D
Dr S. Mastutie R . SpM
Fakultas Kedokteran UNIMUS semarang
Konjungtiva
Merupakan jaringan mukosa
Terdiri atas :
Konjungtiva palpebra
Konjungtiva fornik
Konjungtiva bulbi
Konjungtiva
Konjungtiva
Konjungtiva bulbi :
Sangat tipis dan transparan
sehingga vasa pada episklera
nampak dari luar.
Episklera adalah jaringan
pengikat longgar antara
konjungtiva bulbi dan kapsula
Tenoni. Konjungtiva bulbi
melekat erat pada tepi kornea
dan merupakan salah satu
fiksasi dari kornea.
Konjungtiva
Konjungtiva Fornik:
Batas antara konj. palpebra dan konj.
bulbi. Diisi oleh jaringan ikat longgar
dan lemak. Fornik superior terdapat
muara kecil-kecil dari saluran gld.
lakrimal.
Terdapat sel goblet yaitu kelenjar
asinotubuler yang menghasilkan
lapisan mukus ( tear film ).
Retrotarsal terdapat kelenjar-kelenjar :
-Kel Wolfring.
-Kel Krause.
Konjungtiva
Sekresinya seperti air mata ( akuos ) dan disebut gld
lakrimalis asesoria. Bersama lapisan mukus
membentuk tear film
Gunanya tear film ini :
1.Enzym lysozym yang bersifat bakterisida yang
menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri baik yang
saprofit maupun yang patogen.
2.Menyapu bersih semua kotoran dari bola mata.
3.Sebagai pelicin/lubrikasi.
Mata merah
Hyperaemie :
-Inflamasi : vasodilatasi aktif.
-Kongesti : vasodilatasi pasif
*Hyperaemie a. konjungtivalis posterior
disebut conjunctival injection
*Hyperaemie a. siliaris anterior disebut
pericorneal injection
Conjunctival injection
Pericorneal injection.
Perdarahan Konjungtiva
Kausa perdarahan:
- Dari vasa yang pecah.
- Dari penyakit darah.
- Dari robekan konjungtiva
- Pada anak kecil biasanya krn
batuk rejan (pertusis)
Edema Konjungtiva
(Chemosis conjunctivae)
Causa :
-Penyakit
konjungtiva
sendiri (radang).
-Penyakit sistemik :
-Penyakit ren dan cor.
-Neurovasculair
oedeem.
Pada
tarsus edema tak
dapat besar sekali.
Pada pembengkakan yang
hebat
kadang-kadang
sampai
menutupi
rima
palpebrae
dan
kornea,
menekuk keluar sehingga
mata tak dapat ditutup.
Simblefaron
Pterygium
Melanoma konjungtiva
KONJUNGTIVITIS
Adalah radang pada konjungtiva.
- Kausa : infeksi, trauma, allergi.
Infeksi :
-Bisa disebabkan oleh bermacam-macam kuman.
-Cara menentukan penyebab :
-Ambil sekret konjungtiva, lihat dibawah mikroskop.
-Lebih akurat ambil epitelnya
Tempat mikroorganisme :
1.Diluar epitel misal toksin dari staphylococcus
aureus.
2.Penetrasi ke epitel misalnya gonococcen.
3.Disamping penetrasi juga berproliferasi.
Terdapat pada kuman-kuman yang membentuk
granuloma misalnya tuberculosa, lepra dll.
-
KONJUNGTIVITIS
KONJUNGTIVITIS
Gejala ( keluhan ) :
Merah
Ngeres / ngganjel
Keluar kotoran (nglodok)
Dempet waktu pagi hari
(O.K kotoran yang kering waktu tidur)
KONJUNGTIVITIS
Tanda (pemeriksaan) :
Conjunctival injection
Sekret (+) (akibat proses eksudasi)
Ada bangunan patologis pada konjungtiva
palpebra (akibat proses infiltrasi sel radang)
Khemosis
Sekret
Macam-macam sekret:
Sekret
Sekret serous
Encer seperti air
Penyebabnya virus.
Setelah dua / tiga hari dapat menjadi
mukopurulen, karena super infeksi dari
kuman komensal (daya tahan menurun
sehingga kuman komensal tumbuh tak
terkendali)
Sekret
Sekret mukous
kental, bening, elastis (bila ditarik dengan
ujung kapas),
penyebabnya biasanya karena proses
khronis/alergi
Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh.
Klinis : bila ditutul kapas akan lentur (elastis)
sebab terdiri dari fibrin
Sekret
Sekret purulen
Makin
ganas kumannya makin
purulen (nanah) mis : Gonococcen
Banyak sel yang mati, terutama
leukosit, dan jaringan nekrose
Kuman-kumannya type ganas, fibrin
sudah hancur.
