Paper
Disusun oleh:
DAFTAR ISI
ii A.
1
B. Rumusan masalah........................................................................................
D. Pembahasan ................................................................................................
16
20
E. Kesimpulan ................................................................................................
22
23
A. Latar Belakang
Salah
satu
tujuan
didirikannya
Negara
adalah
untuk
memberikan
merdeka
dan
berdaulat
mempunyai
tujuan
dalam
menjalankan
wilayah,
semakin
besar
jumlah
penduduk
semakin
kompleks
kebutuhan masyarakat maka akan semakin besar dana yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan.
Selain dari itu, dalam rangka efektivitas pelaksanaan pembangunan di
segala bidang, demi tercapainya keselarasan dan keseimbangan seluruh kegiatan
pembangunan, maka diperlukan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya bagi
seluruh rakyat. Oleh karena itu tidak semua urusan pemerintahan dilaksanakan oleh
pemerintah pusat, akan tetapi daerah berikan kewenangan untuk mengurus rumah
tangganya sendiri.
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai salah satu sumber pendapatan
daerah dari pendapatan asli daerah, menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 bersambung dengan Pasal 158 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004, ditetapkan dengan Undang-Undang, yang pelaksanaanya di daerah diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Daerah. Kedua pasal tersebut merupakan penegasan dari apa
yang telah diatur oleh konstitusi tertulis, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 hasil
Amandemen, khususnya Pasal 23A yang menegaskan, bahwa pajak dan pungutan
lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.
Tujuan daripada reformasi terhadap peraturan perundang-undangan pajak dan
retribusi daerah adalah untuk menyederhanakan dan memperbaiki jenis dan struktur
perpajakan
daerah,
meningkatkan
pendapatan
3
daerah,
memperbaiki
sistem
perpajakan
nasional,
mengklasifikasikan
retribusi,
dan
kepada
pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau Badan. Nampak perbedaan yang cukup signifikan antara pajak
daerah dan retribusi daerah.
Berkaitan dengan pajak daerah dan retribusi daerah di dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diatur mengenai
jenis dari pajak daerah dan retribusi daerah, tata cara pemungutannya yang diatur
secara umum, objek, subjek, dan dasar pengenaan pajak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan
dikaji dalam paper ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
C. Tujuan Penulisan
4
h)
i)
j)
k)
pada ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang No. 28 Tahun 2009. Jenis Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat tidak dipungut apabila
potensinya kurang memadai dan/atau disesuaikan dengan kebijakan Daerah yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Khusus untuk Daerah yang setingkat dengan daerah provinsi, tetapi tidak
terbagi dalam daerah kabupaten/kota otonom, seperti Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, jenis Pajak yang dapat dipungut merupakan gabungan dari Pajak untuk
daerah provinsi dan Pajak untuk daerah kabupaten/kota.
Berikut adalah tabel tentang jenis pajak, objek pajak, dan subjek pajak
daerah sesuai dengan UU no. 28 Tahun 2009 :
No
1
Jenis Pajak
Pajak Provinsi :
a. Pajak
Kendaraan
Bermotor;
b. Bea Balik Nama
Kendaraan
Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar
Kendaraan
Bermotor;
d. Pajak
Permukaan;
e. Pajak Rokok.
Pajak kabupaten/kota
a. Pajak Hotel;
Air
Objek Pajak
Subjek Pajak
kepemilikan
dan/atau
penguasaan
Kendaraan
Bermotor.
penyerahan
kepemilikan
Kendaraan Bermotor.
Bahan
Bakar
Kendaraan
Bermotor yang disediakan atau
dianggap
digunakan
untuk
kendaraan bermotor, termasuk
bahan bakar yang digunakan
untuk kendaraan di air.
pengambilan
dan/atau
pemanfaatan Air Permukaan.
konsumsi rokok
pelayanan yang disediakan oleh
Hotel dengan pembayaran,
termasuk jasa penunjang sebagai
kelengkapan Hotel yang sifatnya
memberikan kemudahan dan
kenyamanan, termasuk fasilitas
olahraga dan hiburan.
7
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak
Jalan;
f.
Penerangan
Pajak
Mineral
Bukan Logam dan
Batuan;
g. Pajak Parkir;
i.
