Anda di halaman 1dari 27

STATUS PASIEN

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Alamat
Nomor CM
Tanggal pemeriksaan

II.

: Ny. SH
: 36 tahun
: Perempuan
: Islam
: SD
: Ibu Rumah Tangga
: Jekulo 03/01 Kudus
: 583.910
: 27 November 2014

ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 27 November 2014 pukul 9.00 WIB di Poli Mata.
A. Keluhan Utama
Nyeri dan nerocos pada mata kiri
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan nerocos pada mata kiri sejak 2 minggu ini.
Keluhan ini dirasakan hilang timbul dalam 5 tahun. Disertai kelopak mata kiri tidak dapat
menutup dengan sempurna, mata merah dan pandangan kabur.
Pasien juga merasa mata kiri bergulir ke luar sejak kecil.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Operasi (-)
Riwayat Trauma mata (-)
Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat Diabetes Mellitus (-)
Riwayat Hipertiroid (-)
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat menderita penyakit yang sama dalam keluarga (-)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes melitus (-)
E. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
Biaya pengobatan ditanggung BPJS kelas III
Kesan ekonomi kurang
III.

PEMERIKSAAN
1

A. Status Generalis
Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos mentis

Vital sign
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernafasan
Status Gizi

: 140/80 mmHg
: 72x/menit
: 37OC
: 20x/menit

: Cukup

B. Status Ophtalmologi
OCULI DEXTRA (OD)
6/6
Gerak bola mata normal,

PEMERIKSAAN
Visus
Koreksi

OCULI SINISTRA (OS)


6/9
Keterlambatan gerak ke nasal,

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

Bulbus okuli

enoftalmus (-), eksoftalmus (+),

Tes Hirschberg
Uji tutup mata

exotropia (+)
150 Exotropia
Bergulir ke nasal
Edema (-), hiperemis(-),

strabismus (-)
Normal
Tidak bergerak
Edema (-), hiperemis(-), nyeri
tekan (-), blefarospasme (-),
lagoftalmus (-),

nyeri tekan (-),


Palpebra

blefarospasme (-), lagoftalmus

ektropion (-),

(+), ektropion (-),

entropion (-)
Edema (-),

entropion (-)
Edema (-),

injeksi silier (+),

injeksi cilier (-),

injeksi konjungtiva (-),

Konjungtiva

injeksi konjungtiva (-),

infiltrat (-),

infiltrat (-),

hiperemis (-)
Putih
Bulat, jernih,

hiperemis (+)
Putih
Bulat, jernih

Sklera

edema (-),
arkus senilis (-)
keratik presipitat (-), infiltrat (-),
sikatriks (-)

edema (-),
Kornea

arkus senilis (-)


keratik presipitat (-),

infiltrat

(-), sikatriks (-)


2

Jernih, kedalaman cukup,

Camera Oculi

Jernih, kedalaman cukup,

hipopion (-), hifema (-)

Anterior

hipopion (-), hifema (-),

(COA)
Kripta (+), atrofi (-) coklat,
edema(-),

Kripta (+), atrofi (-)


Iris

synekia (-)
Bulat,

synekia (-)
Bulat,

Diameter 3mm

Pupil

Diameter 3mm

refleks pupil L/TL: +/+


Jernih
Jernih
Papil N. II bulat, batas tegas,

Lensa
Vitreus
Retina

refleks pupil L/TL: +/+


Jernih
Jernih
Papil N.II bulat, batas tegas,

pucat, CDR 0,3; ablatio (-),

pucat, CDR 0,3 ; ablatio (-),

eksudat (-), excavation

eksudat (-), excavation

glaumatosa (-)
(+) cemerlang
Lakrimasi (-)
IV.

coklat, edema(-),

Fundus Refleks
Sistem Lakrimasi

glaumatosa (-)
(+) cemerlang
Lakrimasi (-)

RESUME
A. Subyektif
Nyeri dan nerocos pada mata kiri 2 minggu, hilang timbul dalam 5 tahun.
Kelopak mata kiri tidak dapat menutup dengan sempurna, mata merah (+) dan

pandangan kabur (+)


Mata kiri bergulir ke luar sejak kecil.
Riwayat Operasi (-), trauma mata (-), Diabetes Mellitus (-), Hipertiroid (-)
Riwayat Hipertensi (+)

B. Objektif
OCULI DEXTRA (OD)
6/6
Gerak bola mata normal,

PEMERIKSAAN
Visus

OCULI SINISTRA (OS)


