Anda di halaman 1dari 27

TEKNIK SARANA JALAN RAYA

Sistem Pembuangan dan Sistem Kelistrikan


Disusun Oleh :
M. Rimba Raya Alam P. (14.01.084)
Monica Wahyu C. D (14.01.085)
M. Gozal D. T (14.01.086)
Nur Julian M (14.01.087)
Putri Mayasarah (14.01.088)
Sherly Nandya Putri (14.01.090)
Viky Febrian (14.01.091)
Yazir Ulia (14.01.092)

Kelas 2C
D-IV Transportasi Darat
SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT
2015

SISTEM PEMBUANGAN

PENGERTIAN
Sistem pembuangan adalah saluran untuk membuang sisa hasil pembakaran pada
mesin pembakaran dalam. Sistem pembuangan pada kendaraan terdiri dari
beberapa komponen, minimal terdiri dari satu pipa pembuangan yang di indonesia
di kenal dengan nama knalpot yang di adopsi dari bahasa Belanda yang artinya
saringan udara.

FUNGSI
Fungsi system gas buang adalah:

Untuk menyalurkan gas buang hasil pembakaran ke atmosfer;


Meningkatkan tenaga mesin;
Menurunkan panas;
Meredam suara mesin

DESAIN

Desain saluran pembuangan dirancang untuk menyalurkan gas hasil pembakaran


mesin ke tempat yang aman bagi pengguna mesin. Gas hasil pembakaran
umumnya panas, untuk itu saluran pembuangan harus tahanpanas dan sangat cepat
melepaskan panas. Saluran pembuangan tidak boleh melewati atau berdekatan
dengan material yang mudah terbakar atau mudah rusak karena panas. Meskipun
kelihatanya sederhana, tetapi sistem pembuangan cukup berpengaruh terhadap
performa mesin.
KOMPONEN UTAMA

Kepala silinder, komponen ini merupakan komponen yang berhubungan


langsung dengan pipa pembuangan awal. hal ini berbeda konstruksi
apabila kita berbicara pada mesin dua langkah, dimana saluran
pembuangan ditempatkan dibagian bawah dinding silender. hal ini
mungkin agak sedikit membingungkan bagi para pemula, tapi bikers
sekalian akan mengerti apabila melihat langsung seperti apa perbedaan
nya.

Exhaust manifold atau exhaust header, komponen ini merupakan pipa yang
terbuat dari bahan khusus yang tahan pada suhu tinggi. pipa ini
berhubungan langsung dengan kepala silinder saluran exhaust jadi
temperaturnya sangat tinggi dan berbahaya apabila kita menyentuhnya
dalam kondisi panas.

Catalytic converter, komponen ini merupakan komponen yang sangat


penting untuk zaman kita saat ini, karena dengan banyak nya kendaraan
yang ada dibumi kita ini yang menghasilkan HC, NO x dan CO yang sangat
berbahaya untuk kesehatan, komponen ini menurunkan konsentrasi
tingkatan berbahaya dari udara hasil pembakaran yang terjadi. atau bahasa
ilmiahnya untuk menurunkan kadar gas beracun, CO, HC dan NOx

Knalpot, orang indonesia biasanya memukul rata bahwa yang namanya


saluran atau sistem pembuangan adalah knalpot, tapi pada fakta nya dua

bahasa itu sangat jauh berbeda. knalpot adalah pipa untuk mengalirkan gas
hasil pembakaran.

Peredam suara atau disebut juga muffler, komponen ini sangat penting
untuk kenyamanan anda dan orang-orang yang ada disekitar kendaraan
anda, karena komponen ini berfungsi untuk meredam suara yang
dihasilkan dari proses pembakaran yang terjadi di ruang bakar. Pada
sepeda motor, peredam bunyi ada di dalam knalpot sedangkan pada mobil
umumnya terlihat dengan jelas berupa tabung sebelum ujung pipa
pembuangan.
Peredam suara (Muffer) biasanya terbagi dua jenis, yaitu:
a.

Jenis Lurus (Straight Though)


Jenis ini terdiri dari sebuah pipa lurus yang dilingkupi pipa
berdiameter lebih besar.

b.

