Anda di halaman 1dari 80

E.E.

D
Dr S. Mastutie R . SpM
Fakultas Kedokteran UNIMUS semarang

Konjungtiva
Merupakan jaringan mukosa
Terdiri atas :
Konjungtiva palpebra
Konjungtiva fornik
Konjungtiva bulbi

Konjungtiva

Konjungtiva palpebrae superior &


inferior
Melekat erat pada tarsus, cukup
tebal. Pemukaanya licin.
Fungsinya supaya bola mata
dapat bergerak dengan bebas.
Makin kebelakang perlekatan
makin tak erat, diisi dengan
jaringan ikat longgar

Konjungtiva diinnervasi oleh serabut-serabut sensibel


yang berasal dari n. trigeminus.
Vaskularisasi konjungtiva :
* Berasal dari cabang a. oftalmika.
Arkus palpebrae superior mempercabangkan
-A. konjungtiva posterior
-A. siliaris anterior, berjalan ke depan bersama
insertio m.rectus lateralis, msk bola mata di
limbus kornea, membntk kapiler yang
beranastomose dengan A. konjungtivalis
posterior.
-A. siliaris posterior longus yang memberi
juga vaskularisasi ke korpus siliaris.

Konjungtiva
Konjungtiva bulbi :
Sangat tipis dan transparan
sehingga vasa pada episklera
nampak dari luar.
Episklera adalah jaringan
pengikat longgar antara
konjungtiva bulbi dan kapsula
Tenoni. Konjungtiva bulbi
melekat erat pada tepi kornea
dan merupakan salah satu
fiksasi dari kornea.

Konjungtiva
Konjungtiva Fornik:
Batas antara konj. palpebra dan konj.
bulbi. Diisi oleh jaringan ikat longgar
dan lemak. Fornik superior terdapat
muara kecil-kecil dari saluran gld.
lakrimal.
Terdapat sel goblet yaitu kelenjar
asinotubuler yang menghasilkan
lapisan mukus ( tear film ).
Retrotarsal terdapat kelenjar-kelenjar :
-Kel Wolfring.
-Kel Krause.

Konjungtiva
Sekresinya seperti air mata ( akuos ) dan disebut gld
lakrimalis asesoria. Bersama lapisan mukus
membentuk tear film
Gunanya tear film ini :
1.Enzym lysozym yang bersifat bakterisida yang
menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri baik yang
saprofit maupun yang patogen.
2.Menyapu bersih semua kotoran dari bola mata.
3.Sebagai pelicin/lubrikasi.

Mata merah
Hyperaemie :
-Inflamasi : vasodilatasi aktif.
-Kongesti : vasodilatasi pasif
*Hyperaemie a. konjungtivalis posterior
disebut conjunctival injection
*Hyperaemie a. siliaris anterior disebut
pericorneal injection

Conjunctival injection

Pelebaran a.konjungtivalis post


Berkelokkelok,
mudah digerakkan
berpangkal pada fornik konjungtiva
dan puncaknya berada pada
limbus.
Cara mengecek :
Tekan pangkal arteri : anemis
sebentar.
Gerak-gerakkan konjungtiva bulbi :
ikut bergerak. Ini menandakan
letaknya superfisial. Warna :
merah muda

Pericorneal injection.

Mulai dari limbus dan menuju ke fornik


Tidak bisa digerakan kr letaknya
profunda.
Warna merah tua.
Pendek
Lurus
Terdapat
pada
radang
kornea
( profunda / superfisial ), iridoklitis dan
skleritis.

Perdarahan Konjungtiva
Kausa perdarahan:
- Dari vasa yang pecah.
- Dari penyakit darah.
- Dari robekan konjungtiva
- Pada anak kecil biasanya krn
batuk rejan (pertusis)

Edema Konjungtiva
(Chemosis conjunctivae)
Causa :
-Penyakit
konjungtiva
sendiri (radang).
-Penyakit sistemik :
-Penyakit ren dan cor.
-Neurovasculair
oedeem.
Pada
tarsus edema tak
dapat besar sekali.
Pada pembengkakan yang
hebat
kadang-kadang
sampai
menutupi
rima
palpebrae
dan
kornea,
menekuk keluar sehingga
mata tak dapat ditutup.