6/9
Keterlambatan gerak ke nasal,

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

Bulbus okuli

enoftalmus (-), eksoftalmus (+),

Tes Hirschberg
Uji tutup mata

exotropia (+)
150 Exotropia
Bergulir ke nasal
Edema (-), hiperemis(-),

strabismus (-)
Normal
Tidak bergerak
Edema (-), hiperemis(-), nyeri
tekan (-), blefarospasme (-),
lagoftalmus (-),

nyeri tekan (-),


Palpebra

blefarospasme (-), lagoftalmus


3

ektropion (-),

(+), ektropion (+),

entropion (-)
Edema (-),

entropion (-)
Edema (-),

injeksi silier (+),

injeksi cilier (-),

injeksi konjungtiva (-),

V.

Konjungtiva

injeksi konjungtiva (-),

infiltrat (-),

infiltrat (-),

hiperemis (-)

hiperemis (+)

DIAGNOSIS BANDING
OS Lagophtalmos et causa Parese N. VII
OS Lagophtalmos et causa Trauma mata
OS Exotropia Kongenital
OS Exotropia Paretik
OS Exotropia et causa parese N.III

VI.

VII.

DIAGNOSA KERJA
1. OS Lagophtalmos et causa Parese N. VII
2. OS Exotropia Kongenital
DASAR DIAGNOSA
1. OS Lagophtalmos et causa Parese N. VII
a. Subjektif
Nyeri dan nerocos pada mata kiri 2 minggu, hilang timbul dalam 5 tahun.
Kelopak mata kiri tidak dapat menutup dengan sempurna, mata merah (+) dan
pandangan kabur (+)
Riwayat Operasi (-), trauma mata (-)
b. Objektif
OCULI DEXTRA (OD)
Gerak bola mata normal,

PEMERIKSAAN

OCULI SINISTRA (OS)


Keterlambatan gerak ke nasal,

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

Bulbus okuli

enoftalmus (-), eksoftalmus (+),

strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-), nyeri

exotropia (+)
Edema (-), hiperemis(-),

tekan (-), blefarospasme (-),

nyeri tekan (-),

lagoftalmus (-),

Palpebra

blefarospasme (-), lagoftalmus

ektropion (-),

(+), ektropion (+),

entropion (-)
Edema (-),

entropion (-)
Edema (-),
4

injeksi silier (+),

injeksi cilier (-),

injeksi konjungtiva (-),

Konjungtiva

injeksi konjungtiva (-),

infiltrat (-),

infiltrat (-),

hiperemis (+)

hiperemis (+)

2. OS Exotropia Kongenital
a. Subjektif
Mata kiri bergulir ke luar sejak kecil.
Riwayat Operasi (-), trauma mata (-)
b. Objektif
OCULI DEXTRA (OD)
Gerak bola mata normal,

PEMERIKSAAN

OCULI SINISTRA (OS)


Keterlambatan gerak ke

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

Bulbus okuli

temporal,

strabismus (-)

enoftalmus (-), eksoftalmus (+),

Normal
Tidak bergerak
VIII.

IX.

exotropia (-)
150 Exotropia
Bergulir ke temporal

TERAPI
Cendo Lyteers 5 ml 3 gtt 1 ODS
Terapi oklusi
Bedah
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad sanam
Quo ad kosmetikam
Quo ad functionam

X.

Tes Hirschberg
Uji tutup mata

OCULI DEXTRA (OD)


ad bonam
ad bonam
ad bonam
ad bonam

OCULI SINISTRA (OS)


Dubia ad bonam
Dubia ad malam
Dubia ad malam
Dubia ad malam

USUL DAN SARAN


USUL
Evaluasi visus tiap 6 bulan sekali
Uji krimsky
SARAN
Menggunakan obat tetes mata dengan teratur
Mengunakan obat hipertensi secara teratur dan diet rendah garam

TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Kelopak Mata
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang
ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.Gangguan penutupan kelopak akan
mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos.1
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :1

Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis
pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.

Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas
dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat
ototorbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup
bolamata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus
foramenorbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. orbikularis
okulimenuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra
terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi
untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar
didalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

Septum

orbita

yang

merupakan

jaringan

fibrosis

berasal

dari

rima

orbita

merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan
jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20
pada kelopak bawah).

Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang
kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.
Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan

melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghasilkan
musin.1

Pembasahan dan. pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air
mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan
kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.2
Fisiologi Mengedip
Banyak sekali ilmuan mengemukakan teori mengenai mekanisme refleks kedip seperti
adanya pacemaker atau pusat kedip yang diregulasi globus palidus atau adanya hubungan dengan
sirkuit dopamin di hipotalamus. Pada penelitian Taylor telah dibuktikan adanya hubungan
langsung antara jumlah dopamin di korteks dengan mengedip spontan dimana pemberian agonis
dopamin D1 menunjukkan peningkatan aktivitas mengedip sedangkan penghambatannya
menyebabkan penurunan refleks kedip mata.3
8

Refleks kedip mata dapat disebabkan oleh hampir semua stimulus perifer, namun dua
refleks fungsional yang signifikan adalah:4
1. Stimulasi terhadap nervus trigeminus di kornea, palpebra dan konjungtiva yang disebut
refleks kedip sensoris atau refleks kornea. Refleks ini berlangsung cepat yaitu 0,1 detik.
2. Stimulus yang berupa cahaya yang menyilaukan yang disebut refleks kedip optikus.
Refleks ini lebih lambat dibandingkan refleks kornea.
Berkedip adalah penting untuk distribusi yang efektif dari air mata ke seluruh permukaan
mata dan akibat dari tindakan dari dua otot antagonis yaitu orbicularis dan levator kelopak mata.5
Air mata dibentuk oleh tiga lapisan: lipid, air, dan musin. Ini bertanggung jawab sebagai
pelumas kornea, nutrisi dan transportasi oksigen ke epitel kornea, penghapusan kotoran,
berfungsi sebagai antibakteri karena adanya IgA, lysozyme dan laktoferin, dan menghasilkan
permukaan optik mulus.5

LAGOPHTHALMOS
Definisi
Lagophthalmos adalah defek atau penutupan yang tidak lengkap dari kelopak mata. Kata
ini berasal dari bahasa Yunani "Lagos," kelinci, dan "ophthalmos," mata, karena hewan ini
diyakini tidur dengan mata terbuka. Kelaianan ini akan mengakibatkan trauma konjungtiva dan
kornea, sehingga konjungtiva dan selaput bening menjadi kering dan terjadi infeksi.5
Ketidakmampuan untuk berkedip dan menutup mata secara efektif terjadi paparan pada
kornea dan penguapan yang berlebihan dari air mata. Pasien akan merasa matanya terasa kering,
terbakar, terasa seperti ada benda asing, penglihatan yang kabur. Hal ini dapat mengakibatkan
terjadinya keratitis, abrasi kornea, infeksi, vaskularisasi, dan dalam kasus yang ekstrim perforasi
okular, endophthalmitis, dan hilangnya mata.5
Klasifikasi
Paralytic Lagophthalmos
Kelumpuhan saraf wajah mempengaruhi 30 sampai 40 orang per 100.000 per tahun di
Amerika serikat. Kelumpuhan ini memiliki beberapa penyebab tetapi yang paling umum adalah
Bell palsy dan bertanggung jawab atas 80% kasus.5
9

Bell Palsy adalah kelumpuhan saraf wajah akut, idiopatik, unilateral yang secara spontan
sembuh perlahan- lahan. Penyebabnya tidak diketahui tetapi mungkin dikaitkan dengan infeksi
virus. Gejala Bell palsy pada pasien dapat juga disertai dengan nyeri telinga, tuli atau
hyperacusis, perubahan rasa, kesemutan atau mati rasa dari pipi dan mulut, dan nyeri pada mata.
Prognosis menguntungkan dan fungsi saraf wajah pulih secara lengkap pada 84% pasien .6
Kelumpuhan akibat traumatik terjadi setelah fraktur tulang temporal atau setelah operasi.
Cedera iatrogenik yang paling umum setelah operasi kelenjar parotis, akustik neuroma reseksi,
dan rhytidectomies cervicofacial. Operasi pengangkatan alis dapat menyebabkan kelumpuhan
wajah sementara.5
Penyebab infeksi termasuk virus herpes zoster (Ramsay Hunt syndrome), HIV, penyakit
Hansen (lepra), Penyakit Lyme, campak, difteri, polio, sarkoidosis, TBC, dan penyakit kucing
awal. Ramsay Hunt Sindrom menyebabkan wajah nyeri perifer akut kelumpuhan terkait dengan
ruam erythematous vesicular dari kulit saluran telinga, aurikel (herpes zoster oticus) dan
orofaring. HIV menyebabkan kelumpuhan terbatas akut yang sembuh dalam 2 sampai 10
minggu. Penyakit Hansen disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan merupakan
peradangan granulomatosa kronis pada kulit, membran mukosa, saraf, kelenjar getah bening,
mata, dan organ internal. Hal ini menyebabkan kelumpuhan beberapa saraf perifer secara
permanen dan dapat melibatkan saraf trigeminal. Otitis media bakteri atau eksternal dan
mastoiditis juga dapat menyebabkan kelumpuhan saraf wajah.5
Tumor dari nervus facialis, akustik neuroma, adenoid kistik karsinoma saluran
pendengaran eksternal dan metastasis dari orbit, payudara, paru-paru atau ginjal juga telah
dikaitkan dengan Paralytic lagophthalmos.5

