Anda di halaman 1dari 17

SID Embung Selok Api Darat

KATA PENGANTAR

Kronologis perubahan lokasi site Embung Selok Api Darat merupakan salah satu dokumen penunjang
dalam tindak lanjut pekerjaan SID Embung Selok Api Darat. Dalam dokumen ini tertuang rincian yang
melatarbelakangi perubahan site embung berdasarkan peninjauan lapangan yang telah dilakukan.

Semoga semua materi yang disampaikan dalam Dokumenini dapat memberikan informasi kepada
pihak pemberi kerja. Konsultan menyadari bahwa Dokumen ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
Konsultan mengharap masukan, saran dan tanggapan dari berbagai pihak sebagi bahan
penyempurnaan Dokumen ini yang nantinya digunakan sebagai acuan pelaksanaan kegiatan Embung
Selok Api Darat Kabupaten Kutai Kertanegara. Demikian disampaikan Dokumen ini dan kami ucapkan
terimakasih

Samarinda, 2016
PT. TEKNIKA CIPTA KONSULTAN

Bimantara Narpatihadi, ST
Ketua Tim

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

KRONOLOGI PERUBAHAN LOKASI


SITE EMBUNG SELOK API

1.1 TINJAUAN LOKASI STUDI TERDAHULU

1.1.1 Umum
Pada tahun 2007 telah dilakukan studi berkaitan dengan perencanaan Embung Salok Api yang
dilaksanakan oleh konsultan PT. Inako. Dari tinjauan lapangan lokasi rencana embung studi
terdahulu membendung sungai Jembatan (cabang sungai Selok Api) yang bersandar pada 2
bukit yang memiliki ketinggan ± 30 meter dengan bentang antar bukit sandaran ± 520 meter.
Dari pantauan di lapangan lokasi embung cukup bagus dengan lokasi daerah genangan berupa
cekungan yang dibatasi oleh perbukitan. Untuk menuju lokasi juga sangat mudah mengingat
sudah tersedia jalan akses. Kondisi penggunaan lahan yang ada saat ini lebih berupa semak
belukar, alang-alang, kebun (tanaman ubi dan kacang tanah) dan bekas penebangan pohon.
Pada lokasi rencana genangan masih belum terdapat pemukiman penduduk.

1.1.2 Letak Geografis dan Wilayah Studi


Dari hasil kajian studi terdahulu lokasi rencana Embung Selok Api berada di wilayah
administrasi Kabupaten Kutai Kartanegara yang secara geografis terletak pada posisi antara
115037’ 43,004” Bujur Timur dan antara 1 027’ 13,7” Lintang Utara sampai dengan 1 08’ 19,82”
Lintang Selatan, dengan luas wilayah 27.263,10 Km² atau 2.726.310 Ha (12,89 persen dari luas
wilayah Propinsi Kalimantan Timur), mempunyai batas wilayah administratif sebagai berikut :
- Sebelah Utara: Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang,
Samarinda.
- Sebelah Timur : Selat Makasar, Samarinda.
- Sebelah Selatan: Kabupaten Pasir, Kota Balikpapan, Samarinda.
- Sebelah Barat: Kabupaten Kutai Barat, Samarinda.

1.1.3 Daerah Aliran Sungai (DAS)


Sungai Selok Api mempunyai luas DAS dari hulu sampai muara ± 49,067 Km 2 dengan bentuk
menyerupai kipas dimana aliran seolah-olah terpusat pada satu titik. Sebagai akibat bentuk
tersebut, maka kedatangan banjir dari segala penjuru anak sungai akan tiba dalam waktu yang

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

hampir bersamaan. Sehingga bila terjadi hujan secara merata diseluruh DAS, maka banjir tidak
dapat dielakan. Sungai Selok Api memiliki dua alur sungai yaitu Sungai Jembatan dan Sungai
Selok Api sendiri (sungai utama).

DAS Selok Api


Darat
Luas = 49,067 Km2

Gambar 2-1. Daerah Aliran Sungai Selok Api

Dari hasil kajian dan tinjauan awal lapangan diperoleh beberapa gambaran/diskripsi penting
mengenai kondisi lapangan dan permasalahan yang muncul berkaitan dengan rencana
kegiatan SID Embung Selok Api terutama pada lokasi embung dari hasil studi terdahulu,
diantaranya :

A. Koordinat Letak Embung Selok Api


Koordinat (UTM) sandaran rencana embung studi terdahulu, yaitu :
 Sandaran Kanan :
X = 496361,291
Y = 9876163,437
Z = 30,00

