihat secara geografis, Keraton Yogyakarta
tepat berada ditengah antara Gunung Merapi di utara dengan Laut Selatan di selatan,
serta Sungai Winongo di barat dengan Sungai Code di Timur. Hal ini menunjukkan bahwa
letak Keraton Yogyakarta sudah dipikirkan secara matang sehingga sampai saat ini
wilayah Keraton Yogyakarta masih bisa bertahan dari terjangan bencana alam seperti
lahar dingin Gunung Merapi dan Laut Selatan. Wilayah Keraton yang aman ini yang
membuat Keraton Yogyakarta pantas di jadikan pusat pemerintahan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Keraton Yogyakarta yang menjadi pusat pemerintahan ini, memberi dampak
terhadap pemukiman masyarakat.
Perkotaan di Yogyakarta mulai berkembang dari kampung-kampung yang mendukung
kegiatan pemerintahan yang berada di pusat kota. Kawasan yang padat penduduk di Kota
Yogyakarta muncul sebagai (LANJUTKAN ISI LATAR BELAKANG TERSEBUT)
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan permasalahan dari penelitian ini, diantaranya :
1. Sungai Code dan Sungai Winongo memiliki peran khusus dalam pengamanan Keraton
Yogyakarta.
2. Pola arsitektur Keraton Yogyakarta terhadap tata kehidupan masyarakat Yogyakarta
dihubungkan dengan posisi Sungai Code dan Winongo, berpengaruh terhadap tata
kehidupan masyarakat Yogyakarta.
Dari perumusan masalah tersebut, terdapat pertanyaan penelitian, yaitu :
1. Bagaimana peran Sungai Code dan Sungai Winongo sebagai pengaman Keraton
Yogyakarta dikaitkan dengan kondisi arsitektur sekarang?
2. Bagaimana pengaruhpolaarsitektur Keraton Yogyakarta dihubungkan dengan posisi
Sungai Code dan Winongo, terhadap tata kehidupan masyarakat Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, diantaranya :
1. Untuk mengetahui peran Sungai Code dan Sungai Winongo sebagai pengaman
Keraton Yogyakarta dikaitkan dengan kondisi arsitektur sekarang.
2. Untuk mengetahui pengaruh pola arsitektur Keraton Yogyakarta dihubungkan dengan
posisi Sungai Code dan Winongo, terhadap tata kehidupan masyarakat Yogyakarta.
v
D. Manfaat Penelitian
Dari data penelitian diatas terdapat manfaat yang dapat diambil, yaitu :
1. Secara teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu kependudukan.
b. Memberikan sumbangan akademik terkait penelitian yang dilakukan sekaligus
menyempurnakan metode-metode sebelumnya.
2. Secara Praktis
a. Mengenal bentuk multiprofesi kaum perempuan dalam peningkatan penghasilan
ekonomi dan kesejahteraan keluarga.
b. Penerapan penyimpangan positif multiprofesi kaum wanita dalam melakukan
pekerjaan untuk meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan keluarga.
c. Memberikan contoh etika sopan santun perempuan dengan mempelajari berbagai
sikap positif pengrajin gerabah perempuan di Pagerjurang, Bayat.
d. Mengenal budaya warisan turun temurun yang merupakan suatu penyimpangan
positif bagi kaum wanita sekaligus dapat diterapkan di kegiatan yang lain.
3. Bagi penulis
a. Dapat memberikanwawasantentangfenomena ibu rumah tangga sekaligus
pengrajin gerabah dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan warisan turun
temurun di sentra industri gerabah Pagerjurang, Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
b. Melatih keterampilan, berpikir inovatif, kreatif dan kecakapan peneliti dalam
mengumpulkan informasi dan pemecahan terhadap masalah
iv
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Sejarah Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta biasa disebut juga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
merupakan bangunan resmi istana kasultanan Yogyakarta. Sejak tahun 1950 saat
pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan otonomi khusus
tingkat provinsi kepada Kasultanan Yogyakarta, Keraton Yogyakarta selanjutnya
berfungsi sebagai pusat pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Menurut Poerwokoesoemo (1985:38), dalam buku peringatan 200 tahun Kota
Yogyakarta halaman 76 dan seterusnya tentang Kota Yogyakarta sebagai ibukota
Kasultanan kurang lebih ditulis bahwa perjanjian Gianti yang terjadi tahun 29
Rabiul Akhir 1680 atau 13 Februari 1755, dan menurut catatan Keraton
Surakarta, palihan negeri diperingati dengan condrosengkala Tunggal pangesti
rasaning janma=1681 yaitu pelaksanaan pembagian wilayah Negara Mataram
menjadi dua yaitu di Surakarta yang dikuasai oleh Sri Sunan Paku Buwono III dan
sebagian di wilayah Yogyakarta dikuasai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Wilayah Mataram yang berada di Yogyakarta inilah yang kemudian dibangun
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. .