Bila ditutul kapas, ia akan terhisap,
sifatnya seperti air, berwarna kuning
Campuran : mukopurulen, kental
berwarna kuning, elastis.
Penyebabnya : biasanya
kuman coccen yang lain.
Sekret
Sekret Pseudomembran
Seolah-olah seperti melekat pada konjungtiva
tetapi mudah diambil dan tak mengakibatkan
perdarahan.
Penyebabnya antara lain streptococcus
haemoliticus
Sekret
Sekret Membranosa :
Misal
: pada conjunctivitis
diphtherica.
Terbentuk sekret, sel - sel lepas
dan terbentuk jaringan nekrotik.
Terjadi defek konjungtiva.
Membran sukar dilepas dan
bila dipaksa akan berdarah
karena ada ulkus dibawahnya.
Sekret
Sekret Sanguis
Sekret bercampur darah.
Terdapat pada konjungtivitis karena virus
yang sangat virulent.
Sering disertai sekret purulent setelah dua/
tiga hari, karena ada super infeksi dari bakteri
komensal.
Pemeriksaan bakteriologis
Bahan untuk pembuatan preparat :
Sekret : didapat dg cara swap / diusap dengan lidi steril
Epitel : didapat dengan cara scraping yaitu mengambil
sebagian dari epitel konjungtiva.
Pengecatan :
-Sekret : biasanya cukup dicat dengan cat Gram kecuali
bila diduga disebabkan jamur, diphtheri,dll
-Epitel dicat dengan cat darah misalnya Giemsa, Wright.
Hasilnya : dapat dilihat jenis kuman dan inclusion body
(tanda dari konjungtivitis akibat virus).
-Dapat dilihat macam-macam lekosit :
-PMN : biasanya pd infeksi coccen yang pyocyaneus.
-Eosinofil : misal pada allergi.
-Makrofag : misal pada trachoma.
Bangunan patologis
Sebagai akibat proses infiltrasi sel radang
Bentuknya macam-macam :
papula
folikel
vesikel
excrecencies
concretio
flikten
pinguikula
Bangunan patologis
Papula :
Ujud kelainan yang menonjol dari
permukaan konjungtiva dengan
diameter kurang dari 5 mm, terjadi
akibat timbunan infiltrasi produk
radang, neutrofil, limfositt dan
leukosit yang lain
Bangunan patologis
Folikel:
Merupakan pembesaran
limfadenoid.
Besarnya rata - rata sama.
Tersusun berderet-deret.
Lebih sering di konjungtiva
palpebrae inferior
Bangunan patologis
Vesikel :
Karena terkumpulnya cairan. Batasnya tegas.
Kausa : proses degenerasi, penyakit virus
(herpes), combustio.
Bangunan patologis
Excrecensies :
Hipertrofi papiller (papula) di
palpebra superior.
permukaan datar, seperti bludru.
Kalau lebih besar dari biasa :
seperti batu yang disusun pada
tembok = cobble stone
pavement.
Warna : merah kasar.
Terdapat pada konjungtivitis
vernalis.
Bangunan patologis
Concretio :
Disini terdapat hipertrofi yang berlebihan dan
pemadatan sehingga berwarna putih seperti kapur.
Pemadatan ini dapat dicukil keluar.
Sering disebut lithiasis
Bangunan patologis
Flikten :
Lokasi : konjungtiva bulbi, limbus kornea
dan kornea.
Tonjolan berwarna putih kekuningan, berisi
limfosit, dengan tanda radang di sekitarnya.
Bangunan patologis
Pinguikula :
Merupakan proses
degenerasi
Kausa : iritasi kronis
misalnya debu, asap, angin.
Misalnya : tinggal dekat
pabrik.
Letak : pada konjungtiva
bulbi yang tak tertutup
palpebra.
Terjadi dari jaringan pengikat
hyalin / elastis.
KONJUNGTIVITIS
Pembagian:
KONJUNGTIVITIS AKUTA:
Konjungtivitis kataralis akut
Konjungtivitis purulenta
Konjungtivitis inklusi
Konjungtivitis membranosa
Konjungtivitis haemorhagik
KONJUNGTIVITIS KRONIK
Konjungtivitis kataralis kronik
Konjungtivitis flikten
Konjungtivitis vernalis
Konjungtivitis trakhomatosa
Konjungtivitis allergi
KONJUNGTIVITIS AKUTA
Konjungtivitis kataralis akut
Konjungtivitis yang paling sederhana sehingga
disebut konjungtivitis simplek.
Dibagi : Akut dan kronis.
Kausa : trauma, infeksi, allergi.
KONJUNGTIVITIS PURULENTA
Konjungtivitis gonorrhoika
Konjungtivitis purulenta
INCLUSION CONJUNCTIVITIS
Manifestasi :
-Pada anak : konjungtivitis purulenta
-Pada orang dewasa : swimming pool conjunctivitis.