 Sandaran Kiri :
X = 496323.0140
Y = 9876166.6112
Z = 33,90

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

AS Embung Studi 2007

Gambar 2 - 2. Letak Embung Studi Terdahulu

B. Kondisi Topografi
Di tinjau dari segi topografi daerah aliran sungai segmen hulu berupa blok-blok perbukitan
dengan ketinggian berkisar 25 - 50 m, yang terpisahkan oleh lembah dan sungai. Pada
segmen tengah berupa perbukitan sedang dan dataran alluvial (alluvial plain) dengan
ketinggian berkisar 15 - 25 m, sedang bagian hilir cenderung berupa dataran rendah
dengan ketinggian 5 - 10 m.
C. Kondisi Geologi
Secara umum kondisi geologi DAS Salok Api berdasarkan peta geologi regional lembar
Balikpapan, dapat di interpretasikan sebagai formasi Kampung Baru (Tpkb) yang bercirikan
batu lempung pasiran, batu lanau, sisipan batu bara dan lignit. Selain itu juga terdapat
endapan Alluvium (Qal) terdiri dari material lepas lempung, lanau, pasir dab kerikilm yang
merupakan endapan sungai. Endapan Alluvial terjadi pada Masa Holosen sampai dengan
saat ini.
D. Penutupan Lahan
Penggunaan lahan (land use) di DAS Selok Api secara umum pada bagian hulu berupa
semak belukar, perkebunan sawit dan sedikit hutan yang sebagian sudah mulai terbuka
akibat penebangan. Bahkan saat ini sudah mulai ada kegiatan penambangan batu bara

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

yang dilakukan oleh PT. Batuah dan PT. Sengguruh. Pada bagian tengah dan hilir kebun,
rawa, semak belukar pemukiman penduduk yang sudah cukup padat.
1.1.4 Kendala Lapangan
Dari hasil tinjauan lapangan pada rencana lokasi Embung Selok Api diidentifikasi kendala yang
nantinya dihadapi apabila kedepannya embung tersebut dikontruksi, adalah sebagai berikut :
1. Pada tinjauan lapangan pada daerah hulu sungai Selok Api, saat ini sedang dilakukan
aktivitas penambangan batu bara oleh PT. Batuah dan PT. Sengguruh. Sehingga tidak
memungkinkan untuk dibangun embung sebagai penyedia air baku. Disamping itu jalan
akses yang ada sudah menjadi jalan akses tambang.

DAS Salok Api


Aktivitas Tambang

Jalur Sutet

AS Studi 2007

Gambar 2 - 3. Fasilitas dan Aktivitas Pada DAS Selok Api

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

Gambar 2 - 4. Hasil Aktivitas Kegiatan Penambangan

Gambar 2 - 5. Kondisi jalan houling batu bara di hulu DAS Sungai Selok Api

2. Dari hasil tinjauan lokasi studi terdahulu dimana embung direncanakan membendung
sungai Jembatan (cabang sungai Selok Api), secara umum lokasi cukup memungkinkan
tetapi pada areal genangan dan bukit sandaran kanan (arah aliran) terdapat menara/tower
jaringan listrik tegangan tinggi (sutet). Sehingga sangat riskan bila dilakukan
pembangunan embung pada lokasi yang direncanakan oleh studi terdahulu.

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

Gambar 2 - 6. Tower Listrik Pada Rencana Bukit Sandaran Embung

Gambar 2 - 7. Tower Listrik Pada Rencana Tampungan Embung

1.2 PENGALIHAN LOKASI RENCANA EMBUNG

Berangkat dari kondisi lapangan tersebut diatas serta didukung hasil diskusi dengan Balai
Wilayah Sungai Kalimantan III Kalimantan Timur selaku pemilik kegiatan, disepakati untuk
memindahkan rencana lokasi Embung Selok Api hasil studi terdahulu (tahun 2007) ke lokasi
lain yang lebih memungkinkan dan layak untuk dibangunnya embung.
Dari kajian dengan menggunakan Peta Rupa Bumi Skala 1 : 250.000 dan interpretasi peta
digital (DEM) serta tinjuan lapangan, diperoleh rencana lokasi embung. Embung direncanakan
membendung Sungai Aji Raden yang secara administrasi masuk wilayah Kelurahan Lamaru
Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balipapan.

1.3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

1.3.1 Wilayah Administrasi


Secara geografis wilayah Kota Balikpapan berada antara 1,0 LS - 1,5 LS dan 116,5 - 117,5 BT
yang luasnya sekitar 50.330,57 Ha atau sekitar 503,3 Km ² dengan batas-batas sebagai
berikut:
 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai.
 Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Makassar.