Jenis berbelok (Reverse Flow)


Jenis ini terdiri dari potongan-potongan pipa yang pendek dan
sekat-sekat penahan (baffles) guna menekan gas buang maju dan
mundur sebelum keluar. Peredam seperti ini menciptakan suatu
ruang pemuaian yang dapat mengurangi suara gas buang dan
menahan semburan api.
Fungsi : Menurunkan tekanan dan temperatur sehingga tidak
menimbulkan suara ledakam.
Gas buang :
Tekanan 3-5kg/cm
Suhu 600-800 c
Isi muffler :
Selain itu ada opsional komponen berupa Turbo charger yang

menggunakan

tenaga

atau energi yang

memutar turbin agar udara yang

akan

masih

dimasukkan

tersisa
ke

ruang

untuk
bakar

bertekanan sehingga mesin akan menghasilkan tenaga yang lebih besar.

TEKNOLOGI BAHAN BAKAR UNTUK KENDARAAN BERMOTOR


Dilihat dari fungsi kendaraan bermotor, yang dituntut selalu mampu bergerak
(mobile) ke seluruh penjuru jalan yang dikehendaki, maka kendaraan bermotor
tersebut mememrlukan jenis bahan bakar yang bukan saja memenuhi syarat
kesempurnaan pembakaran, melainkan juga harus mudah dibawa, relatif ringan,
mudah malakukan pengisian kembali, masih banyak lagi. Bahan bakar yang
memenuhi kriteria tersebut adalah bahan bakar minyak. Namun dewasa ini, bahna
bakar fosil ini mengalami berbagai kendala, antara lain: keterbatasan sumber yang
tersedia, tidak dapat diperbaharui, menimbulkan pencemaran udara yang dapat
mengganggu kehidupan manusia serta keseimbangan lingkungan dan lain
sebagainya. Salah satu zat pencemar yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak
pada waktu itu adalah munculnya timah hitam yang sengaja dicampurkan pada
bahan bakar minyak itu. Dengan kenyataan tersebut maka pakar otomotif
bekerjasama dengan pakara pakar energi menciptakan bahan bakar minyak yang
memenuhi persyaratan motor bakar tanpa mengandung timah hitam.
Jenis Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Di Indonesia jenis bahan bakar yang secara komersial telah diperkenalkan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kategori yakni:
a.

Bensin (gasoline)

b.

Solar

c.

Gas

Dilihat dari kadar zat pencemar udara yang dihasilakna dari hasil pembakaran
bahan bakar tersebut, masing-masing memiliki keunggulan maupun kelemahan
sesuai dengan karekteristik serta sistem pembakaran.
a.

Bahan Bakar Bensin (Gasolin)


Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar hasil tambang yang telah diproses pada
kilang minyak. Beberapa sifat utama bensin adalah:

Mempunyai bakar yang tinggi;

Mempunyai kesanggupan menguap pada suhu rendah;

Campuran antara oksigen dan bahan bakar dapat terbakar dengan segera;

b.

Bahan Bakar Diesel (Solar)


Prinsip pembakaran pada motor diesel adalah karena terbakar dengan sendirinya
antara campuran solar yang dinjeksikan (dikabutkan) dengan udara yang
dimasukkan ke ruang bakar hampir secara adiabatik. Zat pencemar karbon
monoksida yang dihasilkan oleh motor disel melalui gas buangannya sangat
kecill, karena biasanya mesin disel bekerja dengan kelebihan udara. Tetapi disisi
lain, akan terbentuk nitrogen oksida. Kualitas penyalaan bahan bakar disel dapat
diperhatikan dengan penambahan sejumlah kecil zat kimia tertentu, misalnya
nitrat organik, dan peroksida (contoh amilnitrat, asetoperoksida). Asap yang
dipancarkan oleh motor disel adalah partikulat dalam gas buangan yang berisi
PAHs dan jelaga. Gas buangan yang berasap hitam merupakan / menandakan
kegagalan pembakaran atau adanya pembentukan karbon diruang bakar atau
kerusakan lainnya. Pembentukan jelaga pada pengoperasian mesin disel pada
beban penuh dapat dikurangi dengan mengurangi beban mesin. Pada beban
rendah, motor disel bekerja dengan campuran miskin, sehingga kemungkinan
timbulnya jelaga dapat diperkecil. Oleh karena daya maksimum yang dapat
dihasilkan oleh motor disel dilihat dari kehitaman warna asap gas buangannya.
Jelaga berwarna hitam yang dipancarkan melalui gas buangan motor disel harus

dihindari, karena bukan saja mengganggu lalu lintas, tetapi juga mengandung
karsinogen yang dapat menyebabkan penyakit kanker pada manusia.
c.