10

11

Cicatricial Lagophthalmos
Lagophthalmos cicatricial terjadi setelah trauma atau pembedahan yang mengakibatkan
jaringan parut berlebihan dari kelopak mata. Kecelakaan kimia, luka bakar, lecet, kondisi kulit
kronis seperti xeroderma pigmentosum dan bedah pengangkatan kulit pada blepharoplasty
merupakan penyebab umum.5

Nocturnal Lagophthalmos
Lagophthalmos Nocturnal terjadi selama tidur dan dapat menyebabkan paparan yang
sama dan gejala mata kering. Gejala terdiri dari nyeri, sensasi kekeringan, benda asing atau nyeri
pada satu atau kedua mata, dan kadang-kadang penglihatan kabur. Banyak faktor yang dapat
menimbulkan lagophthalmos. Secara konseptual, Latkany et al. membagi-bagi mereka menjadi
tiga kelompok utama: (1) proptosis atau paparan permukaan okular berlebihan, (2) insufisiensi
palpebral yang timbul dari bawaan, atau (3) idiopatik.5,7

12

Diagnosis dapat menantang karena tidak ada perubahan pada kelopak mata selama siang
hari dan gambaran klinis tumpang tindih dengan blepharitis. Pasien melaporkan tidak dapat tidur
malam dan ketidaknyamanan ekstrim ketika bangun tidur.5
Tanda dan Gejala
Kelumpuhan saraf akut wajah diikuti dengan hilangnya fungsi motorik unilateral
menyebabkan asimetri wajah yang khas. Kelumpuhan perifer mempengaruhi hemiface komplit
dan kelumpuhan sentral mempertahankan otot frontalis.5
Pada pasien tampak hilangnya lipatan dahi dan nasolabial, ptosis alis, ectropion pada
kelopak mata bawah, epiphora, retraksi kelopak mata atas, ketidakmampuan untuk menutup mata
(lagophthalmos),

dan

deviasi

sudut

mulut

yang

berlawanan

dengan

sebelahnya.

Ketidakmampuan untuk bersiul atau meniup dan berbicara yang tidak dapat dimengerti. Ada
ketidaknyamanan signifikan baik fisik dan emosional sebagai akibat perubahan kosmetik yang
patut diperhatikan.5
Pada kelopak mata atas, kelumpuhan orbicularis menyebabkan kontraksi dari levator
tanpa ada yang menghambat dan retraksi kelopak mata. Pada kelopak mata bawah itu
menyebabkan hilangnya tonus dan terjadi ectropion progresif. Terjadi malfungsi sekunder pada

13

pompa air mata dan meningkatkan reflek sekresi air mata karena kornea terbuka. Kemungkinan
komplikasi termasuk keratitis, kornea ulkus, perforasi, endophthalmitis, dan phthisis bulbi.5
Penatalaksanaan
Tujuan utama pengobatan lagophthalmos adalah untuk mencegah terjadinya keratitis
eksposur dan membangun kembali fungsi kelopak mata. Hal ini sama pentingnya bagi pasien
untuk memperbaiki kembali penampilan kosmetik wajah.
Pengobatan klinis diindikasikan pada semua pasien dan harus dimulai segera. Pengobatan
konservatif tetes mata sebagai pelumas selama siang hari dan salep pada malam hari biasanya
cukup untuk melindungi kornea dari paparan. Pada kasus sedang dan berat penggunaan ruang
lembab mungkin diperlukan.5,8
Beberapa penulis menggunakan toksin botulinum pada paralytic lagophthalmos. Injeksi
toksin botulinum pada kelopak levator mengurangi retraksi nya, memungkinkan untuk
penutupan yang lebih baik dari mata. Karena efek obat tersebut sementara, sehingga memiliki
nilai kurang pada paralytic lagophthalmos.9
Intervensi bedah mungkin diperlukan pada pasien yang telah gagal terapi medis atau
kelumpuhan wajah yang tidak dapat di perbaiki dengan pengobatan klinis.5,8
Penatalaksanaan Bedah
Teknik bedah yang digunakan untuk mengobati kelumpuhan saraf wajah dibagi menjadi
prosedur dinamis dan statis. Keputusan mengenai metode yang paling tepat untuk rekonstruksi
tergantung pada sejauh mana, lokasi, derajat dan durasi kelumpuhan, etiologi, pasien usia,
kesehatan, dan harapan.5
Prosedur dinamis lebih berhasil dalam memulihkan fungsi otot dan simetri wajah. Teknik
yang paling umum adalah perbaikan langsung saraf wajah, transfer saraf, mencangkok saraf
wajah, dan transfer otot.5
Prosedur statis dapat digunakan sebagai pengobatan tambahan pada pasien dengan
lagophthalmos dan kelemahan kelopak mata yang lebih rendah setelah teknik yang dinamis.
Sebagai pengobatan tunggal, prosedur statis diindikasikan untuk pasien yang lebih tua dan lemah
yang tidak dapat dilakukan prosedur dinamis, atau ketika ada penundaan yang lama sampai
operasi.5
14