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

 Sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar.


 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pasir.
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996, maka
sejak 24 Pebruari 1997 Kota Balikpapan resmi dimekarkan dari 3 (tiga) Kecamatan menjadi 5
(lima) Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Balikpapan Timur
2. Kecamatan Balikpapan Selatan
3. Kecamatan Balikpapan Tengah
4. Kecamatan Balikpapan Utara
5. Kecamatan Balikpapan Barat

Sehubungan dengan pemekaran wilayah kecamatan tersebut, maka melalui Keputusan


Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur No. 19 Tahun 1996, maka sejak tanggal
15 Oktober 1996 ditetapkan 7 (tujuh) kelurahan persiapan menjadi kelurahan definitif dan pada
tanggal 17 Mei 1996 ditetapkan pula melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Kalimantan Timur perubahan status Desa Manggar Baru menjadi Kelurahan Manggar Baru
secara definitif. Dengan demikian maka pada saat ini wilayah Kota Balikpapan terdiri dari 27
(dua puluh tujuh) Kelurahan yaitu :

Tabel 2.1 : Kelurahan Di Wilayah Administrasi Kota Balikpapan

Sumber Data : Bagian Pemerintahan Desa Sekdakot Balikpapan

1.3.2 Iklim
Kota Balikpapan terletak dekat dengan garis khatulistiwa memiliki iklim tropik basah, dengan
curah hujan cukup tinggi terjadi merata di hampir sepanjang tahun, Musim penghujan biasa
terjadi antara bulan Mei sampai dengan Oktober, sedangkan musim kemarau terjadi antara
bulan November sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung setiap tahun yang

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

diselingi dengan musim peralihan (pancaroba) pada bulan-bulan tertentu. Terjadinya dua
musim ini terjadi sebagai pengaruh dari angin muson yang bertiup dari daerah khatulistiwa.
Angin Muson Barat bertiup dari Australia terjadi pada rentang November - April, bersifat kering
sehingga membawa musim kemarau. Sedangkan angin Muson Timur terjadi pada rentang Mei
- Oktober bertiup dari Samudera Pasifik yang membawa uap air dan jatuh di wilayah Indonesia
sebagai hujan. Pada bulan-bulan tertentu terjadi musim peralihan antara musim penghujan dan
musim kemarau.

Tabel 2.2 : Kondisi Iklim Berdasar Stasiun Meterologi Kelas II Kota Balikpapan

Kelembaba
Bulan Temperatur n Kecepatan Angin Penyinaran
o
C % Knots %
Jan 27.63 85.88 5.49 36.76
Peb 27.72 85.63 6.05 44.79
Mar 27.55 85.63 5.50 42.17
Apr 27.95 86.50 4.96 41.23
Mei 27.71 86.88 5.25 51.71
Jun 27.33 87.25 6.29 44.59
Jul 27.06 86.38 7.11 54.23
Ags 27.29 84.63 7.81 68.26
Sep 27.54 84.38 6.96 62.29
Okt 27.89 77.19 5.70 55.04
Nop 27.99 79.35 5.00 46.03
Des 27.89 79.78 5.00 37.77
Sumber : Data Stasiun Meteorologi Kelas II Balikpapan

Kondisi iklim Kota Balikpapan adalah sebagai berikut :


a) Suhu udara rata-rata 27° C
b) Kelembaban udara rata-rata 85%
c) Kecepatan angin rata-rata 6 knots
d) Tekanan udara rata-rata 1.009,8 milibar
e) Curah hujan rata-rata setiap bulan pada adalah 169,4 mm, sedangkan rata-rata hari hujan
perbulan adalah 12,3 hari

1.3.3 Kependudukan
Komposisi penduduk Kota Balikpapan sangat heterogen meliputi hampir seluruh suku yang ada di
Indonesia, baik dari Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Jawa, Sumatera dan Kalimantan sendiri.
Penduduk asli Balikpapan sendiri adalah Pasir Balik yang hampir punah dan tersebar didaerah

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

Kecamatan Balikpapan seberang. Penduduk Kota Balikpapan umumnya berbahasa Indonesia dan
sedikit yang mempergunakan bahasa daerah.