Bahan Bakar Gas (BBG) / Compressed Natural Gas (CNG)


Hampir semua emzim kendaraan bermotor dapat diubah bahan bakarnya dengan
bahan bakar gas (BBG) yang menghasilkan polusi lebih rendah. Penggunaan
bahan bakar gas (BBG) pada kendaraan bermotor dapat mengurangi kadar karbon
monoksida (CO) sebanyak 90% dan kadar hidrokarbon (HC) 40%. Hal ini terjadi
karena penggunaan BBG sangat memungkinkan terjadinya campuran udara-bahan
bakar lebih merata, sehingga pembakaran dapat terjadi secara sempurna.
DASAR-DASAR PEMBAKARAN MOTOR BENSIN
Motor bensin adalah sebuah pesawat yang memanfaatkan tenaga panas diubah
menjadi tenaga mekanis. Tenaga panas tersebut diperoleh dari hasil pembakaran
yang terjadi pada motor itu sendiri.
Proses pembakaran pada motor bensin terjadi diatas torak di dalam silinder, oleh
karena itu proses suplay, proses pembakaran dan proses setelah pembakaran
merupakan suatu rentetan peristiwa yang cermat dan tepat sehingga pembakaran
pada ruang tertutup tersebut dapat terjadi dengan tepat.
Pemberian bahan bakar pada motor harus memenuhi syarat umum sebagai
berikut:

Jumlah campuran harus tepat dengan kebutuhan;

Perbandingan bahan bakar dan udara harus sesuai;

Kwalitas pencampuran (homogenitas) yang tepat;


Ada beberapa peristiwa/ masalah yang dapat mempengaruhi pembakaran apabila
ketiga factor tersebut diabaikan, yaitu:

a.

Banjir
Istilah ini adalah suatu peristiwa dimana jumlah campuran yang masuk ke ruang
bakar melebihi dan pembakaran tidak terjadi dengan normal, akibatnya:

Boros bahan bakar;

Tenaga motor tidak maksimal;

b.

Campuran Kaya ataupun Kurus

Campuran kaya
Istilah ini adalah suatu peristiwa dimana bahan bakar bensin lebih banyak dari
udara.

Campuran Kurus
Istilah ini adalah suatu peristiwa dimana udara lebih banyak dari bensin.

c.

Campuran Ideal
Istilah ini adalah perbandingan antara udara dan bensin sesuai dengan kondisi
kerja mesin;
Perbandingan campuran bensin dan udara pada umumnya dinyatakan berdasarkan
perbandingan berat bensin dengan berat udara, apabila terjadi penyimpangan
perbandingan campuran, misalnya campuran kaya atau campuran kurus,
diperlukan penyetelan yang tepat pada komponen karburator.

EMISI GAS BUANG KENDARAAN MOTOR BENSIN


Emisi zat pencemar udara yang berasal dari kendaraan bermotor bersumber dari:
1.

Blow by gas merupakan gas yang lolos kedalam ruang engkol melalui celah
antara ring piston dan silinder ketika terjadi langkah kompresi.

Berupa gas Hydrocarbon (HC)

Bila dibiarkan didalam engkol bisa merusak kualitas oli

Dimasukkan lagi kedalam ruang bakar melalui PCV valve

2.

Evaporated fuel merupakan penguapan bensin dari dalam tangki maupun ruang
pelampung dalam karburator

Berupa gas Hydrocarbon (HC)

Bisa dimasukkan kedalam saluran intake untuk dibakar didalam mesin melalui
EVAP system

3.

Emisi gas buang merupakan gas hasil pembakaran di dalam mesin dan
dikeluarkan melalui saluran pembuangan (knalpot)

Gas buang: CO2, H2O, O2, HC, CO, NOx, Pb, SOx dll

Emisi: HC (Hydro Carbon), CO (Carbon Monoxide), NOx (Nitrogen Oxide),


SOx (Sulfur-oxide), Pb dan lain-lain

Zat pencemar udara utama yang terkandung dalam gas buangan kendaraan
bermotor pada umumnya terdiri dari:
-

Karbon Monoksida (CO)

Karbon Dioksida (CO2)

Hidrokarbon (HC)

Nitrogen Oksida (NOx)

Partikulat
Sedang zat pencemar udara lainnya, seperti sulfur oksida (SOx) dan senyawa
timah hitam (Pb) biasanya berasal dari bahan bakar yang digunakan oleh
kendaraan bermotor tersebut.

a.