Simblefaron

Perlekatan konjungtiva bulbi dan


konjungtiva palpebra
Penyebab :
Trauma kimia
Syndroma Stevens Johnson

Pterygium

Merupakan proses degenerasi, terbentuk


jaringan fibrovaskuler
Lipatan konjungtiva ke kornea

Melanoma konjungtiva

KONJUNGTIVITIS
Adalah radang pada konjungtiva.
- Kausa : infeksi, trauma, allergi.
Infeksi :
-Bisa disebabkan oleh bermacam-macam kuman.
-Cara menentukan penyebab :
-Ambil sekret konjungtiva, lihat dibawah mikroskop.
-Lebih akurat ambil epitelnya
Tempat mikroorganisme :
1.Diluar epitel misal toksin dari staphylococcus
aureus.
2.Penetrasi ke epitel misalnya gonococcen.
3.Disamping penetrasi juga berproliferasi.
Terdapat pada kuman-kuman yang membentuk
granuloma misalnya tuberculosa, lepra dll.
-

KONJUNGTIVITIS

Terdapat tanda-tanda radang umum yaitu dolor,


tumor, rubor dan calor.
Calor panas , tak dapat diukur
Rubor merah berupa injeksi konjungtiva
Dolor berupa ngganjel, gatal, perih
Tumor sebagai proses eksudasi dan infiltrasi
berupa
Sekret
Bangunan patologis
Khemosis konjungtiva

KONJUNGTIVITIS

Gejala ( keluhan ) :
Merah
Ngeres / ngganjel
Keluar kotoran (nglodok)
Dempet waktu pagi hari
(O.K kotoran yang kering waktu tidur)

KONJUNGTIVITIS

Tanda (pemeriksaan) :
Conjunctival injection
Sekret (+) (akibat proses eksudasi)
Ada bangunan patologis pada konjungtiva
palpebra (akibat proses infiltrasi sel radang)
Khemosis

Sekret
Macam-macam sekret:

serous (cair bening)


mukus (kental bening elastis)
purulen (cair keruh kuning)
membran (keruh lengket pada dasar,
bila diangkat berdarah)
pseudomembran (keruh lengket pada
dasar, bila diangkat tak berdarah)
Sanguis (cair merah ada darah)

Sekret
Sekret serous
Encer seperti air
Penyebabnya virus.
Setelah dua / tiga hari dapat menjadi
mukopurulen, karena super infeksi dari
kuman komensal (daya tahan menurun
sehingga kuman komensal tumbuh tak
terkendali)

Sekret
Sekret mukous
kental, bening, elastis (bila ditarik dengan
ujung kapas),
penyebabnya biasanya karena proses
khronis/alergi
Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh.
Klinis : bila ditutul kapas akan lentur (elastis)
sebab terdiri dari fibrin

Sekret
Sekret purulen
Makin
ganas kumannya makin
purulen (nanah) mis : Gonococcen
Banyak sel yang mati, terutama
leukosit, dan jaringan nekrose
Kuman-kumannya type ganas, fibrin
sudah hancur.
Bila ditutul kapas, ia akan terhisap,
sifatnya seperti air, berwarna kuning
Campuran : mukopurulen, kental
berwarna kuning, elastis.
Penyebabnya : biasanya
kuman coccen yang lain.

Sekret
Sekret Pseudomembran
Seolah-olah seperti melekat pada konjungtiva
tetapi mudah diambil dan tak mengakibatkan
perdarahan.
Penyebabnya antara lain streptococcus
haemoliticus

Sekret
Sekret Membranosa :
Misal
: pada conjunctivitis
diphtherica.
Terbentuk sekret, sel - sel lepas
dan terbentuk jaringan nekrotik.
Terjadi defek konjungtiva.
Membran sukar dilepas dan
bila dipaksa akan berdarah
karena ada ulkus dibawahnya.

Sekret
Sekret Sanguis
Sekret bercampur darah.
Terdapat pada konjungtivitis karena virus
yang sangat virulent.
Sering disertai sekret purulent setelah dua/
tiga hari, karena ada super infeksi dari bakteri
komensal.

Pemeriksaan bakteriologis
Bahan untuk pembuatan preparat :
Sekret : didapat dg cara swap / diusap dengan lidi steril
Epitel : didapat dengan cara scraping yaitu mengambil
sebagian dari epitel konjungtiva.
Pengecatan :
-Sekret : biasanya cukup dicat dengan cat Gram kecuali
bila diduga disebabkan jamur, diphtheri,dll
-Epitel dicat dengan cat darah misalnya Giemsa, Wright.
Hasilnya : dapat dilihat jenis kuman dan inclusion body
(tanda dari konjungtivitis akibat virus).
-Dapat dilihat macam-macam lekosit :
-PMN : biasanya pd infeksi coccen yang pyocyaneus.
-Eosinofil : misal pada allergi.
-Makrofag : misal pada trachoma.