Tarsorrhaphy
Tarsorrhaphy diindikasikan pada kelumpuhan wajah sementara di mana langkah-langkah
klinis gagal melindungi kornea dan meningkatkan kenyamanan pasien. Teknik ini sederhana,
aman, dan cepat dan dapat di lepaskan pada saat fungsi orbicularis pulih. Ia tidak memiliki hasil
estetika yang sangat baik dan tidak harus menjadi pilihan pertama. Prosedur memperpendek
fisura palpebral dengan menggabungkan margin kelopak mata atas dan bawah. Garis abu-abu
pada kelopak mata atas dan bawah pada bagian yang tidak berambut 4 sampai 6 mm dari cantus
lateral dilakukan jahitan matras. Jahitan harus tegas diikat dan tabung silicon digunakan untuk
menghindari tenggelam ke dalam kulit. Jahitan dapat di lepas setelah 15 hari. Dalam kasus yang
parah tarsorrhaphy medial mungkin diperlukan. Celah kelopak mata sentral harus tetap terbuka
untuk memungkinkan penglihatan dan pemeriksaan kornea.5

Lid Loading
Teknik ini melibatkan penempatan benda yang kaku dan berat di bagian atas kelopak
mata, menyebabkan lebih besar gaya tarik gravitasi dan menyebabkan mata menutup secara
pasif. Emas telah menjadi yang paling banyak digunakan sebagai bahan implantasi karena
15

sifatnya kepadatannya tinggi dan sangat baik profil efek samping. Baru-baru ini, di gunakan
bahan yang fleksibel yaitu rantai platinum sebagai alternatifnya. Implan harus ditempatkan pada
titik dimana aperture fissure yang terluas, biasanya antara pupil dan limbus medial.5

Lower Lid Procedures


Prosedur untuk memperbaiki malposisi dari kelopak mata bawah yang berkontribusi
terhadap lagophthalmos termasuk canthoplasty, prosedur pengetatan kelopak mata dan suspensi
kelopak mata.5
Tessier Canthoplasty
Teknik Tessier digunakan ketika lagophthalmos terkait dengan kelemahan kelopak mata
bawah. Teknik tersebut menghasilkan elevasi dan traksi lateral kelopak mata bawah dan
pengurangan fisura palpebra memungkinkan untuk oklusi yang lebih baik.5
16

Medial canthoplasty insisi dibuat pada mukokutan yang persimpangan dari kelopak mata,
mulai 1 sampai 2 mm ke medial puncta kemudian di jahit untuk menggambungkan bagian atas
dan bawah.10

17

18

STRABISMUS
Definisi
Strabismus (Mata juling) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penyimpangan abnormal
dari letak satu mata terhadap mata yang lainnya, sehingga garis penglihatan tidak paralel dan
pada waktu yang sama, kedua mata tidak tertuju pada benda yang sama.1
Etiologi
Strabismus disebabkan oleh kurangnya koordinasi antara otot-otot mata. Hal ini dapat terjadi
berkaitan dengan:1

Masalah, ketidakseimbangan, atau trauma pada otot-otot penggerak mata

Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi

Kelainan saraf

Klasifikasi Deviasi Mata


2.