Pada anak-anak :
- Bangunan patologis konjungtiva : papillair.
- Asal : dari urethritis/endocervicitis non spesifik org tua
- Penularan : inokulasi.
- Perjalanan penyakit : akut hiperakut ( 10 hari 3 mgg )
Kadang-kadang bisa kronis : 3 minggu - 1 tahun.
Folikel : 3 bulan tak ada folikel (blm terbtk).
3 bulan : ada folikel.
Mikroskopis : Inclusion body (intrasel mukosa)
Banyak PMN terutama yang akut
INCLUSION CONJUNCTIVITIS
KONJUNGTIVITIS MEMBRANOSA
KONJUNGTIVITIS MEMBRANOSA
Konjungtivitis difteri :
Diduga berhubungan dengan diphtheri nasal / nasopharynx.
Mulai seperti konjungtivitis kataralis, 2-3 hari kemudian mulai
terlihat membran terutama pada konjungtiva palpebrae.
Pada konjungtiva bulbi : tak ada, kornea : jarang.
Diagnosa : mikroskopis.
Terapi : A.D.S.10-40.000 IU, tergantung keganasannya.
Konjungtivitis karena B streptococcus haemolyticus.
Kausa : -Eksogen : dari luar tubuh.
-Endogen : berasal dari fokus infeksi dalam tubuh.
Mencapai konjungtiva melalui jaringan pengikat. Karena itu diambil
sedikit epitel konjungtiva untuk pemeriksaan mikroskopis (scraping)
Gejala-gejala :
-Eksogen : gambaran seperti difteri tetapi lebih hebat. Sering
kornea ikut terkena.
-Endogen: kronis sehingga inflamasi tdk sehebat yang eksogen.
Terapi : Antibiotika dan preparat sulfa
KONJUNGTIVITIS FOLIKULARIS
Terdiri atas :
Conjunctivitis follicularis akut
Conjunctivitis follicularis kronik
Folikel : hipertrofi adenoid. (Jar. lymfe)
Syarat : harus ada jaringan limfoid.
Bayi kurang dari 3 bulan belum ada jaringan ini.
Pada anak-anak kecil sering membesar sebagai bagian
dari pembesaran jaringan limfoid yang umum. Misal
pada tonsilitis kronik.
Adanya folikel tanpa diikuti peradangan disebut follikulosis.
Terdapat pada konjungtiva inferior dan forniks.
Bila diikuti peradangan maka disebut konjungtivitis follikularis.
Contoh :
-Inclusion conjunctivitis type dewasa.
(sudah dibahas)
-Kerato-conjunctivitis epidemica.
-Beal's conjunctivitis follicularis acuta.
Kerato-conjunctivitis epidemica
Banyak didapatkan.
Dapat menyebabkan epidemi.
Biasanya mulai dari kapal laut sehingga disebut
shipyard conjunctivitis.
Terjadi radang pada konjungtiva dan timbul folikel
bisa meluas dan menimbulkan infiltrat di kornea
Disertai pembesaran kelenjar lymfe preaurikuler
Penjalaran terjadi setelah hari ke 3-4 dan
menyebabkan keratitis pungtata superfisialis yang
mengelompok pada daerah sentral. Akibatnya visus
akan sangat menurun.
Mikroskopis :
-O.K penyebab virus maka terdapat inclusion body.
-Lekosit MN dan giant cell.
Terapi : Broad spectrum antibiotica, preparat sulfa
Konjungtivitis Fliktenularis
Konjungtivitis Fliktenularis
Flikten dapat mengalami nekrosis sehingga terbentuk
ulkus, terutama pada kornea (jarang perforasi)
Tergantung letaknya :
- Superfisial :dapat sembuh sempurna tanpa bekas.
- Lebih dalam : sembuh dengan sikatrik.
- Ulkus kornea yang berjalan disertai neovaskularisasi
di atasnya disebut keratitis fasikulosa.
- Pembuluh darahnya disebut : pannus fliktenularis.
Mikroskopis : Banyak sekali eosinophyl dan limfosit
Pada flikten belum tentu
bisa didapatkan kumankuman sebab mungkin kausanya allergi.
Terapi :
-Kausal.
-Simptomatis : antihistamin
Konjungtivitis Fliktenularis
Konjungtivitis
Fliktenularis
KONJUNGTIVITIS VERNALIS
KONJUNGTIVITIS VERNALIS
Ada 2 type :
1. Type palpebra/tarsal : gambaran coble stone.
2. Type bulbair/limbal : hipertrofi papil pd limbus.
Ada yang mengatakan terjadi gelatinous
degenerasi.
Pada limbus melingkar menutupi limbus kornea.