Bangunan patologis
Sebagai akibat proses infiltrasi sel radang

Bentuknya macam-macam :

papula

folikel

vesikel

excrecencies

concretio

flikten

pinguikula

Bangunan patologis

Papula :
Ujud kelainan yang menonjol dari
permukaan konjungtiva dengan
diameter kurang dari 5 mm, terjadi
akibat timbunan infiltrasi produk
radang, neutrofil, limfositt dan
leukosit yang lain

Bangunan patologis
Folikel:
Merupakan pembesaran
limfadenoid.
Besarnya rata - rata sama.
Tersusun berderet-deret.
Lebih sering di konjungtiva
palpebrae inferior

Bangunan patologis
Vesikel :
Karena terkumpulnya cairan. Batasnya tegas.
Kausa : proses degenerasi, penyakit virus
(herpes), combustio.

Bangunan patologis
Excrecensies :
Hipertrofi papiller (papula) di
palpebra superior.
permukaan datar, seperti bludru.
Kalau lebih besar dari biasa :
seperti batu yang disusun pada
tembok = cobble stone
pavement.
Warna : merah kasar.
Terdapat pada konjungtivitis
vernalis.

Bangunan patologis
Concretio :
Disini terdapat hipertrofi yang berlebihan dan
pemadatan sehingga berwarna putih seperti kapur.
Pemadatan ini dapat dicukil keluar.
Sering disebut lithiasis

Bangunan patologis
Flikten :
Lokasi : konjungtiva bulbi, limbus kornea
dan kornea.
Tonjolan berwarna putih kekuningan, berisi
limfosit, dengan tanda radang di sekitarnya.

Bangunan patologis
Pinguikula :
Merupakan proses
degenerasi
Kausa : iritasi kronis
misalnya debu, asap, angin.
Misalnya : tinggal dekat
pabrik.
Letak : pada konjungtiva
bulbi yang tak tertutup
palpebra.
Terjadi dari jaringan pengikat
hyalin / elastis.

KONJUNGTIVITIS

Adalah radang pada konjungtiva dengan kausa : infeksi, alergi


atau trauma

Pembagian:
KONJUNGTIVITIS AKUTA:
Konjungtivitis kataralis akut
Konjungtivitis purulenta
Konjungtivitis inklusi
Konjungtivitis membranosa
Konjungtivitis haemorhagik
KONJUNGTIVITIS KRONIK
Konjungtivitis kataralis kronik
Konjungtivitis flikten
Konjungtivitis vernalis
Konjungtivitis trakhomatosa
Konjungtivitis allergi

KONJUNGTIVITIS AKUTA
Konjungtivitis kataralis akut
Konjungtivitis yang paling sederhana sehingga
disebut konjungtivitis simplek.
Dibagi : Akut dan kronis.
Kausa : trauma, infeksi, allergi.

Konjungtivitis kataralis akut

Kausa : Virus (adenovirus)


Gejala-gejala :
Rubor, kalor, tumor, dolor sering juga terdapat
haemorrhagi subkonjungtiva.
Pada awalnya sekret cair (serous), karena eksudat
tidak mengandung fibrinsekret kental ( purulent )
sehingga kalau pagi mata menjadi dempet ( infeksi
sekunder kuman komensal ).
Bila purulent maka tidak termasuk konjungtivitis
kataralis tetapi telah termasuk konjungtivitis purulenta/
blenorrhoe).
Bila meluas ke kornea, terjadi keratitis marginalis,
kerato conjunctivitis epidemica=KCE
Bila disebabkan karena staphylococ maka letaknya
pada kornea bagian marginal bawah.

Konjungtivitis kataralis kronik

Kausa : staphylococcen, diplobacillus Morax-Axenfeld.


Kedua kuman ini di margo palpebrae menyebabkan
blefaritis ( terutama pada kantus internus dan eksternus
sehingga terjadi blefaritis angularis ).
Jadi konjungtivitis dapat menimbulkan blephritis dan
blefaritis juga dapat menimbulkan konjungtivitis
sehingga penyakit ini merupakan penyakit yang kronis,
terutama bila daya tahan penderita rendah
Terapi : drug of choice untuk coccen ialah penicilin dan
preparat sulfa .
Pada bentuk kronis, konjungtiva mengalami hipertrofi
dan terbentuk follikel pada konjungtiva palpebra

KONJUNGTIVITIS PURULENTA

Mula- mula serous / serosanguinis purulent.