Menurut manifestasi
Berdasarkan manifestasinya, deviasi mata terbagi menjadi deviasi mata bermanifestasi
(heterotropia) dan laten (heteroforia). Heterotropia adalah suatu keadaan penyimpangan
sumbu bola mata yang nyata di mana kedua penglihatan tidak berpotong pada titik
fiksasi. Sedangkan heteroforia adalah penyimpangan sumbu penglihatan yang
tersembunyi yang masih dapat diatasi dengan reflek fusi.2,3 Berikut ini akan dibahas satu
persatu.
a.

Heterotropia
1).

Esotropia
Esotropia adalah keadaan dimana satu mata berfiksasi pada objek yang menjadi
pusat perhatian sedangkan mata yang lain menuju arah yang lain, yaitu hidung. 4
Strabismus jenis ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu paretik (akibat paresis satu
atau lebih otot ekstraokular) dan non paretik.5

19

Gambar 1. Esotropia
(Diunduh dari http://images.emedicinehealth.com)6
Nonparetik
1. Nonakomodatif

Infantilis
Pada sebagian besar kasus, penyebabnya tidak jelas. Deviasi konvergen
telah bermanifestasi pada usia 6 bulan. Deviasinya bersifat comitant yaitu
sudut deviasi kira-kira sama dalam semua arah pandangan dan biasanya
tidak dipengaruhi oleh akomodasi. Dengan demikian, penyebab tidak
berkaitan dengan kesalahan refraksi atau bergantung pada parese otot
ekstraokular. 5

Didapat
Jenis esotropia ini timbul pada anak, biasanya setelah usia 2 tahun.5

b) Akomodatif
Esotropia ekomodatif terjadi apabila terjadi mekanisme akomodasi fisiologis
normal disertai respon konvergensi berlebihan tetapi divergensi fusional yang
relatif insufisien untuk menahan mata tetap lurus.5
c) Akomodatif parsial
Dapat terjadi mekanisme campuran yakni sebagian ketidakseimbangan otot
dan sebagian ketidakseimbangan akomodasi. 5
Paretik (incomitant)
Pada strabismus incomitant selalu terdapat satu atau lebih otot ekstraokular yang
paretik. Paresis biasanya mengenai satu atau kedua otot rektus lateralis, biasanya
akibat kelumpuhan saraf abdusen.5
Gejala dan tanda esotropia

Juling ke dalam

20

Kelainan refraksi biasanya sphere positif, namun


dapat sphere negatif bahkan emetropia.4

2). Eksotropia
Eksotropia adalah keadaan dimana satu mata berfiksasi pada objek yang menjadi
pusat perhatian sedangkan mata yang lain menuju ke arah lain yaitu ke arah luar
(eksodeviasi). Anak-anak tertentu mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk
terjadinya eksotropia. Adapun yang mempunyai resiko tersebut diantaranya anak
yang mengalami gangguan perkembangan saraf, prematur atau berat lahir rendah
dan anak dengan riwayat keluarga juling serta adanya anomaly ocular atau
sistemik.4

Gambar 2. eksotropia (emedicine)


(Diunduh dari http://images.emedicinehealth.com)6

Gejala dan tanda

Pada

kebanyakan

kasus

awalnya

bersifat

intermiten dengan onset umumnya pada usia di bawah 3 tahun

Deviasi menjadi manifest, terutama saat lelah,


melamun, atau sakit

Pasien dapat menutup satu mata bila terpapar


cahaya terang sekali

Bila

bersifat

intermiten

jarang

ditemukan

ambliopia

Kelainan refraksi biasanya sphere negatif

Penglihatan ganda kadang-kadang dikeluhkan


penderita yang juling intermiten.4

3).

Hipertropia

21

Deviasi vertikal lazimnya diberi nama sesuai mata yang tinggi, tanpa memandang
mata mana yang memiliki penglihatan lebih baik dan yang diugunakan untuk
fiksasi. Hipertropia lebih jarang dijumpai daripada deviasi horizontal dan
biasanya didapat setelah lewat masa anak-anak.5

Gambar 3. Hipertropia
(Diunduh dari http://images.emedicinehealth.com)6

b.