Juga dapat menjalar ke cornea, terjadi keratitis
pungtata lalu menjalar ke subepithelial sehingga
disebut keratitis sub epithelial dari Tuan Tobgy.
Kausa : allergi. Diduga terhadap serbuk-serbuk bunga yang ada di
musim panas.
Terapi : - Antihistamin
-Antiphlogistik
.
- Kauterisasi
-Radiasi
- Operasi sampai di tarsus (eksisi)
KONJUNGCTIVITIS VERNALIS
Type Palpebra
TRAKHOMA
TRAKHOMA
TRAKHOMA
Stadium I
TRAKHOMA
Stadium II
Penyakit yang ditandai granula trakhoma : para trakchoma.
Pada trakhoma atas harus ada granula pd konj fornik nasal atas
dan folikel berbentuk polimorph.
Kronis, berbulan-bulan atau bertahun-tahun irritasi kronis
pada konjungtiva hipertrofi papiler, follikel berbagai ukuran
(polimorph) akhir std II mulai timbul keratitis trakhomatosa,
akibat gesekan kronis follikel polimorph pada kornea.
Keratitis trakhomatosa: infiltrat (pungtata) pd marginal atas,
tersusun membentuk bulan sabit, konkaf ke bawah dan
superfisial. Akibat iritasi kronis folikel neovaskularisasi
disebut pannus trakhomatosa.
Kadang-kadang terjadi ulkus yang superfisial dan tidak
mendalam.
Trachoma
Stadium II
TRAKHOMA
Stadium III
Folikel polimorph mulai masak (seperti bisul) pecah.
Bila infiltrasi folikel melewati membrana basalis sikatrik.
Harus dibedakan sikatrik karena trakhoma dan karena
sebab lain ( trauma mekanis, kimia, bekas operasi dll.).
Pada trakhoma di palpebra superior subtarsalis terdapat
sikatrik berderet dan bersambung-sambung seperti pita
akibat banyaknya granula yang pecah bersatu dan
konjungtiva menebal.
Sikatrik yang telah lama dan tebal retraksi sehingga
fornik konjungtiva dangkal, bulu mata tertarik mengarah
kedalam timbul enteropion dan trikhiasis.
TRAKHOMA
Stadium IV
Disebut metatrakhoma.
Entropion waktu berkedip bulu mata menggosok kornea timbul
keratitis sikatrik kornea yang tebal dan menyeluruh (lekoma total
Visus 1/~).
Rangsang kronis bulu mata pannus yg kasar (disebut pannus
crassus).
Selain itu retraksi jalan air mata dari kelenjar lakrima di daerah
forniks superior tersumbat w alau produksi air mata tetap, tetapi
bola mata menjadi kering keratinisasi dan deskuamasi (xerosis)
debu dan kotoran lain terkumpul sehingga menghancurkan permukaan
depan bola mata keratomalasia dan kebutaan.
Jadi yang menentukan stadium-stadium trakhoma ialah bentukanbentukan patologis pada konjungtiva superior
Trakhoma Stadium IV
TRAKHOMA
1.Leptotrikhosis :
2.Tuberkulosis
3.Sifilis
Jarang didapatkan.
Stadium I :
- Ulkus durum : sering tak terdiagnosa oleh dokter
- Terdapat limfadenopati preaurikuler
- Terapi : mudah dan cepat (bila diagnosis tepat)
Bila tidak diobati, ulkus dapat hilang tetapi penyakit
berjalan terus
Sifat ulkus : -Besar.
-Tepi meninggi.
-Dasar : abu-abu kotor, permukaan kasar.
Stadium II :
-Lesi/bercak putih agak meninggi, basah
(intertriginasi) dikelilingi daerah hyperaemie.
Stadium III : - Granuloma pada limbus kornea.
-Pecah : menimbulkan ulkus yang indolen.
-Limfadenopati regional sampai di servikal.
4. Limfogranuloma Venerum
-Kausa : Virus.
-Sifat : bendungan aliran limfe elefantiasis konjungtiva.
5.Tularaemia
TUMOR-TUMOR KONJUNGTIVA
BENIGNA:
Granuloma, terbanyak karena pecahnya khalasion.
Fibroma :
-Bisa pedunculated (bertangkai) dan disebut Polip.
-Letak : pada forniks konjungtiva.
-Terapi : ekstirpasi.
Angioma :
Naevus.
Lipoma.
Liymfoma.
Kista, terbanyak : dermoid cyste.
MALIGNA:
Carcinoma plano cornificans. (paling banyak ditemukan)
Letak : paling sering pada perbatasan epitel konjungtiva (transitional) ke
kornea (squameus complex). Bisa meluas ke kedua belah pihak.
Melanoma : - Dari luar (kulit)
- Dari dalam bola mata (Uvea).