Kausa : kuman yang virulent misalnya gonococc, meningococ,
inclusion virus (chlamidia spc).
Neiseria Gonorhoica :
- Inokulasi melalui hubungan sex
- Kontaminasi:
Tak langsung: melalui handuk, saputangan, jari
Langsung dari sumber infeksi.
Meningococ : kurang ganas dari GO.
Komplikasi : meningo-coccaemia meningitis.
Karakteristik GO :
- Hiperakut.
- Masa inkubasi : 48 jam - 5 hari.
- Dalam 2 hari palpebra dapat bengkak, disertai
khemosis.

Konjungtivitis gonorrhoika

Kausa : Neiseria gonorrhoeca, inkubasi 3 - 5 hari.


Cepat menjalar ke kornea, dimulai bagian atas karena forniks
atas lebih longgar sehingga pus lebih banyak terkumpul dan
toksin dari kuman merusak kornea mulai dari lapisan epitel.
( enzim proteolitik merusak dinding sel)
Cepat terjadi ulkus yang dapat perforasi (tanda perforasi : iris
prolaps, COA dangkal, TIO turun, bila sembuh akan
menyebabkan lekoma adherent),
Bila tak diobati dengan baik, kuman masuk kedalam sehingga
terjadi endoftalmitis (bila sembuh sendiri menjadi phtisis bulbi)
Pada bayi-bayi yang baru lahir, konjungtivitis hiperakut ini
disebut ophthalmia neonatorum (infantil purulent
conjunctivitis)
Terapi untuk GO :
Drug of choice = Penicillin 10.000 IU/cc ditetes tiap jam.
Diencerkan dari PPA 3 juta/botol(vial)

Konjungtivitis purulenta

Kausa : Inclusion virus. (Chlamidia trachomatosa)


Disebut juga konjungtivitis inklusi
Membedakan GO dan inclusion virus :
Dengan masa inkubasi : (melalui alloanamnesis )
Inclusion virus : 5-10/11 hari. (lihat dibawah)
Manifestasi lebih banyak di konjungtiva inferior, sembuh
dengan hipertrofi papilair.
Gonorrhoe : kurang dari 5 hari.
Bila ragu - ragu, obati saja untuk GO.
Bayi yang baru lahir, diberi profilaktik dengan ditetesi nitras
argenti 1-2% (metode Crede). Sekarang banyak dipakai
solutio protargol 5-10%, atau chloramphenicol tetes mata
Pada GO, biasanya org tuanya menderita urethritis GO.
Karena itu jangan lupa periksa dan obati orang tuanya.

INCLUSION CONJUNCTIVITIS

Manifestasi :
-Pada anak : konjungtivitis purulenta
-Pada orang dewasa : swimming pool conjunctivitis.
Pada anak-anak :
- Bangunan patologis konjungtiva : papillair.
- Asal : dari urethritis/endocervicitis non spesifik org tua
- Penularan : inokulasi.
- Perjalanan penyakit : akut hiperakut ( 10 hari 3 mgg )
Kadang-kadang bisa kronis : 3 minggu - 1 tahun.
Folikel : 3 bulan tak ada folikel (blm terbtk).
3 bulan : ada folikel.
Mikroskopis : Inclusion body (intrasel mukosa)
Banyak PMN terutama yang akut

INCLUSION CONJUNCTIVITIS

Pada orang dewasa :


- Terdapat folikel.
- Kausa ( berenang dalam swimming pool ) :
Kuman - Chlamydia trachomatosa
- Staphylococcus aureus
- Pneumococcus
- Sekret kemudian menjadi mukopurulent dan
purulent.
- Dapat menjadi kronis.

KONJUNGTIVITIS MEMBRANOSA

Membran : bila dikupas akan berdarah oleh karena


konjungtiva mengalami nekrosis.
Pseudomembran : dapat dilepas dengan mudah.
Dibedakan 3 bentuk :
1. Membran yang sangat tebal, sangat keruh.
Terdapat pada konjungtivitis karena coryne bacterium
diphtheriae atau dapat karena streptococcus haemolyticus.
Harus diDD dengan :
-Erythema multiforme.
-Pemphigus.
2. Membran yang sedang, tak begitu tebal
3. Benar-benar pseudomembran: tipis, transparan, mudah
dilepas. Misal pada : konjungtivitis vernalis, sangat kronis
dan mengalami eksaserbasi pada musim kemarau.

