PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya,
pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo,
2005).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat
hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,
bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan
negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek
tertentu (Dewi & Wawan, 2010).
Kehamilan merupakan adanya perubahan fisik dari ibu akibat adanya perubahan akibat
perubahan keadaan hormon yang menyebabkan gejala-gejala seperti mual muntah. Sebagian
ibu hamil mengalami penyesuaian fisiologik dan metabolik selama mengandung yang sesuai
dengan proses anabolik yang terjadi dalam janin dan plasenta (Sarwono, 1997). Lamanya
masa kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu. Kehamilan melibatkan perubahan
fisik , emosional, serta perubahan sosial ibu di dalam keluarga (Prawirahardjo, 2010).
Gizi merupakah salah satu penentu kualitas SDM, kekurangan gizi akan menyebabkan
kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan produktifitas kerja
dan daya tahan tubuh, yang berakibat meningkatnya kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi
sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih didalam kandungan, bayi,
anak-anak, remaja dewasa sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan kelompok rawan,
karena membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya,
agar dapat melahirkan bayi yang sehat (Depkes, 2003).
Kehamilan merupakan periode kritis di mana gizi ibu hamil merupakan faktor penting
mempengaruhi kesehatan ibu dan janin (McGowan & McAuliffe, 2012). Status gizi dan
kesehatan ibu hamil yang baik sangat diperlukan untuk perkembangan janin (Santiago et al.,
2013). Ibu hamil sangat memerlukan gizi yang baik untuk memenuhi kalori sesuai dengan
kebutuhannya. Kebutuhan energi dan gizi selama kehamilan lebih tinggi daripada orang
dewasa. Kekurangan gizi yang kronis dan anemia pada ibu hamil juga dapat menyebabkan
berat bayi lahir rendah (BBLR). Berat bayi lahir rendah mempunyai risiko kematian yang
lebih besar daripada bayi lahir dengan berat normal pada masa neonatal maupun pada masa
bayi selanjutnya. Masalah gizi dan kematian ibu hamil juga sangat mempengaruhi angka
kematian bayi (Syafiq et al., 2007).
Jumlah Ibu Hamil pada Bulan Juli di Wilayah Puskesmas Kasihan I, Bantul sebanyak 805
orang, dan pada bulan Agustus sebanyak 437 orang. Prevelensi Ibu Hamil yang anemia pada
sebanyak 2,73 % kemudian di meningkat menjadi 14,80 % dengan jumlah Ibu Hamil KEK
sebanyak 93 orang di Tahun 2011. (Puskesmas Kasihan, 2015)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kehamilan merupakan masa yang penting karena akan menentukan kualitas seorang
anak. Selama masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh ibu baik secara anatomis,
fisiologis, maupun biokimia. Salah satu perubahan tersebut adalah pembentukan
jaringan-jaringan baru melalui beberapa tahapan. Jaringan tersebut berfungsi sebagai
pendukung yang mampu menjaga kelangsungan hidup janin (Hardinsyah dan
Martianto, 1992).
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hai yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat
badan ideal.
B.