Anda di halaman 1dari 5

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I
PERSIAPAN
1.1.

MENGHUBUNGI APARAT DESA


Kontraktor sebelum memulai Pekerjaan, bersama Direksi harus menghubungi lebih
dahulu para Kepala Desa/Aparat Desa lainnya yang berwenang dari wilayah kerjanya
untuk memberitahukan kehadiran dan menjelaskan semua rencana kerjanya di daerah
tersebut.

1.2.

PEMBUATAN KANTOR DIREKSI


Kontraktor diwajibkan membuat Kantor Direksi dengan bentuk yang sesuai dengan
petunjuk Direksi dan ukuran-ukurannya minimal 54 m2. Kantor ini harus bangunan
permanen yang sesudah proyek ini selesai akan menjadi milik Direksi dan akan
dijadikan milik proyek. Lokasi kantor ini di lapangan akan ditentukan oleh Direksi.
Kantor Direksi ini paling sedikit harus dilengkapi dengan perlengkapan sebagai berikut
:
1 (satu) set meja kursi tamu.
1 (satu) meja kursi tulis untuk Direksi/Pengawas Lapangan.
1 (satu) set papan tulis.
1 (satu) set alat tulis (buku tamu, penggaris segi tiga, kertas, buku laporan
harian dan buku catatan yang lain).
Papan dalam jumlah secukupnya untuk menempel gambar-gambar rencana
dan photo-photo kemajuan fisik pekerjaan.
1 (satu) tempat obat-obatan dengan isinya untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan.

1.3.

PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor diwajibkan membuat 2 (dua) buah Papan Nama Proyek berukuran 80 x
120 cm yang isi tulisan dan penempatannya ditentukan bersama-sama dengan
Direksi/Pengawas Lapangan.

1.4.

PEMBUATAN BARAK PEKERJA DAN GUDANG


Kontraktor harus membuat barak yang memadai dan layak sebagai tempat beristirahat
untuk para pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut. Di samping itu,

1-1

SPESIFIKASI TEKNIS

Kontraktor diwajibkan pula untuk membuat gudang yang baik bagi penyimpanan
material sehingga tidak rusak karena hujan atau cuaca.

1.5.

PENGUKURAN DAN PEMATOKAN (UITZET)


Sebelum memulai pekerjaan pembuatan saluran atau bangunan-bangunan, Kontraktor
terlebih dahulu harus mengadakan pengukuran dengan pengawasan Direksi/Pengawas
Lapangan.
Alat yang dipakai dalam pengukuran ini minimal adalah alat waterpass. Pengikatan
dalam pengukuran ini dilakukan terhadap patok-patok tertentu yang berfungsi sebagai
titik tetap yang lokasinya akan ditunjukkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan. Data ini
dapat diperoleh dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
Sebelum memulai pengukuran, Kontraktor diharuskan untuk memeriksa semua titiktitik tetap ini dan membuat titik tetap tambahan lainnya sedemikian sehingga jarak 2
titik tetap tidak lebih dari 1 kilometer.
Ketelitian pengukuran harus selalu dalam batas-batas keseksamaan sebagai berikut :
Titik-titik untuk tampang melintang, boleh terletak kurang dari 2 cm dari
posisi yang ditentukan, baik dalam arah vertikal maupun horizontal.
Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa
kembali ke titik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 L mm,
dimana L adalah panjang atau jarak sirkuit pengukuran dalam Km.
Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus
dipasang dengan tidak melewati 0,25 cm dari titik tinggi yang benar.
Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus kurang
dari 2 cm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus terletak
tidak lebih dari 0,25 cm dari kedudukan yang sebenarnya, kecuali pada
pemasangan pekerjaan baja dan peralatannya memerlukan ketelitian yang
lebih tinggi.
Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket hasil pengukuran, harus
diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi, hasil ini akan diperiksa. Dan apabila
terdapat kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun penggambaran,
maka Kontraktor harus memperbaikinya sampai betul dan mendapat persetujuan
Direksi.
Hasil pengukuran uitzet yang benar akan dipakai untuk menentukan trase saluran,
tempat bangunan air atau bangunan pelengkap lainnya. Oleh karena itu Kontraktor
tidak diperbolehkan memulai suatu pekerjaan saluran/bangunan sebelum posisi,
ukuran-ukurannya, dan ketinggian-ketinggiannya disetujui oleh Direksi.

1-2

SPESIFIKASI TEKNIS

Pematokan pada as trase saluran dalam pengukuran ini, harus dilakukan pada setiap
interval 50 m dan pada setiap belokan dengan menggunakan patok kayu. Pematokan
pada lokasi bangunan-bangunan air harus dilakukan dengan menggunakan patok
beton.
Pada setiap patok yang dipasang agar dicantumkan nomor urut dan elevasi hasil
pengukuran.
Jika pada waktu pengukuran trase saluran dijumpai ketidak-sesuaian antara gambar
dengan keadaan lapangan, maka Kontraktor harus secepatnya melapor kepada Direksi
untuk mendapat penyelesaiannya.

1.6.