KONJUNGTIVITIS MEMBRANOSA
Konjungtivitis difteri :
Diduga berhubungan dengan diphtheri nasal / nasopharynx.
Mulai seperti konjungtivitis kataralis, 2-3 hari kemudian mulai
terlihat membran terutama pada konjungtiva palpebrae.
Pada konjungtiva bulbi : tak ada, kornea : jarang.
Diagnosa : mikroskopis.
Terapi : A.D.S.10-40.000 IU, tergantung keganasannya.
Konjungtivitis karena B streptococcus haemolyticus.
Kausa : -Eksogen : dari luar tubuh.
-Endogen : berasal dari fokus infeksi dalam tubuh.
Mencapai konjungtiva melalui jaringan pengikat. Karena itu diambil
sedikit epitel konjungtiva untuk pemeriksaan mikroskopis (scraping)
Gejala-gejala :
-Eksogen : gambaran seperti difteri tetapi lebih hebat. Sering
kornea ikut terkena.
-Endogen: kronis sehingga inflamasi tdk sehebat yang eksogen.
Terapi : Antibiotika dan preparat sulfa

KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS

Terdiri atas :
Conjunctivitis follicularis akut
Conjunctivitis follicularis kronik
Folikel : hipertrofi adenoid. (Jar. lymfe)
Syarat : harus ada jaringan limfoid.
Bayi kurang dari 3 bulan belum ada jaringan ini.
Pada anak-anak kecil sering membesar sebagai bagian
dari pembesaran jaringan limfoid yang umum. Misal
pada tonsilitis kronik.
Adanya folikel tanpa diikuti peradangan disebut follikulosis.
Terdapat pada konjungtiva inferior dan forniks.
Bila diikuti peradangan maka disebut konjungtivitis follikularis.

Konjungtivitis follikularis akut

Contoh :
-Inclusion conjunctivitis type dewasa.
(sudah dibahas)
-Kerato-conjunctivitis epidemica.
-Beal's conjunctivitis follicularis acuta.

Kerato-conjunctivitis epidemica

Banyak didapatkan.
Dapat menyebabkan epidemi.
Biasanya mulai dari kapal laut sehingga disebut
shipyard conjunctivitis.
Terjadi radang pada konjungtiva dan timbul folikel
bisa meluas dan menimbulkan infiltrat di kornea
Disertai pembesaran kelenjar lymfe preaurikuler
Penjalaran terjadi setelah hari ke 3-4 dan
menyebabkan keratitis pungtata superfisialis yang
mengelompok pada daerah sentral. Akibatnya visus
akan sangat menurun.
Mikroskopis :
-O.K penyebab virus maka terdapat inclusion body.
-Lekosit MN dan giant cell.
Terapi : Broad spectrum antibiotica, preparat sulfa

Beal's conjunctivitis follicularis


acuta

Gambaran klinis seperti keratoconjunctivitis tetapi folikel lebih


banyak di palpebra inferior.
Biasanya disertai limfadenopati
regional : - Praeaurikuler.
- Subaurikuler.
- Submentalis.
- Parotis.
Kausa : virus
Terapi : preparat sulfa,
simptomatis

Konjungtivitis Fliktenularis

Sinonim : konjungtivitis eksematosa/ skrofulose (kulit babi).


Biasanya diderita oleh anak 15 tahun.
Terdapat flikten : penonjolan pd konjungtiva bulbi (nasal / temporal),
5 mm, berisi infiltrasi limfosit berbatas tegas, dikelilingi injeksi
konjungtiva lokal disekitarnya.
Kausa: allergi terhadap basil TBC, Koch-Weeks bacil, Cacing perut
(dibuktikan dengan test lab)
Lokasi flikten :
-Pada konjungtiva bulbi: konjungtivitis flikten.
-Pada limbus kornea : kerato-conjunctivitis phlyctaenularis.
-Pada kornea : keratitis flikten.
Bila kronis residif di kornea, dapat membentuk flikten yang memberi
kesan seperti menjalar sehingga disebut Wonder phlyctaen
Bila didapat ke 3 nya : ophthalmia phlyctaenularis

Konjungtivitis Fliktenularis
Flikten dapat mengalami nekrosis sehingga terbentuk
ulkus, terutama pada kornea (jarang perforasi)
Tergantung letaknya :
- Superfisial :dapat sembuh sempurna tanpa bekas.
- Lebih dalam : sembuh dengan sikatrik.
- Ulkus kornea yang berjalan disertai neovaskularisasi
di atasnya disebut keratitis fasikulosa.
- Pembuluh darahnya disebut : pannus fliktenularis.
Mikroskopis : Banyak sekali eosinophyl dan limfosit
Pada flikten belum tentu
bisa didapatkan kumankuman sebab mungkin kausanya allergi.
Terapi :
-Kausal.
-Simptomatis : antihistamin

Konjungtivitis Fliktenularis

Konjungtivitis
Fliktenularis

Konjungtivitis follikularis kronik

Perjalanan penyakit : kronis.