Heteroforia
Heteroforia merupakan kelainan deviasi yang laten, mata mempunyai kecenderungan
untuk berdeviasi ke salah satu arah, yang dapat diatasi oleh usaha otot untuk
mempertahankan penglihatan binokular. Contoh: eksoforia dan esoforia.2,5 Penyebab
heteroforia dibagi menjadi penyebab refraktif dan nonrefraktif. Penyebab refraktif,
misalnya pada hipermetropia dan miopia. Sedangkan penyebab non refraktif, foria
tampak pada keadaan neurastenia, anemia, penderita debil, infeksi lokal.2
Temuan klinis
Gejala klinis dapat berupa diplopia atau astenopia (kelelahan mata). Gejala yang
timbul pada astenopia memiliki bermacam bentuk. Dapat timbul rasa berat, lelah atau
tidak enak pada mata. Mudah lelah, penglihatan kabur, dan diplopia, terutama setelah
pemakaian mata berkepanjangan, dapat juga terjadi.
Pemeriksaan:2,5

Cover and uncover test untuk membedakan foria dari tropia.

Kekuatan duksi untuk mengetahui letak kelainan otot.

Pemeriksaan refraksi.

3. Menurut sudut deviasi


a. Inkomitan (Paralitik)
Sudut deviasi tidak sama, pada kebanyakan kasus disebabkan oleh kelumpuhan otot
penggerak bola mata. Kelumpuhan otot dapat mengenai satu otot atau beberapa otot.2
22

Tanda-tanda:2

Gerak mata terbatas pada daerah di mana otot yang lumpuh


bekerja.

Deviasi.
Jika mata digerakkan ke arah otot yang lumpuh bekerja, mata yang sehat akan
menjurus ke arah ini dengan baik, sedangkan mata yang sakit tertinggal.

Diplopia terjadi pada otot yang lumpuh.

Vertigo, mual-mual.

Diagnosa berdasarkan:2
-

Keterbatasan gerak

Deviasi

Diplopia

1).

Abdusen palcy
Sering terdapat pada orang dewasa yang mendapat trauma kepala, tumor, atau
peradangan dari susunan saraf serebral.
Tanda-tanda:
-

Gangguan pergerakkan bola mata ke arah luar

Diplopia homonim, yang menjadi lebih hebat bila mata digerakkan ke arah
luar.2

2). Kelumpuhan N. III


Tanda-tanda
-

Ptosis

Bola mata hampir tidak dapat bergerak atau terdapat keterbatasan bergerak ke
atas, nasal, dan sedikit ke arah bawah.

Mata berdeviasi ke temporal, sedikit ke bawah

Sedikit eksoftalmus

Crossed diplopia.

Penyebab:
Kelainan dapat terjadi pada setiap tempat dari korteks serebri ke otot. Kelainan
dapat berupa eksudat, perdarahan, periostitis, tumor, trauma, perubahan pembuluh
darah. Pada umunya disebabkan oleh lues yang dapat menyebabkan tabes,
23

ensafelitis, infeksi akut, diabetes melitus, penyakit sinus. Terjadinya dapat secara
tiba-tiba, tetapi perjalanan penyakitnya selalu menahun.2
b. Nonkomitan (Non paralitik)
Sudut deviasi tetap konstan pada berbagai posisi, mengikuti gerak mata yang
sebelahnya pada semua arah dan selalu berdeviasi dengan kekuatan yang sama.
Deviasi primer (deviasi pada mata yang sakit) sama dengan deviasi sekunder (deviasi
pada mata yang sehat).2
Pemeriksaan
1.

Anamnesa
Dalam mendiagnosis strabismus diperlukan anamnesis yang cermat, perlu ditanyakan
usia pasien saat ini dan usia pada saat onset strabismus, jenis onsetnya, jenis deviasi,
fiksasi dan yang tidak kalah penting yakni adanya riwayat strabismus dalam keluarga.2,5

2.

Ketajaman penglihatan
Pemeriksaan tajam penglihatan dengan menggunakan kartu Snellen.5

3.

Penentuan kelainan refraksi


Perlu dilakukan penentuan kesalahan refraksi sikloplegik dengan retinoslopi. Obat
standar untuk menghasilkan sikloplegia total pada anak berusia kurang dari dua tahun
adalah atropin yang dapat diberikan sebagai tetes atau salep mata 0,5% atau 1% dua kali
sehari selama 3 hari.2,5

4.

Inspeksi
Dapat memperlihatkan apakah strabismus yang terjadi konstan atau intermitan, bervariasi
atau konstan. Adanya ptosis dan posisi kepala yang abnormal juga dapat diketahui.2,5

5.