PEMASANGAN PROFIL (BOUWPLANK)


Pada setiap pembuatan saluran dan bangunan, Kontraktor diwajibkan memasang
bouwplank/profil dan mencantumkan elevasi serta nama bangunannya.
Pemasangan bouwplank/profil harus berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok
pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan
selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Direksi.
Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata. Pemasangan
bouwplank harus didahului dengan pengukuran yang menggunakan alat ukur.
Pemasangannya harus cukup kuat.
Kebenaran dari pemasangan bouwplank akan diperiksa oleh Direksi. Setelah
pemeriksaan ini selesai dan hasilnya benar, barulah pekerjaan saluran atau bangunan
dapat dimulai.

1.7.

PEKERJAAN PERSIAPAN
1.7.1.

Umum
Kecuali bila dinyatakan secara terpisah dalam ketentuan Kontrak ini,
Kontraktor bertanggung jawab atas desain, pemasangan, pembangunan dan
perawatan semua pekerjaan sementara yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Semua pekerjaan sementara seperti tersebut di atas harus
mendapatkan persetujuan Direksi dan harus disingkirkan setelah habis
kegunaannya dengan cara dan pada saat seperti yang diperintahkan dan
disetujui Direksi.
Dalam 30 hari setelah diterimanya SPK Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi rincian dari usulan semua Pekerjaan Sementara termasuk lokasi, tata
letak, ukuran, kapasitas, metode pelaksanaan, rencana pelaksanaan dan
pemasangan.

1-3

SPESIFIKASI TEKNIS

Direksi berhak memerintahkan Kontraktor memodifikasi atau mengubah usulan


Kontraktor

kalau

dipandang

perlu.

Perintah

Direksi

tersebut

tidak

membebaskan Kontraktor dari kewajiban dan tanggung jawabnya seperti


ditentukan dalam kontrak.
Bila Kontraktor bermaksud menempelkan sebagian dari Pekerjaan Sementara
di luar Daerah Kerja maka semua biaya yang timbul oleh karena tindakan
tersebut seperti hak melintasi daerah, pembebasan atau sewa tanah dan
sejenisnya harus ditanggung Kontraktor dan dianggap sudah termasuk dalam
anggaran biaya yang diajukan Kontraktor.
Semua keterlambatan dan hambatan yang timbul dari jalannya tidak
membebaskan Kontraktor dari kewajiban yang tercantum dalam Kontrak.
Semua biaya untuk memenuhi ketentuan di atas harus sudah termasuk dalam
harga satuan yang diajukan Kontraktor kecuali kalau memang diajukan secara
terpisah.
1.7.2.

Jalan Masuk dan Jalan Angkut Sementara


Kontraktor harus membangun dan merawat semua jalan masuk dan jalan
angkut yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan termasuk drainase,
jembatan, gorong-gorong dan sejenisnya yang berhubungan dengannya. Setelah
Pekerjaan selesai jalan tersebut harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek atau
jalan tersebut harus dibongkar dan daerah itu dipulihkan sesuai dengan
ketentuan yang ada atau seperti diperintahkan Direksi jalan-jalan yang
digunakan sebagai jalan masuk sementara harus ditingkatkan, dirawat dan
selanjutnya direhabilitasi oleh Kontraktor sesuai dengan ketentuan Direksi dan
Pemerintah Daerah.
Jalan-jalan masuk sementara yang perlu dibangun harus memenuhi kemiringan
dan lebarnya cukup sehingga bisa dilalui dengan leluasa oleh kendaraan
proyek.
Dalam waktu tidak lebih dari 30 hari sebelum Kontraktor bermaksud mulai
membangun jalan masuk sementara atau jalan angkut sementara atau bagian
dari padanya Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuannya rencana pembangunan secara rinci yang mencakup :
Lokasi, tata letak dan lintasan jalan-jalan tersebut.
Rincian desain jalan termasuk, lebar, kemiringan dan lain-lain dan
rincian dari semua drainase dan fasilitas penyeberangan yang berkaitan.
Bahan untuk membangun jalan dan darimana asalnya.
Metode kerja dan jadwal pekerjaan membangun jalan.
1-4

SPESIFIKASI TEKNIS

Pembuatan jalan masuk dan jalan angkut hanya bisa dimulai setelah mendapat
persetujuan Direksi. Persetujuan Direksi tidak membebaskan Kontraktor dari
kewajiban dan tanggung jawabnya yang tercantum dalam Kontrak.
1.7.3.

Mobilisasi dan demobilisasi


Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, alat berat, bahan dan alat-alat lain
yang digunakan untuk pelaksanaan menjadi tugas Kontraktor. Semua ongkos
bongkar muat, retribusi, asuransi dan ongkos-ongkos lain yang berkaitan
dengan ini menjadi beban Kontraktor.

1.7.4.

Pemantauan Lingkungan
Untuk mengetahui perubahan rona, maupun pencemaran/polusi yang
diakibatkan aktivitas pembangunan jaringan pipa transmisi, maka harus
dilakukan pekerjaan pemantauan Lingkungan yang sudah tercantum dalam
kontrak.

1-5

Anda mungkin juga menyukai