Karbon Monoksida (CO)


Pembentukan karbon monoksida di ruang bakar disebabkan oleh proses
pembakaran yang tidak sempurna. Oleh karena itu besar atau kecilnya jumlah
karbon monoksida yang dihasilkan oleh setiap kendaraan tersebut sangat
tergantung pada tingkat kesempurnaan proses pembakaran. Sebagai salah satu
contoh, dapat dijelaskan proses terjadinya pembakaran bahan bakar bensin (C8H18)
pada ruang enjin otto. Proses permbakaran dapat terjadi sempurna jika kebutuhan
oksigen / udara untuk membakar bahan bakar bensin tersebut dijaga pada rasio
yang memadai.
Oleh karena itu agar proses pembakaran tersebut terjadi secara sempurna, harus
memenuhi reaksi kimia tersebut :
2C8H18 + 25O2 16CO2 + 18H2O
Artinya:
Untuk membakar secara sempurna 2 molekul C8H18 diperlukan 25 molekul O 2.
Dengan perkataan lain, untuk membakar sempurna 228 gr C8H18diperlukan
oksigen seberat 800 gr atau 1 gr C8H18 memerlukan 3,5 gr oksigen.

b.

Karbon dioksida (CO2)


Karbon dioksida (CO2) merupakan hasil pembakaran antara bahan bakar dengan
udara di ruang bakar. Karbon dioksida selalu terbentuk disepanjang proses
pembakaran berlangsung.

c.

Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon (HC) terbentuk karena adanya bahan bakar yang tidak terbakar pada
saat proses pembakaran.

d.

Nitrogen Oksida (NOx)


Nitrogen oksida (NOx) dihasilkan senyawa nitrogen dan oksida yang terkandung
di udara dari capuran udara-bahan bakar. Kedua unsur tersebut bersenyawa jika
temperatur didalam ruang bakar diatas 1.800OC. 95% dari Nox yang terdapat
pada gas buangan berupa nitric oxide (NO) yang terbentuk di dalam ruang bakar,
dengan reaksi kimia beriku: N2 + O2 2NO
Nitric oxide ini selanjutnya bereaksi dengan oksigen diudara membentuk nitrogen
dioksida (NO2). Dalam kondisi normal, nitrogen (N2) akan stabil berada diudara
atmosfer sebesar hampir 80%, namun dalam keadaan temperatur tinggi (diatas
sekitar 1.800 C) dan pada konsentrasi oksigen yang tinggi, maka nitrogen
bereaksi dengan oksigen membentuk NO. Pada kondisi ini maka konsentrasi NOx
justru akan semakin besar pada proses pembakaran yang sempurna.

e.

Sulfur Oksida (SOx) dan Senyawa Timah Hitam


Besarnya zat pencemar sulfur oksida (SOx) dan senyawa timah hitam sangat
dipengaruhi oleh kualitas bahan bakar yang mengandung sulfur potensial sebagai
sumber penyebab terjadinya sulfur oksida (SOx).

EMISI GAS BUANG KENDARAAN MOTOR DIESEL


1.

Suspended Particulates (PM10 ) adalah partikel kecil dari bahan padat dan cair
yang ada dalam emisi pembakaran bahan bakar.

Jumlah partikulat yang sangat significan tinggi didapatkan pada emisi


pembakaran diesel.

Kerusakan fisik (korosi) pada bangunan

Partikel kecil bisa masuk kedalam paru-paru dan menyebabkan infeksi saluran
pernafasan, partikel beracun bisa masuk kedalam sistem peredaran darah.

Berdasarkan ukurannya, partikel dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut:


-

0,01- - 10 mm disebut partikel smog/kabut/asap;

10- - 50

50- - 100 mm disebut ash/abu.