Berdasarkan data Kota Balikpapan Dalam Angka 2012, pada tahun 2012 banyaknya penduduk Kota
Balikpapan sejumlah 639.150 jiwa, rata-rata peningkatan 5 tahun terakhir sebesar 4,39 % dari jumlah
penduduk tahun 2007 sebanyak 515.529 jiwa. Dari 5 (lima) Kecamatan di Kota Balikpapan, yang
mempunyai jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Balikpapan Selatan mencapai 34,20 % dari
seluruh penduduk Kota Balikpapan. Hal ini bisa dimaklumi, karena wilayah ini merupakan pusat
perekonomian dan pemerintahan. Di samping itu, pembukaan wilayah oleh pengembang secara intensif
untuk pemukiman semakin mengukuhkan Balikpapan Selatan sebagai kecamatan dengan jumlah
penduduk terbanyak. Sedangkan Balikpapan Timur yang sebagian merupakan daerah pantai dengan
fasilitas umum dan fasilitas sosial yang masih terbatas merupakan kecamatan dengan penduduk paling
sedikit, distribusinya hanya sekitar 9,78 persen dari seluruh penduduk Kota Balikpapan.

Tabel 2.3 : Jumlah Penduduk Kota Balikpapan

Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk


Tahun
(Jiwa) Jiwa %
2001 472641 - -
2002 482573 9932 2.10
2003 486580 4007 0.83
2004 495314 8734 1.79
2005 500406 5092 1.03
2006 508120 7714 1.54
2007 515529 7409 1.46
2008 526963 11434 2.22
2009 538525 11562 2.19
2010 554577 16052 2.98
2011 557579 3002 0.54
2012 639150 81571 14.63
Jumlah 6277957 31.32
Sumber : Kota Balikpapan Dalam Angka 2012

1.3.4 Lereng / Kemiringan Tanah


Lereng didefinisikan sebagai hasil beda ketinggian antara dua tempat (kedudukan) dengan
jarak datarnya yang dinyatakan dalam persen, oleh karena suatu wilayah dapat dikelaskan
berdasarkan lereng. Di Kota Balikpapan, luas wilayah berdasarkan kelas lereng adalah sebagai
berikut :
1. 0 - 2 % = 6.976 Ha
2. 2 - 15 % = 5.709 Ha

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

3. 15 - 40 % = 12.394 Ha
4. > 40 % = 18.171 Ha

Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Balikpapan mempunyai
kelas lereng > 40 % yakni seluas 18.171 Ha. Tingkat kemiringan/lereng tanah diatas 40% inilah
merupakan salah satu kendala bagi pengembangan fisik kota. Hal ini terutama berkaitan
dengan tingkat kestabilan lereng dan tatanan keseimbangan debet air permukaan.
Kemiringan ini dampak pada topografi Balikpapan yang hampir selurunnya berbukit (85%),
terutama dibagian utara wilayah kota.

Gambar 2 - 8 : Peta Kelerengan Kota Balikpapan

1.3.5 Fisiologi

BAB 2 Struktur Tanah


Kedalaman tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman,
selain itu juga menentukan jumlah unsur hara dan air yang dapat diserap tanaman.
Kedalaman efektif tanah adalah suatu kedalaman yang diukur dari permukaan tanah
sampai pada lapisan kedap air, yakni; lapisan pasir, kerikil, batu lignit. Ini sangat ditentukan
dari tingkat pelapukan humus yang ada dipermukaan dan jenis batuan induk yang melapuk
menjadi soil. Penyebaran kedalaman sedimen tanah di Kota Balikpapan dapat
dikelompokkan dalam 3 kelas yaitu :

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

- Kedalaman efektif antara 30 Cm sampai 60 Cm, seluas + 50% dari luas wilayah kota.
- Kedalaman efektif diatas 60 - 90 Cm, seluas + 40% dari luas wilayah kota.
- Kedalaman efektif diatas 90 Cm, seluas + 10% dari luas wilayah kota.

Struktur tanah di Kota Balikpapan ini terdiri atas tanah podsolik merah kuning, tanah aluvial
dan pasir kwarsa. Diantara ketiga jenis yang paling banyak terdapat di daerah ini adalah
jenis tanah podsolik merah kuning yang mempunyai tingkat kesuburan yang rendah
disebabkan karena lapisan topsolinya yang tipis dan batuannya muda sehingga tanahnya
bersifat labil dan terdapat pada daerah perbukitan yang mempunyai kemiringan diatas
15%, apabila curah hujannya tinggi akan mengakibatkan tanah tersebut nudah merosot
dan terkikis karena erosi, sehinga daerah ini kurang memungkinkan untuk dapat
dikembangkan tanaman pertanian pangan tetapi lebih cocok untuk pengembangan
tanaman keras/perkebunan.
Sedangkan sebagian kecil lainnya daerah ini terdiri dari tanah alluvial yang mempunyai
tingkat kesuburan yang relatif baik dan pasir kwarsa sebagai bahan dasar pembuatan
kaca.