Pajak
Sarang
Burung Walet;
pengambilan
pengusahaan
Walet.
j.
dan/atau
Sarang Burung
6. Retribusi Daerah
Retribusi Daerah atau Retribusi adalah pungutan daerah (otonom) sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan.
Ciri-ciri :
a. Dipungut oleh pemerintah daerah, berdasarkan kekuatan peraturan perundangundangan.
b. Dapat dipungut apabila ada jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dan
dinikmati oleh orang atau badan.
9
JENIS RETRIBUSI
Jasa Umum :
a. Retribusi Pelayanan
Kesehatan;
b. Retribusi Pelayanan
Persampahan/Keber
sihan;
OBJEK RETRIBUSI
pelayanan yang disediakan atau
diberikan Pemerintah Daerah
untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi
atau Badan.
pelayanan
kesehatan
di
puskesmas, puskesmas keliling,
puskesmas pembantu, balai
pengobatan, rumah sakit umum
daerah, dan tempat pelayanan
kesehatan lainnya yang sejenis
yang dimiliki dan/atau dikelola
oleh Pemerintah Daerah, kecuali
pelayanan pendaftaran.
pelayanan
persampahan/
kebersihan
yang
diselenggarakan
oleh
Pemerintah Daerah, meliputi:
a) pengambilan/pengumpulan
sampah dari sumbernya ke
lokasi
pembuangan
sementara;
b) pengangkutan sampah dari
10
SUBJEK RETRIBUSI
orang pribadi atau Badan yang
menggunakan/menikmati
pelayanan jasa umum yang
bersangkutan.
c. Retribusi
Penggantian Biaya
Cetak Kartu Tanda
Penduduk dan Akta
Catatan Sipil;
d. Retribusi Pelayanan
Pemakaman
dan
Pengabuan Mayat;
e. Retribusi Pelayanan
Parkir di Tepi Jalan
Umum;
f.
Retribusi Pelayanan
Pasar;
g. Retribusi Pengujian
Kendaraan
Bermotor;
h. Retribusi
Pemeriksaan
Pemadam
Kebakaran;
i.
j.
Alat
Retribusi
Penggantian Biaya
Cetak Peta;
Retribusi
Penyediaan dan/atau
Penyedotan Kakus;
k. Retribusi
Pengolahan Limbah
Cair;
l.
Retribusi Pelayanan
Tera/Tera Ulang;
m. Retribusi Pelayanan
Pendidikan;
n. Retribusi
Pengendalian
Menara
Telekomunikasi.
2.
Jasa Usaha;
ketentuan
peraturan
perundangundangan,
yang
diselenggarakan
oleh
Pemerintah Daerah.
pelayanan pemeriksaan dan/atau
pengujian
alat
pemadam
kebakaran, alat penanggulangan
kebakaran,
dan
alat
penyelamatan
jiwa
oleh
Pemerintah Daerah terhadap
alat-alat pemadam kebakaran,
alat penanggulangan kebakaran,
dan alat penyelamatan jiwa yang
dimiliki dan/atau dipergunakan
oleh masyarakat.
penyediaan peta yang dibuat
oleh Pemerintah Daerah.
pelayanan penyediaan dan/atau
penyedotan
kakus
yang
dilakukan oleh Pemerintah
Daerah.
pelayanan pengolahan limbah
cair rumah tangga, perkantoran,
dan industri yang disediakan,
dimiliki,
dan/atau
dikelola
secara khusus oleh Pemerintah
Daerah dalam bentuk instalasi
pengolahan limbah cair.
a) pelayanan pengujian alatalat ukur, takar, timbang,
dan perlengkapannya; dan
b) pengujian barang dalam
keadaan terbungkus yang
diwajibkan sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundangundangan.
pelayanan
penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan teknis
oleh Pemerintah Daerah.
pemanfaatan
ruang
untuk
menara telekomunikasi dengan
memperhatikan
aspek
tata
ruang,
keamanan,
dan
kepentingan umum.
pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan
12
a. Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah;
b. Retribusi
Pasar
Grosir
dan/atau
Pertokoan;
c. Retribusi
Tempat
Pelelangan;
d. Retribusi Terminal;
e. Retribusi
Tempat
Khusus Parkir;
f.