Gejala inflamasi ringan, sekret hampir tak ada/sedikit
(mukous).
Kausa : tak diketahui. Mungkin disebabkan karena virus.
Faktor risiko :
-Kebersihan kurang,rumah yang berjejal, banyak
asap/debu.
-Refraksi anomali yang tak dikoreksi.
-Memang pembawaan mudah diserang.
Gambaran klinis : sukar dibedakan dengan follikulosis.
-Bisa pd konjungtiva palpebrae superior / inferior.
-Tak ada komplikasi pada kornea.
-Tak ada limfadenopati regional.
Terapi : anti radang dan/atau simptomatis

KONJUNGTIVITIS VERNALIS

Biasanya terdapat pada anak-anak.


Kadang-kadang terdapat pd dewasa muda ( 30 th).
Merupakan penyakit allergi, timbul terutama pada musim panas
(kemarau).
Sebabnya : - Mungkin karena udara yang panas,
banyak debu / kuman
- Yang pasti belum diketahui.
Karakteristik :
- Hipertrofi papil berbentuk seperti coble stone
pavement ( susunan batu kali)
- Hipertrofi jaringan ikat pada stratum papillare
degenerasi hyalin abu-abu/ biru keputihan.
- Kambuh pada musim panas, hilang pada musim
hujan

KONJUNGTIVITIS VERNALIS
Ada 2 type :
1. Type palpebra/tarsal : gambaran coble stone.
2. Type bulbair/limbal : hipertrofi papil pd limbus.
Ada yang mengatakan terjadi gelatinous
degenerasi.
Pada limbus melingkar menutupi limbus kornea.
Juga dapat menjalar ke cornea, terjadi keratitis
pungtata lalu menjalar ke subepithelial sehingga
disebut keratitis sub epithelial dari Tuan Tobgy.
Kausa : allergi. Diduga terhadap serbuk-serbuk bunga yang ada di
musim panas.
Terapi : - Antihistamin
-Antiphlogistik
.
- Kauterisasi
-Radiasi
- Operasi sampai di tarsus (eksisi)

Konjungtivitis follikularis toksika /


alergika

Terutama pada anak-anak kecil karena peka


terhadap suatu toksin.
Kausa : - Toksin mikroorganisme (coccen/ moraxaxenfeld).
- Obat-obatan : pilocarpin, eserin, miotikum
- Sulfas atropin: dermatitis allergi pada kulit
palpebra.
Dapat dicoba dengan patch test pada palpebra.
Keluhan : ada rasa gatal.

KONJUNGCTIVITIS VERNALIS

Type Palpebra

TRAKHOMA

Penyebabnya adalah : Chlamydia Trachomatosa (Virus)


Penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia stl GO dan
defisiensi vit A.
Terutama terdapat di dataran rendah dengan hawa
lembab misal di daerah pantai.
Pada keadaan kering, virus akan mati.
Banyak di Mesir dan Arab sehingga disebut Egyptian
conjunctivitis.
Karakteristik : kronis eksaserbasi, inflamasi ringan, gejala
yang menyolok gatal dan ngeres (seperti klilipen).
Sekret : mukous muko-purulen.

TRAKHOMA

Perjalanan penyakit : ada 4 stadium


-Stadium I
-Stadium II
-Stadium III
-Stadium IV

TRAKHOMA
Stadium I

Peradangan konjungtiva yang sukar


dibedakan dengan konjungtivitis yang lain.
Kemudian timbul bangunan patologis
benjolan kecil konjungtiva tarsalis, puncak
mendatar (granula).

Terdiri dari infiltrat limfosit dan makrofag.


Kadang-kadang terdapat pada forniks. Di sini
ia lebih bebas bergerak dan tekanan dari
sekitarnya tak besar sehingga bentuknya
lebih besar, menonjol dan bulat. Ini
disebut avisiones.

TRAKHOMA
Stadium II
Penyakit yang ditandai granula trakhoma : para trakchoma.
Pada trakhoma atas harus ada granula pd konj fornik nasal atas
dan folikel berbentuk polimorph.
Kronis, berbulan-bulan atau bertahun-tahun irritasi kronis
pada konjungtiva hipertrofi papiler, follikel berbagai ukuran
(polimorph) akhir std II mulai timbul keratitis trakhomatosa,
akibat gesekan kronis follikel polimorph pada kornea.
Keratitis trakhomatosa: infiltrat (pungtata) pd marginal atas,
tersusun membentuk bulan sabit, konkaf ke bawah dan
superfisial. Akibat iritasi kronis folikel neovaskularisasi
disebut pannus trakhomatosa.
Kadang-kadang terjadi ulkus yang superfisial dan tidak
mendalam.