2.

mm disebut dust/debu;

RESIDU KARBON Partikulat pada gas buang mesin diesel berasal dari partikel
susunan bahan bakar yang masih berisikan kotoran kasar (abu, debu). Hal itu
dikarenakan pemrosesan bahan bakarnya kurang baik.

Biasanya solar tidak berwarna atau bening, namun yang ada di sini pasti
berwarna agak gelap. Ini menandakan adanya kotoran dalam bahan bakar.

Dengan demikian, pada saat terjadi pembakaran, kotoran tersebut terurai dari
susunan partikel yang lain dan tidak terbakar.

3.

PELUMAS TIDAK TERBAKAR, sebesar 40% berasal dari minyak pelumas


dalam silinder yang tidak terbakar selama proses pembakaran.

4.

SULFAT berasal dari minyak fosil berbentuk sulfur organik dan nonorganik,
menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) dengan
perbandingan 30:

SISTEM KELISTRIKAN

Kelistrikan Mesin
Kelistrikan Mesin pada kendaraan dibagi dalam 4 bagian yaitu :
1. Ignition System (Sistem Pengapian), Yaitu sistem yang berguna untuk
menaikkan tegangan listrik battery 12 V menjadi tegangan tinggi yang
akan dipergunakan untuk membakar campuran bensin dan udara oleh
percikan bunga api listrik pada busi.
2. Starter System (Sistem Penggerak Mula), Yaitu Sistem yang digunakan
untuk memutar mesin pertama kali dengan bantuan motor starter.
3. Charging System (Sistem Pengisian), Yaitu sistem yang digunakan untuk
melakukan pengisian listrik pada battery sehingga listrik dapat terus
digunakan oleh sistem kelistrikan lainnya.
4. Glow System, Yaitu system yang digunakan untuk pemanasan awal pada
mesin diesel sehingga mesin mudah untuk dihidupkan.
1. IGNITION SYSTEM
Fungsi :
1. Menyediakan bunga api listrik yang baik untuk membakar campuran bensin &
udara.
2. Memberikan / mengatur pengapian yang tepat.
Motor pembakaran dalam menghasilkan tenaga dengan jalan membakar
capuran udara dan bahan bakar di dalam silinder. Pada motor bensin, loncatan
bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara dan bahan
bakar yang telah di kompresikan oleh piston di dalam silinder. Sedangkan pada

motor diesel udara dikompresikan dengan tekanan yang tinggi sehingga menjadi
sangat panas, dan bila bahan bakar di injeksikan ke dalam silinder, maka akan
terbakar secara serentak.

Sistem Pengapian Konvensional


Karena pada motor bensin proses pembakaran di mulai oleh loncatan
bunga api pada busi, maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi menghasilkan
loncatan bunga api pada busi, untuk beberapa metode diperlukan untuk
menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan untuk proses pembakaran.
Sistem pengapian (ignition sistem) pada automobile berfungsi untuk menaikkan
tegangan baterai menjadi 10KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil
dan kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui kabel tegangan tinggi.
Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem pengapian baterai
pada motor bensin yang masih menggunakan platina untuk memutus hubungkan
arus primer koil, yang nantinya bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan
tinggi pada kumparan skunder yang akan disalurkan ke masing masing busi.
Jenis Ignition System
1. Contact Point (Platina)
2. Semi transistor
3. CDI
4. Full Transistor (MPI/EFI)

KOMPONEN / BAGIAN IGNITION SYSTEM (KONVENTIONAL)


a. Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk
ignation coil.
b. Ignition Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi
yang diperlukan untuk pengapian di dalam silinder. Lebih spesifiknya
ignition coil berfungsi untuk merubah arus listrik 12 volt yang diterima
dari baterai menjadi tegangan tinggi (10 KV atau lebih) untuk
menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada busi.
c. Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang
dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke
busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan firing order (urutan
pengapian).

Bagian-bagian tersebut terdiri dari:

Cam (nok) : Membuka Kontak point platina (breaker point)


pada sudut crankshaft (poros engkol) yang tepat untuk

masing masing silinder


Breaker point (platina) : Berfungsi Memutuskan hubungkan
arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer (arus
primer)

dari

ignation

coil,

yang

bertujuan

untuk

menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan


skunder ignition coil, yang diperlukan untuk pengapian di

masing masing silinder.