BAB 3 Jenis Tanah


Jenis tanah yang terdapat di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut :
 Alluvial, terdiri dari material pasir, lempung dan lumpur yang terbentuk dalam
lingkungan sungai dan pantai. Jenis tanah ini menempati kira-kira seluas 5% dari
wilayah Kota Balikpapan. Pada jenis tanah Alluvial ini tersedia minimal cukup unsur
hara yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan namun sebagian besar tanah ini
dipengaruhi oleh unsur bahan induk sehingga menjadikan kurang subur bagi lahan
pertanian.
 Podsolik Merah Kuning, jenis tanah ini menempati wilayah Kota Balikpapan sekitar
80%, keadaan tekstur tanah liat, porositas jelek dan mudah larut bersama air.
 Tanah Pasir, sekitar 15% dari wilayah Kota Balikpapan, tanah pasir ini mengandung
kuarsa, lempung serta serpih dengan sisipan napal dan batu bara, berwarna
kecoklatan agak kelabu, porositas baik, rapuh dan tingkat erosi sangat tinggi.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif tiga golongan besar partikel tanah dalam
suatu massa tanah yaitu partikel pasir, debu dan liat. Kasar halusnya tekstur tanah
dalam suatu wilayah penggolongan tanah tersebut. Tekstur tanah dapat menentukan
tata air dalam tanah berupa kerapatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

pengikatan/sementasi oleh air tanah. Apabila tekstur tanah halus maka tanah tersebut
sangat sulit meluluskan air dan apabila tekstur tanah tersebut kasar akan mudah
meluluskan air.
Mengingat sebagian besar lahan di Kota Balikpapan berjenis podsolik merah kuning
dan pasir kwarsa dan bertekstur kasar serta ikatan batuan yang lemah, disebabkan
tanah tersebut dibentuk dari jenis batuan yang berumur relatif muda. Sedangkan sifat
tanahnya sangat mudah tererosi dan jenuh akan air. Sedangkan pembentukan jenis-
jenis tanah ditentukan oleh beberapa faktor batuan induk, topografi, umur, iklim dan
vegetasi/biologi serta pengaruh faktor lainnya, sehingga mengalami proses lebih lanjut
secara terus menerus.

BAB 4 Geologi
Formasi geologi Kota Balikpapan terdiri dari Meosin Atas dan Alluvial Undak Terumbu
Koral. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa Meosin Atas mencapai luas 20.937 Ha,
dan Alluvial Undak Terumbu Koral mencapai luas 31.743 Ha.
Jenis batuan yang ada terdiri dari endapan permukaan dan batuan sedimen dan gunung
api. Endapan permukaan berupa endapan alluvium, terdiri dari kerikil, pasir, lempung dan
lumpur, umumnya tersebar disepanjang pantai timur di sekitar Tanah Grogot, Teluk Adang
dan Teluk Balikpapan.

Sedangkan jenis batuan sedimen dan gunung api, terdiri dari tiga formasi batuan yaitu
Formasi Pulau Balang, Formasi Balikpapan dan Formasi Kampung Baru.

1. Formasi Kampungbaru (Tmpk)


Lempung pasiran, batu pasir dengan sisipan batu bara dan tuff. Setempat mengandung
lapisan tipis oxida besi dan bintal limanit. Umur Miosen Akhir-Plio Plistosen dengan
lingkungan pengendapan delta sampai laut dangkal, tebal antara 500 - 800 m.

2. Formasi Balikpapan (Tmbp)


Pasir (lepas), lanau, tuff dan batu bara. Pada persilanga batu pasir kuarsa, lempung
dan lanau memperlihatkan struktur silang siur dan perlapian. Setempat mengandung
sisipan batu bara dengan ketebalan antara 20- 40 cm. Lempung berwarna kelabu,
getas, dan mengandung muskovit.

3. Formasi Pulaubalang (Tmpb)


Perselingan batu pasir dengan batu lempung dan batu lanau, setempat bersisipan tipis
lignit, batu gamping atau batu pasir gampingan. Berumur Miosen Awal bagian atas -
1-
13
SID Embung Selok Api Darat

Miosen Tengah bagian bawah. Sedimentasi diperkirakan terjadi di daerah prodelta


dengan tebaran terumbu di beberapa tempat.

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

Rencana
Rencana Embung
Embung Aji
Aji Raden
Raden

Gambar 2 – 9 : Peta Geologi Regional Kota Balikpapan

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

2-
14

1-
13
SID Embung Selok Api Darat

1-
13

Anda mungkin juga menyukai