Trachoma

Stadium II

TRAKHOMA
Stadium III
Folikel polimorph mulai masak (seperti bisul) pecah.
Bila infiltrasi folikel melewati membrana basalis sikatrik.
Harus dibedakan sikatrik karena trakhoma dan karena
sebab lain ( trauma mekanis, kimia, bekas operasi dll.).
Pada trakhoma di palpebra superior subtarsalis terdapat
sikatrik berderet dan bersambung-sambung seperti pita
akibat banyaknya granula yang pecah bersatu dan
konjungtiva menebal.
Sikatrik yang telah lama dan tebal retraksi sehingga
fornik konjungtiva dangkal, bulu mata tertarik mengarah
kedalam timbul enteropion dan trikhiasis.

Trakhoma Stadium III

TRAKHOMA
Stadium IV

Disebut metatrakhoma.
Entropion waktu berkedip bulu mata menggosok kornea timbul
keratitis sikatrik kornea yang tebal dan menyeluruh (lekoma total
Visus 1/~).
Rangsang kronis bulu mata pannus yg kasar (disebut pannus
crassus).
Selain itu retraksi jalan air mata dari kelenjar lakrima di daerah
forniks superior tersumbat w alau produksi air mata tetap, tetapi
bola mata menjadi kering keratinisasi dan deskuamasi (xerosis)
debu dan kotoran lain terkumpul sehingga menghancurkan permukaan
depan bola mata keratomalasia dan kebutaan.
Jadi yang menentukan stadium-stadium trakhoma ialah bentukanbentukan patologis pada konjungtiva superior

Trakhoma Stadium IV

TRAKHOMA

Kausa : Chlamidya trachomatosis (virus)


-Dapat menyerang semua umur.
-Penularan :
Melalui sekret pada std I.
Vektor : jari, handuk, tangan yang basah.
Predisposisi :
-Gizi yang kurang baik.
-Keadaan hygiene yang jelek.
Terapi :
-Meningkatkan kebersihan.
-Memperbaiki gizi.
-Obat-obatan : preparat sulfa.
-Antibiotika broad spectrum

Peny sistemik dng manifestasi di


konjungtiva
1.Leptotrikhosis
2.Tuberkulosis
3.Sifilis
4.Lmphogranulomae venereum
5.Tularaemia
6.Parinaud oculoglandular
follicularis

1.Leptotrikhosis :

Ada hipertrofi papiler


Banyak infiltrat berupa lesi fokal disertai nekrosis
warna abu-abu (titik-titik nekrosis) pd konjungtiva palpebrae
konjungtiva dan bulbi yg tak pernah mencapai superfisial
(jadi tak ada ulkus).
Mikroskopis :
Dengan pengecatan gram terlihat jamur berupa filamen
yang tak bercabang-cabang, biru dan dikelilingi oleh sel - sel
limfoid dan sel plasma
Anamnesis : sering tidur bersama kucing (di mulut kucing
banyak leptothrix).
Pembesaran gld preaurikularis yang besar sekali dan tak
pernah ada perforasi.
Sering disertai febris.
Terapi : Terhadap fungus : tak ada terapi lokal pada
mata untuk fungus sehingga terapinya sukar.
Dapat dicoba Amfoterisin B

2.Tuberkulosis

Asal : mungkin eksogen/endogen.


-Eksogen : misal jari yang kena basil tuberkel
-Endogen : fokal infeksi pada suatu tempat.
Klinis :
Terdapat nodula pada konjungtiva, warna abu-abu,
terbentuk ulkus.
Gejala-gejala hebat (bengkak pada konjungtiva).
Limfadenopati yang besar dan dapat pecah ( ada
pustulasi ).
Dapat menyebabkan kebutaan.
Terapi : Obat-obat anti tuberkulosis.

3.Sifilis

Jarang didapatkan.
Stadium I :
- Ulkus durum : sering tak terdiagnosa oleh dokter
- Terdapat limfadenopati preaurikuler
- Terapi : mudah dan cepat (bila diagnosis tepat)
Bila tidak diobati, ulkus dapat hilang tetapi penyakit
berjalan terus
Sifat ulkus : -Besar.
-Tepi meninggi.
-Dasar : abu-abu kotor, permukaan kasar.
Stadium II :
-Lesi/bercak putih agak meninggi, basah
(intertriginasi) dikelilingi daerah hyperaemie.
Stadium III : - Granuloma pada limbus kornea.
-Pecah : menimbulkan ulkus yang indolen.
-Limfadenopati regional sampai di servikal.