Capasitor (condensor) :

Menyerap lompatan bunga api

yang terjadi antara breaker point (pada platina) pada saat

membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder.


Centrifugal Governor advancer : Berfungsi untuk
memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan
putaran mesin. Bagian ini terdiri dari governor weight dan

governor spring.
Vacuum Advancer : Memajukan atau mengundurkan saat
pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake

manifold) yang bertambah atau berkurang.


Rotor : Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di

hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.


Distributor Cap : Berfungsi membagikan arus listrik
tegangan tinggi yang telah dibangkitkan di kumparan skunder
dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing

selinder sesuai dengan urutan pengapian.


d. Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
Kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik tegangan
tinggi yang dihasilkan oleh ignition col ke busi busi melalui distributor
tanpa adanya kebocoran. Oleh sebap itu penghantar (core) dibungkus
dengan insulator karet yang tebal untuk menghindari adanya

kebocoran arus listrik tegangan tinggi. Insulator karet tersebut,


kemudian dilapisi oleh pembungkus (sheath).
e. Busi
Berfungsi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi
loncatan bunga api melalui elektrodanya. Arul listrik tegangan tinggi
dari distributor menimbulkan bunga api dengan temperatur tinggi di
antara elektroda tengah dan massa dari busi untuk menyalakan
campuran udara dan bahan bakar yang sebelumnya telah di
kompresikan.
CARA KERJA
Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat
kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina
membuka.
1) Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup

Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup

Aliran arusnya adalah sebagai berikut:


Baterai -> Kunci kontak -> Primer koil -> Platina -> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
2) Saat platina membuka

Aliran Arus Saat Platina terbuka


Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi
tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah
ini:
Sekunder koil -> Kabel tegangan tinggi -> Tutup distributor -> Rotor ->
Kabel tegangan tinggi (kabel busi) -> Busi -> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan
udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan
menimbulkan percikan bunga api.

2. STARTER SYSTEM
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan sendirinya, maka mesin
tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan
membantu untuk menghidupkan mesin. Dewasa ini hampir semua mobil
menggunakan motor starter dimana motor listrik yang digabungkan dengan
magnetic switch yang memindahkan gigi pinion yang memutar ring gear pada
flywheel, sehingga memutarkan

poros engkol. Motor stater harus dapat

menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada
battery. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motor starter harus sekecil
mungkin. Untuk itulah, motor serie DC (arus searah) umumnya yang
dipergunakan.
KOMPONEN-KOMPONEN MOTOR STARTER

1. Yoke & Pole Core


Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai
tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai

penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh
field coil.
2. Field Coil
Field coil dibuat dari lempengan tembaga, dengan maksud dapat
memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat & besar. Field
coil berfungsi untuk dapat membangkitkan medan magnet. Pada starter
biasanya digunakan empat field coil yang berarti mempunyai empat core.
3. Armature & Shaft
Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi
slot-slot, poros, komutator serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk
merubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar.
4. Brush
Brush dibuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus
listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui
komutator. Umumnya starter memiliki empat buah brush (2 brush positif
dan 2 brush negative).
6. Drive Lever
Drive Lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi
berkaitan denganroda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari
perkaitan roda penerus.
7. Over running Clutch
Over Running clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari
armature shaft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar. Over
Running clutch juga berfungsi membebaskan drive pinion agar motor tidak
diputar balik oleh mesin.
8. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Magnetic Switch digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan
pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang
besar pada sirkuit motor starter melalui terminal utama.

CARA KERJA MOTOR STARTER


Cara Kerja Motor Stater Tipe Konvensional,
1. Pada saat kunci kontak pada posisi ST (starter)

Cara Kerja Motor Starter


Apabila starter switch diputar ke posisi ST (atau pada saat start), maka arus
dari baterai mengalir melalui kunci kontak kemudian ke hold in coil kemudian ke
massa dan dilain pihak arus juga mengalir ke pull in coil, field coil dan ke massa
melalui armature. Pada saat in hold dan pull in coil membentuk gaya magnet
dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua
kumparan tersebut sama. Seperti pada gambar diatas. Maka pada kedua kumparan
hold in coil dan pull in coil terjadi kemagnetan.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak kea rah menutup
main switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi
berkaitan dengan ring gear pada roda gila (fly wheel). Untuk lebih jelas lagi
kurang lebih aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai kunci kontak terminal 50 hold in coil massa
Baterai kunci kontak terminal 50 pull in coil field coil brush
positif armature brush negatif massa
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu, relative kecil
(belum besar) maka armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan
pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada keadaan ini kontak plate belum
menutup main switch (terminal 30 dan terminal C belum berhubungan).