Retribusi
Tempat
Penginapan/Pesangg
rahan/Villa;
g. Retribusi
Rumah
Potong Hewan;
pelayanan jasa
bersangkutan.
usaha
yang
h. Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan;
3.
i.
Retribusi
Rekreasi
Olahraga;
Tempat
dan
j.
Retribusi
Penyeberangan
Air;
di
k. Retribusi Penjualan
Produksi
Usaha
Daerah.
Perizinan Tertentu :
b. Retribusi
Izin
Mendirikan
Bangunan;
c. Retribusi
Izin
Tempat Penjualan
Minuman
Beralkohol;
d. Retribusi
Izin
Gangguan;
e. Retribusi
Trayek;
f.
Izin
termasuk
pengawasan
dan
pengendalian kegiatan usaha
secara terus-menerus untuk
mencegah terjadinya gangguan
ketertiban, keselamatan, atau
kesehatan umum, memelihara
ketertiban lingkungan, dan
memenuhi norma keselamatan
dan kesehatan kerja.
pemberian izin kepada orang
pribadi atau Badan untuk
menyediakan
pelayanan
angkutan penumpang umum
pada suatu atau beberapa trayek
tertentu.
pemberian izin kepada orang
pribadi atau Badan untuk
melakukan
kegiatan
usaha
penangkapan
dan
pembudidayaan ikan.
Jenis Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Perizinan Tertentu untuk Daerah
provinsi dan Daerah kabupaten/kota disesuaikan dengan kewenangan Daerah
masing-masing sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Jenis Retribusi Jasa Usaha untuk Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota disesuaikan dengan jasa/pelayanan yang diberikan oleh Daerah
masing-masing.
Rincian jenis objek dari setiap Retribusi diatur dalam Peraturan Daerah
yang bersangkutan.
8. Kriteria Retribusi
Selain jenis-jenis retribusi di atas, pemerintah pusat dapat berwenang pula
menetapkan jenis retribusi lain melalui Peraturan Pemerintah.
Kriteria retribusi adalah sebagai berikut:
a. Retribusi Jasa Umum:
a) Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi
Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu;
b) jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi;
15
c) jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau Badan yang
diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan
dan kemanfaatan umum;
d) jasa tersebut hanya diberikan kepada orang pribadi atau Badan yang
membayar retribusi dengan memberikan keringanan bagi masyarakat yang
tidak mampu;
e) Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai
penyelenggaraannya;
f) Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah
satu sumber pendapatan Daerah yang potensial; dan
g) pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan
tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.
b. Retribusi Jasa Usaha:
a) Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa
Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu;
b) jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang
seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau
terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum dimanfaatkan
secara penuh oleh Pemerintah Daerah.
c. Retribusi Perizinan Tertentu:
a) perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan
kepada Daerah dalam rangka asas desentralisasi;
b) perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan
umum; dan
c) biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan
biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut
cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan;
9. Dasar Hukum Sistem Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Setiap jenis pajak daerah yang diberlakukan di Indonesia harus
mempunyai dasar hukum yang kuat untuk menjamin kelancaran pengenaan dan
pemungutannya. Sesuai dalam penjelasan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang
Dasar Negara RI 1945 sebelum amandemen ditegaskan, bahwa penetapan
belanja mengenai hak rakyat untuk menentukan
nasibnya
sendiri,
maka
18
DAFTAR PUSTAKA
H.A.W. Widjaja, Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002
Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Gramedia,
Jakarta, 2007,
Jajat Djuhadiat S, Modul DPT III Pengantar Hukum Pajak, (Jakarta : Departemen
Keuangan-BPLK, 1993,
Machfud Sidik, Makalah Seminar Nasional, Desentralisasi Fiskal, Kebijakan,
Implementasi dan Pandangan ke Depan Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,
Yogyakarta, 20 April 2002
Mustaqiem, Pajak Daerah dalam Transisi Otonomi Daerah, FH UII Press, 2008
R. Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Eresco, Bandung, 1995
Rochmat Soemitro, Pengantar Singkat Hukum Pajak, PT. Eresco, Bandung. 1988
Soetandyo Wignjosoebroto,
Desentralisasi
dalam
Tata
Pemerintahan
Kolonial
Peraturan perundang-undangan
Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga atas Undangundang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan Undang-undang Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.