Sejak berdirinya Kasultanan Yogyakarta berdasarkan perjanjian Gianti tanggal
13 Februari 1755, maka lebih dahulu Sri Sultan mendirikan keratonnya di Desa
Gamping 4 kilometer seblah barat kota Yogyakarta. Yang sekarang, sebelah barat
Kali Bedog.
Keraton yang
didirikan
oleh
Sri
Sultan
di
tempat
itu
dinamakan
Ambarketawang. Dari tempat ini Sri Sultan mencari tempat yang lebih baik untuk
dijadikan ibukota dari Kasultanan Yogyakarta.
Pada akhirnya tempat itu dapat diketemukan ialah Hutan Beringan diantara
Kali Winongo dan Kali Code, 4 kilometer sebelah timur Ambarketawang.
v
Sri Sultan pindah ke keratonnya yang baru di Beringan pada tanggal 7 Oktober
1756. Sejak saat inilah Beringan berkembang sebagai Kota Yogyakarta yang
menjadi ibukota Kasultanan. (Poerwokoesoemo, 1985:35 )
iv
dan
sarana
yang
berfungsi
sebagai
pendukung
kegiatan
melayani
kebutuhan
penduduk.
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
lainnya.Tiga
indikator
yang
menjadi
acuan
pembangunan
sebagai arahan dan batasan dalam pembangunan, RTRW daerah juga memiliki
peran penting dalam kerangka investasi di daerah. (Rido Matari Ichwan : 2011)
Infrastruktur di Indonesia, merupakan yang paling rendah dibandingkan
negara-negara lain di Asia Tenggara baik ketersediaan maupun kualitas. Hal ini
lebih disebabkan masih adanya ketidakmerataan dalam penyediaan infrastruktur
antara wilayah barat dan timur Indonesia. (Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Pekerjaan Umum)
Bukti kegagalan rencana tata ruang dalam menjaga dan melindungi fungsi
ekosistem lingkungan adalah terjadinya bencana alam, seperti banjir, longsor, rob
dan kerusakan lingkungan lainnya. Bencana banjir yang terjadi di kota-kota besar
(seperti Bandung dan Jakarta) menjadi bukti nyata rencana tata ruang gagal
diwujudkan. Ketika hujan deras mengguyur selama lebih dari satu jam, genangan
di jalan raya Jakarta dan Bandung bermunculan, sehingga menyebabkan
meningkatnya persentase jalan raya yang rusak dan kemacetan lalu lintas.
Terjadinya bencana alam seperti hal di atas, bisa dicegah melalui penataan
ruang yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat, kondisi dan keberlanjutan
lingkungan hidup. (Slide Kuliah Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB)
B. Kerangka Pikir
Memiliki potensi
bencana alam.
Keraton Yogyakarta
Terletak diantara
dua sungai
Pemikiran untuk
keamanan dan
pertahanan
Keraton Yogyakarta
kokoh berdiri hingga
lebih dari 250 tahun
Menjadikan pusat
pemerintahan
Aman dari Bencana
Mempengaruhi tata
kehidupan
masyarakat sekitar
Gambar 1
Kerangka pikir penelitian
iv
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Gambar 2
Peta Kota Yogyakarta
iv
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitianini merupakan penelitian observasi dengan tujuan mengamati dan
mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi dalam fenomena natural ataupun sosial.
Penelitian observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104).
B. MetodePengumpulanData
v
Pustaka
dilakukandenganmengkajiliteratur,buku,danmakalah
dengan mencatat
dengan
mengumpulkan
data
dari
berbagai
iv
DAFTAR PUSTAKA
Moedjanto, G. 1994. Kasultanan Yogyakarta dan kadipaten Pakualaman. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Poerokoesoemo, Soedarisman. 1985. Kadipaten Yogyakarta. Yogyakarta: Gajah mada
University Press.
Pribadi, Firman. 2013/2014. Keraton Yogyakarta Sebagai Akar Budaya Bangsa Indonesia.
Yogyakarta:Universitas Widya Mataram Yogyakarta.
Sumadio, Bambang (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia II.Jakarta:Balai Pustaka
K.P.H. Brongtodiningrat. 1975. The Royal Palace (Karaton) of Yogyakarta: Its Architecture
and Its Meaning (diterjemahkan secara bebas oleh R. Murdani Hadiatmaja).
Yogyakarta: Museum Keraton Yogyakarta.
Djonet, Marwati. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Jilid 4. Jakarta : Balai Pustaka
WEBSITE
http://maps.google.com/, diakses pada tanggal 10 April 2015
v
LAMPIRAN
A. Riwayat Hidup
1. Nama
Tempat dan tanggal lahir
Sekolah
E-mail
No handphone
Motto hidup
Penghargaan
2. Nama
Tempat dan tanggal lahir
Sekolah
E-mail
No handphone
Motto hidup
Penghargaan
iv