2. Pada saat Pinion Gear Berkaitan Penuh dengan Ring Gear

Cara Kerja Motor Starter Tipe Konvensional


Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan
mulai menutup main switch, lihat gambar diatas, pada saat ini arus akan mengalir
sebagai berikut:
Baterai kunci kontak terminal 50 hold in coil massa
Bateraiterminal

30main

switchterminal

cfield

coilarmaturemassa
Seperti pada gambar diatas di terminal C ada arus , maka arus dari pull in
coil tidak dapat mengalir (karena tidak adanya beda potensial), akibatnya kontak
plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus yang
besar akan mengalir dari baterai ke field coilarmaturemassa melalui main
switch. Akibatnya starter dapat menghasilkan momen putar yang besar yang
digunakan memutarkan ring gear. Bilaman mesin sudah mulai hidup, ring gear
akan memutarkan armature melalui pinion. Untuk menghindari kerusakan pada
starter akibat hal tersebut maka kopling sarter akan membebaskan dan melindungi
armature dari putaran yang berlebihan.

3. Pada saat Kunci Kontak Kembali ke Posisi On (mesin sudah hidup)

Cara Kerja Motor Starter Tipe Konvensional


Sesudah mesin hidup, dan kunci kontak kembali ke posisi ON, serta main
switch dalam keadaan belum membuka (belum bebas dari kontak plate). Maka
aliran arusnya sebagai berikut:
Bateraiterminal

30main

switchterminal

CField

coilarmaturemassa
Oleh karena kunci kontak kembali On (bukan pada posisi Start), maka pull
in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari teminal 50 melainkan dari
teminal C.Sehingga aliran arusnya akan menjadi:
Bateraiterminal 30main switchterminal CPull in coilHold in
coilmassa
Karena arus pull in coil berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan
juga berlawanan, sehingga kedua-duanya saling menghapuskan dan tidak terjadi
kemagnetan, hal ini akan mengakibatkan kekuatan return spring dapat
mengembalikan kontak plate ke posisi semula.Dengan demikian drive lever
menarik sarter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan

3. CHARGING SYSTEM (SISTEM PENGISIAN)


Fungsi battery pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik
pada komponen-komponen listrik seperti sistem pengapian, sistem starter, lampulampu, penghapus kaca, dll. Namun demikian kapasitas battery sangatlah
terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus menerus.
Dengan demikian, battery harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai
kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik.
Untuk itu pada mobil diperlukan sistem pengisian yang akan memproduksi listrik
agar battery selalu terisi penuh. Sistem pengisian (charging system) akan
memproduksi listrik untuk mengisi kembali battery dan mensuplai kelistrikan ke
komponen yang memerlukannya pada saat mesin dihidupkan.
ALTERNATOR
Fungsi alternator untuk merubah energi mekanis yang didapatkan dari mesin
menjadi tenaga listrik. Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang
memutarkan rotor dan menghasilkan arus listrik bolakbalik pada stator. Arus
listrik bolak-balik ini kernudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet
listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang
menyearahkan arus. Komponen tambahan lain adalah : brush yang mensuplai-arus
listrik ke rotor untuk menghasilkan magnet, bearing yang memungkinkan rotor
dapat berputar halus dan sebuah kipas untuk mendinginkan rotor, stator dan diode.