4. Limfogranuloma Venerum
-Kausa : Virus.
-Sifat : bendungan aliran limfe elefantiasis konjungtiva.

5.Tularaemia

Kausa : pasteurilla tularensis.


Vektor : rhodentia,kadang-kadang bisa oleh lalat.
Terberat dari semua lymhadenopathie.
MI sangat pendek ( 4 hr sp beberp minggu tergantung KU pasien )
Gejala-gejala :
- Hebat, palpebra bengkak
- Sekret hebat sampai sifatnya semi-membraneus.
- Terdapat limfogranuloma dimana-mana misal pada
konjungtiva, kornea dan terbentuk ulkus.
- Penderita demam, menggigil, sakit kepala, muntah.
- Limfhadenopati disertai suppurasi yang kronis, sampai
berbulan-bulan tak sembuh.
- Dapat terjadi sepsis yang mengancam jiwa penderita.
- Penyebaran cepat.

6. Okuloglandular folikularis Parinaud

1989 Tn.Parinaud menemukan suatu penyakit engan gejala-gejala :


- Limfogranuloma.
- Nodular infiltrat limfoid.
- Febris.
- Adenopathie.
Konjungtivitis unilateral.
Diduga terjadi melalui binatang (kucing)
Kausa : hampir semua kuman yang bisa menyebabkan
granuloma dapat menimbulkan sindroma ini
Misalnya: tuberkulosis, sifilis, limfogranuloma venereum,
tularaemie, jamur ( terbanyak ialah leptotrikhosis).
Gambaran klinis : MI : 3 - 7 hari, terjadi peradangan konjungtiva
dengan limfadenopati preaurikuler

PENYAKIT KONJUNGTIVA YANG MERUPAKAN


PENJALARAN PENYAKIT KULIT
1. ACNE ROSACEA
- Biasa berupa tanda akne di pipi, merah.
- Kausa : kelainan hormonal/gangguan tr digestivus.
- Konjungtivitis yang berpapil dan dapat menjadi ulkus.
Kornea berupa infiltrat pungtata, numularis, dapat terjadi
ulkus. Kadang-kadang disertai pannus = pannus rosacea.
-Terapi : -Hormonal.
-Diet : kurangi lemak dan karbohydrat.
-Menghindari zat-zat yang menyebabkan vasodilatasi
(alkohol, kopi, teh dll.)
-Banyak vitamin dan sayur-sayuran.
-Prognosis : dubia

PENYAKIT KONJUNGTIVA YANG MERUPAKAN


PENJALARAN PENYAKIT KULIT
2. PEMFIGUS
Terjadi konjungtivitis kronis dengan banyak bulla, pecah, maserasi, terjadi
sikatrik, retraksi, terjadi ektropion. Paling banyak di konjungtiva
palpebra inferior.
-Darah : eosinofil.
-Tak berbentuk follikel seperti pada trakhoma, kalau timbul pannus :
bisa mulai dari mana saja.
-Prognosis jelek : Biasanya fatal. Kalau hidup : buta / visus1/
3. ERITEMA MULTIFORME
Menyebabkan konjungtivitis katarralis, purulenta dan ulkus kornea.
Juga mungkin terjadi konjungtivitis semi membranosa sehingga
konjungtiva hancur sama sekali. Kadang-kadang terjadi simbklefaron /
ankiloblefaron
- Kausa : idiosinkrasi terhadap obat. (Steven Johnson Syndrom)
-Terapi : Antidotum obat tersebut, Antiflogistik, Antihistamin.
4. DERMATITIS HERPETIFORMIS
Dapat disebabkan oleh herpes simplek atau herpes zoster

TUMOR-TUMOR KONJUNGTIVA
BENIGNA:
Granuloma, terbanyak karena pecahnya khalasion.
Fibroma :
-Bisa pedunculated (bertangkai) dan disebut Polip.
-Letak : pada forniks konjungtiva.
-Terapi : ekstirpasi.
Angioma :
Naevus.
Lipoma.
Liymfoma.
Kista, terbanyak : dermoid cyste.
MALIGNA:
Carcinoma plano cornificans. (paling banyak ditemukan)
Letak : paling sering pada perbatasan epitel konjungtiva (transitional) ke
kornea (squameus complex). Bisa meluas ke kedua belah pihak.
Melanoma : - Dari luar (kulit)
- Dari dalam bola mata (Uvea).

Anda mungkin juga menyukai