Uji strabismus

Uji Hirschberg
Pasien melakukan fiksasi terhadap suatu cahaya dengan jarak sekitar 33 cm, maka
akan terlihat refleks sinar pada permukaan kornea. Pada mata yang normal, refleks
24

sinar terletak pada kedua mata sama-sama di tengah pupil. Bila refleks cahaya
terletak di pinggir pupil, maka deviasinya 15. Bila di antara pinggir pupil dan
limbus, deviasinya 30. Bila letaknya di limbus, deviasinya 45.2,3

Gambar 4. Uji Hirschberg


(Diunduh dari http://www.vision-training.com)7

Uji Krimsky
Pasien melakukan fiksasi terhadap suatu cahaya. Sebuah prisma yang ditempatkan
didepan mata yang berdeviasi dan kekuatan prisma yang diperlukan untuk membuat
refleks cahaya terletak di tengah merupakan ukuran sudut deviasi.3,5

Uji tutup mata


Uji ini dilakukan untuk pemeriksaan jauh dan dekat, dan dilakukan dengan menyuruh
mata berfiksasi pada satu objek. Bila telah terjadi fiksasi, mata kiri ditutup dengan
lempeng penutup. Dalam keadaan ini mungkin terjadi:
i.

Mata kanan bergerak berarti mata tersebut mempunyai juling yang manifest. Bila
mata kanan bergulir ke nasal berarti terjadi eksotropia. Dan sebaliknya, bila
bergulir ke temporal berarti terjadi esotropia.

ii.

Mata kanan bergoyang, mungkin terjadi ambliopia.


25

iii.

Mata kanan tidak bergerak, mata dalam kondisi terfiksasi.3

Uji tutup mata berganti


Bila satu mata ditutup dan kemudian mata yang lain maka bila kedua mata berfiksai
normal maka matayang dibuka tidak bergerak. Bila terjadi pergerakan pada mata
yang baru dibuka berarti terdapat foria atau tropia.3

Uji tutup buka mata


Uji ini sama dengan uji tutup mata, dimana yang dilihat adalah mata yang ditutup.
Mata yang ditutup dan diganggu fusinya sehingga mata yang berbakat juling akan
menggulir.3

Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan terapi adalah pemulihan efek sensori yang merugikan (misal:
ambliopia), memperbaiki kedudukan bola mata, dan mendapatkan penglihatan binokuler yang
dapat dicapai dengan terapi medis atau bedah.2,5
1. Terapi medis2,5
i.

Terapi oklusi
Merupakan terapi ambliopia yang utama. Mata yang baik ditutup untuk merangsang
mata yang mengalami ambliopia.

ii.

Alat optik
Kacamata yang diresepkan secara akurat merupakan alat optil terpenting dalam
pengobatan strabismus. Klarifikasi citra retina yang dihasilkan oleh kacamata
memungkinkan mata menggunakan fusi alamiah sebesar-besarnya.

iii.

Ortoptik

2.

Terapi bedah

Prinsip operasi adalah melakukan reseksi pada otot yang terlalu lemah atau melakukan resesi
otot yang terlalu kuat.5

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke 4. Jakarta: FKUI, 2012
26

2. Radjiman T. Ilmu Penyakit Mata. Surabaya: Penerbit Airlangga,1984. h:1-8


3. Taylor JR, Elsworth JD, Lawrence MS, Sladek JR, Roth RH et al (1999) Spontaneous
blink rates correlate with dopamine levels in the caudate nucleus of MPTP-treated
monkeys. Exp Neurol 158:214220.
4. Encyclopdia Britannica. 2007. Encyclopdia Britannica, Inc. On-line at:
http://www.britannica.com/eb/article-9039122 (retrieved on september 16, 2012)
5. Pereira MVC, Gloria ALF. Lagophthalmos. Seminars in Ophthalmology 2010;25(3), 72
78
6. Bosniak, S. Principles and Practice of Ophthalmic Plastic and Reconstructive Surgery.
NY: W.B. Saunders; 1996,1(43):473.
7. Tsai SH, Yeh S, Chen LJ, Wu CH, Liao SL. Nocturnal Lagophthalmos. International
Journal of Gerontology, 2009;3(2): 89-95
8. Tuna SH, Gumus HO,Hersek N. Custom-made Gold Implant for Management of
Lagophthalmos: A Case Report. Eur J Dent 2008;2:294-298
9. Yucel EO, Arturk N, Botulinum toxin-A-induced protective ptosis in the treatment of
lagophthalmos associated with facial paralysis. Ophthal Plast Reconstr Surg
2012;28(4):258-260
10. Philip L. Custer, M.D. Ophthalmic Management of the Facial Palsy Patient. SEMINARS
IN PLASTIC SURGERY 2004;18:31-38

27

Anda mungkin juga menyukai