Konstruksi alternator
1. Pulley, berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.
2. Fan, berfungsi untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada
alternator.
3. Rotor, merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor
terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan
magnet. Nail yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub
magnet, dua slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai
penyalur listrik ke kumparan rotor. Rotor ditumpu oleh dua buah bearing,
pada bagian depannya terdapat puli dan kipas, sedangkan dibagian
belakang terdapat slip ring.
4. Stator, kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga
kumparan yang pada salah satu ujungnya dijadikan satu. Bagian tengah
yang menjadi satu adalah pusat gulungan dan bagian ini disebut titik netral
(neutral point) atau biasa disebut terminal "N". Pada bagian ujung kabel
lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga phase

5. Rectifier (Diode), berfungsi menyearahkan arus bolak balik (AC) yang


dihasilkan oleh stator coil menjadi arus searah (DC). Diode juga berfungsi
mencegah arus balik dari battery ke alternator.
6. Regulator, tegangan listrik dari alternator tidak selalu konstant hasilnya.
Karena hasil listrik alternator tergantung daripada kecepatan putaran
motor, makin cepat putarannya makin besar hasilnya demikian juga
sebaliknya. Rotor berfungsi sebagai magnet. Adapun magnet yang
dihasilkan adalah magnet listrik, maka dengan menambah atau
mengurangi atus listrik yang masuk ke rotor coil akan mempengaruhi daya
magnet tersebut sehingga hasil pada stator coil pun akan terpengaruh. Jadi
hasil alternator sangat dipengaruhi oleh adanya arus listrik yang masuk ke
rotor coil. Fungsi regulator adalah mengatur besar arus listrik yang masuk
ke dalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap
konstant (sama) menurut harga yang telah ditentukan walaupun
putarannya berubah-ubah. Selain dari pada itu regulator juga berfungsi
untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu tanda pengisian akan
secara otomatis mati apabila alternator sudah menghasilkan arus listrik.
4. GLOW SYSTEM (SISTEM PEMANAS AWAL)
Glow system adalah suatu system yang digunakan untuk memanaskan ruang
bakar dengan bantuan glow plug untuk memudahkan start pada waktu engine
dingin yang dipakai pada mesin diesel.

Glow Plug
Sebuah elemen pemanas listrik yang membantu menyalakan mesin diesel
yang dingin. Elemen tersebut menjadi merah dan panas dan mampu memanasi
ruang bakar untuk membantu membakar bahan bakar. Sheated-element type dan
ceramic type keduanya dapat digunakan. Dengan sheated element seluruh
protective metal tube yang berisi kumparan panas menjadi merah dan panas jika
tegangan dihubungkan pada elemen tersebut. Semua glow plug dihubungkan
secara parallel.
SISTEM KELISTRIKAN PADA MOTOR
Kelistrikan pada sepeda motor merupakan jantungnya sepeda motor agar bisa
berfungsi sebagai alat transportasi. Karena dengan adanya sistimkelistrikan
tersebut maka fungsi mekanik lainnya bisa bersinergi untuk bergerak.
1. Kerja Kelistrikan Sepeda Motor
Sebagai contoh adanya gerakan piston naik turun melakukan langkah
kompresihisap dan buang saat pertama kali dinyalakan akan gagal ketika kunci
kontak belum di posisi on. Hal ini karena busi yang berfungsi sebagai pemantik api belum
bekerja. Sebagai pengendara sepeda motor sebaiknya mengerti hal-halsederhana
terkait dengan kelistrikan sepeda motor.

2. Komponen Kelistrikan Sepeda Motor


Spool Koil dan Regulator
Secara umum, kelistrikan pada sepeda motor terdiri atas spool koil yang
adadalam kumparan magnetic. Spool koil ini biasanya terletak di sisi kiri dari mesinsepeda
motor. Fungsi spool koil ini adalah sebagai pembangkit tenaga listrik sepeda
motor. Komponen kelistrikan lainnya adalah regulator.Tugas regulator ini adalah
mengatur dan mengubah tegangan menjadi 12 VoltDC. Sehingga dari tegangan 12 volt
DC ini kemudian dipakai untuk fungsi lampu penerangan, klakson, flaser, CDI dan
pengisian accu sebagai buffer sumber listrik sepeda motor tersebut.

Baterai atau Accu dan Sekering


Komponen kelistrikan sepada motor lainnya adalah baterai atau accu.
Baterai ini berfungsi penyimpan sumber listrik sepeda motor. Type accu ini ada 2
macam.Ada accu kering dan acuu basah. Untuk sepeda motor usia tua (sekitar 1990-anmasih
menggunakan accu basah). Sedangkan sepeda motor tahun 2000-an ke atassudah
menggunakan accu kering yang mempunyai keunggulan free maintenance.
Untuk accu basah harus rajin melakukan pengecekan berkala terhadap levelair

Anda mungkin juga menyukai